Pesan Publik - Kabupaten Blitar
Pesan Publik - Kabupaten Blitar
Pesan Publik - Kabupaten Blitar
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
MAJALAH<br />
EDISI 01 TAHUN 2013<br />
www.blitarkab.go.id<br />
KOMUNIKATIF, INFORMATIF DAN BERIMBANG
Dari Redaksi<br />
Pembaca yang terhormat,<br />
Rasanya bangga sekali kami bisa kembali hadir menyapa pembaca setelah<br />
beberapa saat vakum. Pada edisi pertama ini kami kembali menyuguhkan<br />
beberapa liputan tentang berbagai kegiatan di lingkup Pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Diawali pada rubrik gerbang sebagai pembuka berita menyajikan<br />
kegiatan Bupati <strong>Blitar</strong> Terima Penghargaan sebagai Pembina K-3. Pemerintah Provinsi<br />
Jawa Timur kembali memberikan penghargan kepada Bupati <strong>Blitar</strong> sebagai Pembina K3<br />
(Keselematan dan Kesehatan Kerja). Ini merupakan bukti, pertumbuhan dunia kerja di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah berjalan kondusif sesuai ketentuan yang berlaku. <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> mendapat nilai bagus sebagai daerah zero accident (kecelakaan nihil) sehingga<br />
mendapat point tinggi dalam standar pembinaan perusahaan di daerah.<br />
Penghargaan ini merupakan pengakuan resmi dari Pemerintah Propinsi Jatim,<br />
bahwa dunia kerja di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> merupakan potensi yang bisa dikembangkan di<br />
masa mendatang.<br />
Selain itu juga ada liputan Acara Launching Buku dan Silaturrahmi Dalam Rangka<br />
Refleksi Dua Tahun Masa Bhakti Bupati dan Wakil Bupati <strong>Blitar</strong>.<br />
Bupati dan Wakil Bupati dalam kepemimpinannya selalu mengacu pada Visi-<br />
Misinya, yaitu mewujudkan masyarakat yang sejahtera, religius dan berkeadilan.<br />
Meningkatkan kualitas infrastruktur dan akses ekonomi serta layanan publik.<br />
Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang berkelanjutan serta meningkatkan daya<br />
saing dan mewujudkan olah raga serta seni budaya bersama masyarakat.<br />
Dalam rentang waktu dua tahun tersebut sudah banyak pula prestasi yang telah<br />
diraih, meskipun, masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan pada sisa periode masa<br />
jabatannya sebagai Bupati kedepan.<br />
Pada rubrik hambangun praja kami menyuguhkan kegiatan Bapemas yang<br />
menggenjot fungsi pasar desa melalui BUMDes. Bapemas langsung tancap gas<br />
dengan melakukan rekrutmen fasilitator BUMDes baik di tingkat <strong>Kabupaten</strong> maupun<br />
fasilitator untuk tingkat Kecamatan. Proses seleksi dilakukan secara serius dengan<br />
melibatkan Universitas Brawijaya melalui lembaga teknisnya yang bernama Pusat<br />
Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat (PIBLAM).<br />
Di rubrik yang sama juga mengulas persiapan Pasar Gambar Desa Wonodadi<br />
Wonodadi, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, menuju Lomba Pasar Desa di Tingkat Propinsi Jawa<br />
Timur. Mereka ingin pasar tempat mereka bekerja, terasa nyaman meski tetap berkiblat<br />
sebagai pasar tradisional.<br />
Pasar Gambar kondisinya belum ideal. Fasilitasnya kurang bagus, seperti<br />
kerusakan MCK, talang bocor, dan pengaturan pedagang. Dengan adanya lomba ini,<br />
semoga akan memperbaiki fasilitas yang ada.<br />
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggulirkan Lomba Pasar Desa tahun 2013.<br />
Pesertanya adalah pasar-pasar desa terbaik di seluruh kabupaten dan kota di Jatim.<br />
Andalan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> tahun ini adalah Pasar Gambar, setelah bersaing dengan<br />
Pasar Selopuro dan Pasar Slorok. Perlombaan ini diharapkan menjadi motivasi bagi<br />
pedagang untuk menciptakan situasi di pasar yang kondusif<br />
Selain itu rubrik-rubrik Dinamika Kepegawaian, Real Action, Edukatif, Pelangi Bumi<br />
Penataran, Lensa Sport, Artikel, Sambat Deso, Ono Dino Ono Upo, Kesiapan Partai<br />
Songsong Pileg 2014, Liputan Khusus, Pelesir dan lainnya tetap menampilkan dan<br />
menyajikan kabar-kabar dan cerita-cerita menarik bagi para pembaca setia Majalah<br />
Penataran.<br />
Harapan kami semoga Majalah Penataran akan selalu menjadi sumber informasi<br />
yang bermanfaat untuk pembaca setia. Terima kasih tak terhingga atas dukungan dan<br />
partisipasi serta kerja sama semua pihak.<br />
Redaksi<br />
2 Majalah PENATARAN<br />
MP<br />
KOMUNIKATIF<br />
INFORMATIF<br />
BERIMBANG<br />
Pelindung :<br />
HERRY NOEGROHO, SE. MH<br />
Drs. RIJANTO, MM<br />
Penasehat :<br />
Drs. PALAL ALI SANTOSO, MM<br />
Penanggung jawab :<br />
SUYANTO, SH. MM<br />
Pemimpin Redaksi :<br />
Dra. SRI WAHYUNI, M.Si<br />
Redaktur :<br />
Ir. BUDI IRIANTO, MM<br />
Editor :<br />
RUDI WIDIANTO, ST<br />
Redaktur Pelaksana :<br />
ANTOK PURWANTO<br />
HENDRA NOVARIADI<br />
M. ENDRA PRASETYA<br />
NIZAR NUSFIANTO<br />
Anggota :<br />
JONI HARSONO<br />
DWI AGUS SANTOSO, ST<br />
ASYIK FAUZI, ST<br />
BINTORO, ST<br />
ALAMAT REDAKSI<br />
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Jl. Raya Dandong No. 53, Srengat-<strong>Blitar</strong>. Telp. (0342) 555330, 555444. Fax. (0342) 555330.<br />
Email : majalahpenataran@blitarkab.go.id<br />
Redaksi Majalah Penataran menerima kiriman naskah, opini, esai, features, laporan ilmiah, dan bentuk tulisan lain. Naskah minimal 3 halaman kwarto, dilengkapi foto copy<br />
identitas diri, dikirim dalam bentuk flash disk, CD maupun tulisan ke alamat email : majalahpenataran@blitarkab.go.id atau ke alamat Redaksi Majalah Penataran. Redaksi<br />
tidak mengembalikan bahan-bahan yang telah dikirim. Redaksi berhak melakukan editing sesuai kebutuhan, sepanjang tidak mengubah isi.
POINT INDEKS<br />
POINT INDEKS<br />
POINT INDEKS<br />
Dari Redaksi ………………………….………..… 2<br />
Point Indeks ……………………………………... 3<br />
Gerbang<br />
Bupati <strong>Blitar</strong> Terima Penghargaan ….… 4<br />
Laungching Buku dan Refleksi …………… 6<br />
BPBD Siaga Bencana …………………………. 8<br />
Hambangun Praja<br />
Menengok LKPJ Bupati <strong>Blitar</strong> 2012……… 10<br />
Bulan Bhakti Gotong Royong .…………... 12<br />
Menggenjot Fungsi Pasar Desa …………. 14<br />
Pasar Wonodadi Maju ke Propinsi …..... 16<br />
Mengejar Target Tinggi..................... 18<br />
Hasil Panen Tak Banyak Berubah………… 20<br />
Penghargaan Kebudayaan ………………. 22<br />
Dinamika Kepegawaian<br />
Mutasi Pejabat Untuk Layanan ………... 24<br />
Real Action<br />
Juara I Lomba Kesatuan Gerak ………….. 26<br />
Edukatif<br />
MTsN Jambewangi, Madrasah Ndeso .. 28<br />
Sukseskan UAN 2013 ………………………… 30<br />
Pelangi Bumi Penataran<br />
Sri Sulasri, Juara Nasional Lomba .…….. 32<br />
Lensa Sport<br />
Menggali Prestasi Anak Negeri ......…….. 34<br />
Suara Wakil Rakyat<br />
Memberi Nilai Tambah Penambangan… 36<br />
Sambat Deso<br />
Di Desa Sumbersih, Warga Harus …….. 38<br />
Ono Dino Ono Upo<br />
Sabar Ala Mbah Slamet Gandhos ……… 40<br />
Kesiapan Partai Songsong Pileg 2014<br />
PDI P Merubah Image …………….……….. 42<br />
Liputan Khusus<br />
Tingkatkan Peran Masyarakat …………. 44<br />
Pererat Kerjasama dengan Press Tour 46<br />
Pelesir<br />
Siraman Gong Kyai Dudho ……………….. 48<br />
Intermezo<br />
Etos<br />
……………………………………….. 50<br />
Peremajaan ………..……………………………. 51<br />
Bupati <strong>Blitar</strong> Terima Penghargaan Pembina K-3<br />
Pemprov Jawa Timur Timur memberikan penghargan kepada Bupati<br />
<strong>Blitar</strong> sebagai Pembina K3 (Keselematan dan Kesehatan Kerja). Ini<br />
merupakan bukti, pertumbuhan dunia kerja di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
telah berjalan kondusif sesuai ketentuan yang berlaku.<br />
Juara I Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB<br />
dan Kesehatan Tingkat Propinsi<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> kembali menorehkan prestasi. Kali ini melalui Tim Penggerak<br />
PKK <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang sukses meraih Juara I pada Lomba Kesatuan Gerak<br />
PKK, KB dan Kesehatan Tingkat Propinsi Tahun 2013. Dengan hasil lomba<br />
yang diselenggarakan dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ini<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> juga berhak maju pada ajang lomba yang sama di tingkat<br />
nasional. Pada penilaian tingkat provinsi <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> sukses mengungguli<br />
38 (tiga puluh delapan) <strong>Kabupaten</strong> dan Kota lain di Jawa Timur yang ikut<br />
berpartisipasi. Kemudian masuk dalam 3(tiga) nominator juara bersama<br />
<strong>Kabupaten</strong> Malang dan <strong>Kabupaten</strong> Pacitan.<br />
Majalah PENATARAN<br />
3
Bupati Herry Noegoro, Pejabat Pemerhati Seni<br />
diberikan kepada 6 orang yang dinilai<br />
berjasa dalam pengembangan seni, di<br />
antaranya Sriniati pendiri group<br />
kroncong Sruni, Ki Anom pendiri group<br />
ketoprak Anom Budaya, Ki Adam Sumeh<br />
pendiri kentrung Tri Santosa Budaya, Ki<br />
Sujarwo pegiat Seni Tugu Budaya, dan<br />
Mbah Juni sebagai pelestari Jaranan Jur.<br />
Adapun Penerima penghargaan<br />
Karya Persembahan antara lain Bagus<br />
Putu Parto, Edy Dewa, dan Pengkik<br />
Budiharto. Sedangkan Penghargaan<br />
Wartawan Budaya diberikan kepada<br />
Purwanto. Panitia memiliki rekam jejak<br />
yang memadai, karena pria lulusan<br />
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni<br />
IKIP Malang itu, dinilai pro aktif dalam<br />
meliput kegiatan-kegiatan kesenian dan<br />
kebudayaan.<br />
Wima Bramantya dalam sambutannya<br />
menyatakan permintaan maafnya kepada<br />
seluruh pegiat budaya di seluruh <strong>Blitar</strong>,<br />
karena pihaknya belum mampu<br />
memberikan penghargaan bagi semua<br />
budayawan. “Kami sadar, masih ada<br />
ribuan pegiat seni dan budaya di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> di luar sana. Kali ini<br />
kami sedang memulai langkah kecil,<br />
Semoga di tahun-tahun mendatang, kami<br />
masih berkesempatan merangkul semua<br />
potensi budaya yang kita miliki bersama,”<br />
tuturnya.<br />
Wima Bramantya, Ketua Dewan Kesenian Kab. <strong>Blitar</strong><br />
Pemkab <strong>Blitar</strong> Bangga<br />
Wakil Bupati <strong>Blitar</strong>, Drs. Rijanto, MM,<br />
ketika didaulat memberikan sambutan,<br />
benar-benar menyatakan kebanggaanya.<br />
“Kami terharu, karena baru kali ini<br />
menyaksikan pelaku-pelaku budaya<br />
tampak bahagia menerima penghargaan,”<br />
tutur Rijanto. Terlebih lagi, penghargaan<br />
seperti mestinya menjadi tugas dan<br />
tanggung jawab pemerintah daerah.<br />
Ia menyatakan rasa syukurnya,<br />
ternyata Dewan Kesenian <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> mampu membuat terobosan yang<br />
cerdas ini, sehingga sangat membantu<br />
kinerja Pemkab <strong>Blitar</strong> dalam mendorong<br />
pertumbuhan dan pelestarian seni<br />
Mbah Din, Ketua Panitia<br />
budaya. Rijanto juga memberikan pujian<br />
kepada Wima Bramantya, meskipun masih<br />
muda tetapi langkah-langkahnya sudah<br />
mengejutkan banyak pihak. Tidak hanya<br />
memberi penghargaan ini, tetapi Wima<br />
dan kawan-kawan sudah menciptakan<br />
karya nasional dan bahkan internasional.<br />
Karya nasionalnya adalah event<br />
Purnama Seruling Penataran yang selalu<br />
melibatkan budayawan dan artis nasional.<br />
Sedangkan debut internasionalnya adalah<br />
ketika membawa Tari Barong Rampog<br />
sehingga mendapat penghargaan<br />
internasional dalam festival di Cheonan,<br />
Korea Selatan beberapa waktu yang<br />
lalu.(pur)<br />
Majalah PENATARAN<br />
23
HAMBANGUN PRAJA<br />
Tidak kurang 11 orang yang<br />
terdiri dari para budayawan,<br />
tampak sumringah diundang<br />
ke Pendopo <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Jumat 28<br />
Desember 2012 lalu. Mereka diterima<br />
langsung oleh Wima Brahmantya, Ketua<br />
Dewan Kesenian <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Penampilan mereka khas, rata-rata<br />
mengenakan busana Kejawen, berupa<br />
beskap bagi pria serta kebaya bagi para<br />
perempuan. Sedangkan para undangan,<br />
mengenakan batik aneka rupa.<br />
Ketua Panitia, Mbah Din, membuka<br />
acara dengan paparan singkat, bahwa<br />
Penghargaan Karti Budaya ini merupakan<br />
program kerja Dewan Kesenian<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang merasa perlu<br />
memberi apresiasi terhadap para<br />
budayawan di <strong>Blitar</strong>. “Rasanya memang<br />
belum sepadan dengan dedikasi yang<br />
dicurahkan oleh para budayawan dalam<br />
menggeluti bidang-bidang yang diminati.<br />
Tapi semoga, itikad baik Dewan Kesenian<br />
22 Majalah PENATARAN<br />
Budayawan Penerima Anugerah Karti Budaya <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> 2012<br />
Penghargaan Kebudayaan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
Budayawan-budayawan di <strong>Blitar</strong> mendapatkan penghargaan dari Dewan Kesenian<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Anugerah Karti Budaya tahun 2012 diberikan kepada sejumlah<br />
insan pengabdi seni, yang terbukti telah menyumbangkan tenaga dan pikiran sebagai<br />
pelestari budaya tradisi masyarakat.<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini dapat diterima<br />
dengan sukacita,” tutur seniman perupa<br />
yang tinggal di Lodoyo itu.<br />
Adapun jenis-jenis penghargaan itu,<br />
menurut Mbah Din, terdiri atas empat<br />
kategori, yaitu<br />
Pejabat Peduli Seni, Pengembang dan<br />
Pelestari Budaya, Karya Persembahan,<br />
dan Wartawan Budaya. “Penentuan ke<br />
empat kategori ini telah melalui berbagai<br />
pertimbangan dalam diskusi yang cukup<br />
alot,” lanjutnya. Pasalnya, memang tidak<br />
ada standar baku jenis-jenis kategori di<br />
bidang kebudayaan ini.<br />
Diskusi yang seru juga masih<br />
berlangsung untuk memutuskan, siapa<br />
gerangan para budayawan yang paling<br />
berhak menerima penghargaan itu. Namun<br />
pengurus Dewan Kesenian menyepakati,<br />
pertimbangan utama untuk memilih<br />
seseorang yang layak mendapat<br />
penghargaan adalah pengabdian<br />
hidupnya yang memang dicurahkan<br />
untuk perkembangan seni dan budaya.<br />
Anugerah Karti Budaya untuk<br />
Kategori Pejabat Pemerhati Seni diberikan<br />
kepada Herry Noegroho yang tidak lain<br />
Bupati <strong>Blitar</strong>. Pertimbangan panitia, Pak<br />
Herry, panggilannya, dinilai sangat getol<br />
mendorong pertumbuhan karya seni.<br />
Saking menggandrungi dunia seni,<br />
terutama seni musik, Pak Herry tidak<br />
segan-segan bernyanyi dan menari di<br />
depan kamera televisi, serta mengeluarkan<br />
album rekaman campursari tentang<br />
suasana alam <strong>Blitar</strong>.<br />
Penghargaan Pengembang Budaya
pertanian yang telah disiapkan<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Tujuan<br />
penyuluhan pertanian adalah dalam<br />
rangka menghasilkan SDM pelaku<br />
pembangunan pertanian yang kompeten<br />
sehingga mampu mengembangkan usaha<br />
pertanian yang tangguh, bertani lebih<br />
baik (better farming), berusaha tani lebih<br />
menguntungkan (better bussines), hidup<br />
lebih sejahtera (better living) dan<br />
lingkungan lebih sehat. Penyuluh<br />
pertanian dituntut agar mampu<br />
menggerakkan masyarakat,<br />
memberdayakan petani, pengusaha<br />
pertanian dan pedagang pertanian.<br />
Penyuluh pertanian juga wajib<br />
mendampingi petani untuk: (1) Membantu<br />
menganalisis situasi-situasi yang sedang<br />
