02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

192 H. Badruzzaman Ismail, S.H.<br />

kehidupannya dari sejak muda telah mampu menginventarisasikan berbagai<br />

sosok dan bentuk-bentuk kehidupan masyarakat umat untuk menggugah satu<br />

sama lainnya, dalam berbagai sanjak, pantun, dan puisi.<br />

Sentuhan emosionalnya, mampu menangkap jeritan masyarakat<br />

lingkungannya pada lapisan bawah, dan beginilah madahnya:<br />

PENGEMIS<br />

"Beri hamba sedekah, o toean,<br />

Beloem makan dari pagi,<br />

Tolonglah patik, wahai toean,<br />

Setegoek air, sesoeap nasi.<br />

"Lihatlah, toean nasib kami,<br />

Tiada sanak tiada saudara,<br />

Pakaian dibadan tidak terbeli,<br />

Sepandjang djalan meminta-minta<br />

"lihatlah, toean, oentoeng kami,<br />

Pondok tiada, hoema tiada,<br />

Bermandi hoedjan, berpanas hari,<br />

Ditengah djalan terloenta-loenta.<br />

"Boekan salah boenda mengandoeng,<br />

Boeroek soeratan tangan sendiri,<br />

Soedah nasib, soedah oentoeng,<br />

Hidoep malang hari kehari.<br />

"O, toean djangan kami ditjibirkan,<br />

Djika sedekah tidak diberi,<br />

Tjoekoep soedah sengsara badan,<br />

Djangan lagi ditoesoek hati..."<br />

(A. Hasjmy, Dewan Sadjak)<br />

Salah satu sajak lainnya, A. Hasjmy melukiskan:<br />

KOELIBEBAN<br />

Terboengkoek-boengkoek engkau berdjalan<br />

Beban berat atas kepala,<br />

Peloeh dingin membasahi badan<br />

Bibirmoe bergerak bagai berkata:

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!