ACEH_03291

ACEH_03291 ACEH_03291

02.06.2013 Views

80 Drs. Marzuki Nyakman Saya dapat memaharni betapa kecewanya Bapak A. Hasjmy pada waktu itu, oleh karena benar-benar bagi beliau Darussalam dengan lembagalembaga perguruan tinggi yang akan lahir di dalamnya merupakan tumpuan cita-cita, kebangunan dan hari depan rakyat Aceh. Pernah beliau mengatakan: "Mungkin hanya dua kali saya pernah menangis. Pertama, sewaktu salah seorang anak saya dipanggil Tuhan, berpulang ke rahmatullah, dan kedua, sewaktu Darussalam mendapat gangguan akibat serangan sewaktu Peristiwa Aceh." Dalam keadaan cengkeraman kekecewaan yang amat dalam itu, seorang pesuruh Kantor Gubernur mendatangi saya, dan kepada saya disampaikan sepucuk surat, temyata dari Prof. Sardjito, Presiden Universitas Gajah Mada. Surat tersebut bertanggal Jogyakarta, 14 Januari 1961, No. 28/Sn/I761, yang ditujukan kepada Ketua Panitia Persiapan Pendirian Universitas Negeri Syiah Kuala. Surat tersebut adalah sebagai jawaban dari surat yang pemah saya kirimkan kepada beliau di mana saya jelaskan bahwa dalam rangka pembangunan daerah, banyak sarjana-sarjana lulusan Universitas Gajah Mada, sekarang sedang menyumbangkan tenaganya di daerah Aceh, dan mereka sangat aktif mengambil bagian di dalam gerakan pembangunan daerah sesuai dengan cita-cita Gajah Mada sendiri untuk membangun Manusia Susila yang cakap serta berguna bagi pembangunan Masyarakat dan Negara. Selanjutnya dalam rangka merealisir cita-cita rakyat Aceh sangat diharapkan perhatian pihak Universitas Gajah Mada agar selanjutnya senantiasa dapat memberikan bantuan guna terwujudnya sebuah universitas di daerah Aceh. Surat Panitia tersebut temyata mendapat sambutan yang hangat dari Bapak Sardjito, Universitas Gajah Mada, di mana terbukti di dalam surat jawaban beliau antara lain dijelaskan sebagai berikut: ... "Pada waktu para presiden dari universitas-universitas negeri baru-baru ini mengadakan Rapat Dewan Antar Universitas-universitas di Jakarta, telah dikemukakan persoalan agar supaya universitas-universitas yang telah berdiri agak lama suka membantu universitas (fakultas-fakultas) di Banda Aceh dalam hal tenaga pengajar dan lain-lainnya. Karena Universitas Gajah Mada ingin turut pula membantu perkembangan universitas yang baru, maka kami ingin mendapat bahan dan keterangan-keterangan mengenai bantuan yang diperlukan terutama tenaga-tenaga pengajar yang mungkin dapat kami sumbangkan ..." Sebagai realisasi surat tersebut memang banyak bantuan yang diberikan oleh pihak Universitas Gajah Mada, baik dalam bentuk bantuan moril

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 81 maupun pengiriman staf pengajar, antara lain yang pertama-tama dikirimkan ialah Drs. Sumarmo (kemudian menjadi Guru Besar di Universitas Syiah Kuala). Oleh Bapak A. Hasjmy dimintakan kepada saya, agar surat tersebut dibawa, guna dibaca dalam rapat yang akan datang di rumah anggota panitia. Sementara ini kami mengatur "siasat" supaya bertempat di rumah Panglima Kodam I/Iskandarmuda selaku Wakil Ketua Umum Panitia, Kolonel M. Jasin, diadakan rapat khusus Pimpinan Harian Panitia. Dalam rapat ini telah dimintakan kesan-kesan peninjauan dr. R. Sugianto yang ditugaskan ke Jakarta dan Yogyakarta, dan laporan dari pejabat-pejabat: Dekan Fakultas Ekonomi, Dr. T. Iskandar, dan Fakultas Kedokteran Hewan, dr. R.M. Sujono Ronowinoto, tentang suka duka pembangunan fakultas-fakultas tersebut. Selanjutnya dimintakan kepada saya selaku Sekretaris Panitia untuk membacakan surat yang baru diterima dari Prof. Sardjito, Presiden Universitas Gajah Mada. Mendengar penjelasan-penjelasan dan bunyi surat tersebut, tidak seorang pun buka bicara, dan kemudian Bapak Kolonel M. Jasin memecahkan kesunyian malam tersebut, dengan kata-kata antara lain sebagai berikut: "Kalau begitu, kita dihadapkan kepada pembukaan Universitas Syiah Kuala ... Namun demikian, saya minta supaya kita bekerja keras dan sungguhsungguh sehingga nanti pada bulan Juni yang akan datang hendaknya semua persiapan benar-benar sudah rampung. Pada waktu itulah kita menentukan pembukaan Universitas Syiah Kuala." Pendirian Panglima M. Jasin ini kemudian menjadi keputusan rapat malam tersebut. Akhirnya rapat selesai dan bubar sambil masing-masing pulang dengan penuh keiegaan. Dengan kebulatan tekad dan kerjasama yang seerat-eratnya antara Pemerintah Daerah, Penguasa Perang, dan masyarakat dilakukanlah persiapan-persiapan lanjutan, sehingga pada akhirnya lahirlah Universitas Syiah Kuala pada tanggal 1 Juli 1961, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, Nomor 11, Tahun 1961, tanggal 21 Juni 961. Peresmian berdirinya Universitas Syiah Kuala dilakukan sendiri oleh Presiden Republik Indonesia dan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan pada tanggal 27 April 1962. Walaupun Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan tersebut di atas berlaku sejak tanggal 1 Juli 1961, namun dalam surat keputusan tersebut dinyatakan bahwa