mereka hadapi dan melakukan perkiraan<br />
ke depan; (2) Membantu mereka<br />
menemukan masalah; (3) Membantu<br />
mereka memperoleh pengetahuan/<br />
informasi guna memecahkan masalah; (4)<br />
Membantu mereka mengambil keputusan,<br />
dan (5) Membantu mereka menghitung<br />
besarnya risiko atas keputusan yang<br />
diambilnya.<br />
Keberhasilan penyuluhan pertanian<br />
dapat dilihat dengan indikator banyaknya<br />
petani, pengusaha pertanian dan<br />
pedagang pertanian yang mampu<br />
mengelola dan menggerakkan usahanya<br />
secara mandiri, ketahanan pangan yang<br />
tangguh, tumbuhnya usaha pertanian<br />
skala rumah tangga sampai menengah<br />
berbasis komoditi unggulan di desa.<br />
Keberhasilan seluruh pihak ini<br />
dibuktikan dengan hasil produksi<br />
tanaman pangan yang ada di <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>. Hal ini diakui Kepala Dinas<br />
Pertanian <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Ir. Eko Priyo<br />
Utomo, melalui Kasubdin Tanaman<br />
Pangan, M. Rif’an kepada Majalah<br />
Penataran. Dijelaskannya, berkat usaha<br />
pemerintah yang salah satunya dengan<br />
memberikan sekolah kepada para petani<br />
ini telah berdampak positif terhadap<br />
petani di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. “Melalui<br />
usaha yang ada diantaranya sekolah<br />
lapang, bantuan bibit, penanganan hama<br />
dan lain sebagainya berdampak terhadap<br />
hasil panen yang ada,” katanya.<br />
Hal ini dibuktikan dengan<br />
meningkatnya beberapa komoditas<br />
tanaman pangan yang ada di <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>. Di antaranya, hasil produksi jagung<br />
(glondong) dari 418.117 ton di tahun 2011<br />
Wabub Rijanto saat bersama anggota Gapoktan Sumber Rejeki di Doko<br />
menjadi 525.617 ton di tahun 2012.<br />
Komoditas kedelai pada tahun 2011<br />
sebanyak 11.562 ton menjadi 12.577 ton di<br />
tahun 2012. Sementara untuk padi<br />
mengalami penurunan produksi yakni<br />
361.113 ton di tahun 2011 dan di tahun<br />
berikutnya hanya 308.256 ton.<br />
“Sebenarnya hasil keseluruhan<br />
mengalami peningkatan. Komoditas padi<br />
seperti mengalami penurunan. Namun<br />
untuk hasil panennya, jauh lebih baik dari<br />
sebelumnya. Ini karena faktor musim<br />
kurang mendukung untuk tanaman padi<br />
di banding tahun sebelumnya. Sehingga<br />
kesempatan tersebut digunakan untuk<br />
komoditas selain padi,” jelas M. Rif’an.<br />
Faktor musim memang sangat<br />
berpengaruh terhadap komoditas<br />
pertanian yang ada di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Hal ini dapat pula dilihat dari jumlah<br />
lahan yang digarap petani di <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>. Jika untuk tanaman padi di tahun<br />
2011 seluas 58.145 hektare untuk tahun<br />
2012 hanya tercatat 49.687 hektare, atau<br />
hampir 1000 hektare mengalami<br />
pengurangan lahan. Sementara para<br />
petani memanfaatkanya dengan<br />
komoditas tanaman pangan lain seperti<br />
jagung di tahun 2011 seluas 40.395<br />
hektare menjadi 50.126 hektare di tahun<br />
2012. Tanaman kedelai di tahun 2011<br />
seluas 11.098 hektare menjadi 11.269<br />
hektare di tahun 2012. Sementara di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> memiliki lahan pertanian<br />
sawah seluas 31.705 hektare, tanah<br />
ladang seluas 21.01 hektare, dan tegal/<br />
kebun seluas 44.940 hektare. (hend)<br />
Majalah PENATARAN<br />
21<br />
(foto-foto: humaskabblitar)
HAMBANGUN PRAJA<br />
Hasil Panen Tak Banyak Berubah<br />
Para petani di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> terus berupaya untuk meningkatkan hasil panen tanaman<br />
pangannya. Untuk meningkatkan hasil panen yang maksimal, Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
terus melakukan koordinasi dengan para petani. Hasilnya pun dapat dirasakan dengan baik<br />
dengan stabilnya produksi tanaman pangan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Kerjasama yang baik antara<br />
pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
melalui Dinas Pertanian<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dengan para petani<br />
yang tergabung dalam kelompokkelompok<br />
tani membuahkan hasil yang<br />
baik. Melalui penyuluh pertanian dan<br />
sekolah pertanian di lapangan, para<br />
petani di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dapat<br />
berinteraksi. Pertemuan ini menjadikan<br />
sarana untuk memecahkan permasalahan<br />
yang ada demi meningkatnya hasil panen.<br />
Wakil Bupati <strong>Blitar</strong>, Drs. H. Rijanto,<br />
MM. saat melakukan Panen Raya di<br />
Dusun Pelangi, Desa Slorok, Kecamatan<br />
Doko, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Rabu (20/03) lalu<br />
mengungkapkan, rasa bangganya kepada<br />
para petani yang ada <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Rijanto juga mengajak para petani yang<br />
tergabung dalam Gabungan Kelompok<br />
Tani (Gapoktan) Sumber Rejeki di<br />
Kecamatan Doko untuk mendorong Sapta<br />
Usaha Tani. “Saya berharap para petani<br />
berpedoman Sapta Usaha Tani,” katanya.<br />
20 Majalah PENATARAN<br />
Dengan melaksanakan Sapta Usaha<br />
Tani, diharapkan para petani di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini dapat meningkatkan<br />
hasil produksinya. Program ini<br />
memberikan pelajaran kepada petani<br />
untuk mengolah lahan secara tepat untuk<br />
mendapatkan hasil panen yang maksimal.<br />
Program ini dilakukan dengan mengolah<br />
tanah/ lahan, melakukan pemilihan bibit<br />
unggul, pengairan yang baik, pemupukan<br />
yang tepat, pemberantasan (gulma, hama,<br />
dan penyakit tanaman), penanganan<br />
pasca panen, dan melakukan pemasaran.<br />
Dalam kesempatan itu, Wabup<br />
Rijanto juga berkesempatan mengawali<br />
panen raya di Desa Slorok, Doko bersama<br />
dengan para kelompok tani setempat.<br />
Dalam mengawali panen raya, Wabub<br />
Rijanto juga didampingi pimpinan BP4K,<br />
Kepala Dinas Pertanian <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
Ir. Eko Priyo Utomo, Camat Doko,<br />
Koperasi Tani dan Gapoktan. Di Doko,<br />
Wabub Rijanto juga menyempatkan diri<br />
untuk melihat cara produksi tanaman padi<br />
sejak usia dini hingga panen. Ia juga<br />
melakukan dialog dengan para petani<br />
yang ada di sana.<br />
Selain melaksanakan program sapta<br />
usaha tani, para petani juga dituntut<br />
untuk aktif dalam melaksanakan Sekolah<br />
Lapang Pertanian Terpadu yang<br />
diselenggarakan pemerintah. Melalui<br />
penyuluhan pertanian ini, para petani<br />
dibekali dengan ilmu, pengetahuan,<br />
keterampilan, pengenalan paket teknologi<br />
dan inovasi baru di bidang pertanian<br />
dengan di dalamnya terdapat sapta<br />
usahanya. Penanaman nilai-nilai atau<br />
prinsip agribisnis, mengkreasi sumber<br />
daya manusia dengan konsep dasar<br />
filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif<br />
dan sebagainya. Hal inilah yang<br />
dilakukan pula di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Yang lebih penting lagi adalah<br />
mengubah sikap dan perilaku masyarakat<br />
pertanian agar mereka tahu dan mau<br />
menerapkan informasi anjuran yang<br />
dibawa dan disampaikan oleh penyuluh
Pegawai Dispenda, akan lebih profesional memberikan pelayanan<br />
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang<br />
dipisah Rp 2,6 milyar, dan lain-lain PAD<br />
yang sah sebesar Rp 48,1 milyar. Atau<br />
total APBD tahun 2013 ini ditargetkan<br />
sebesar Rp 1,4 trilyun. Dari jumlah<br />
tersebut 65,5 persen digunakan untuk<br />
belanja pegawai.<br />
Lantas langkah apa yang akan<br />
dilakukan Dinas Pendapatan <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> untuk pencapaian target pemerintah<br />
daerah?. Menurut Ismuni, ada beberapa<br />
langkah yang akan diterapkan untuk<br />
mencapai target pendapatan tahun ini. Di<br />
antaranya dengan melakukan intensifikasi<br />
dan ektensifikasi kegiatan. Langkah<br />
intentifikasi dilakukan dengan melakukan<br />
pendataan potensi yang ada,<br />
meningkatkan sosialisasi pajak daerah<br />
dan retribusi, pembekalan petugas<br />
pungut pajak, dan senantiasa koordinasi<br />
dengan pihak terkait.<br />
Sementara langkah kedua<br />
ektensifikasi dilakukan pada pajak tetap<br />
namun ada penyempurnaan tarif,<br />
perluasan wajib pajak dan retribusi,<br />
mengubah objek pajak dan retribusi, dan<br />
menambah fasilitas objek pajak yang<br />
berimbas meningkatnya pendapatan dari<br />
sektor ini. “Langkah-langkah ini akan<br />
segera kami terapkan. Semoga hasilnya<br />
memuaskan sesuai dengan harapan<br />
bersama,” tegas Ismuni.<br />
Hampir seluruh potensi pendapatan<br />
ditargetkan mengalami peningkatan lebih<br />
besar dari tahun 2012 dibandingkan tahun<br />
2013 ini. Di antaranya, pajak hotel dari Rp<br />
20 juta di tahun 2012 menjadi Rp 34 juta,<br />
pajak restoran dari Rp 386 juta menjadi Rp<br />
432 juta, pajak hiburan dari Rp 33 juta<br />
menjadi Rp 36 juta, pajak reklame tahun<br />
2012 sebesar Rp 287 juta menjadi Rp 397<br />
di tahun 2013, pajak parkir Rp 17 juta<br />
menjadi Rp 19 juta, pajak air tanah<br />
sebesar Rp 17 juta menjadi Rp 21 juta,<br />
pajak mineral bukan logam (galian C)<br />
sebesar Rp 192 juta meningkat menjadi Rp<br />
225 juta, bea perolehan hak atas tanah<br />
dan bangunan dari Rp 1,7 milyar menjadi<br />
Rp 2,1 milyar, pajak bumi dan bangunan<br />
perdesaan dan perkotaan Rp 15 milyar,<br />
dan PPJ dari Rp 13,2 milyar menjadi Rp<br />
15,2 milyar.<br />
Ismuni juga optimis, dengan langkahlangkah<br />
yang tepat dari Pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> akan tercapai target<br />
PAD tahun 2013 sebesar Rp 96 milyar.<br />
Selain itu tercapainya PBB Perdesaan dan<br />
Perkotaan sebesar Rp 15 milyar. “Kita<br />
sangat optimis pencapaian PAD tahun ini<br />
bakal terealisasi. Dan kita terus<br />
mendorong seluruh jajaran kita untuk<br />
kerja ekstra keras,” tandasnya.<br />
Saat ini, Dinas Pendapatan<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> juga tengah berbenah<br />
untuk penyiapan pelimpahan Pajak Bumi<br />
dan Bangunan dari pemerintah pusat ke<br />
pemerintah daerah. Rencananya,<br />
pelimpahan tersebut bakal direalisasikan<br />
mulai awal tahun 2014 mendatang.<br />
“Peralatan sudah kami siapkan<br />
seluruhnya untuk pelimpahan PBB<br />
perkotaan dan perdesaan kepada<br />
pemerintah daerah. Tak hanya peralatan,<br />
SDM yang profesional juga disiapkan<br />
menangani PBB tahun depan,” jelasnya.<br />
Sejumlah peralatan komputer disiapkan untuk tangani PBB yang dilimpahkan kepada Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
Sayangnya, dengan ditanganinya<br />
PBB Perkotaan dan Perdesaan oleh<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, tarif PBB<br />
tersebut bakal dinaikkan. “Rencananya<br />
tarif pajak bumi dan bangunan tahun<br />
depan bakal disesuaikan sebesar 0,3<br />
persen kali NJOP. Dan setiap 3 bulan<br />
sekali NJOP tersebut bakal dievaluasi<br />
pemerintah daerah,” jelas Ismuni.<br />
Rencana Pemkab <strong>Blitar</strong> untuk menambah<br />
PAD juga tampak pada dinaikkannya<br />
karcis masuk kawasan wisata Penataran<br />
dan kolam renangnya. “Jika biasanya<br />
karcis masuk kawasan kolam renang<br />
hanya Rp 1500 per orang, kini setelah<br />
dievaluasi menjadi Rp 2000 untuk anakanak<br />
dan Rp 3000 untuk dewasa,”<br />
imbuhnya. (hend)<br />
Majalah PENATARAN<br />
19<br />
(foto-foto:hendranova)
HAMBANGUN PRAJA<br />
Menengok Dinas Baru, Dinas Pendapatan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
Mengejar Target Tinggi<br />
Sebagai dinas baru pada lingkup Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Dinas<br />
Pendapatan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> harus segera tancap gas melaksanakan<br />
tugasnya. Dinas Pendapatan ini sebagai ujung tombak sumber anggaran<br />
pembangunan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, dituntut berinovasi untuk<br />
mendapatkan dana dari potensi yang dimiliki daerah ini. Berbagai<br />
inovasi jitu pun diterapkan untuk mencapai target yang diharapkan<br />
pemerintah daerah.<br />
Sekretaris Daerah <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>, Drs. Palal Ali Santoso,<br />
MM. pada akhir tahun 2012<br />
lalu mengungkapkan, dinas DPKAD<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> akan dipecah, salah<br />
satunya menjadi Dinas Pendapatan.<br />
Dinas ini dibebani target yang tinggi<br />
untuk menggali pendapatan daerah.<br />
“Ada peluang jabatan baru nanti di dinas<br />
baru yakni Dinas Pendapatan. Namun<br />
pejabat yang memimpin di sana harus<br />
siap segalanya. Mulai dari mental dan<br />
fisik. Juga butuh tanggung jawab yang<br />
sangat besar,” katanya.<br />
Menurut Palal Ali Santoso, Dinas<br />
Pendapatan mengemban amanah yang<br />
berat yakni harus siap berinovasi untuk<br />
menggali potensi pendapatan yang<br />
dimiliki di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Potensi yang<br />
18 Majalah PENATARAN<br />
Kantor baru Dispenda <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
ada harus dilirik guna menjadi penghasil<br />
anggaran untuk pembangunan di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Pejabat yang ada di<br />
Dinas Pendapatan harus siap kerja ektra<br />
keras guna mencapai target anggaran<br />
yang dibebankan Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>.<br />
Kepala Dinas Pendapatan <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>, Drs. Ismuni, MM. saat dikonfirmasi<br />
dikantornya, membenarkan kinerja yang<br />
diembannya telah menyita banyak waktu,<br />
tenaga dan pikiran. Namun amanah untuk<br />
memimpin dinas baru ini akan<br />
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya<br />
dengan penuh tanggung jawabnya.<br />
“Untungnya saya bukan orang baru di<br />
bidang Pendapatan ini, jadi sedikitnya<br />
saya sudah mengenal cara kerja di Dinas<br />
Pendapatan ini,” katanya.<br />
Diakui Ismuni, Dinas Pendapatan ini<br />
baru berdiri sehari pasca dilantiknya<br />
pejabat baru di Dinas Pendapatan<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> pada 22 Februari 2012<br />
lalu. Dinas Pendapatan Daerah menempati<br />
gedung baru senilai Rp 750 juta di Jalan<br />
WR Supratman No 29 <strong>Blitar</strong>, Telp (0342)<br />
802596-815197. Sejak berdiri, dinas baru<br />
ini langsung tancap gas dengan<br />
memberikan layanan kepada masyarakat.<br />
Menurut pria yang juga pernah<br />
menjabat Sekretaris DPKAD <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> ini, beberapa inovasi baru nantinya<br />
akan diterapkan Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> untuk memaksimalkan pendapatan<br />
daerah. Langkah-langkah ini diambil<br />
untuk mencapai target anggaran yang<br />
dibebankan untuk tahun anggaran 2013<br />
ini. “Dari berbagai potensi yang ada di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> akan kami gali untuk<br />
memaksimalkan pendapatan,” katanya.<br />
Tahun 2013 ini, Pendapatan Asli<br />
Daerah (PAD) ditargetkan sekitar Rp 96<br />
milyar atau meningkat jika dibandingkan<br />
tahun 2012 sebesar Rp 85,8 milyar. Untuk<br />
tahun 2013 ini, ditargetkan pendapatan<br />
dari pajak daerah sebesar Rp 18,5 milyar,<br />
retribusi daerah sebesar Rp 26,6 milyar,<br />
Kepala Dispenda Kab. <strong>Blitar</strong>, Drs. Ismuni, MM.
