ACEH_03291
ACEH_03291 ACEH_03291
94 Dr. Abu Hassan Sham taris Negara bergelar Rama Setia Kerakon Katibul Muluk. Qadhi Malikul Adil merupakan orang yang kedua pentingnya dalam Kerajaan Aceh. Ia dibantu oleh Mufti Empat. Sultan juga dibantu oleh wazir-wazir. Kanun tersebut menetapkan rukun kerajaan seperti: [a] Pedang Keadilan; [b] Qalam; [c] Ilmu; [d] Kalam. Aceh Darussalam bukanlah sebuah kerajaan sekular karena kanun ini berdasarkan: [a] Al-Qur'an; [b] Al-Hadis; [c] Ijmak Ulama; [d] Qias. Dibahaskan juga tanda cap kerajaan (setempel) yang diberi nama Cap Sikureueng berbentuk bundar bertunjung keliling. Di tengah-tengahnya nama sultan yang sedang memerintah, manakala di kelilingnya nama delapan orang sultan yang memerintah sebelumnya. Kanun ini juga menetapkan hukum negara dalam keadaan perang. Dibincangkan juga lembaga-lembaga negara yang terdiri: [a] Balai Rong Sari; [b] Balai Majelis Mahkaman Rakyat; [c] Balai Gading; [d] Balai Furdhah; [e] Balai Laksamana; [fj Balai Majelis Mahkamah; [g] Balai Baitul Mal. Ia juga membincangkan pemerintah daerah yang terdiri dari gampong, mukim, nanggaroe dan sagoe. Mata uang Aceh pula terdiri dari keueh, kupang, dan derham. Kanun ini jelas merupakan sebuah perlembagaan tatanegara yang lengkap yang digunakan dalam zaman pemerintahan Sultan Iskandar Muda Meukuta Alam (1607-1636). Yang lebih penting kanun ini sudah berdasarkan hukum Islam. 7. Lain-lain Teks Melayu Klasik Bapak Ali Hasjmy memang sengaja menggunakan teks-teks Melayu klasik ini baik membahaskan hujah-hujah sejarah maupun membincangkan konsep sastra. Antara teks klasik yang pernah digunakan oleh beliau terutama dalam makalahnya, "Adakah Kerajaan Islam Perlak Negara Islam Pertama di Asia Tenggara?", yang dibentangkan dalam Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, Aceh Timur, 25-30 September 1980, ialah Idharul Haqq fi Mamlakatil Ferlah Wal Fasi, karya Abu Ishak Makarani Al-Fasy, Tazkirah Tabakat Jumu Sulatan As-Salatin, karangan Syekh Syamsul Bahri Abdullah Al-Asyi, Hikayat Putrou Nuru A 'la, Hikayat
Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 95 Banta Bransah. Selain dari itu beliau menggunakan juga Hikayat Nun Parisi, Hikayat Putrou GumbakMeueh, Hikayat Malem Dagang dan Hikayat Pocut Muhamad. Beliau juga pernah menguraikan Bustan Al-Salatin dalam bukunya Bunga Rampai Revolusi dari Tanah Aceh (h. 161-163). Penutup dan Tinjauan Bapak Ali Hasjmy pada pandangan saya merupakan seorang yang mewarisi bakat beraneka ragam. Selain dari pernah menceburkan diri dalam bidang ketentaraan (mengetuai Divisi Rencong di Aceh), pentabiran (Gubernur Aceh, 1957-1964), beliau juga seorang intelek. Beliau dilantik sebagai Guru Besar (Profesor) dalam Ilmu Dakwah (1976) di IAIN Jami'ah Ar-Raniry, dan juga Rektor IAIN. Dari sudut ilmiah beliau dapatlah dianggap seorang pengkaji sejarah (sejarawan), pengkaji agama (ulama), pengkaji sastra (filoloog dan juga kritikus). Suatu keistimewaan beliau ialah kajiannya bersandarkan Islam. Ini dilihat apabila beliau membicarakan konsep seni dan sastra. Sebagai contoh beliau pernah membentangkan makalah dalam Simposium Darul Iman anjuran GAPENA dan Pelita di Kuala Trengganu, pada 8 Desember 1981, dengan judul makalahnya "Sastrawan Sebagai Khalifah Allah". Konsep yang sama diulang-ulangnya kembali pada ketika dan kesempatan membicarakan masalah yang sama. Selain dari itu beliau berkecenderungan menggunakan bahan-bahan tempatan (pribumi) dan tidak tulisan-tulisan Barat. Pada beliau, jika kita berpedomankan naskah-naskah tua, nilai ilmiah kajian itu tidak akan menurun. Sebab itulah kebanyakan makalah yang disajikan oleh beliau, baik di Indonesia atau di Malaysia, menggunakan naskah tua bertulisan Arab Melayu itu. Pada saya, Bapak A. Hasjmy adalah seorang filolog yang idealis, yang sayangkan khazanah bangsanya, yaitu naskah-naskah tua tulisan Melayu Arab. Pada saya, Bapak Ali Hasjmy dapatlah dianggap sebagai seorang pengamat Sastra Melayu Klasik Aceh yang gigih.
