ACEH_03291

ACEH_03291 ACEH_03291

02.06.2013 Views

Nurdin Abdul Rachman A. Hasjmy, Salah Seorang Peletak Dasar Era Modern Aceh I Menulis sebuah artikel tentang seorang tokoh yang masih hidup bukanlah hal yang mudah. apalagi kalau tokoh tersebut sepanjang hidupnya merupakan aktor dari banyak peristiwa yang mempengaruhi atau mewarnai jalannya proses sejarah dari suatu regional tertentu, yaitu daerah Aceh. Demikianlah, ketika kita menulis tentang figur tertentu dengan menyimak berbagai pemikiran, gagasan, dan tindakannya, maka paling tidak beberapa pertanyaan muncul ke permukaan. Pertama, apakah yang dapat kita pelajari dari sikap dan tingkah laku figur tersebut sehingga dapat kita contoh untuk menjadi teladan dalam situasi dan kondisi yang kita hadapi? Kedua, sejauh mana kita bisa berlaku obyektif dalam menganalisis berbagai pemikiran dan tindakan figur tersebut, yang kadangkala berbeda bahkan bertentangan dengan pemikiran dan sikap kita sendiri dalam suatu masalah tertentu? Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan di atas menjadi lebih sulit lagi untuk memberi jawaban, karena terdapat kecenderungan yang amat kental di kalangan masyarakat awam —bahkan di kalangan kelompok yang menamakan dirinya kaum intelektual— yaitu kebiasaan untuk melihat suatu masalah dengan kacamata hitam putih. Cara melihat suatu masalah dengan kacamata hitam putih bukan saja mengaburkan masalahnya, tetapi lebih dari itu: suatu masalah yang sebenarnya sangat sederhana dan berguna bagi masyarakat banyak dapat dianggap * NURDIN ABDUL RACHMAN, alumni Fakultas Ekonomi, Universitas Syiah Kuala, dan sedang mengikuti Program S-3 di Universitas Indonesia. Beliau pernah memangku jabatan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Aceh Pidie (selama sepuluh tahun); Pendiri dan Rektor Universitas Jabal Ghafur, Aceh Pidie. 97

Nurdin Abdul Rachman<br />

A. Hasjmy,<br />

Salah Seorang Peletak Dasar Era Modern Aceh<br />

I<br />

Menulis sebuah artikel tentang seorang tokoh yang masih hidup bukanlah<br />

hal yang mudah. apalagi kalau tokoh tersebut sepanjang hidupnya<br />

merupakan aktor dari banyak peristiwa yang mempengaruhi atau mewarnai<br />

jalannya proses sejarah dari suatu regional tertentu, yaitu daerah Aceh.<br />

Demikianlah, ketika kita menulis tentang figur tertentu dengan<br />

menyimak berbagai pemikiran, gagasan, dan tindakannya, maka paling tidak<br />

beberapa pertanyaan muncul ke permukaan. Pertama, apakah yang dapat kita<br />

pelajari dari sikap dan tingkah laku figur tersebut sehingga dapat kita contoh<br />

untuk menjadi teladan dalam situasi dan kondisi yang kita hadapi? Kedua,<br />

sejauh mana kita bisa berlaku obyektif dalam menganalisis berbagai<br />

pemikiran dan tindakan figur tersebut, yang kadangkala berbeda bahkan<br />

bertentangan dengan pemikiran dan sikap kita sendiri dalam suatu masalah<br />

tertentu?<br />

Pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan di atas menjadi lebih sulit<br />

lagi untuk memberi jawaban, karena terdapat kecenderungan yang amat<br />

kental di kalangan masyarakat awam —bahkan di kalangan kelompok yang<br />

menamakan dirinya kaum intelektual— yaitu kebiasaan untuk melihat suatu<br />

masalah dengan kacamata hitam putih.<br />

Cara melihat suatu masalah dengan kacamata hitam putih bukan saja<br />

mengaburkan masalahnya, tetapi lebih dari itu: suatu masalah yang sebenarnya<br />

sangat sederhana dan berguna bagi masyarakat banyak dapat dianggap<br />

* NURDIN ABDUL RACHMAN, alumni Fakultas Ekonomi, Universitas Syiah Kuala, dan<br />

sedang mengikuti Program S-3 di Universitas Indonesia. Beliau pernah memangku jabatan<br />

Bupati Kepala Daerah Tingkat II Aceh Pidie (selama sepuluh tahun); Pendiri dan Rektor<br />

Universitas Jabal Ghafur, Aceh Pidie.<br />

97

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!