diciptakan, setelah para pedagang<br />
mengalami berbagai persoalan akibat tata<br />
kelola pasar yang belum memiliki konsep<br />
yang jelas.<br />
Data di Kantor Pasar Gambar<br />
menyebutkan, pengelolaan pasar ala<br />
Yohana ini mulai membuahkan hasil. Jika<br />
tahun 2011 pendapatan Pasar Gambar<br />
mencapai Rp 84.000.000 dalam satu tahun<br />
tersebut, maka tahun 2012 mengalami<br />
peningkatan sebesar Rp 100.800.000.<br />
Yohana optimis, hasil itu akan<br />
didongkrak karena usaha di pasar tampak<br />
semakin dinamis.<br />
Pasar Gambar saat ini memiliki luas<br />
lahan sebesar 5.462 m2, dengan kios<br />
sebanyak 53 unit, dan lahan parkir seluas<br />
50 m2. Kegiatan pasar terjadi baik di pagi<br />
hari maupun sore hari. Jumlah pedagang<br />
yang terdiri atas pedagang lapak, bakul<br />
ethek, maupun pelaku grosir, di pagi hari<br />
mencapai 500 orang, sedangkan di sore<br />
hari mencapai 45 orang. Data pengunjung<br />
yang terekam rata-rata mencapai 975<br />
orang di pagi hari, dan 450 orang di malam<br />
hari.<br />
Bagi Yohana, potensi yang ada di<br />
Pasar Gambar ini menurutnya cukup layak<br />
untuk diajukan sebagai pasar desa dalam<br />
lomba yang digagas pemerintah provinsi.<br />
“Kami tidak berangan-angan kepada hasil<br />
akhirnya nanti. Tapi saya yakin, proses<br />
persiapan menuju lomba ini nanti akan<br />
mempertinggi kesadaran para pedagang,<br />
untuk menata lingkungan pasar sebaikbaiknya,”<br />
imbuh Yohana.<br />
Kades Optimis<br />
Gelagat semarak para pedagang Pasar<br />
Gambar dalam menyongsong lomba pasar<br />
ini, tak urung membuat aparat Pemerintah<br />
Desa Wonodadi ikut turun tangan.<br />
Kepala Desa Wonodadi, Purnama, beserta<br />
stafnya tidak segan-segan menyiapkan<br />
daya dukung bagi keberhasilan pasar<br />
dalam berpartisipasi dalam perlombaan.<br />
“Kalau melihat peluangnya, kami<br />
mengaku optimis. Lha wong, ketika studi<br />
banding ke pasar desa di Jawa Tengah<br />
yang menjadi Juara Nasional Pasar Desa,<br />
saya kaget. Karena kondisi Pasar Gambar<br />
masih lebih bagus dibanding kondisi si<br />
juara itu,” kata Purnama.<br />
Namun ia menyadari, faktor penilaian<br />
tidak hanya berdasarkan suasana<br />
tampilan pasar saja. Tim juri akan melihat<br />
secara teliti, bagaimana pengelola Pasar<br />
Gambar dalam menata administrasi<br />
sebagaimana layaknya pasar sebagai<br />
asset desa. Para juri akan memelototi<br />
laporan keuangan, bagaimana sistem bagi<br />
hasil antara kegiatan operasional dengan<br />
retribusi, dan sebagainya.<br />
Yang tidak kalah pentingnya adalah<br />
Ketua Pasar, HM Yohana, dikenal akrab dengan para pedagang<br />
Kades Wonodadi, Purnama, ikut sibuk<br />
munculnya gerakan optimalisasi BUMDes<br />
yang diprakarsasi Kementerian Dalam<br />
Negeri. Pemprov Jatim juga getol<br />
menggenjot BUMDes sebagai calon saka<br />
guru memperbanyak pendapatan desa.<br />
Pasar desa dianggap sebagai salah satu<br />
unit usaha BUMDes, di antara usahausaha<br />
lain seperti usaha simpan-pinjam,<br />
maupun usaha sektor riil lainnya.<br />
“Kami menyadari segala<br />
kelemahan yang kami miliki, terutama di<br />
sisi administrasi tersebut. Oleh sebab itu,<br />
kami mengharap bimbingan yang<br />
sungguh dari Tim Pembina <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>, untuk membekali kami secara lebih<br />
matang,” tutur Purnama. (pur)<br />
Majalah PENATARAN<br />
17
HAMBANGUN PRAJA<br />
Pasar Wonodadi Maju ke Propinsi<br />
Pedagang di Pasar Gambar, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, kompak<br />
menuju Lomba Pasar Desa di Tingkat Propinsi Jawa Timur. Mereka ingin pasar tempat mereka<br />
bekerja, terasa nyaman meski tetap berkiblat sebagai pasar tradisional.<br />
Tekad itu dilontarkan Syaiful,<br />
Ketua Paguyuban Pasar<br />
Gambar, ketika melakukan<br />
musyawarah persiapan lomba di<br />
Wonodadi, Jumat (22/3). “Jujur saja, Pasar<br />
Gambar kondisinya belum ideal.<br />
Fasilitasnya kurang bagus, seperti<br />
kerusakan MCK, talang bocor, dan<br />
pengaturan pedagang. Dengan adanya<br />
lomba ini, semoga akan memperbaiki<br />
fasilitas yang ada,” tutur Syaiful dalam<br />
musyawarah itu.<br />
Informasi yang dihimpun Majalah<br />
Penataran menyebutkan, Pemerintah<br />
Provinsi Jawa Timur menggulirkan Lomba<br />
Pasar Desa tahun 2013. Pesertanya adalah<br />
pasar-pasar desa terbaik di seluruh<br />
kabupaten dan kota di Jatim. Andalan<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> tahun ini adalah Pasar<br />
Gambar, setelah bersaing dengan Pasar<br />
Selopuro dan Pasar Slorok.<br />
16 Majalah PENATARAN<br />
Ketua Paguyuban Pasar, Syaiful, ingin maju<br />
Gerbang pasar yang dijadikan Kantor Pengelola Pasar Gambar<br />
Kesempatan ini tidak disia-siakan<br />
oleh seluruh komponen masyarakat<br />
Wonodadi. Ketua Pasar Gambar , HM<br />
Yohana, segera merapatkan barisan<br />
dengan Kades Wonodadi, Purnama, serta<br />
para pedagang yang diwakili oleh Syaiful.<br />
Gong persiapannya dimulai dengan<br />
koordinasi teknis, yang melibatkan Tim<br />
Pembina dari <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang<br />
terdiri atas Bapemas, Disperindag, Tim<br />
Fasilitator Bumdes, dan sejumlah aktivis<br />
di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Bagi HM Yohana, perlombaan ini<br />
menjadi motivasi bagi pedagang untuk<br />
menciptakan situasi di pasar yang<br />
kondusif. “Saya baru satu tahun ini<br />
menjadi ketua pasar. Program awal yang<br />
saya canangkan, adalah menciptakan<br />
ketenangan bagi para pedagang untuk<br />
bekerja mencari nafkah,” ujar Yohana.<br />
Nyatanya, suasana nyaman itu berhasil
membentuk Tim Fasilitator untuk<br />
menghimpun kesiapan masing-masing<br />
desa dalam menggiatkan BUMDes-nya.<br />
Hasilnya, ada desa yang mampu<br />
mengelola BUMDes, namun banyak pula<br />
yang tidak menguasai tugas dan<br />
fungsinya sebagai pengelola BUMDes.<br />
“Tahun 2013 ini, kami<br />
memprioritaskan desa-desa yang sudah<br />
memiliki kesiapan sumber daya manusia<br />
maupun fasilitasnya, agar maju lebih<br />
cepat,” imbuh Agus Budi Handoko. Desa<br />
yang siap tinggal landas itu, disebutnya<br />
sebagai desa pilot project dalam<br />
pemberdayaan bumdes di <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>.<br />
PIBLAM Unibraw<br />
Peranan akademisi sangat<br />
dibutuhkan dalam pemberdayaan<br />
masyarakat. Strategi teknis yang<br />
terencana serta terprogram, menjadi kunci<br />
keberhasilan pembedayaan BUMDes di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Menurut Dra. Nur<br />
Elyatimah, Kepala Bidang Pemberdayaan<br />
Ekonomi di Bapemas, usaha<br />
pemberdayaan BUMDes di <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> dilakukan dengan menggandeng<br />
Unibraw Malang. “Sejak penyusunan<br />
konsep BUMDes, kita terus melibatkan<br />
pihak kampus. Tujuan kami agar kegiatan<br />
tetap bisa dilaksanakan secara konsisten<br />
dan tidak acak-acakan,” tuturnya.<br />
Dra. Nur Elyatimah mencontohkan<br />
keseriusan Unibraw dalam<br />
mempersiapkan tenaga-tenaga fasilitator<br />
lapangan yang kelak akan diturunkan<br />
untuk mendampingi perjalanan BUMDes<br />
di desa-desa, yaitu dilatih dan dididik<br />
sesuai dengan standar yang berlaku.<br />
Pada tahun 2013 ini, dibutuhkan 44 orang<br />
tenaga fasilitator yang akan diturunkan di<br />
22 kecamatan. Mereka telah lolos melalui<br />
seleksi administrasi, tes tulis dan<br />
intervieuw untuk mengetahui motivasi<br />
untuk menjadi tenaga fasilitator.<br />
“Setelah diperoleh 44 orang, lantas<br />
dididik di Unibraw. Jam latihannya pun<br />
memenuhi standar, seperti satuan kredit<br />
dalam pelajaran di kampus itu,” imbuh Bu<br />
El, panggilan akrabnya. Kurikulum yang<br />
diberikan pun, sesuai dengan target<br />
pendampingan. Antara lain, para<br />
fasilitator mengetahui model-model<br />
pembukuan dalam lembaga semacam<br />
BUMDes, dikenalkan pada penyusunan<br />
neraca keuangan dan sebagainya.<br />
Para calon tenaga fasilitator, mengaku<br />
cukup terkesan dengan bentuk<br />
pendidikan yang dilaksanakan Unibraw.<br />
Seperti diungkapkan Lamsuri, tenaga<br />
Fasilitator Kecamatan Kademangan yang<br />
mengikuti Pelatihan di Unibraw Malang,<br />
tanggal 19 sampai 20 Maret 2013. “Kami<br />
mendapat ilmu yang selama ini membuat<br />
kami penasaran. Misalnya mengukur<br />
penyusutan barang dalam membuat<br />
neraca keuangan,” ujar Lamsuri.<br />
Lamsuri dan kawan-kawanya<br />
mengaku terkesan, karena bentuk<br />
pelatihan yang dilakukan secara serius<br />
tapi santai, sehingga membuat peserta<br />
merasa kerasan meskipun harus<br />
meninggalkan keluarga selama mengikuti<br />
kegiatan tersebut.<br />
Usai pelatihan tersebut, tugas<br />
Dra. Nur Elyatimah, ikut intervieuw calon fasilitator<br />
Calon Fasilitator BUMDes ikut pelatihan<br />
Lamsuri, Fasilitator Kec Kademangan<br />
penting sudah menunggu di pundak para<br />
fasilitator. Kemampuan memilih Bumdes<br />
yang siap tinggal landas, diharapkan<br />
mampu pula mengawal proses penyatuan<br />
pasar desa sebagai aset di bawah<br />
naungan Badan Usaha Milik Desa. (pur)<br />
Majalah PENATARAN<br />
15
HAMBANGUN PRAJA<br />
Menggenjot Fungsi Pasar Desa<br />
Peranan tenaga Fasilitator BUMDes tahun 2013 ini tampaknya bakal mendapat dukungan yang tinggi<br />
dari DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, utamanya dari Komisi IV DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Pasalnya, Perda<br />
tentang Pasar Desa baru saja dilansir, sehingga membutuhkan umpan balik dari lapangan.<br />
Ketua Komisi IV DPRD<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Ahmad<br />
Tamim berharap, para tenaga<br />
fasilitator mampu mensosialisasikan perda<br />
pasar itu secara cerdas, sehingga<br />
mempermudah kesiapan pasar desa di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> sebagai aset desa yang<br />
bakal diserahkan pengelolaannya kepada<br />
desa melalui BUMDes. “Karena pasar<br />
desa bakal menjadi aset BUMDes, maka<br />
seluruh pengurus BUMDes harus<br />
dipersiapkan untuk menerima tanggung<br />
jawab itu. Di sinilah para fasilitator<br />
memiliki peran penting untuk<br />
mempersiapkan mereka,” ujar Gus Tamim,<br />
panggilan populernya.<br />
Harapan Komisi IV itu mendapat<br />
respon positif dari Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>, dalam hal ini aparat Badan<br />
Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas).<br />
Tidak tanggung-tanggung, Bapemas<br />
langsung tancap gas dengan melakukan<br />
rekrutmen fasilitator BUMDes baik di<br />
14 Majalah PENATARAN<br />
tingkat <strong>Kabupaten</strong> maupun fasilitator<br />
untuk tingkat Kecamatan. Proses seleksi<br />
dilakukan secara serius dengan<br />
melibatkan Universitas Brawijaya melalui<br />
lembaga teknisnya yang bernama Pusat<br />
Inkubator Bisnis dan Layanan<br />
Masyarakat (PIBLAM).<br />
Kepala Bapemas <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,<br />
Drs. Agus Budi Handoko, MSi,<br />
menyatakan BUMDes-BUMDes di masa<br />
mendatang, akan mendapat tugas penting<br />
karena menerima pasar desa sebagai salah<br />
satu unit usaha BUMDes. Proses<br />
menjembatani penyatuan kedua lembaga<br />
ini, membutuhkan figur-figur tenaga<br />
lapangan. “Strategi kami masih dengan<br />
cara mengandalkan hadirnya tenagatenaga<br />
fasilitator, yang membimbing<br />
pengurus-pengurus BUMDes di desadesa,”<br />
tutur Agus Budi Handoko.<br />
Model pendampingan lapangan ini,<br />
lanjut Agus, masih menjadi pilihan utama<br />
karena berdasarkan pengalaman masa<br />
Suasana pelatihan di Unibraw Malang<br />
lalu, ternyata para fasilitator telah mampu<br />
melahirkan BUMDes seperti Minggirsari,<br />
Jati, Bakung dan sebagainya. Di tahun<br />
2013 ini, Bapemas menargetkan<br />
munculnya kesiapan BUMDes baru di<br />
masing-masing kecamatan dengan<br />
harapan memiliki kesiapan mengelola<br />
pasar desa.<br />
Informasi yang dihimpun Majalah<br />
Penataran menyebutkan, Bapemas tidak<br />
main-main dalam menggenjot lahirnya<br />
BUMDes ini. Seluruh desa dikucuri modal<br />
BUMDes melalui dana ADD (Alokasi<br />
Dana Desa) sebesar 10 persen dari jatah<br />
ADD masing-masing desa, terhitung<br />
sejak tahun 2009 hingga tahun 2012.<br />
Masing-masing BUMDes diberi<br />
kesempatan untuk mengembangkan<br />
modal itu, melalui pengurus yang<br />
dibentuk oleh pemerintah desa setempat.<br />
Untuk memantau efektivitas<br />
penggunaan modal tersebut, pada tahun<br />
2012 lalu Bapemas <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>
Kegiatan yang bersifat<br />
pemberdayaan ekonomi, justru mendapat<br />
penekanan penting. Panitia menyediakan<br />
tidak kurang 90 unit stand pameran, yang<br />
akan dipakai sebagai ajang<br />
mempertontonkan prestasi masyarakat<br />
Jawa Timur. Para peserta diberi<br />
keleluasaan untuk mengeksplorasi<br />
keunggulan dan ciri khas daerah,<br />
sehingga corak dan ragamnya benarbenar<br />
