02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 111<br />

marhum), tokoh pejuang Aceh yang amat kharismatik itu. Juga, berdirinya<br />

Aceh menjadi Daerah Istimewa Aceh tidak terlepas dari peranan beliau yang<br />

didorong oleh wawasan dan semangat tersebut.<br />

Di kalangan elite Aceh sendiri beliau dikenal sebagai orang yang<br />

terkadang tidak mudah dipahami. Misalnya saja, ketika beliau sebagai<br />

Gubernur menggagaskan pembangunan Kampus Universitas Syiah Kuala<br />

dan IALN Ar-Raniry di Darussalam, sekitar tujuh kilometer dari kota Banda<br />

Aceh, banyak kalangan tidak setuju, karena waktu itu terlihat amat jauh.<br />

Sekarang, masalah jarak tidak menjadi soal dan kini pusat pendidikan tinggi<br />

itu sudah berada dalam kota Banda Aceh yang berkembang pesat itu.<br />

Di dalam bidang pendidikan peranan beliau tentu amat besar. Bukan<br />

hanya salah seorang "Founding Father" dari dua perguruan tinggi di Darussalam<br />

itu saja, tetapi beliau adalah pelopor pendirian Fakultas Dakwah di<br />

IAIN Ar-Raniry, yang kemudian diikuti oleh IAIN-IAIN lainnya dan beliau<br />

sendiri pun pernah menjadi Rektor IALN Ar-Raniry. Bahkan hingga kini pun<br />

beliau masih menjabat Rektor Universitas Muhammadiyah, Banda Aceh, dan<br />

Perguruan Tinggi Pante Kulu. Dan dalam kaitan dengan IALN, di samping<br />

ide-ide besar dan berani untuk memajukan IALN pada umumnya, IALN<br />

Ar-Raniry pada khususnya, ada pengamat yang melihat bahwa penamaan<br />

Ar-Raniry untuk IALN Banda Aceh atas ide beliau, telah turut mengilhami<br />

IAIN-IAIN lain memakai nama Syarif Hidayatullah (Jakarta), Sunan<br />

Kalijaga (Yogyakarta), Alauddin (Ujung Pandang), dan seterusnya.<br />

Besarnya perhatian beliau terhadap dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan<br />

serta keislaman agaknya menyebabkan beliau mendapatkan<br />

kepercayaan menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Daerah Istimewa<br />

Aceh. Beliau adalah Ketua MUI Daerah Istimewa Aceh yang kedua<br />

hingga sekarang, setelah Teungku H. AbdullahUjong Rimba (almarhum). Di<br />

bawah kepemimpinan beliau MUI mempunyai peranan dan pengaruh besar<br />

terhadap perkembangan daerah ini. MUI tidak sekedar mengeluarkan fatwa<br />

tetapi juga mengadakan "muzakarah" tahunan dengan tema dan isu yang<br />

berbeda-beda, sesuai dengan perkembangan, dan diselenggarakan di ibu<br />

kota-ibu kota kabupaten di Aceh secara bergilir. Bahkan di bawah<br />

kepemimpinan beliau, MUI Daerah Istimewa Aceh terlihat "vokal" dalam<br />

melaksanakan fungsi "kawalan" terhadap Islam dan kemasyarakatan.<br />

Dalam kapasitas sebagai ulama dan pimpinan IAIN beliau dikenal luas<br />

bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia Islam, terutama di Asia<br />

Tenggara. Beliau dikenal melalui berbagai seminar di dalam dan luar negeri,<br />

baik sebagai penggagas, penyelenggara, pemakalah, maupun sebagai pe-

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!