02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dr. Siti Zainon Ismail<br />

Islam dan Adat: Warisan Budaya Aceh<br />

Catatan Kenangan Buat Prof. Ali Hasjmy<br />

Januari 1990, saya mulai lagi perjalanan awal tahun ke Aceh. Ini adalah<br />

perj alanan ketiga ke sana. Empat tahun sebelum itu saya datangi Aceh, karena<br />

menghadiri Seminar Islam dan Kebudayaan di Takengon, Aceh Tengah<br />

(Januari 1986). Kemudian datang lagi, atas undangan menghadiri Seminar<br />

Sastera ASEAN yang berlangsung di Universitas Jabal Ghafur, di Sigli, Pidie<br />

(Oktober 1986). Dari sanalah terhimpunnya puisi dalam Perkasihan Subuh<br />

(Jakarta: Bulan Bintang, 1987) dan kumpulan esei dalam Percikan Seni<br />

(DBP, 1989). Pengalaman perjalanan ke Tanah Aceh memberi satu rangsangan<br />

yang tersendiri. Entah karena minat dalam sejarah, kebudayaan dan Islam,<br />

atau cerita-cerita kehebatan pahlawan dan wanitanya yang menggoda untuk<br />

ke sana. Tapi awal tahun 1990, ada tugas lain yang membawa langkah untuk<br />

sekali lagi mengunjungi keluarga dan sahabat handai.<br />

Memang pernah puisi terhambur di alun-alun Takengon. Suara yang<br />

terpantul ke bukit berpadu dengan deru angin dari Danau Laut Tawar, sajak<br />

sedu Taufiq Ismail; puisi-puisi sufi dari pada Hadi W.M., lengking gemuruh<br />

laungan Sutardji, semua memukau. Mengutip doa-doa dan nasihat Prof. Ali<br />

Hasjmy, ayah angkatku.<br />

Itu dulu.<br />

Tapi perjalanan ketiga kali ini agak lain. Bukan karena baca puisi atau<br />

membentang kertas kerja dalam seminar.<br />

Bila Harry Aveling mengirim nota dari Melbourne, apakah karena<br />

sarana iseng, atau kesungguhan, saya menjadi terkejut sendiri. Poskadnya<br />

tercatat, "Swami sudah, Father sudah, Tuan Haji saja belum. Saya ingin<br />

memeluk Islam di Serambi Mekkah!" Memang tidak adapilihan lain selepas<br />

* Dr. SITI ZAINON ISMAIL (lahir di Kuala Lumpur, Malaysia), pernah mengikuti pendidikan<br />

di Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta; dan menerima gelar Doktor-nya dari Universiti<br />

Kebangsaan, Kuala Lumpur. Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Aceh memberi gelar<br />

"Teungku Fakinah" kepadanya.<br />

127

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!