akan mewakili keberagaman di Jawa<br />
Timur yang plural.<br />
Sebagai contoh, tipikal masyarakat<br />
Jawa Mantaraman di bagian selatan, tentu<br />
memiliki karakter yang berbeda dengan<br />
masyarakat pesisir dan tapal kuda di<br />
pantai utara. Berbeda pula dengan<br />
komunitas arek di Surabaya, bahkan<br />
sangat berbeda dengan masyarakat<br />
Madura. Perbedaan-perbedaan itu bisa<br />
dikenali dalam produk-produk makanan,<br />
pakaian, maupun benda-benda yang<br />
dijadikan komoditas pasar.<br />
Dihadiri Para Bupati dan<br />
Walikota<br />
Kemeriahan pencanangan BBGRM<br />
itu tidak main-main, karena delegasi<br />
masing-masing kabupaten dan kota akan<br />
dipimpin langsung oleh kepala daerah<br />
masing-masing. “Seluruh kabupaten<br />
dan kota se – Jawa Timur kita beri<br />
kesempatan mengisi stand-stand pameran<br />
yang kita sediakan,” imbuh Agus Budi<br />
Handoko. Para bupati dan walikota<br />
sendiri yang memimpin delegasi masingmasing<br />
daerah. Bahkan dijadwalkan para<br />
kepala daerah itu akan hadir bersama<br />
dalam upacara pembukaan tanggal 1 Mei<br />
20013 .<br />
Kegiatan penting yang sudah<br />
dijadwalkan untuk mempertemukan<br />
Gubernur Jatim dengan para kepala<br />
daerah bawahanya itu adalah<br />
diselenggarakannya forum dialog<br />
bersama Pakdhe Karwo. Dialog itu<br />
menjadi arena untuk penyampaian<br />
progress report pembangunan di Jatim,<br />
berbasis informasi dari seluruh kabupaten<br />
dan kota yang ada.<br />
“Jawa Timur menjadi salah satu<br />
lokomotif pertumbuhan ekonomi di<br />
Indonesia. Forum ini menjadi penting<br />
untuk membedah kelemahan maupun<br />
mengoptimalkan potensi daerah di<br />
masing-masing wilayah,” imbuh Agus<br />
lagi.<br />
Secara umum, Agus Budi Handoko<br />
menyatakan, pihak yang akan<br />
diuntungkan dalam kegiatan ini adalah<br />
masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Kedatangan<br />
para delegasi dari seluruh Jawa Timur<br />
akan memberikan tambahan keuntungan<br />
di <strong>Blitar</strong>. “Mereka akan membeli makanan<br />
di sini, menginap di sini, bahkan<br />
membelanjakan uangnya untuk membeli<br />
aneka barang oleh-oleh untuk di bawa<br />
pulang,” lanjutnya. (pur)<br />
Majalah PENATARAN<br />
13
HAMBANGUN PRAJA<br />
Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat<br />
Tiga ribu orang diperkirakan akan memadati lapangan Kanigoro, dalam Pencangan Bulan Bhakti<br />
Gotong Royong se- Jawa Timur pada 1 s/d 5 Mei 2013. Gubernur Jatim, Pakdhe Karwo, dijadwalkan<br />
akan melakukan pemukulan gong menandai pembukaan pada kegiatan yang akan diisi berbagai mata<br />
acara yang akan dipersembahkan kepada seluruh elemen di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> tersebut.<br />
Menurut Wakil Ketua Panitia,<br />
Drs. Agus Budi Handoko<br />
MSi, agenda kegiatan<br />
berskala regional ini dipusatkan di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, karena Pemerintah<br />
Provinsi Jawa Timur memberikan apresiasi<br />
yang tinggi kepada keseriusan Pemkab<br />
<strong>Blitar</strong> dalam melaksanakan Bulan Bhakti<br />
Gotong Royong dari tahun ke tahun.<br />
“Selama ini kami melaksanakan<br />
kegiatan itu tidak sekedar formalitas<br />
upacara belaka, tetapi membuat acara<br />
yang sungguh-sungguh dari rakyat untuk<br />
rakyat,” papar Agus Budi Handoko yang<br />
juga menjabat Kepala Bapemas Kab <strong>Blitar</strong><br />
itu.<br />
Data yang dihimpun Majalah<br />
Penataran menyebutkan, Bulan Gotong<br />
Royong yang akan digelar secara massal<br />
12 Majalah PENATARAN<br />
selalu diisi dengan pameran produk<br />
masyarakat dari seluruh <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Kegiatan ini selalu memancing partisipasi<br />
dari berbagai elemen, utamanya para<br />
pelaku bisnis dan industri rumah tangga<br />
(home industry). Alhasil, dalam eventevent<br />
pameran itu akhirnya terjadi<br />
transaksi perekonomian yang mampu<br />
menarik minat berbagai pihak.<br />
Yang mengesankan dalam acara yang<br />
dikemas oleh Bapemas <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
itu, selalu memberikan porsi perhatian<br />
yang lebih besar kepada pelaku-pelaku<br />
usaha kecil dan menengah, dibanding<br />
bobot kesempatan yang diberikan kepada<br />
pengusaha besar. Sehingga dengan<br />
demikian, kegiatan ini selalu menjadi<br />
ajang kompetisi yang ditunggu-tunggu<br />
oleh pelaku ekonomi kecil.<br />
Agus Budi Handoko menambahkan,<br />
kegiatan pencanangan Bulan Bhakti<br />
Gotong Royong kali ini digelar di atas<br />
lahan calon lokasi pembangunan untuk<br />
Kantor Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Tanah tersebut berlokasi terletak di tepi<br />
jalur Kanigoro-Kota <strong>Blitar</strong>. “Kegiatan<br />
diawali seremoni Upacara Pembukaan<br />
yang dipimpin Bapak Gubernur Jatim, dan<br />
akan diteruskan dengan berbagai<br />
kegiatan menarik lainnya,” tukas Agus.<br />
Ia mencontohkan, kegiatan bersifat<br />
olahraga seperti fun bike dengan<br />
memberikan hadiah sepeda motor, tentu<br />
akan menjadi daya tarik bagi masyarakat<br />
luas. Olahraga yang bersifat rekreatif ini<br />
memiliki penggemar yang luas, baik tua<br />
maupun muda diprediksi bakal ikut ambil<br />
bagian dalam kegiatan tersebut.
antaranya fraksi Demokrat, dalam<br />
pandangannya yang disampaikan<br />
Sukamdi, SH. mengatakan, penambangan<br />
pasir di Kali Badak, Nglegok perlu<br />
mendapatkan perhatian serius dari<br />
pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
“Penambangan pasir di Kali Badak telah<br />
menyebabkan kerusakan jalan karena<br />
banyak kendaraan yang beratnya<br />
melebihi kelas jalan. Kerusakan ini akan<br />
berdampak pada perekonomian yang<br />
dikarenakan rusaknya sarana transportasi<br />
masyarakat di sana,” katanya.<br />
Ditambahkan Sukamdi, fraksi<br />
Demokrat meminta kepada Pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk memperhatikan<br />
kondisi sekolah yang ada di wilayah<br />
perbatasan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dengan<br />
Kota <strong>Blitar</strong>. Juga peningkatan kualitas<br />
sekolah yang ada di pelosok. “Fasilitas<br />
pendidikan di daerah pelosok perdesaan<br />
dan terpencil masih terbatas. Sehingga<br />
masih banyak anak-anak yang kesulitan<br />
mengakses layanan pendidikan yang<br />
layak,” imbuh Sukamdi.<br />
Sementara itu, anggota Fraksi PDI-<br />
Perjuangan, Sugeng Hariadi<br />
menyampaikan, Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> segera menindaklanjuti sesuai<br />
rekomendasi BPK terkait hasil audit BPK<br />
RI tentang instalasi farmasi di RSUD<br />
Ngudi Waluyo Wlingi. “Ada 15 temuan<br />
BPK yang harus ditindaklanjuti, ini<br />
semuanya demi langkah perbaikan pada<br />
pengelolaan RSUD Ngudi waluyo<br />
Wlingi,” jelasnya.<br />
Fraksi PDI Perjuangan juga meminta<br />
Bank pemerintah maupun swasta yang<br />
ada di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk<br />
memprioritaskan pemberian kredit lunak<br />
terhadap UMKM. Selain itu kredit lunak<br />
juga selayaknya diberikan kepada usaha<br />
pertanian, usaha ekonomi kerakyatan.<br />
“Mereka layak mendapatkan kredit lunak<br />
dengan bunga rendah, jaminan<br />
sederhana, dan jangka waktu yang<br />
panjang,” tambah Sugeng Hariadi.<br />
Hal senada juga diungkapkan<br />
Sekretaris Fraksi Gerakan Pembangunan<br />
Sejahtera, Syafi’ Zam Zami, SH. Di<br />
katakannya, Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
hendaknya terus memberikan pelayanan<br />
kesehatan gratis kepada masyarakat<br />
miskin melalui program Jamkesmas,<br />
Jamkeda, dan surat keterangan miskin.<br />
“Selain itu, layanan gratis ini juga perlu<br />
ditingkatkan melalui Rumah Sakit Daerah<br />
dan Puskesmas,” katanya.<br />
Sedangkan, Nursalim anggota Fraksi<br />
Golongan Karya DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
meminta kepada Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> untuk meningkatkan kualitas<br />
perekonomiannya. “Pertumbuhan makro<br />
ekonomi, angka inflasi, PDRB, dan<br />
pendapatan per kapita menunjukan<br />
kecenderungan positif, namun hal ini<br />
harus bisa ditingkatkan lagi,” katanya.<br />
Ditambahkan, program perekonomian ini<br />
akan berpengaruh sangat vital guna<br />
menopang program-program yang lain.<br />
Sekretaris Fraksi PAN, Drs. Imam<br />
Masrokan menyampaikan, keputusan<br />
yang dihasilkan rapat Pansus LKPJ<br />
Bupati <strong>Blitar</strong> 2012 hanya merupakan<br />
rekomendasi untuk perbaikan<br />
penyelenggaraan pemerintahan ke depan.<br />
Namun, LKPJ ini perlu dibahas secara<br />
serius berdasar temuan yang objektif. “F-<br />
PAN juga meminta LKPJ ini isinya<br />
setidaknya merupakan hasil audit kinerja<br />
yang dilakukan BPK, sehingga akan<br />
menghasilakn informasi yang berguna<br />
untuk meningkatkan kinerja dan<br />
memudahkan pengambilan keputusan<br />
bagi pihak yang diberi tanggung jawab<br />
untuk mengawasi, koreksi, dan<br />
meningkatkan pertanggungjawaban ke<br />
publik,” ungkapnya.<br />
Catatan redaksi, DPRD <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> juga telah membentuk Panitia<br />
Khusus LKPJ Bupati <strong>Blitar</strong> tahun 2012.<br />
Pansus LKPJ yang diketuai Gatot<br />
Darwoto, SH. diharapkan segera tancap<br />
gas untuk membahas LKPJ ini. Sehingga<br />
hasil pembahasan Pansus ini dapat<br />
segera dapat diketahui dan diumumkan<br />
kepada masyarakat.(hend)<br />
Majalah PENATARAN<br />
11
HAMBANGUN PRAJA<br />
Menengok LKPJ Bupati <strong>Blitar</strong> 2012<br />
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati <strong>Blitar</strong> selalu menyita<br />
perhatian publik. Ini dikarenakan di dalamnya terdapat keberhasilan apa saja<br />
yang sudah diraih orang nomor satu di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> selama tahun 2012 lalu.<br />
Tak terkecuali anggota DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang juga memberikan tanggapan<br />
beragam terkait LKPJ Bupati <strong>Blitar</strong> tahun 2012.<br />
Dalam pernyataannya di<br />
depan anggota DPRD<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dalam<br />
Rapat Paripurna Penyampaian LKPJ<br />
Bupati <strong>Blitar</strong> tahun 2012, Bupati <strong>Blitar</strong>, H.<br />
Herry Noegroho, SE. MH, Rabu (1/4)<br />
menyatakan, penyelenggaraan<br />
pembangunan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> tahun<br />
2012 berjalan dengan baik. “Saya<br />
sampaikan terima kasih kepada<br />
masyarakat, aparatur pemerintah, dan<br />
DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang telah<br />
memberikan dukungan sehingga<br />
pembangunan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dapat<br />
berjalan dengan baik,” katanya saat<br />
menyampaikan LKPJ Bupati <strong>Blitar</strong> di<br />
Gedung Graha Paripurna DPRD<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Menurut Herry Noegroho,<br />
keberhasilan pembangunan tahun 2012 ini<br />
juga didukung dengan terwujudnya<br />
kondisi sosial politik yang semakin<br />
kondusif. Selain itu, meningkatnya<br />
10 Majalah PENATARAN<br />
partisipasi masyarakat dalam program<br />
pembangunan melalui wadah<br />
Musrenbang. Keberhasilan ini juga<br />
tampak pada pencapaian Indeks<br />
Pembangunan Manusia (IPM). “Dimana<br />
IPM ini disusun 3 komponen yakni,<br />
lamanya hidup, tingkat pendidikan, dan<br />
tingkat kehidupan yang layak,”<br />
ungkapnya.<br />
Diakui Herry Noegroho, pelaksanaan<br />
program dan kegiatan tahun 2012 telah<br />
dihasilkan di antaranya di bidang<br />
pendidikan, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah<br />
berupaya meningkatkan kesempatan<br />
seluruh anak usia sekolah untuk dapat<br />
menikmati pendidikan dasar 9 tahun. Di<br />
sisi lain, telah dilakukan pembangunan<br />
dan rehabilitasi gedung sekolah dan<br />
ruang kelas, pengadaan buku dan alat<br />
tulis, pengadaan darana dan prasarana<br />
SMK model B, dan pengadaan sarana<br />
perpustakaan.<br />
Di bidang kesehatan, pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah memberikan<br />
pelayanan kesehatan gratis kepada<br />
122.941 masyarakat miskin melalui<br />
Jamkesmas, Jamkesda, dan surat<br />
keterangan miskin. Di bidang pekerjaan<br />
umum, di tahun 2012 pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah melaksanakan<br />
pembangunan dan rehabilitasi jalan,<br />
jembatan, jaringan PJU, infrastruktur<br />
jaringan listrik perdesaan, rehab saluran,<br />
rehab dan pemeliharaan dam. “Di tahun<br />
2012, kondisi jalan aspal di <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> 80,09 persen dalam kondisi baik,<br />
sedangkan 15,02 persen dalam kondisi<br />
sedang, dan 5 persen sisanya kondisi<br />
rusak,” jelas Herry Noegroho.<br />
Menanggapi LKPJ Bupati <strong>Blitar</strong><br />
tahun 2012, beberapa fraksi di DPRD<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> menyambut baik laporan<br />