- Page 67 and 68: telapan Puluh Tahun A. Hasjmy 43 IA
- Page 69 and 70: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 45 5,
- Page 71 and 72: Tabel 9 Delapan Puluh Tahun A. Hasj
- Page 73 and 74: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 49 ba
- Page 75 and 76: Delapan Puluh Tahun A, Hasjmy 51 "K
- Page 77: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 53 da
- Page 80 and 81: 56 Hardi, S.H. Setelah mempelajari
- Page 82 and 83: 58 Hardi, S.H. Adapun dialog antara
- Page 84 and 85: 60 Hardi, S.H. Singkatnya, pada har
- Page 86 and 87: 62 Hardi, S.H. Menteri Penerangan:
- Page 88 and 89: 64 Hardi, S.H. Sebaliknya, berkat b
- Page 90 and 91: 66 Hardi, S.H. Jika Dewan Revolusi
- Page 92 and 93: 68 Hardi, S.H. Demikian itulah kisa
- Page 94 and 95: Prof. Dr. Baharuddin Lopa, S.H. Men
- Page 96 and 97: Bismar Siregar, S.H. Profil Umat da
- Page 98 and 99: 74 Bismar Siregar, S.H. puasa walau
- Page 100 and 101: 76 Bismar Siregar, S.H Demikianlah
- Page 102 and 103: 78 Drs. Marzuki Nyakman selesaikan
- Page 104 and 105: 80 Drs. Marzuki Nyakman Saya dapat
- Page 106 and 107: 82 Drs. Marzuki Nyakman Dies Natali
- Page 108 and 109: 84 Drs. Marzuki Nyakman Dalam upaya
- Page 110 and 111: 86 Drs. Marzuki Nyakmar Merubah Nam
- Page 112 and 113: Dr. Abu Hassan Sham Pengamat Sastra
- Page 114 and 115: 90 Dr. Abu Hassan Sham murid dan pe
- Page 116 and 117: 92 Dr. Abu Hassan Sham dan di beber
- Page 121 and 122: Nurdin Abdul Rachman A. Hasjmy, Sal
- Page 123 and 124: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 99 ya
- Page 125 and 126: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 101 P
- Page 127 and 128: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 103 t
- Page 129 and 130: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 105 s
- Page 131 and 132: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 107 D
- Page 133 and 134: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 109 H
- Page 135 and 136: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 111 m
- Page 137 and 138: Asnawi Hasjmy, S.H. Dia Abangku-Aya
- Page 139 and 140: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 115 "
- Page 141 and 142: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 117 C
- Page 143 and 144: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 119 d
- Page 145 and 146: Dr. H. Alibasyah Amin, M.A. Ah' Has
- Page 147 and 148: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 123 a
- Page 149: Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 125 P
- Page 152 and 153: 128 Dr. Siti Zainon Ismail itu. Mel
- Page 154 and 155: 130 Dr. Siti Zainon Ismail "Apa bol
- Page 156 and 157: 132 Dr. Siti Zainon Ismail dimusnah
- Page 158 and 159: 134 Dr. Siti Zainon Ismail Telah Ka
- Page 160 and 161: 136 H.S. Syamsuri Meitoyoso Ketika
- Page 162 and 163: Rachmawati Soekarno "Aku Serdadumu"
- Page 164 and 165: 140 Rachmawati Soekarno Oleh karena
- Page 166 and 167: 142 dr. Robby Tandiari, FICS Beliau
Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 95<br />
Banta Bransah. Selain dari itu beliau menggunakan juga Hikayat Nun Parisi,<br />
Hikayat Putrou GumbakMeueh, Hikayat Malem Dagang dan Hikayat Pocut<br />
Muhamad.<br />
Beliau juga pernah menguraikan Bustan Al-Salatin dalam bukunya<br />
Bunga Rampai Revolusi dari Tanah Aceh (h. 161-163).<br />
Penutup dan Tinjauan<br />
Bapak Ali Hasjmy pada pandangan saya merupakan seorang yang mewarisi<br />
bakat beraneka ragam. Selain dari pernah menceburkan diri dalam bidang<br />
ketentaraan (mengetuai Divisi Rencong di Aceh), pentabiran (Gubernur<br />
Aceh, 1957-1964), beliau juga seorang intelek. Beliau dilantik sebagai Guru<br />
Besar (Profesor) dalam Ilmu Dakwah (1976) di IAIN Jami'ah Ar-Raniry, dan<br />
juga Rektor IAIN. Dari sudut ilmiah beliau dapatlah dianggap seorang<br />
pengkaji sejarah (sejarawan), pengkaji agama (ulama), pengkaji sastra<br />
(filoloog dan juga kritikus). Suatu keistimewaan beliau ialah kajiannya<br />
bersandarkan Islam. Ini dilihat apabila beliau membicarakan konsep seni dan<br />
sastra. Sebagai contoh beliau pernah membentangkan makalah dalam<br />
Simposium Darul Iman anjuran GAPENA dan Pelita di Kuala Trengganu,<br />
pada 8 Desember 1981, dengan judul makalahnya "Sastrawan Sebagai<br />
Khalifah Allah". Konsep yang sama diulang-ulangnya kembali pada ketika<br />
dan kesempatan membicarakan masalah yang sama.<br />
Selain dari itu beliau berkecenderungan menggunakan bahan-bahan<br />
tempatan (pribumi) dan tidak tulisan-tulisan Barat. Pada beliau, jika kita<br />
berpedomankan naskah-naskah tua, nilai ilmiah kajian itu tidak akan<br />
menurun. Sebab itulah kebanyakan makalah yang disajikan oleh beliau, baik<br />
di Indonesia atau di Malaysia, menggunakan naskah tua bertulisan Arab<br />
Melayu itu. Pada saya, Bapak A. Hasjmy adalah seorang filolog yang idealis,<br />
yang sayangkan khazanah bangsanya, yaitu naskah-naskah tua tulisan<br />
Melayu Arab. Pada saya, Bapak Ali Hasjmy dapatlah dianggap sebagai<br />
seorang pengamat Sastra Melayu Klasik Aceh yang gigih.