02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

152 Dr. Baihaqi, A.K.<br />

Yang kecil-kecil akan dikerjakan oleh yang orang-orang kecil. Sebab, dengan<br />

mengerjakan yang besar-besar, yang kecil-kecil akan terselesaikan dengan<br />

sendirinya.<br />

Demikianlah ungkapan Soekarno (kata-katanya tidak persis sama)<br />

dalam pidatonya yang gemuruh dan bergelora yang disambut dengan tepuk<br />

tangan yang riuh bertubi-tubi. Tetapi, nyatanya, dengan semboyan semacam<br />

itu, yang besar-besar memang semakin maju. Sedang yang kecil-kecil terus<br />

saja semakin ketinggalan. Sebenarnya, orang-orang besar pun harus<br />

memikirkan juga dan, jika perlu, malah mengerjakan yang kecil-kecil guna<br />

membantu orang-orang kecil. Nabi Muhammad SAW memikirkan yang<br />

besar-besar dan, sekaligus, memikirkan yang kecil-kecil serta senang dekat<br />

dengan orang-orang kecil.<br />

Prof. Dr. Harun Nasution yang kini berpredikat pembaharu pemikiran<br />

teologi, menurut muridnya, Mansour Fakih, teori pemikiran teologinya itu<br />

dibangun di atas asumsi bahwa keterbelakangan dan kemunduran umat Islam<br />

di Indonesia (dan di mana saja) disebabkan oleh "ada yang salah" dalam<br />

teologi mereka. "Kesalahan" itu adalah karena mereka menganut telogi<br />

fatalistik, irrasional, pre-deterministik dan penyerahan kepada nasib. Jika<br />

ingin mengubah nasib, demikian Harun Nasution, umat Islam harus mengubah<br />

teologi mereka menjadi teologi yang berwatak maju (modernis)<br />

sebagaimana dikemukakan oleh kaum modernis pendahulunya (Muhammad<br />

Abduh, al-Afghani, Rasyid Ridha, dan lain-lainnya) yang berwatak/ree-vw'/i,<br />

rasional dan mandiri. Teori teologi yang dikembangkan Harun Nasution,<br />

ternyata terketemukan dalam khazanah Islam klasik, yaitu teologi<br />

Mu'tazilah.<br />

Salah satu kelemahan dasar pembaharuan pemikiran teologi Harun<br />

Nasution, menurut Mansour Fakih (saya mendukung pendapat ini) adalah<br />

watak pendekatannya yang bersifat elitisme. Seperti halnya Mu'tazilah pada<br />

masa jayanya, teologi rasional sangat menawan bagi golongan elite ilmiah,<br />

seperti halnya Harun Nasution dan sebagian ilmuwan Ciputat dengan<br />

pembaharuan pemikiran teologinya. Tetapi, dalam realita, mereka terpisah<br />

dari sebagian terbesar masyarakat Islam yang menderita kemiskinan, keterbelakangan<br />

sosial, dominasi politik dan ekonomi.<br />

Dalam asumsi pengembangan pembaharuan pemikiran teologi-nya itu,<br />

Harun Nasution mungkin sekali berdekatan dengan pemikiran Soekarno di<br />

atas berkesimpulan bahwa jika yang besar, dalam hal ini pembaharuan<br />

pemikiran teologi, sudah berhasil dipahami, dianut diimplementasikan yang<br />

dengannya umat Islam akan maju, modern dan modernis, maka yang kecil-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!