Delapan Puluh Tahun A. Hasjmy 81<br />

maupun pengiriman staf pengajar, antara lain yang pertama-tama dikirimkan<br />

ialah Drs. Sumarmo (kemudian menjadi Guru Besar di Universitas Syiah<br />

Kuala).<br />

Oleh Bapak A. Hasjmy dimintakan kepada saya, agar surat tersebut<br />

dibawa, guna dibaca dalam rapat yang akan datang di rumah anggota panitia.<br />

Sementara ini kami mengatur "siasat" supaya bertempat di rumah<br />

Panglima Kodam I/Iskandarmuda selaku Wakil Ketua Umum Panitia,<br />

Kolonel M. Jasin, diadakan rapat khusus Pimpinan Harian Panitia.<br />

Dalam rapat ini telah dimintakan kesan-kesan peninjauan dr. R.<br />

Sugianto yang ditugaskan ke Jakarta dan Yogyakarta, dan laporan dari<br />

pejabat-pejabat: Dekan Fakultas Ekonomi, Dr. T. Iskandar, dan Fakultas<br />

Kedokteran Hewan, dr. R.M. Sujono Ronowinoto, tentang suka duka<br />

pembangunan fakultas-fakultas tersebut. Selanjutnya dimintakan kepada<br />

saya selaku Sekretaris Panitia untuk membacakan surat yang baru diterima<br />

dari Prof. Sardjito, Presiden Universitas Gajah Mada.<br />

Mendengar penjelasan-penjelasan dan bunyi surat tersebut, tidak<br />

seorang pun buka bicara, dan kemudian Bapak Kolonel M. Jasin memecahkan<br />

kesunyian malam tersebut, dengan kata-kata antara lain sebagai berikut:<br />

"Kalau begitu, kita dihadapkan kepada pembukaan Universitas Syiah Kuala<br />

... Namun demikian, saya minta supaya kita bekerja keras dan sungguhsungguh<br />

sehingga nanti pada bulan Juni yang akan datang hendaknya semua<br />

persiapan benar-benar sudah rampung. Pada waktu itulah kita menentukan<br />

pembukaan Universitas Syiah Kuala."<br />

Pendirian Panglima M. Jasin ini kemudian menjadi keputusan rapat<br />

malam tersebut. Akhirnya rapat selesai dan bubar sambil masing-masing<br />

pulang dengan penuh keiegaan.<br />

Dengan kebulatan tekad dan kerjasama yang seerat-eratnya antara<br />

Pemerintah Daerah, Penguasa Perang, dan masyarakat dilakukanlah persiapan-persiapan<br />

lanjutan, sehingga pada akhirnya lahirlah Universitas Syiah<br />

Kuala pada tanggal 1 Juli 1961, berdasarkan Surat Keputusan Menteri<br />

Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan, Nomor 11, Tahun 1961, tanggal 21<br />

Juni 961.<br />

Peresmian berdirinya Universitas Syiah Kuala dilakukan sendiri oleh<br />

Presiden Republik Indonesia dan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan<br />

pada tanggal 27 April 1962. Walaupun Surat Keputusan Menteri<br />

Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan tersebut di atas berlaku sejak<br />

tanggal 1 Juli 1961, namun dalam surat keputusan tersebut dinyatakan bahwa

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!