02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

104 Nurdin Abdul Rachman<br />

kita memandang Aceh sebagai suatu lukisan, maka dalam lukisan itu terdapat<br />

setumpuk warna dari tangan A. Hasjmy, betapapun warna itu kita sukai atau<br />

tidak.<br />

III<br />

"Perkenalan" pertama dengan Prof. A. Hasjmy bukanlah dalam bentuk<br />

pengenalan fisik. Sebagai seorang anak yang kebetulan suka membaca sejak<br />

dari sekolah dasar, "persinggungan" pertama kali dengan beliau adalah<br />

melalui sanjak "Menyesal" yang menggambarkan penyesalan mereka yang<br />

tidak mempunyai ilmu pengetahuan, dan oleh karena itu merasa tersisih dari<br />

kehidupan karena tidak mempunyai ilmu dan kekayaan.<br />

Secara langsung atau tidak langsung sanjak tersebut memberi pengaruh<br />

kepada penulis dalam menempuh kehidupan di masa selanjutnya, bahkan<br />

sampai masa kini.<br />

Seorang teman penulis yang berasal dari daerah Tapanuli yang<br />

sekarang sedang menyelesaikan program pascasarjana di Universitas Indonesia<br />

ternyata hafal sepenuhnya tiap kata dari sanjak tersebut. Bahkan dia<br />

berpendapat bahwa sanjak tersebut juga mempunyai pengaruh terhadap<br />

dirinya dalam upaya meraih gelar tertinggi dalam bidang akademis.<br />

Ketika penulis menanyakan bagian mana dari sanjak tersebut yang<br />

paling berkesan dan mempengaruhi dirinya, dia membacakan —tanpa teks—<br />

salah satu bait yang berbunyi sebagai berikut:<br />

Aku lalai di hari pagi<br />

Beta lengah di masa muda<br />

Kini hidup meracun hati<br />

Miskin ilmu miskin harta.<br />

Ketika penulis meneruskan pertanyaan apa kesannya terhadap penulis<br />

sanjak tersebut dia mengatakan: "Aku membayangkan A. Hasjmy sebagai<br />

seorang tua bijak yang memberi bekal kepada anak cucunya. Dan aku adalah<br />

salah seorang dari cucunya itu!"<br />

Mungkin melalui sanjak ini kita dapat menelusuri benang-merah munculnya<br />

gagasan pembangunan Kampus Darussalam dan kampus lainnya di<br />

setiap ibu kota kabupaten pada tahun 1959.<br />

Bagaimana profd masyarakat Aceh sekarang ini apabila kampus tersebut<br />

tidak terwujud? Jauh sebelum pemimpin-pemimpin Indonesia

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!