tersebut. Namun, fraksi-fraksi juga<br />
memberikan catatan khusus berupa<br />
masukan dan pendapatnya terkait<br />
pembangunan di tahun 2012. Di
“Yang kami pikirkan dalam waktu dekat<br />
ini, adalah membangun gedung dengan<br />
konstruksi terbuka, yang siap<br />
menampung warga di kawasan pantai,”<br />
imbuhnya.<br />
Gedung terbuka yang dimaksud<br />
adalah bangunan besar, yang memenuhi<br />
kaidah-kaidah yang dipersyaratkan<br />
sebagai perlindungan dari ancaman<br />
tsunami. Antara lain memiliki ketinggian<br />
10 meter dari permukaan laut. Selain itu,<br />
lokasi itu bisa ditempuh dalam rentang<br />
waktu 20 menit, setelah terdengar sirine<br />
tanda bahaya datangnya ancaman<br />
tsunami.<br />
Batas ketinggian dasar lantai itu<br />
sudah melalui berbagai pengamatan para<br />
ahli, dimana ketinggian permukaan laut<br />
akan naik secara tiba-tiba setelah terjadi<br />
hempasan gelombang. Menurut Heru<br />
Irawan, sekelompok masyarakat yang<br />
mengamankan diri di gedung tersebut,<br />
memiliki resiko kecil akan menjadi korban.<br />
“Gelombang di pantai memang tinggi,<br />
dan mungkin bisa melebihi 10 meter. Tapi<br />
ingat, gedung ini kan tidak persis di bibir<br />
pantai. Ada spasi jarak, yang bisa dicapai<br />
dalam waktu 20 menit tadi,” katanya<br />
menjelaskan.<br />
Bagi BPBD Kab. <strong>Blitar</strong>, kesiapan<br />
menghadapi ancaman tsunami sudah<br />
menjadi tugas pokok dan fungsi lembaga<br />
tersebut, karena <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
termasuk di antara 398 kabupaten di<br />
seluruh Indonesia yang rawan gempa dan<br />
rawan tsunami. Rentannya kawasan ini<br />
tidak bisa dipungkiri, karena kepulauan<br />
Indonesia memang berdiri di atas<br />
pertemuan lempengan-lempengan<br />
tektonik.<br />
Tragedi gempa dan tsunami sudah<br />
dirasakan masyarakat di seluruh Indonesia.<br />
Bencana terburuk yang masih<br />
menghantui adalah tsunami Aceh, yang<br />
menimbulkan ratusan ribu nyawa<br />
melayang hanya dalam tempo sekejap.<br />
Kemudian disusul gempa dan tsunami di<br />
Kepulauan Nias, yang juga menimbulkan<br />
penderitaan memilukan bagi warganya.<br />
Siaga Bencana Kelud<br />
Heru Irawan menambahkan, prioritas<br />
lain yang dihadapi instansinya adalah<br />
kewaspadaan terhadap ancaman letusan<br />
Gunung Kelud. “Berdasarkan peta waktu<br />
yang dibuat para ahli vulkanologi,<br />
periode jarak letusan Gunung Kelud<br />
berkisar antara 15 tahun sampai 25 tahun.<br />
Perhitungan para ahli ini, jangan kita<br />
abaikan,” katanya lagi.<br />
Sejak terjadi letusan Gunung Kelud<br />
tahun 1990 silam, aktivitas Gunung Kelud<br />
memang menggeliat 19 tahun yaitu tahun<br />
2009 yang lalu. Tapi aktivitas tektonik itu<br />
tidak menjadi letusan eksplosif. Tenaga<br />
daya dorong dari dapur magma tidak<br />
cukup untuk melontarkan batu-batu dari<br />
kawah Kelud, melainkan sekedar<br />
mengangkat bebatuan itu sehingga saat<br />
ini telah menutupi kawah Kelud, dan<br />
menjadi bukit baru yang berpijar.<br />
Para ahli justru mencemaskan dampak<br />
letusan mendatang, yang diperkirakan<br />
akan berdampak besar. Kesadaran itu<br />
ditangkap masyarakat di kawasan<br />
Gunung Kelud yang membentuk<br />
organisasi bernama Jangkar Kelud.<br />
Aktivitas mereka diprogram dan<br />
dimonitoring oleh KAPALA<br />
Yogyarakarta, meliputi Pengurangan<br />
Resiko Bencana (PRB) atau Early Warning<br />
System, Pengurangan Bencana<br />
Berbasis Masyarakat (PBBM) atau<br />
Community Base Disaster Risk Management<br />
(CBDRM) , dan Kegiatan Ekonomi<br />
untuk PRB<br />
Para aktivis Jangkar Kelud yang<br />
benar-benar asli warga kawasan rawan<br />
bencana, yaitu 36 desa yang terletak di<br />
lereng Kelud, di kawasan Kediri, <strong>Blitar</strong>,<br />
dan Malang. Organisasi itu dikelola para<br />
petani, wiraswasta, aktivis, hingga tokohtokoh<br />
birokrasi maupun teknokrat. Ikatan<br />
emosional karena senasib dan<br />
sependeritaan berada di dalam area<br />
daerah bencana Kelud ini, lebih saling<br />
menguatkan satu sama lain. “Kami<br />
memiliki keluarga, yang harus kami<br />
selamatkan jika sewaktu-waktu ada<br />
bencana Kelud. Kalau kami tidak<br />
menyiapkan diri secara baik, mau minta<br />
tolong ke pihak mana lagi?” imbuhnya.<br />
Meskipun berada di wilayah<br />
administrasi kabupaten yang berbedabeda,<br />
tetapi tidak menjadikan mereka<br />
Aktivitas Jangkar Kelur, masyarakat yang selalu siaga bencana<br />
ketularan penyakit politis yaitu udrekudrekan<br />
soal tapal batas. Dalam<br />
menyikapi soal rebutan kepemilikan itu,<br />
aktivis yang asli warga pedesaan itu tidak<br />
mau ikut campur. Sebab jika Gunung<br />
Kelud meletus, mereka sendiri-lah yang<br />
bertanggung jawab atas keselamatan<br />
keluarga-keluarga mereka. (pur)<br />
Majalah PENATARAN<br />
9
GERBANG<br />
Gelombang pantai selatan, ancaman tsunami sewaktu-waktu dan Gunung Kelud, bencana rutin dalam siklus 25 tahunan<br />
BPBD Siaga Bencana<br />
Masyarakat di kawasan rawan bencana belum memiliki fasilitas perlindungan yang<br />
memadai. Jika terjadi musibah sewaktu-waktu, dikhawatirkan sulit untuk menekan<br />
minimnya jumlah korban.<br />
Salah satu contoh yang nyata<br />
adalah masyarakat <strong>Blitar</strong><br />
selatan, khususnya yang<br />
berada di kawasan pantai. Ancaman<br />
bencana tsunami, selalu siap menerkam<br />
mereka sewaktu-waktu. Jangankan<br />
fasilitas untuk evakuasi, bahkan tanda<br />
sirine yang memberi sinyal tanda bahaya<br />
pun, tidak terpasang di sana.<br />
Hal ini diakui oleh Kepala Badan<br />
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Heru Irawan, yang<br />
menyadari perlunya sarana untuk siaga<br />
bencana. “Tidak ada yang tahu, kapan<br />
bencana seperti tsunami itu akan tiba.<br />
Untuk itu, kami akan memprioritaskan<br />
pengadaan fasilitas-fasilitas cegah dini<br />
maupun kebutuhan lainya,” tuturnya<br />
kepada reporter Majalah Penataran.<br />
BPBD saat ini sedang<br />
mengkonsolidasikan diri untuk<br />
pengadaan peralatan alarm untuk<br />
mendeteksi munculnya ancaman<br />
gelombang tsunami. Untuk merealisasikan<br />
hal itu, diperlukan komunikasi yang<br />
8 Majalah PENATARAN<br />
intensif dengan Badan Nasional<br />
Penanggulangan Bencana, mengingat<br />
pengadaan peralatan tersebut cukup<br />
mahal, dan membutuhkan pengawasan<br />
BNPB.<br />
Kepala BPBD Kab <strong>Blitar</strong>, Heru Irawan<br />
Selain menjalin komunikasi secara<br />
intens dengan BNPB, fasilitas lain yang<br />
bisa segera dilakukan adalah membangun<br />
sarana untuk evakuasi sementara,<br />
bilamana muncul ancaman musibah.
sebagai patokan. Kedepan kita akan<br />
melajutkan program-program yang masih<br />
belum selesai,”.<br />
Disampaikan oleh Bupati, banyak<br />
sekali program-program pemerintah yang<br />
sudah direalisasikan di segala bidang.<br />
Baik di bidang pendidikan, kesehatan dan<br />
ekonomi. Seperti yang disampaikannya di<br />
depan, semua tetap mengacu pada visi<br />
misi Bupati dan Wakil Bupati yaitu<br />
menciptakan masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
yang sejahtera, religious, dan berkeadilan.<br />
Di Bidang Pendidikan, Pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> menggulirkan program<br />
pendidikan gratis mulai tingkat SD, SMP,<br />
dan SMA yang diprioritaskan untuk<br />
siswa dan siswi dari keluarga kurang<br />
mampu. Sedangkan di bidang kesehatan<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
menunjukkan komitmennya untuk<br />
mendukung penuh program-program<br />
yang digagas oleh Pemerintah Pusat<br />
berupa kemudahan pelayanan kesehatan<br />
bagi warga miskin melalui Jamkesmas.<br />
Dalam bidang kesehatan ini<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah<br />
mengalokasikan anggaran khusus untuk<br />
warga miskin yang namanya tidak tercover<br />
dalam Jamkesmas untuk kemudian<br />
difasilitasi melalui program Jamkesda<br />
(Jaminan Kesehatan Daerah).<br />
Sedangkan di Bidang Ekonomi,<br />
Bupati dan Wakil Bupati berhasil<br />
meningkatkan pertumbuhan ekonomi<br />
masyarakat melalui Program<br />
Pemberdayaan Masyarakat Desa yang<br />
diantaranya diwujudkan melalui program<br />
PNPM Mandiri Pedesaan, ADD, Bumdes,<br />
dan Perda Pasar Desa.<br />
Dan dalam rentang waktu dua tahun<br />
tersebut sudah banyak pula prestasi yang<br />
telah diraih. Meskipun, masih ada<br />
pekerjaan yang harus diselesaikan pada<br />
sisa periode masa jabatannya sebagai<br />
Bupati kedepan. “Dalam kurun waktu dua<br />
tahun ini <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah banyak<br />
mengukir prestasi. Namun begitu masih<br />
banyak pula pekerjaan yang belum kita<br />
selesaikan.” Herry Noegroho menuturkan.<br />
Lebih lanjut Herry Noegroho<br />
mengatakan, sampai pada Tahun 2012<br />
atau dua tahun periode kepemimpinannya<br />
tidak kurang dari empat puluh piala /<br />
penghargaan dengan predikat sebagai<br />
yang terbaik di tingkat Propinsi, Nasional<br />
maupun Asean telah diperoleh<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Beberapa prestasi yang diperoleh<br />
diantaranya, Lomba Penghijauan dan<br />
Konservasi Alam Wana Lestari Kategori<br />
Penyuluh Kehutanan sebagai Juara I<br />
Tingkat Nasional, Penghargaan Presiden<br />
RI sebagai Juara I Pembina Program<br />
Nasional Pemberdayaan Masyarakat<br />
(PNPM) Mandiri Pedesaan dan sebagai<br />
Juara I Tingkat Nasional Kelompok<br />
Peternak untuk Komoditas Ayam Buras,<br />
Juara II Tingkat Nasional dalam Lomba<br />
Posyandu, Juara I Tingkat Nasional<br />
Lomba UP2K, dll.<br />
Sedangkan di Tingkat Propinsi, yakni<br />
keberhasilan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
memperoleh Otonomi Award untuk<br />
katagori Pertumbuhan Ekonomi,<br />
memperoleh Juara III dalam Lomba<br />
Perpustakaan Desa/Kelurahan dan Lomba<br />
Sanimas, Juara II Perti Husada, Juara III<br />
Lomba HIPPAM, Juara I Lomba Kios<br />
Daging Aman, Sehat, Utuh dan Halal<br />
(ASUH), dll.<br />
Untuk Tingkat Asean mendapatkan<br />
Juara III Nomor Regu Putra Lomba Sepak<br />
Takraw pada ASEAN Schools Games dan<br />
keberhasilan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi<br />
mewakili Indonesia di tingkat asia setelah<br />
sukses meraih penghargaan di ajang<br />
IHMA Award Tahun 2012.<br />
Pada malam “Launching Buku dan<br />
Silaturrahmi Dalam Rangka Refleksi Dua<br />
Tahun Masa Bhakti Bupati dan Wakil<br />
Bupati <strong>Blitar</strong>” di Grand Mansion Hotel<br />
Kota <strong>Blitar</strong> itu juga ditayangkan sinopsis<br />
dalam bentuk video trailer keberhasilan<br />
program-program kerja Bupati dan Wakil<br />
Bupati <strong>Blitar</strong> selama dua tahun pertama<br />
serta sederetan prestasi yang telah<br />
berhasil diraih oleh <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Dan pada malam itu juga di<br />
launching buku yang berjudul “2 Tahun<br />
Kepemimpinan Yang Membawa Harapan”<br />
yang diterbitkan oleh Pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Buku yang merupakan<br />
pendokumentasian secara sistematis<br />
episode kepemimpinan dan proses dari<br />
Bupati Herry Noegroho dan Wakil Bupati<br />
Rijanto yang mengabdi bagi kepentingan<br />
dan kemaslahatan warga masyarakat<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Namun kendati sudah<br />
mempersembahkan sederetan prestasi<br />
yang cukup mengesankan tamu<br />
undangan, tidak lantas membuat puas<br />
Bupati Herry Noegroho. Belum puasnya<br />
bupati mengingat masih ada beberapa<br />
pekerjaan rumah Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> yang belum tuntas dan akan<br />
direalisasikan dalam tiga tahun<br />
berikutnya.<br />
Suasana santai pada acara silaturrahmi & launching buku<br />
Pihaknya akan terus memacu<br />
peningkatan pertumbuhan ekonomi,<br />
pelayanan kesehatan dan pendidikan,<br />
serta meningkatkan Indeks Pembangunan<br />
Manusia (IPM). Disamping itu ada<br />
beberapa proyek besar Pemkab <strong>Blitar</strong><br />
yang harus segera diselesaikan.<br />
Diantaranya yaitu pemindahan Ibukota<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ke Kecamatan Kanigoro<br />
serta pembangunan stadion di Kecamatan<br />
Nglegok.<br />
“Kami berharap dalam waktu tiga<br />
tahun kedepan, semuanya bisa<br />
terselesaikan.”, pungkas Herry Noegroho<br />
mengakhiri perbincangan dengan para<br />
wartawan. (Moza)<br />
Majalah PENATARAN<br />
7
GERBANG<br />
Launching Buku dan Refleksi<br />
Dua Tahun Kepemimpinan Bupati <strong>Blitar</strong><br />
Bertempat di Grand Mansion Hotel Kota <strong>Blitar</strong>, pada Rabu (30/01), Bupati dan Wakil Bupati <strong>Blitar</strong><br />
memaparkan hasil-hasil pembangunan dari dua tahun masa kepemimpinannya dalam acara yang<br />
bertajuk “Launching Buku dan Silaturrahmi Dalam Rangka Refleksi Dua Tahun Masa Bhakti<br />
Bupati dan Wakil Bupati <strong>Blitar</strong>”.<br />
Acara Launching Buku dan<br />
Silaturrahmi Dalam Rangka<br />
