02.06.2013 Views

ACEH_03071

ACEH_03071

ACEH_03071

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

entengnya setelah luka parah (1906).<br />

12. Pocut Meurah Intan, Srikandi yang juga bernama<br />

Pocut Biheu, bersama putera-puteranya, Tuwanku<br />

Muhammad, Tuwanku Budiman dan Tuwanku Nurdin,<br />

berperang tanpa kenal menyerah bertahun-tahun untuk<br />

menghadapi tentara Belanda, dan dalam keadaan luka<br />

parah ia dapat ditawan dalam tahun 1904, demikian<br />

pula Puteranya Tuwanku Nurdin, sedangkan puteranya<br />

Tuwanku Muhammad telah syahid dalam tahun 1902.<br />

13. Cutpo Fatimah, seorang pahlawan wanita yang menjadi<br />

teman seperjuangan Cut Meutia, puteri dari seorang<br />

ulama besar, Tengku Khatim atau Teungku Chik Mata<br />

Ie. Cutpo Fatimah bersama suaminya, Teungku Di<br />

barat, melanjutkan perang setelah Cut Mutia dan suaminya<br />

syahid, sehingga dalam pertempuran pada tanggal<br />

22 Februari 1912, Cutpo Fatimah dan Suaminya syahid<br />

bertindih badan. < 3<br />

><br />

Lukisan lanjut tentang wanita-wanita sejarah dapat dibaca<br />

dalam buku Risalah Akhlak, sementara 4 orang Ratu (Saflatuddin,<br />

Naqiatuddin, Zakiatuddin dan Kamalat) akan saya uraikan<br />

riwayat hidup dan riwayat pemerintahannya dalam buku ini.<br />

(3) A. Hasjmy : Risalah Akhlak hlm. 67-83.<br />

26

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!