02.06.2013 Views

ACEH_03291

ACEH_03291

ACEH_03291

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

98 Nurdin Abdul Rachman<br />

sebagai suatu masalah yang jelek dan harus dibuang jauh-jauh, hanya karena<br />

ketidakmampuan kita dalam menilai masalah tersebut dengan kacamata yang<br />

lebih luas dan lebih bervariasi.<br />

Demikian pula dalam kita menilai sikap dan perilaku dari figur tertentu<br />

dalam suatu masalah tertentu, kita cenderung untuk memberi pendapat yang<br />

hitam putih, sehingga tidak tersisa sedikitpun ruang bagi warna lain, yang<br />

sebenarnya akan dapat merubah pandangan kita terhadap masalah tertentu.<br />

Dengan ungkapan di atas sebenarnya kita ingin menyampaikan bahwa<br />

semua figur kita —lebih-lebih bagi aktor sejarah— harus mempunyai<br />

kemampuan untuk melihat perilaku, sikap, dan tindakannya dari sudut yang<br />

lebih banyak: atau dengan kata lain, kita harus mempunyai kemampuan<br />

untuk memberi warna yang lebih bervariasi ketimbang sekadar warna hitam<br />

putih belaka!<br />

Dengan demikian menulis tentang perilaku, gagasan, dan berbagai<br />

tindakan Prof. A. Hasjmy sepanjang hidupnya bukanlah suatu yang mudah.<br />

Mengapa?<br />

Karena pada diri beliau antara lain melekat beberapa predikat yang<br />

jarang diketemukan pada figur lain, baik pada tingkat regional ataupun<br />

nasional.<br />

Menyimak jalannya kehidupan beliau yang sarat dengan berbagai<br />

pengalaman, maka pada satu sisi beliau adalah seorang politisi. Pada sisi yang<br />

lain sejak masa mudanya beliau adalah seorang budayawan, bahkan oleh<br />

tokoh-tokoh budaya nasional dimasukkan dalam kategori Pujangga Baru<br />

Indonesia.<br />

Sisi yang lain lagi beliau adalah seorang ulama, yang sampai saat ini<br />

masih memimpin Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Aceh. Suatu hal<br />

yang penting dicatat adalah bahwa dalam kedudukannya sebagai Ketua<br />

Majelis Ulama, beliau banyak menyelenggarakan seminar yang bertaraf<br />

nasional dan internasional.<br />

Maknanya adalah bahwa melalui seminar-seminar tersebut mungkin<br />

beliau mencoba merangkum buah pikiran dari para pakar dalam bidangnya<br />

masing-masing, sehingga dapat lahir pemikiran-pemikiran dan konsep-konsep<br />

baru dalam upaya memecahkan berbagai masalah yang dihadapi<br />

pemerintah dan masyarakat yang makin lama semakin kompleks itu.<br />

Sayang sekali bahwa ada pimpinan daerah yang tidak menghayati<br />

makna dari seminar-seminar tersebut dan menganggapnya sebagai sesuatu

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!