02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Ike Soepomo<br />

Seorang Bapak yang Dikagumi<br />

Tepatnya bulan Oktober 1986, saya bersama beberapa seniman serta<br />

budayawan dari Jakarta di undang ke kampus Jabal Ghafur, Sigli, Aceh.<br />

Untuk menghadiri Seminar Sastrawan ASEAN. Perjalanan yang cukup<br />

panjang sempat juga membuat kami lelah. Setiba di Bandara Polonia, Medan,<br />

kami harus masih menunggu pesawat ke kota Banda Aceh. Setelah itu harus<br />

masih menempuh lagi perjalanan dengan bus ke Kabupaten Pidie. Hampir<br />

seluruh anggota rombongan terdiam dalam perjalanan. Mungkin karena<br />

lelah, atau mungkin juga penuh tanya berapa waktu lagi, kami akan sampai?<br />

Jalan berkelok ketika kita lewati pegunungan yang berhutan sangat lebat.<br />

Alam begitu perkasa menyeramkan. Terlintas dalam pikiran saya, di<br />

mana ada kampus? Di daerah semacam ini sepertinya tak mungkin. Bayangan<br />

saya tentang sebuah kampus, setidaknya bertempat di kota besar, paling<br />

tidak kota kecil di antara kota-kota atau setidaknya tak berapa jauh dari kota<br />

kecil.<br />

Saya tak akan berpanjang cerita mengenai perjalanan. Semua pertanyaan-pertanyaan<br />

itu buyar ketika kami memasuki kota Sigli yang tenang. Di<br />

samping Bupati-nya yang waktu itu dijabat Bapak Drs. Nurdin Abdur<br />

Rachman semua orang yang berada di sana menyambut kami dengan ramah.<br />

Di antara para penyambut, saya melihat sesosok tubuh jangkung tenang<br />

berwibawa berada di antaranya. Semua anggota rombongan termasuk Bapak<br />

Mochtar Lubis, Rosihan Anwar, Arifin C. Noer, Taufiq Ismail, Yayang, dan<br />

saya juga ikut bersalaman dengan beliau. Saya hanya memastikan orang ini<br />

pasti seorang tokoh yang dihormati di Aceh ini. Terasa ada kehangatan<br />

* IKE SOEPOMO (lahir di Serang (Jawa Barat), 28 Agustus 1947) mengakhiri pendidikan<br />

formalnya di Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan, Universitas Indonesia,<br />

Jakarta. Ia telah mulai menulis (cerpen, puisi, cerita sandiwara, dan lain-lain) ketika masih di<br />

bangku SMP. Beberapa novelnya, di antaranya Kabut Sutra Ungu (1978), Kembang Padang<br />

Kelabu (1979), dan MawarJingga (1982) selain telah dicetak berulang kali, juga sudah yang<br />

diangkat ke layar putih.<br />

187

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!