ACEH_03291

ACEH_03291 ACEH_03291

02.06.2013 Views

114 Asnawi Hasjmy, S.H. Sebagai orang yang mendalami ajaran Islam, beliau pun mencontohkan kepada kami agar membekali diri untuk hidup selama-Iamanya di dunia dan pada saat yang sama bersiap-siap untuk mati bersama bekal untuk hidup di akhirat. Dalam keluarga sering diliputi perasaan cemas menyaksikan semangat hidup beliau yang tetap tinggi, sementara kondisi fisik sudah "dikikis" usia. Penampilannya selalu seperti terbius oleh kata-kata Chairil Anwar: "Ingin hidup seribu tahun lagi". Sambil berbaring di tempat tidur karena kesehatannya terganggu, saya dalam kedudukan sebagai Sekretaris Wilayah Daerah Istimewa Aceh, sering ditelpon untuk mengetahui penyelesaian berbagai permasalahan yang menjadi tanggung jawab beliau sebagai Ketua MUI dan LAKA atau tugas-tugas lain yang beliau harus bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Kadang-kadang tidak masuk akal, dalam kondisi fisik yang demikian labil, tiba-tiba kembali kelihatan segar jika harus berangkat melaksanakan tugas pengabdian ke mana pun, sampai-sampai ke luar negeri. Panggilan tugas seperti "obat mujarab" bagi dirinya dalam mengatasi kondisi sebagai "manula" (manusia usia lanjut). Karena diliputi rasa cemas, pernah sekali keluarga sepakat untuk meminta kepada dokter yang merawat agar "memaksa" beliau untuk dirawat inap di ICU (Intensive Care Unit), agar tidak meneruskan niatnya untuk berangkat keluar kota sesuai dengan yang telah direncanakan. Hanya satu malam mampu "diamankan" di rumah sakit. pada suatu waktu yang lain, penyakitnya memerlukan perawatan intensif di Rumah Sakit MMC, Jakarta. Karena perawatan memerlukan waktu relatif lama, sewaktu keluar dibawa serta setumpuk kertas yang merekam pengalaman dan renungan selama "disandera" di rumah sakit dalam bentuk puisi, yang setelah dicetak memerlukan kertas puluhan halaman. Dengan semangat hidup dan produktivitas seperti itulah, maka dalam himpunan sumbangan tulisan dalam buku ini, pembaca dapat menelusuri berbagai karya, prestasi dan penghargaan yang telah beliau terima. Bagi kami keluarga, semua itu merupakan kebahagiaan dan kebanggaan, dengan iringan rasa syukur ke hadirat Allah SWT. Lebih dari itu kami tidak mendapat apa-apa, karena beliau tidak pernah mau menggunakan kedudukan, jabatan, dan wibawanya untuk membantu sanak saudara. Beliau hanya mau memberi

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 115 "pancing" bukan "ikan". Tapi dengan ilmu agamanya yang mendalam dan dengan ilmu akalnya yang luas, setiap kemelut dalam keluarga mampu beliau memberi jalan keluar. Oleh karena itu, di samping usianya memang tertua dalam keluarga, beliau selalu dituakan. Dalam setiap acara keluarga, kalau beliau tidak hadir, selalu dirasa kurang sempurna. Sampai sekarang kharisma beliau dalam keluarga belum ada yang mampu menandingi, karena beliau abang kami, dan sekaligus "ayah" kami.

114 Asnawi Hasjmy, S.H.<br />

Sebagai orang yang mendalami ajaran Islam, beliau pun mencontohkan<br />

kepada kami agar membekali diri untuk hidup selama-Iamanya di dunia<br />

dan pada saat yang sama bersiap-siap untuk mati bersama bekal untuk hidup<br />

di akhirat.<br />

Dalam keluarga sering diliputi perasaan cemas menyaksikan semangat<br />

hidup beliau yang tetap tinggi, sementara kondisi fisik sudah "dikikis" usia.<br />

Penampilannya selalu seperti terbius oleh kata-kata Chairil Anwar: "Ingin<br />

hidup seribu tahun lagi".<br />

Sambil berbaring di tempat tidur karena kesehatannya terganggu, saya<br />

dalam kedudukan sebagai Sekretaris Wilayah Daerah Istimewa Aceh, sering<br />

ditelpon untuk mengetahui penyelesaian berbagai permasalahan yang menjadi<br />

tanggung jawab beliau sebagai Ketua MUI dan LAKA atau tugas-tugas<br />

lain yang beliau harus bertanggung jawab dalam pelaksanaannya.<br />

Kadang-kadang tidak masuk akal, dalam kondisi fisik yang demikian<br />

labil, tiba-tiba kembali kelihatan segar jika harus berangkat melaksanakan<br />

tugas pengabdian ke mana pun, sampai-sampai ke luar negeri. Panggilan<br />

tugas seperti "obat mujarab" bagi dirinya dalam mengatasi kondisi sebagai<br />

"manula" (manusia usia lanjut).<br />

Karena diliputi rasa cemas, pernah sekali keluarga sepakat untuk<br />

meminta kepada dokter yang merawat agar "memaksa" beliau untuk dirawat<br />

inap di ICU (Intensive Care Unit), agar tidak meneruskan niatnya untuk<br />

berangkat keluar kota sesuai dengan yang telah direncanakan. Hanya satu<br />

malam mampu "diamankan" di rumah sakit. pada suatu waktu yang lain,<br />

penyakitnya memerlukan perawatan intensif di Rumah Sakit MMC, Jakarta.<br />

Karena perawatan memerlukan waktu relatif lama, sewaktu keluar dibawa<br />

serta setumpuk kertas yang merekam pengalaman dan renungan selama<br />

"disandera" di rumah sakit dalam bentuk puisi, yang setelah dicetak<br />

memerlukan kertas puluhan halaman.<br />

Dengan semangat hidup dan produktivitas seperti itulah, maka dalam<br />

himpunan sumbangan tulisan dalam buku ini, pembaca dapat menelusuri<br />

berbagai karya, prestasi dan penghargaan yang telah beliau terima. Bagi kami<br />

keluarga, semua itu merupakan kebahagiaan dan kebanggaan, dengan iringan<br />

rasa syukur ke hadirat Allah SWT. Lebih dari itu kami tidak mendapat<br />

apa-apa, karena beliau tidak pernah mau menggunakan kedudukan, jabatan,<br />

dan wibawanya untuk membantu sanak saudara. Beliau hanya mau memberi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!