02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 101<br />

Pertama, masyarakat Aceh berada dalam situasi yang amat memprihatinkan<br />

dalam bidang pendidikan umum dan agama. Tidak ada<br />

kesempatan bagi generasi muda Aceh untuk memperoleh pendidikan tinggi,<br />

kecuali mereka pergi keluar Aceh, yang tentu saja memerlukan biaya yang<br />

sangat mahal. Oleh sebab itu, sedikit sekali generasi muda Aceh yang mampu<br />

meneruskan pendidikannya di luar daerah. Sementara daerah lain relatif<br />

telah sempat mendidik kader-kadernya, etnis Aceh justru banyak kehilangan<br />

kader-kader potensial dalam kemelut yang berkepanjangan.<br />

Kedua, ketinggalan yang amat parah dalam bidang prasarana fisik dan<br />

ekonomi dibandingkan dengan daerah lain yang sempat "menikmati" masa<br />

aman yang relatif lebih lama, sehingga secara fisik daerah-daerah itu relatif<br />

lebih baik. Sementara banyak daerah lain berada dalam ketentraman dan<br />

secara "de facto" menerima kehadiran pemerintah kolonial Belanda,<br />

masyarakat Aceh terus berjuang menentangnya. Akibatnya adalah Aceh<br />

mengalami ketinggalan yang amat serius dalam bidang pembangunan fisik<br />

dan ekonomi.<br />

Ketiga, tekanan psikologis yang berat sebagai konsekuensi dari<br />

kemelut yang berkepanjangan dalam upaya memperjuangkan "otonomi",<br />

yang merupakan masalah "kehormatan" bagi masyarakat Aceh.<br />

Semua masalah besar yang dihadapi masyarakat Aceh waktu itu<br />

memerlukan suatu jawaban. Tantangan sosial yang dihadapi elite strategis<br />

(yang secara formal dipimpin oleh A. Hasjmy dalam kedudukannya sebagai<br />

Gubernur), memerlukan suatu pemecahan masalah (problem solving) yang<br />

mendasar dan menjangkau jauh ke masa depan.<br />

Salah satu alternatif jawaban yang diberikan A. Hasjmy dan kawankawannya<br />

terhadap berbagai masalah yang rumit itu, antara lain dengan<br />

membangun pusat-pusat pendidikan tinggi dan menengah baik di ibu kota<br />

propinsi ataupun di berbagai daerah tingkat dua. Menurut hernat penulis<br />

program tersebut paling tidak telah mampu memecahkan sebagian kecil<br />

persoalan-persoalan pokok yang dikemukakan di atas, terutama dalam hal<br />

bagaimana mempersatukan kembali masyarakat yang berpecah belah,<br />

bagaimana meningkatkan mutu manusia Aceh sehingga mampu bersaing dan<br />

santeut baho dengan etnis lain di seluruh pelosok tanah air.<br />

Demikianlah, elite pemimpin Aceh ternyata mempunyai visi yang luas<br />

dan mampu melihat jauh ke depan, sehingga mereka mengetahui apa yang<br />

harus dilakukannya dalam menghadapi tantangan-tantangan sosial yang ada.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!