Refleksi Dua Tahun Masa<br />
Bhakti Bupati dan Wakil Bupati <strong>Blitar</strong><br />
pada awal Tahun 2013 ini diprakarsai oleh<br />
Humas Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Selain dihadiri oleh seluruh pejabat di<br />
jajaran Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
(Kepala SKPD) dan Muspida, turut hadir<br />
pula pada malam itu tokoh masyarakat,<br />
tokoh agama, budayawan, Lembaga<br />
Swadaya Masyarakat (LSM) dan para<br />
pengusaha se-<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
6 Majalah PENATARAN<br />
Sejak dilantik dan menjabat sebagai<br />
orang nomor satu di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
pada tanggal 31 Januari 2011,<br />
kepemimpinan pasangan Bupati Herry<br />
Noegroho dan Wakil Bupati Rijanto<br />
sudah berjalan selama dua tahun atau<br />
masih tersisa tiga tahun sesuai lima tahun<br />
periode masa jabatan pasangan ini hingga<br />
Tahun 2016.<br />
H. Herry Noegroho – H. Rijanto<br />
dalam kepemimpinannya selalu mengacu<br />
pada Visi-Misi Bupati dan Wakil Bupati.<br />
Yaitu mewujudkan masyarakat yang<br />
sejahtera, religius dan berkeadilan.<br />
Meningkatkan kualitas infrastruktur dan<br />
akses ekonomi serta layanan publik.<br />
Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi<br />
yang berkelanjutan serta meningkatkan<br />
daya saing dan mewujudkan olah raga<br />
serta seni budaya bersama masyarakat.<br />
Hal ini seperti yang disampaikan oleh<br />
Bupati disela-sela acara kemarin kepada<br />
para wartawan. “Yang jelas sesuai dengan<br />
Visi dan Misi saya sebagai Bupati yaitu<br />
agar bagaimana membuat masyarakat<br />
sejahtera, religius dan berkeadilan. Itu
Mampu Bekerja (STMB) selama 2 x 24 jam<br />
dan atau menyebabkan terhentinya<br />
proses dan atau rusaknya peralatan tanpa<br />
korban jiwa dimana kehilangan waktu<br />
kerja tidak melebihi shift berikutnya pada<br />
kurun waktu tertentu dan jumlah jam kerja<br />
orang tertentu.<br />
Budaya Keselamatan Kerja<br />
Kampanye budaya keselamatan kerja,<br />
memang sudah menjadi tugas<br />
Disnakertrans <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Djohar<br />
Sutrisno melukiskan, secara rutin<br />
pihaknya melakukan pemantauan dan<br />
pengawasan ke perusahaan-perusahaan<br />
yang ada di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. “Ada<br />
norma kerja maupun norma keselamatan<br />
dan kesehatan kerja, yang harus dipatuhi<br />
bersama,” lanjutnya.<br />
Norma yang dimaksud adalah standar<br />
jam kerja, standar upah, hak cuti<br />
karyawan, jaminan kepesertaan<br />
jamsostek, dan sebagainya. Sedangkan<br />
norma K-3 adalah menjamin tidaknya<br />
adanya kecelakaan maupun penyakit<br />
yang ditimbulkan akibat pekerjaan. “Ada<br />
ketentuan yang baku, misalnya suara<br />
mesin harus di bawah angka 85 desibel,<br />
lalu petir petir di bawah 5 ohm, dan<br />
sebagainya,” imbuhnya lagi.<br />
Di samping pengawasan kepada<br />
perusahaan, keselamatan pekerja juga<br />
mendapat pengawasan. Yang paling<br />
kentara adalah alat pelindung kepala,<br />
masker, pelindung tubuh, dan berbagai<br />
peralatan yang sesuai dengan objek serta<br />
kondisi tempat kerja. Perusahaanperusahaan<br />
yang lalai dalam pemberian<br />
perlindungan itu, akan mendapat<br />
pembinaan dari Disnakertrans.<br />
“Kami melakukan pengawasan<br />
berjenjang. Mulai dari pencegahan<br />
preventif, kemudian pengawasan Non<br />
Yustisia yang cukup dengan membuat<br />
nota pemeriksaan, hingga yang paling<br />
akhir yaitu Pro Yustia yang berupa<br />
pembuatan BAP,” imbuhnya lagi.<br />
Dengan keseriusan semacam itu,<br />
yang diharapkan adanya budaya<br />
keselamatan dan kesehatan kerja. Hal<br />
serupa juga menjadi perhatian para<br />
pekerja, yang tidak ingin mendapatkan<br />
resiko dalam pekerjaan. Di perusahaanperusahaan<br />
di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, telah<br />
memiliki Panitia Pembinaan Kesehatan<br />
dan Keselamatan Kerja (P2 K3). Lembaga<br />
ini merupakan wadah bersama, antara<br />
pengelola perusahaan dan karyawan,<br />
yang sama-sama menginginkan<br />
tercipatanya kesehatan dalam<br />
Daftar Perusahaan penerima penghargan Program Kecelakaan Nihil<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> Tahun 2013<br />
No.<br />
1.<br />
2.<br />
3.<br />
4.<br />
5.<br />
6.<br />
7.<br />
8.<br />
9.<br />
10.<br />
11.<br />
12.<br />
13.<br />
14.<br />
15.<br />
16.<br />
17.<br />
18.<br />
19.<br />
20.<br />
Nama<br />
Alamat Perusahaan<br />
Perk. Kismohandayani, Perkebunan kopi<br />
nyuyur Kec. Gandusari Kab. <strong>Blitar</strong><br />
KSU. Sri Lestari,Jl. Raya Kediri Km. 22<br />
Sukorejo Kecamatan Udanawu Kab. <strong>Blitar</strong><br />
RPA. JatinomIndah , Ds. Minggirsari Kec.<br />
Kanigoro Kab. <strong>Blitar</strong><br />
RICHO Refractory, Jl. Raya Ds. Kendalrejo<br />
RT. 02 Rw. 09 Kec. Talun Kab. <strong>Blitar</strong><br />
Rmah Sakit Umum . An. Nisaa, Jl.<br />
Suparyono Timur No. 1 Bajang Kecamatan<br />
Talun kab. <strong>Blitar</strong><br />
PT.Perk. dan Perdagangan Rojobrono<br />
Perk. kawisari, Kecamatan Wlingi kab. <strong>Blitar</strong><br />
PT. Perkebunan Dan Dagang Dewi<br />
Sri/Perk. Sengon,Desa Ngadirenggo<br />
kecamatan Wlingi kab. <strong>Blitar</strong><br />
PT. Harta Mulia Perk. Karangayar, Desa<br />
Modangan Kecamatan Nglegok Kab. <strong>Blitar</strong><br />
Perk. Tjandisewu Baru, Desa Penataran<br />
Kecamatan Nglegok Kab. <strong>Blitar</strong><br />
Perk. Tjengkeh Branggah Banaran, Desa<br />
Sidorejo Kecamatan Doko Kab. <strong>Blitar</strong><br />
PTPN. XII Kebun Bantaran, Desa<br />
Tulungrejo Kecamatan Gandusari Kab. <strong>Blitar</strong><br />
Perk. Gambar, Ds. Suber Asri kecamatan<br />
Nglegok kab. <strong>Blitar</strong><br />
Cemara Food, Jl. Raya Barat No. 19<br />
Kecamatan Talun kabupaten <strong>Blitar</strong><br />
PT. Lintang Agro Lestari Perk. Pijiombo ,<br />
Desa Ngadirenggo Kopi Kec. Wlingi Kab. <strong>Blitar</strong><br />
PT. Jurang Banteng, Jl. A. Yani No. 1<br />
Kecamatan Wlingi <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
PERUSDA. PDAM, Jl. Gajah Mada 87A<br />
Kecamatan Wlingi Kab, <strong>Blitar</strong><br />
Perk. Petungombo, Desa Karangrejo<br />
Kecamatan Garum Kab. <strong>Blitar</strong><br />
PT. DSCO Ind.Jl. Raya Kediri 14A Ds.<br />
Kalipucung Kecamatan Sanankulon <strong>Blitar</strong><br />
PT. Moderna Teknik Perkasa, Jl. Raya<br />
Garum No. 12 Kranggan Pojok Kecamatan<br />
Garum Kab. <strong>Blitar</strong><br />
PT. <strong>Blitar</strong> Putra Perkebunan Kopi Ngusri,<br />
Desa Gadungan Kecamatan Gandusari<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
Kadisnakertrans Kab <strong>Blitar</strong>, berpose usai upacara<br />
Usulan<br />
penilaian<br />
Hasil Penilaian<br />
Hasil Penilaian<br />
JKO sesuai BAP<br />
Lanjutan 1.651.937<br />
bekerja.(pur) (Data dari Disnakertrans Kab <strong>Blitar</strong>)<br />
Majalah PENATARAN<br />
Keterangan<br />
Sektor<br />
Perkebunan<br />
Lanjutan 280.012 Sektor Jasa<br />
Lanjutan 482.071 Sektor Industri<br />
Lanjutan 396.750 Sektor Industri<br />
Lanjutan 617.895 Sektor Jasa<br />
Lanjutan 1.491.224<br />
Lanjutan 2.752.412<br />
Lanjutan 676.071<br />
Lanjutan 1.705.206<br />
Lanjutan 6.207.209<br />
Lanjutan 10.120.239<br />
Lanjutan 2.514.302<br />
Sektor<br />
Perkebunan<br />
Sektor<br />
Perkebunan<br />
Sektor<br />
Perkebunan<br />
Sektor<br />
Perkebunan<br />
Sektor<br />
Perkebunan<br />
Sektor<br />
Perkebunan<br />
Sektor<br />
Perkebunan<br />
Baru 358.859 Sektor Industri<br />
Baru 1.058.836<br />
Baru 1.008.905<br />
Baru 705.348<br />
Baru 477.548<br />
Sektor<br />
Perkebunan<br />
Sektor<br />
Perkebunan<br />
Sektor<br />
Listrik,Air<br />
Sektor<br />
Perkebunan<br />
Baru 309.024 Sektor Industri<br />
Baru 6.980.821<br />
Baru 755.485<br />
Sektor Jasa<br />
Konstruksi<br />
Sektor<br />
Perkebunan<br />
5
GERBANG<br />
Bupati <strong>Blitar</strong> Terima Penghargaan Pembina K-3<br />
Pemprov Jawa Timur Timur memberikan penghargan kepada Bupati <strong>Blitar</strong> sebagai<br />
Pembina K3 (Keselematan dan Kesehatan Kerja). Ini merupakan bukti, pertumbuhan<br />
dunia kerja di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah berjalan kondusif sesuai ketentuan yang berlaku.<br />
Upacara penyerahan Tanda<br />
Penghargaan Pembina K3 itu<br />
berlangsung di Gedung<br />
Grahadi Surabaya, 27 Maret 2013 lalu.<br />
Gubernur Jatim, Pakdhe Karwo langsung<br />
menyerahkan bukti penghargaan itu<br />
kepada Bupati <strong>Blitar</strong>, Herry Noegroho.<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> mendapat nilai bagus<br />
sebagai daerah zero accident (kecelakaan<br />
nihil) sehingga mendapat point tinggi<br />
dalam standar pembinaan perusahaan di<br />
daerah.<br />
“Penghargaan ini merupakan<br />
pengakuan resmi dari Pemerintah Propinsi<br />
Jatim, bahwa dunia kerja di <strong>Kabupaten</strong><br />
4 Majalah PENATARAN<br />
<strong>Blitar</strong> merupakan potensi yang bisa<br />
dikembangkan di masa mendatang,” kata<br />
Bupati Herry Noegroho kepada reporter<br />
Majalah Penataran usai menerima<br />
penghargaan itu. Tak lupa disampaikan<br />
terima kasih kepada para pengusaha yang<br />
telah menerapkan standar kerja yang<br />
bagus, sehingga membuahkan hasil<br />
penghargaan kepada masyarakat<br />
tersebut.<br />
Lebih lanjut Bupati menjelaskan,<br />
Program pemberian penghargaan<br />
Kecelakaan Nihil tahun 2013 oleh<br />
Pemerintah Propinsi Jawa Timur itu<br />
dimulai dengan dilakukan penilaian<br />
Pemeriksaan rutin aparat Disnakertrans ke perusahaan-perusahaan<br />
Bupati Herry Noegroho menerima<br />
Penghargaan dari Gubernur Sukarwo<br />
terhadap kurang lebih 60 perusahaan di<br />
wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang telah<br />
menerapkan program K3 dengan baik<br />
pada setiap tahun secara berkelanjutan.<br />
Dari keseluruhan perusahaan<br />
tersebut, diperoleh data adanya 20<br />
perusahaan yang benar-benar sehat<br />
sebagaimana standar mutu yang berlaku.<br />
Akhirnya 20 perusahaan itu pun<br />
mendapat penghargaan, sebagai bentuk<br />
apresiasi oleh Pemprov Jatim. Sejalan<br />
dengan itu, tidak mengherankan jika<br />
kemudian Bupati <strong>Blitar</strong> mendapat<br />
predikat sebagai Pembina K3 Terbaik<br />
pula.<br />
Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja<br />
dan Transmigrasi (Disnakertrans)<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Djohar Sutrisno MSi,<br />
Penghargaan K3 (Keselamatan dan<br />
Kesehatan Kerja) adalah apresiasi<br />
terhadap manajemen perusahaan.<br />
“Mmanajemen perusahaaan baik,<br />
biasanya memiliki tingkat resiko kecil<br />
terhadap insiden kerja alis kecelakaan<br />
nihil,” kata Djohar.<br />
Kecelakaan Nihil itu sendiri, lanjut<br />
Djohar, adalah suatu kondisi tidak terjadi<br />
kecelakaan di tempat kerja yang<br />
mengakibatkan pekerja Sementara Tidak
DINAMIKA KEPEGAWAIAN<br />
Mutasi Pejabat<br />
untuk Layanan Lebih Baik<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> kembali melakukan rotasi ratusan pejabat di lingkungannya. Bertempat di<br />
Pendopo, pada pertengahan Januari lalu, Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> melantik 251 pejabat untuk<br />
menempati posisi yang baru. Harapannya, para pejabat ini akan melaksanakan tugas dan kewajibannya<br />
dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat di Bumi Penataran ini.<br />
Bupati <strong>Blitar</strong>, Herry Noegroho,<br />
SE. MH. mengatakan,<br />
kegiatan mutasi seperti ini<br />
merupakan kewajaran dalam organisasi<br />
pemerintah. Menurutnya, tidak perlu ada<br />
negatif thinking terkait dengan mutasi<br />
jabatan yang dilakukan pada awal tahun<br />
2013. “Mutasi, promosi, dan pelantikan<br />
merupakan suatu hal yang wajar. Hal ini<br />
dilakukan untuk mengembangkan karier<br />
dan penghargaan atas prestasi serta<br />
kinerja para pejabat,” katanya.<br />
Lebih lanjut orang nomor satu di<br />
24 Majalah PENATARAN<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini<br />
menambahkan, pelaksanaan mutasi ini<br />
juga sebagai wahana untuk penyegaran<br />
struktur organisasi agar lebih dinamis.<br />
Pejabat baru ini dituntut untuk mampu<br />
dan siap dalam menghadapi perubahan<br />
dan perkembangan yang berorientasi<br />
pada peningkatan pelayanan demi<br />
kesejahteraan masyarakat.<br />
Mutasi pejabat ini juga menjadi<br />
agenda rutin tahunan Pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dalam melakukan<br />
penyegaran organisasi. Penyegaran ini<br />
sudah menjadi hal yang biasa dilakukan<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk<br />
mewujudkan birokrasi yang profesional.<br />
Mutasi pejabat struktural eselon V, IV, III,<br />
dan II ini untuk menyesuaikan kebutuhan<br />
organisasi di lingkup Pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Dijelaskan, Bupati Herry Noegroho,<br />
