02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

"Kalau tidak soeroehan oentoeng,<br />

Tidaklah dakoe mendjoendjoeng ini,<br />

Tentoe hidoepkoe dalam boentoeng,<br />

tidaklah kiranja mendjadi koeli<br />

Dan seterusnya ... (Dewan Sadjak)<br />

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 193<br />

Mengangkat sajak-sajak A. Hasjmy secarah utuh dalam bentuk asli<br />

ejaan lama dan mengambil topik dalam wawasan tema "jeritan rakyat jelata",<br />

merupakan satu contoh bahwa beliau, sejak masa muda tidak hanya berusaha<br />

untuk menempatkan diri dalam deretan orang-orang besar, ternama dan<br />

berjasa, tetapi selalu pula ikut merasakan dan turut pula memperjuangkan<br />

perubahan hidup rakyat jelata.<br />

Memang benar, dalam usianya memasuki umur senja 80 tahun, lebih<br />

membuktikan diri bahwa A. Hasjmy, bukan semata-mata sebagai sastrawan<br />

penyair abadi, melainkan makin popuier termasuk dalam deretan intelektual<br />

pemikir nasional, malahan salah seorang pemikir dan pencetus gagasan<br />

Budaya Dunia Melayu Baru yang meliputi Wilayah Nusantara Kebudayaan<br />

Melayu Raya.<br />

Betapa gantungan cita-cita dan projeksi wawasan kajian A. Hasjmy<br />

tentang perkembangan Kebudayaan Dunia Melayu Raya Baru, bagi masa<br />

depan generasi bangsa, dengan bermodalkan kerjasama politik Negara-<br />

Negara Asia Tenggara (ASEAN) yang demikian mantap dan dalam kaitan<br />

sejarah hubungan rumpun bangsa-bangsa Melayu masa dulu, saya menyaksi-<br />

kan sendiri (sebagai peserta seminar bersama A. Hasjmy dari MUI Aceh<br />

Indonesia), dalam suatu Seminar Internasional Sejarah Negeri Pahang Darul<br />

Makmur, yang berlangsung tanggal 16-19 April 1992, di Kuantan, Pahang,<br />

Malaysia, yang dibuka dengan resmi oleh Sultan Pahang, A. Hasjmy dengan<br />

penuh semangat dan heroik, melalui presentasi makalahnya yang berjudul:<br />

"Aceh Berbesan dengan Pahang, Satu Perkawinan Politik untuk Melawan<br />

Portugis", antara lain A. Hasjmy, sebagai seorang Profesor (Guru Besar),<br />

pemikir dan pengkaji masalah-masalah hari depan umat Islam dan Budaya<br />

Dunia Melayu, memaparkan suatu perkiraan sebagai berikut:<br />

"Dengan mengungkapkan kembali apa yang telah dieksposnya melalui<br />

tulisannya yang berjudul "Bahasa dan Kebudayaan Melayu Raya", dalam<br />

Harian Waspada, Medan, Selasa 14 April 1992: Memperkirakan bahwa 25<br />

tahun mendatang, apabila proses "Assimilasi Budaya", berjalan terus, maka

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!