02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 99<br />

yang "mubazir", padahal yang bersangkutan adalah juga seorang "ilmuwan".<br />

Kadang orang lupa, bahwa seminar itu sebenarnya merupakan bentuk lain<br />

dari "kelas" konvensional yang biasanya berlangsung kering dan "satu arah".<br />

Sebagaimana telah disinggung di muka, dalam masa tertentu dari<br />

kehidupannya beliau adalah seorang politisi. Sebagai seorang politisi,<br />

pemikiran dan tindakannya telah memberi warna dalam mempengaruhi<br />

proses kelahiran kembali Propinsi Aceh dengan memperoleh predikat baru<br />

sebagai "Propinsi Daerah Istimewa Aceh". Tentu saja kelahiran kembali<br />

Propinsi Aceh dalam bentuk "daerah istimewa" bukanlah hasil "karya"<br />

perorangan, namun peran beliau dalam proses kelahiran tersebut tidak dapat<br />

dipungkiri.<br />

Tetapi, sisi yang paling menarik dari A. Hasjmy adalah sebagai seorang<br />

penulis. Sebagai seorang penulis beliau telah menghasilkan karya tidak<br />

kurang dari 58 buku (?) dalam berbagai bidang ilmu, khususnya dalam<br />

bidang sejarah, politik, dan Islam.<br />

Apa pun pendapat orang tentang buku-buku yang ditulisnya, namun<br />

tidak dapat dipungkiri bahwa beliau merupakan seorang penulis yang amat<br />

produktif bukan hanya untuk ukuran daerah tetapi juga untuk ukuran<br />

nasional sekalipun!<br />

Kita mengetahui berapa banyak sudah akademisi yang bergelar doktor<br />

dan profesor di Aceh dan Indonesia. Tetapi kalau kita tanya berapa orang di<br />

antara mereka yang pernah menulis satu buku saja dalam bidang disiplin<br />

ilmunya masing-masing, maka jawabannya tentu kurang menggembirakan.<br />

Padahal —tidak dapat diragukan lagi— bahwa mereka adalah orang-orang<br />

yang ahli dalam bidangnya masing-masing. Tetapi setinggi apa pun keahliannya<br />

itu, kalau tidak dituangkan dalam tulisan —untuk diketahui orang<br />

banyak— maka kepakarannya itu kiranya akan kurang mempunyai makna:<br />

dia hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri!<br />

Mungkin banyak orang lupa bahwa kebesaran Aceh tempo dulu bukanlah<br />

sekadar sebuah Negara Islam yang dikategorikan sebagai "lima besar"<br />

dunia. Lebih dari itu, Aceh malahan lebih dikenal sebagai salah satu pusat<br />

perkembangan ilmu pengetahuan di kawasan Asia Tenggara. Salah satu<br />

indikatornya adalah lahirnya buku-buku yang mempunyai nilai tinggi, yang<br />

hanya dapat ditulis oleh para pakar yang mempunyai pengetahuan yang luas<br />

dan mendalam di bidangnya masing-masing.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!