mutasi ini sebagai wujud niat pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk mewujudkan<br />
birokrasi yang profesional. “Adapun<br />
pemilihan dan penentuan posisi jabatan,<br />
telah dilakukan berdasarkan atas
(foto-foto: hendranova)<br />
penilaian secara proporsional, di<br />
antaranya senioritas, kebutuhan,<br />
dan kompetensi,” jelas Herry<br />
Noegroho.<br />
Dalam kesempatan itu,<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
juga melantik para pejabat pada<br />
dinas yang baru, yakni Dinas<br />
Pendapatan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,<br />
yang sebelumnya menjadi satu<br />
pada Dinas Pendapatan<br />
Pengelolaan Keuangan, dan<br />
Aset Daerah. Di awal tahun 2013 ini,<br />
Bagian Umum dan Perlengkapan, serta<br />
Bagian Keuangan dan Bina Aset dimerger<br />
menjadi satu SKPD yakni Bagian<br />
Umum Sekretariat Daerah. “Oleh karena<br />
itu, mutasi dan promosi menjadi<br />
kebutuhan yang harus dilaksanakan awal<br />
tahun 2013 ini,” tegas Herry Noegroho<br />
saat memberikan sambutan pada<br />
pelantikan pejabat di Pendopo <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>, pada pertengahan Januari lalu.<br />
Herry Noegroho berharap, pelantikan<br />
dan pengangkatan pejabat struktural ini<br />
menjadi langkah awal untuk memulai<br />
melaksanakan tugas yang baru dengan<br />
penuh rasa tanggung jawab. Diharapkan<br />
pula, para pejabat baru ini mampu<br />
memberikan yang terbaik bagi Pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, dalam rangka<br />
mewujudkan visi dan misi demi<br />
menjadikan masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
yang sejahtera, religius dan berkeadilan.<br />
Secara khusus, Bupati <strong>Blitar</strong> Herry<br />
Noegroho juga berpesan kepada kepala<br />
dinas yang baru yakni Kepala Dinas<br />
Pendapatan, dan Kepala Badan<br />
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah<br />
agar segera melakukan rekonsiliasi aset<br />
daerah yang ada. “Diharapkan, kedua<br />
SKPD yang baru ini, agar segera<br />
melakukan rekonsiliasi terhadap aset-aset<br />
daerah dan masalah personil SKPD-nya,”<br />
tandas Herry Noegroho. Ia juga meminta<br />
kepada para pejabat baru untuk tidak lupa<br />
diri dan berbangga diri atas tugas tugas<br />
yang diemban.<br />
Sementara itu, Kepada Badan<br />
Kepegawaian Daerah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,<br />
Totok Subihandono kepada Majalah<br />
Penataran mengungkapkan, mutasi ini<br />
dilakukan untuk menggantikan kebutuhan<br />
pejabat struktural yang sudah atau dalam<br />
masa jelang purna tugas. “Ada beberapa<br />
jabatan yang kosong karena pejabatnya<br />
pensiun. Jadi kegiatan ini untuk mengisi<br />
jabatan-jabatan kosong tersebut,”<br />
katanya. Ia juga berharap, para pejabat<br />
baru ini segera melakukan inovasi<br />
bersama-sama dengan pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk mewujudkan<br />
pembangunan yang berorientasi kepada<br />
kesejahteraan masyarakat di daerah ini.<br />
Pantauan di lapangan, acara<br />
Pelantikan dan Pengambilan Sumpah<br />
Jabatan ini, dipimpin langsung Bupati<br />
<strong>Blitar</strong>, Herry Noegroho, SE. MH. Selain<br />
itu, kegiatan ini disaksikan pula, Wakil<br />
Bupati <strong>Blitar</strong> Rijanto, Wakil DPRD<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Abdul Munib, Ketua<br />
Pengadilan Negeri <strong>Blitar</strong>, Danyon 511<br />
<strong>Blitar</strong>, Sekkab <strong>Blitar</strong> Drs. Palal Ali Santoso,<br />
MM., Kepala SKPD dan camat se-<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Ketua TP PKK<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, dan Ketua Dharma<br />
Wanita Persatuan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.(hend)<br />
Majalah PENATARAN<br />
25
Real Action<br />
Kelurahan Jegu Kec. Sutojayan<br />
Juara I Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB<br />
dan Kesehatan Tingkat Propinsi<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> kembali menorehkan prestasi. Kali ini melalui Tim Penggerak PKK <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang sukses<br />
meraih Juara I pada Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tingkat Propinsi Tahun 2013. Dengan hasil<br />
lomba yang diselenggarakan dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ini <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> juga berhak maju<br />
pada ajang lomba yang sama di tingkat nasional. Pada penilaian tingkat provinsi <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> sukses mengungguli<br />
38 (tiga puluh delapan) <strong>Kabupaten</strong> dan Kota lain di Jawa Timur yang ikut berpartisipasi. Kemudian masuk dalam<br />
3(tiga) nominator juara bersama <strong>Kabupaten</strong> Malang dan <strong>Kabupaten</strong> Pacitan.<br />
Sedikit review perjalanan<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,<br />
penilaian lomba dilakukan<br />
oleh tim penilai dari provinsi pada Kamis<br />
(7/2). Pemkab <strong>Blitar</strong> menerima Tim<br />
Penilai Tingkat Propinsi ini sebagai<br />
lanjutan atas masuknya Kelurahan Jegu<br />
Kecamatan Sutojayan sebagai nominator<br />
3 (tiga) besar provinsi.<br />
Hj. Era Herry Noegroho -Ketua<br />
TP PKK Kab. <strong>Blitar</strong>, melalui Hj. Herlin<br />
Istanti -Sekretaris TP PKK Kab. <strong>Blitar</strong><br />
menyambut gembira kedatangan tim<br />
penilai tingkat provinsi ini.<br />
Disampaikannya pada waktu itu, ”Kita<br />
(<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>) sudah pasti juara.<br />
Kedatangan tim penilai dari provinsi ini<br />
hanya untuk menentukan urutan<br />
juaranya. Apakah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> akan<br />
menjadi juara satu, juara dua atau juara<br />
26 Majalah PENATARAN<br />
tiga.”<br />
Dan mewakili aspirasi seluruh<br />
warga <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, hasil yang<br />
terbaik tentu menjadi harapan semua<br />
pihak baik yang terlibat secara langsung<br />
maupun tidak langsung. “Jadi kita<br />
harapkan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> bisa menjadi<br />
juara satu-nya.”, tutur Hj. Herlin Istanti.<br />
Sejak pagi tim penilai dari<br />
provinsi sudah meninjau pelaksanaan<br />
kegiatan Kesatuan Gerak PKK, KB dan<br />
Kesehatan yang ada di Kelurahan Jegu.<br />
Obyek penilaian disana meliputi<br />
pelaksanaan Bina Keluarga Balita<br />
(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR),<br />
Bina Keluarga Lansia (BKL), KB Pria,<br />
Medis Operasi Wanita (MOW), Donor<br />
Darah dan lain sebaginya.<br />
Ditunjuknya Kelurahan Jegu<br />
menjadi andalan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
bukannya tanpa alasan. Penilaian pada<br />
Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan<br />
Kesehatan Tingkat Propinsi ini<br />
diantaranya ditekankan pada pelayanan<br />
KB di Posyandu sekaligus sejauh mana<br />
partisipasi para kader posyandu yang<br />
ada. Kemudian aktif dan tidaknya<br />
kegiatan-kegiatan PKK dilaksanakan<br />
serta bagaimana dengan pengelolaan<br />
administrasinya.<br />
“Dan sudah sejak lama, kegiatan<br />
PKK di Kelurahan Jegu ini berlangsung<br />
cukup aktif serta didukung dengan<br />
administrasi yang terorganisir.”, kata<br />
Herlin. Untuk memenuhi harapan semua<br />
pihak, lanjut Herlin, kita (<strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>) mengikuti lomba ini dengan<br />
sepenuh hati. “Artinya tidak setengahsetengah,”<br />
pungkasnya. Dan semua pihak<br />
yang terkait sangat kompak. Semua
pihak total mendukung<br />
keikutsertaan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> pada<br />
Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan<br />
Kesehatan Tingkat Propinsi.<br />
Berbagai langkah persiapan pun<br />
segera diambil oleh Pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Baik melalui Badan PP<br />
dan KB, Dinas Kesehatan dan Tim<br />
Penggerak PKK <strong>Kabupaten</strong>. Persiapan itu<br />
yang utama diantaranya meliputi<br />
pembinaan para kader posyandu dan<br />
anggota PKK di Kelurahan Jegu. Selain<br />
itu berupa pemanfaatan kegiatan dan<br />
proses administrasi yang memang sudah<br />
berjalan selama ini.<br />
“Hasilnya? Alhamdulillah,<br />
kita<br />
(<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>) yang menjadi<br />
juaranya. <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> akan maju ke<br />
Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan<br />
Kesehatan Tingkat Nasional Tahun<br />
2013,” kata Ketua TP PKK <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> melalui Sekretarisnya.<br />
Langkah selanjutnya, bermodal<br />
semangat dan kekompakan, semua pihak<br />
terkait terus berbenah dan melakukan<br />
persiapan. Dan semua pihak pun berharap<br />
sukses bisa diraih. Setelah profil<br />
dikirimkan ke pusat, tim penilai lapang<br />
tingkat nasional direncanakan akan<br />
datang ke Kelurahan Jegu Kecamatan<br />
Sutojayan pada tanggal sebelas April.<br />
Tim penilai lapang tingkat<br />
nasional akan datang untuk melihat<br />
kesesuaian antara profil yang dikirimkan<br />
dengan kenyataan yang ada di lapangan.<br />
Apakah sama atau ada rekayasa didalam<br />
profil itu dan bersaing dengan 6 (enam)<br />
nominator nasional lainnya.<br />
Sementara itu, dari informasi<br />
yang berhasil dihimpun oleh Tim Redaksi<br />
Majalah Penataran, Bupati <strong>Blitar</strong> Herry<br />
Noegroho menilai kehadiran tim dari<br />
provinsi tersebut akan lebih memotivasi<br />
pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak<br />
PKK, KB dan Kesehatan di <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> yang semakin hari semakin<br />
berkembang kegiatannya. Kata Bupati,<br />
”Kami berterima kasih karena telah<br />
menetapkan Kelurahan Jegu sebagai<br />
nominator tiga besar dari tiga puluh<br />
delapan <strong>Kabupaten</strong> dan Kota di Jawa<br />
Timur.”<br />
Peran PKK di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
akan terus ditingkatkan dan<br />
dikembangkan di semua bidang<br />
pembangunan. Seperti kesehatan,<br />
pendidikan, pertanian, ekonomi,<br />
perkoperasian, Keluarga Berencana,<br />
kelestarian lingkungan dan sebagainya.<br />
Gerakan PKK dengan sepuluh program<br />
pokoknya bertujuan untuk<br />
memberdayakan keluarga dan<br />
masyarakat, dengan ibu-ibu Kader PKK<br />
sebagai motor penggeraknya.<br />
“Hal ini guna mewujudkan dan<br />
mengembangkan masyarakat yang sehat,<br />
maju, mandiri dan bahagia,” kata Bupati.<br />
“Perhatian Pemkab <strong>Blitar</strong><br />
terhadap pelaksanaan Kesatuan Gerak<br />
PKK, KB dan kesehatan pun cukup<br />
besar,” tutur Herry Noegroho. Hal ini<br />
tidak lepas dari peran PKK yang sangat<br />
strategis dalam pemberdayaan keluarga<br />
dan masyarakat. Beberapa bukti<br />
diantaranya berupa adanya kelembagaan<br />
PKK yang semakin bagus dan didukung<br />
penuh oleh Ketua Dewan Penyantun.<br />
Baik tim penggerak PKK <strong>Kabupaten</strong>,<br />
Kecamatan hingga Desa maupun<br />
Kelurahan.<br />
Selain itu, adanya komitmen<br />
politis dan koordinasi serta dukungan<br />
yang kuat dari anggota Dewan Penyantun<br />
yang meliputi Kepala<br />
Dinas/Badan/Kantor/Bagian dilingkup<br />
Pemkab <strong>Blitar</strong>. Kemudian komitmen<br />
operasional lintas sektor yang semakin<br />
meningkat dalam kegiatan Kesatuan<br />
Gerak PKK, KB dan Kesehatan dengan<br />
melibatkan semua komponen masyarakat.<br />
Belum lagi keberadaan Posko<br />
kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan.<br />
Mulai dari Tingkat <strong>Kabupaten</strong> hingga ke<br />
Desa/Kelurahan. ”Sedangkan untuk<br />
dukungan dana, Pemkab <strong>Blitar</strong><br />
mengupayakan selalu ada peningkatan<br />
dari tahun ke tahun. Mulai dinas<br />
Kesehatan, Bapemas, BPPKB dan dinas<br />
terkait lainnya sebagai anggota dewan<br />
penyantun PKK.”.<br />
Pelaksanaan kegiatan Kesatuan<br />
Gerak PKK, KB dan Kesehatan di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, lanjut Bupati, terus<br />
meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu<br />
bisa dibuktikan dengan tumbuh dan<br />
berkembangnya kegiatan Posyandu,<br />
Pelayanan KB dan kelompok-kelompok<br />
Kegiatan BKB, BKR, BKL serta Nenek<br />
Asuh yang bertujuan untuk mewujudkan<br />
keluarga sehat sejahtera mulai dari<br />
tingkat <strong>Kabupaten</strong>, Kecamatan dan<br />
Desa/Kelurahan. Bahkan sampai di<br />
tingkat RT dan RW serta Dasa Wisma.<br />
“Dan hasil-hasil kegiatan<br />
kesatuan gerak PKK, KB dan Kesehatan<br />
di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini betul-betul dapat<br />
dirasakan manfaatnya oleh seluruh<br />
lapisan masyarakat utamanya mereka<br />
yang berasal dari keluarga miskin yang<br />
tinggal di Desa atau Kelurahan,” tutur<br />
Bupati. (Moza)<br />
Majalah PENATARAN<br />
27
Kecamatan Binangun, dengan salah satu<br />
peninggalannya menjadikan seni jaranan<br />
berkembang luas di wilayah ini. Sebelum<br />
