Bab I - III
Bab I - III
Bab I - III
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
ini hanya bertumpu pada hasil kesusastraan yang bercorak pertuturan atau verbal<br />
arts yang terdapat dalam suatu bangsa. Sastra lisan ini dapat disampaikan dalam<br />
bentuk puisi seperti: jampi, mantera, pantun, paribhasa, bahasa berirama, dan<br />
teka-teki (Hamid, 1986:1).<br />
Di samping sastra lisan kesusastraan Bali, juga ada sastra tulis, yang telah<br />
memiliki akar sejarah yang panjang. Menurut I Gusti Ngurah Bagus, sejarah<br />
kesusastraan Bali dapat dibagai menjadi dua babak yaitu zaman klasik dan zaman<br />
modern (1990:4). Zaman klasik, bila dilihat dari cara penyampaiannya, dapat<br />
dibedakan menjadi sastra lisan dan sastra tulis. (1) Sastra lisan adalah karya sastra<br />
yang disampaikan secara oral dari mulut ke mulut, dalam bahasa Bali disebut<br />
sastra pegantian. Sastra pegantian ini dapat ditemukan seperti dongeng rakyat<br />
yang di Bali disebut dengan satua berjenis pribahasa, seperti wangsalan dan<br />
seloka. Sastra lisan ini agak telah berkembang sejak masa prasejarah, seiring<br />
dengan berkembangnya bentuk-bentuk kesenian yang lain pada zaman itu. Hanya<br />
saja, jenis sastra yang ada pada saat itu belum diketahui dengan jelas. (2) Sastra<br />
tulis secara historis telah berkembang pada zaman Bali Kuna. Menurut Bagus<br />
diperkirakan sekitar abad ke-9 pada zaman Dinasti Warmadewa. Menurut prasasti<br />
???apa zaman itu telah ada pertunjukan wayang yang disebut perbwayang yang<br />
mempertunjukkan cerita-cerita tertentu yang diambil dari khazanah kesusastraan<br />
Bali pada waktu itu (1990:5—6).<br />
Dalam sejarah kebudayaan Hindu-Jawa, hubungan Bali dengan Jawa telah<br />
terjadi sejak abad ke-10 dengan perkawinan Udayana dengan Gunapriya sampai<br />
akhirnya Bali jatuh ke tangan Gajah Mada 1343 M (Tim penyusun, 1980:56).<br />
4