02.06.2013 Views

Bab I - III

Bab I - III

Bab I - III

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Namun, menurut Simpen A.B. (1982) lebih suka menggunakan istilah<br />

beblabadan daripada bladbadan. Menurut Simpen beblabadan berasal dari kata<br />

babad (bukan badbad), yang berarti tutur jati sane sampun kalampahin riin (suatu<br />

cerita yang dianggap betul-betul terjadi pada zaman dahulu). Kata babad<br />

kemudian mendapat sisipan (infik) -el- sehingga menjadi belabad atau blabad,<br />

kemudian mendapat akhiran -an, menjadi blabadan. Setelah itu kata balabadan<br />

mengalami proses reduplikasi sehingga menjadi beblabadan yang berarti kata-<br />

kata dalam bahasa kias dan mengandung persamaan bunyi atau bersajak ( Simpen,<br />

1982:39).<br />

Menurut Tim Peneliti Balai Penelitian Bahasa Singaraja (1980),<br />

sependapat dengan etimologi kata bladbadan sebagaimana dikemukakan oleh<br />

Ketut Ginarsa, yang disampaikan dalam kesusastraan Bali. Bentuk ini pada<br />

umumnya disampaikan dalam pemakainnya lewat permainan kata-kata yang<br />

terselubung.<br />

Dengan kata lain, amanat yang ingin disampaikan oleh bladbadan selalu<br />

dilontarkan dalam bentuk kias atau dalam bentuk untaian kalimat yang tidak<br />

lengkap. Menurut Sukrawati, kalimat tersebut dipanjangkan, sehingga dapat<br />

melukiskan kata-kata yang jitu (tepat) sesuai dengan maksud pembicara. Cara<br />

memainkan persamaan bunyi dan permainan kata-kata yang terselubung yang<br />

berlainan artinya.<br />

Menurut Simpen, A.B (1982), beblabadan dibangun tiga untaian kata.<br />

Kata pertama disebut giing atau bantang, kata kedua adalah arti yang sebenarnya,<br />

ketiga arti peribahasanya atau makna kiasnya. Dalam memainkan bladbadan atau<br />

13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!