02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 153<br />

kecil akan terselesaikan dengan sendirinya. Padahal kenyataan memperlihatkan<br />

bahwa selama modernisasi (yang sebagian isinya industrialisasi) diterapkan,<br />

jumlah masyarakat pedesaan yang miskin dan tidak bertanah semakin<br />

meningkat. Mereka malah digusur dengan alasan keperluan pembangunan<br />

dan diberi ganti rugi oleh calo-calo licik dengan sejumlah harga yang sering<br />

malah membuat mereka menjadi semakin miskin.<br />

Sejalan dengan uraian di atas, baik mengenai Soekarno maupun Harun<br />

Nasution (dan bisa diperbanyak dengan yang lainnya), saya ingin<br />

mengemukakan hal-hal yang terasa masih kurang (mungkin sekali saya<br />

belum tahu) dalam perjuangan Prof. A. Hasjmy. Seperti telah diuraikan di<br />

atas, Prof. A. Hasjmy memang kreatif. Hasil kreatifitasnya muncul ke<br />

permukaan dalam bentuk-bentuk kegiatan-kegiatan yang sebagiannya bersifat<br />

monumental. Tetapi, khusus mengenai upaya pengentasan kemiskinan<br />

dan keterbelakangan sosial masyarakat pedesaan, kreatifitas dan pemikirannya<br />

kurang terlihat. Ia mungkin sekali juga berpendapat bahwa jika perguruan<br />

tinggi sudah berdiri, anak-anak rakyat pedesaan sudah (agaknya) merata<br />

mengenyam pendidikan dan yang besar-besar lainnya sudah dibangun, maka<br />

yang kecil-kecil akan menyusul menjadi baik dengan sendirinya, meskipun<br />

secara berangsur. Tetapi, dalam realita terlihat bahwa yang dapat mengenyam<br />

pendidikan sampai ke tingkat lanjutan atas dan tinggi, hanyalah putri-putri<br />

dari golongan the have, berpunya atau kaya.<br />

Kini, para ahli malah berteori bahwa kemiskinan dan keterbelakangan<br />

sosial masyarakat pedesaan harus mendapat pemikiran dan perhatian khusus.<br />

Kita hendaknya tidak terlena dengan keindahan bunyi teori modernisasi yang<br />

seolah-olah hanya dengan akselerasi modernisasi, kemakmuran dan<br />

kesejahteraan sosial akan merata. Beberapa ahli terkenal dewasa ini, seperti<br />

Frans Huesken, Rosenberg, J.G. Higgot, dan Robenson, mengemukakan<br />

bahwa selama modernisasi diterapkan, masyarakat pedesaan yang miskin<br />

dan tidak bertanah, meningkat secara dramatik.<br />

Rupanya, pembaharuan pemikiran teologi untuk kaum miskin dan<br />

pemikiran teori-teori baru yang relevan dengan upaya pengentasan<br />

kemiskinan mereka perlu direnung dan dirumus oleh para pakar, termasuk<br />

di dalamnya Prof. A. Hasjmy (mudah-mudahan masih kuat).<br />

Penutup<br />

Secara pribadi, saya dengan ikhlas mengucapkan selamat delapan<br />

puluh tahun untuk Bapak Prof. A. Hasjmy. Jasa Anda sudah banyak dan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!