meninggal, Mbah Kasio berwasiat. Agar<br />
kehidupan warga senantiasa tenteram,<br />
setiap bulan Selo pada malam Jum’at Legi<br />
agar Gong Kyai Dudho ini disiram dengan<br />
air kembang setaman yang berasal dari<br />
sembilan mata air berbeda. Kemudian<br />
setelah itu mengaraknya dengan diiringi<br />
oleh para perawan, perjaka, janda dan<br />
duda dengan berbusana Jawa lengkap.<br />
Kisah inilah yang menjadi latar<br />
belakang tradisi siraman Gong Kyai<br />
Dudho di Dusun Kedungjati, Desa<br />
Birowo, Kecamatan Binangun. Banyak<br />
warga yang percaya ritual ini akan<br />
membawa keberkahan bagi hidup mereka.<br />
Dan sama seperti prosesi pada siraman<br />
Gong Kyai Pradah, kembang setaman dan<br />
air untuk memandikan Gong Kyai Dudho<br />
juga menjadi rebutan banyak warga.<br />
Ngalap (mencari, red.) berkah dengan<br />
banyak sekali pengharapan, begitu<br />
kurang lebih alasan mereka.<br />
Eks Camat Binangun Dodot<br />
Darudono, SSTP, MAP. mengaku sangat<br />
terkejut ketika pertama kali melihat prosesi<br />
siraman Gong Kyai Dudho. Baginya,<br />
“Seperti sesuatu yang hilang telah<br />
muncul kembali.” Tentang gambaran<br />
kehidupan jaman dahulu yang begitu<br />
murni, tentang begitu beragamnya adat<br />
istiadat dan kebudayaan kita, tentang<br />
bagaimana hidup yang begitu damai<br />
dalam sebuah kebersamaan dan lain<br />
sebagainya.<br />
Kalau boleh membandingkan dengan<br />
acara siraman Gong Kyai Pradah, lanjut<br />
Dodot, prosesi siraman Gong Kyai Dudho<br />
tidak kalah menariknya. Jika bentuk<br />
besarnya adalah siraman Gong Kyai<br />
Pradah, maka bentuk kecilnya siraman<br />
Gong Kyai Dudho ini. “Rasanya sama,<br />
meskipun dalam format dan tempat yang<br />
berbeda,” ujar Dodot menggambarkan.<br />
Eks Camat Binangun ini sangat<br />
bangga kepada semua mantan warganya<br />
itu. Terutama kepada Paguyuban Gong<br />
Kyai Dudo (PGKD) yang meskipun dalam<br />
bingkai kesederhanaan dan segala<br />
keterbatasannya, tetap getol berupaya<br />
menjaga kelangsungan dan<br />
terpeliharanya hasanah budaya dan adat<br />
istiadat serta berperan aktif dalam<br />
melestarikan benda-benda peninggalan<br />
sejarah yang masih ada.<br />
Wujud dari Gong Kyai Dudho yang ditunggu sawab-nya<br />
Sementara ditemui di tempat berbeda,<br />
Wawan Aprillianto -Kepala Desa Rejoso,<br />
membenarkan apa yang disampaikan oleh<br />
mantan Camat-nya. Meski belum sampai<br />
pada bentuk yang sempurna, acara<br />
siraman Gong Kyai Dudho sudah cukup<br />
memikat. Nyatanya, kata Wawan<br />
Aprillianto, “Lebih dari seribu orang yang<br />
datang setiap kali acara siraman Gong<br />
Kyai Dudho digelar.” Belum lagi, diantara<br />
orang-orang yang datang itu salah<br />
satunya adalah orang nomor satu di<br />
<strong>Kabupaten</strong> ini. Tentulah kehadiran Bupati<br />
Herry Noegroho merupakan bentuk<br />
dukungan yang luar biasa khususnya<br />
bagi warga Desa Rejoso.<br />
Uniknya, kata Wawan, tidak seperti<br />
ditempat-tempat lain yang menggelar<br />
acara siraman. Siraman Gong Kyai Dudho<br />
ini dilangsungkan pada malam hari. Dan<br />
sejak H-7 sampai pada H+1 banyak sekali<br />
pedagang yang datang ke desanya.<br />
“Desa kami pun jadi ramai oleh pasar<br />
malam,” pungkas Pak Kades. Baik para<br />
pedagang maupun pengunjung, tutur<br />
Wawan, bukan hanya penduduk lokal.<br />
Melainkan mereka datang dari berbagai<br />
daerah di luar Kecamatan Binangun.<br />
Mbah Mukimin, juru kunci Gong<br />
Kyai Dudho memberikan tanggapan yang<br />
senada. Ritual siraman Gong Kyai Dudho<br />
ini sudah berlangsung sejak jaman kakek<br />
buyutnya dulu. Bedanya jika dulu<br />
bentuknya sederhana, sekarang menjadi<br />
lebih meriah. Ia dan seluruh warga disana<br />
hanya meneruskan dan nguri-nguri<br />
(melestarikan, red.) saja adat istiadat yang<br />
Tanah lapang dan panggung untuk siraman Gong Kyai Dudho<br />
sudah ada. “Adatnya sudah begitu, ya<br />
kita tidak berani ngowahi (merubah, red.)<br />
adat,” tegas Mbah Mukimin.<br />
Ya namanya pusaka, lanjut Juru<br />
kunci, kita ini kan mencari sawab (tuah,<br />
red.)-nya. Bagi mereka yang berebut<br />
kembang atau air bekas untuk mencuci<br />
gong, ya macam-macam maunya.<br />
Beberapa yang pernah saya tanya, kata<br />
Mbah Mukimin, “Rata-rata ingin sugih<br />
slamet sugih rezeki (Hidupnya selamat<br />
dan banyak rezeki, red.).”<br />
Bak gayung bersambut, acara<br />
siraman Gong Kyai Dudho yang semakin<br />
diminati dengan semua makna yang<br />
terkandung didalamnya pun mendapat<br />
dukungan dari banyak pihak. Diantaranya<br />
berupa bantuan dana dari pemerintah<br />
yang dipergunakan untuk membangun<br />
paseban dan panggung permanen.<br />
Kemudian desa juga telah menerima tanah<br />
wakaf seluas kurang lebih dua puluh are<br />
dari Mbah Mukimin yang khusus akan<br />
dipergunakan untuk tempat memandikan<br />
Gong Kyai Dudho. (moza)<br />
Majalah PENATARAN<br />
49
PELESIR<br />
Siraman Gong Kyai Dudho,<br />
Sesuatu Yang Hilang<br />
Telah Muncul Kembali<br />
Masyarakat luas dan terutama di <strong>Blitar</strong> Raya tentu sudah tak asing<br />
lagi dengan Gong Kyai Pradah yang sudah menjadi salah satu ikon<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Tetapi bagaimana dengan Gong Kyai Dudho?<br />
Nama yang disebut terakhir ini rasanya masih kalah terkenal jika<br />
dibandingkan dengan nama yang disebut di awal tadi. Ya, walaupun<br />
sebenarnya nilai sejarah dan tradisi yang mengiringi kedua benda<br />
yang dikeramatkan ini tak jauh beda.<br />
Kalau ditarik kebelakang,<br />
riwayat Gong Kyai Dudho ini<br />
cukup panjang dan berliku.<br />
Pada jaman dahulu kala Raja Bantar<br />
Angin yang bergelar Prabu Klono<br />
Sewandono sangat terkenal karena<br />
memiliki kekayaan yang berlimpah. Raja<br />
ini memiliki empat orang saudara, yaitu<br />
Lembu Amiluhur (Raja Jenggala), Lembu<br />
Mangarang (Raja Kediri), Lembu Amijoyo<br />
(Raja Doho) dan Lembu Amiseso (Raja<br />
Ngurawan – di wilayah Kab. Lumajang).<br />
Konon Raja Bantar Angin ini juga<br />
memiliki sebanyak 144 (seratus empat<br />
puluh empat) ekor kuda. Dimana yang 140<br />
(seratus empat puluh) ekor dirawat oleh<br />
tokoh yang sudah sangat terkenal yang<br />
bernama Pucang Ganong. Dan sisanya<br />
merupakan kuda tunggangan dari Lembu<br />
Amiluhur, Lembu Mangarang, Lembu<br />
Amijoyo dan Lembu Amiseso.<br />
48 Majalah PENATARAN<br />
Sedangkan Gong Kyai Dudho pada<br />
saat itu dipergunakan untuk mengiringi<br />
perjalanan keempat raja saudara Prabu<br />
Klono Sewandono ini jika hendak sowan<br />
(menghadap, red.) kepadanya. Setelah<br />
masa pemerintahan Kerajaan Bantar<br />
Angin, Jenggala, Kediri, Doho dan<br />
Ngurawan berakhir, kemudian Gong Kyai<br />
Dudho dibawa oleh penguasa baru pada<br />
waktu itu yakni Raja Singasari atau<br />
Tumapel. Pada periode berikutnya Gong<br />
Kyai Dudho ini dibawa oleh penguasa<br />
Kerajaan Majapahit, kemudian berpindah<br />
lagi ke Kerajaan Demak dan terakhir<br />
berada ditangan Walisanga sebagai<br />
penyiar agama Islam di tanah Jawa.<br />
Konon Agama Islam masih sangat<br />
sulit diterima oleh masyarakat Jawa pada<br />
masa itu. Dan salah satu upaya dari<br />
Walisanga dalam hal ini Sunan Kalijaga<br />
untuk melakukan pendekatan yaitu<br />
dengan menggunakan media seni. Gong<br />
Kyai Dudho pun digunakan untuk<br />
mengiringi seni jaranan yang mirip seni<br />
jaranan asli Kediri. Suatu saat Gong Kyai<br />
Dudho ini dipasrahkan oleh Sunan<br />
Kalijogo kepada santrinya yang bernama<br />
Subali dan Manani yang berasal dari<br />
Desa Birowo, Kecamatan Binangun.<br />
Namun karena kedua santri ini tidak<br />
bisa menggunakannya, Gong Kyai Dudho<br />
lalu diberikan kepada Mbah Kasio warga<br />
Desa Barisan di wilayah <strong>Kabupaten</strong><br />
Malang. Pada akhirnya Mbah Kasio ini di<br />
masa tuanya menetap dan meninggal di<br />
Dusun Kedungjati Desa Birowo<br />
Bupati saat menghadiri dan memberikan sambutan pada acara siraman Gong Kyai Dudho
antara pihak Kedaulatan Rakyat dengan<br />
pemerintah setempat maupun kepada<br />
masyarakat setempat.<br />
Hal inilah yang menjadi salah satu<br />
alasan tujuan Press Tour ini. Pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> bersama dengan<br />
wartawan se-<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dapat<br />
mendapatkan ilmu dan pengalaman dari<br />
pengelola koran kebanggaan masyarakat<br />
Jogja dan sekitarnya tersebut.<br />
Harapannya, kesuksesan koran<br />
Kedaulatan Rakyat di Jogja ini dapat<br />
menjadi referensi media yang ada di <strong>Blitar</strong><br />
untuk lebih baik lagi. Hasil lain kunjungan<br />
ini, Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> akan<br />
lebih baik dalam menjalin kerjasama<br />
dengan insan media yang ada di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Di kantor Kedaulatan Rakyat, para<br />
peserta Press Tour berkesempatan untuk<br />
menimba ilmu dari redaktur koran<br />
Kedaulatan Rakyat, Otto Laminto yang<br />
menerima secara resmi rombongan Bagian<br />
Humas dan Protokol <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
bersama puluhan wartawan. Acara tanya<br />
jawab juga menjadi bagian moment<br />
penting yang tak dilewatkan para<br />
pemburu berita asal <strong>Blitar</strong> atas suksesnya<br />
koran Kedaulatan Rakyat yang didirikan<br />
alm. H. Samari dan alm. Madikin<br />
Wonodito.<br />
Dalam kesempatan itu, Joni Setiawan<br />
bersama staf Bagian Humas dan Protokol<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, dan puluhan wartawan<br />
dari berbagai media cetak, radio, dan<br />
televisi nasional yang bertugas di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, diajak untuk<br />
mengunjungi kantor koran Harian<br />
Kedaulatan Rakyat di Jogjakarta. Tak<br />
hanya melakukan tanya jawab dengan<br />
redaktur Harian Kedaulatan Rakyat, para<br />
peserta Press Tour juga diberikan<br />
kesempatan untuk meninjau langsung<br />
kinerja karyawan di percetakan koran<br />
Kedaulatan Rakyat. Mereka berkeliling di<br />
lokasi tempat untuk mencetak koran<br />
tersebut.<br />
Para peserta Press Tour diberikan<br />
kesempatan untuk meninjau dari dekat<br />
proses percetakan koran Kedaulatan<br />
Rakyat. Mesin baru serba otomatis<br />
menjadi perhatian peserta Press Tour.<br />
Selain itu, para peserta juga<br />
berkesempatan menyaksikan mesin cetak<br />
koran kuno yang serba manual yang kini<br />
sudah dimuseumkan.<br />
Selain mengunjungi kantor Koran<br />
Harian Kedaulatan Rakyat, para peserta<br />
Press Tour juga diberikan kesempatan<br />
untuk mengunjungi tempat-tempat wisata<br />
yang ada di Jawa Tengah dan Jogjakarta.<br />
Di antaranya, dengan mengunjungi<br />
kemegahan Candi Prambanan, Pantai<br />
Parangtritis, Kraton Jogjakarta, dan Jalan<br />
Malioboro, dan Makam mantan Presiden<br />
Soeharto di Astana Giri Bangun,<br />
Karanganyar. (hend)<br />
Majalah PENATARAN<br />
47
LIPUTAN KHUSUS<br />
Pererat Kerjasama dengan Press Tour<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> berupaya untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak demi<br />
kemajuan pembangunan daerah. Salah satunya dengan menjalin kerjasama dengan insan media<br />
yang ada di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Hubungan yang dinamis dengan insan media ini ditandai dengan<br />
menggelar kegiatan bersama yakni Press Tour 2013.<br />
Kegiatan Press Tour<br />
merupakan agenda rutin<br />
tahunan yang melibatkan<br />
insan media, utamanya para pemburu<br />
berita atau wartawan baik media cetak,<br />
elektronik, maupun televisi bersama-sama<br />
dengan Pemkab <strong>Blitar</strong> yang diwakili<br />
Bagian Humas dan Protokol <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>. Kegiatan ini dilaksanakan dengan<br />
menggelar tour ke luar daerah untuk<br />
melakukan kunjungan kerja kepada<br />
instansi swasta maupun pemerintah.<br />
Tahun ini, kegiatan Press Tour<br />
kembali digelar Bagian Humas dan<br />
Protokol <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Sabtu-Minggu<br />
(16-17 Maret 2013) bersama para<br />
wartawan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Kantor dan<br />
percetakan media Harian Kedaulatan<br />
Rakyat menjadi tujuan utama kegiatan<br />
Press Tour tahun 2013 ini. Tempat itu<br />
sengaja dipilih karena media tersebut<br />
berhasil berkembang dan sebagai media<br />
cetak yang sukses dalam menjalin<br />
46 Majalah PENATARAN<br />
kerjasama dengan pihak pemerintah<br />
setempat.<br />
Kepala Bagian Humas dan Protokol<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Joni Setiawan kepada<br />
Majalah Penataran mengungkapkan,<br />
kegiatan Press Tour merupakan kegiatan<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> bersama<br />
para wartawan di lingkup Pemkab <strong>Blitar</strong><br />
yang rutin digelar setiap tahun. “Kegiatan<br />
ini menjadi sarana untuk mempererat<br />
kerjasama antara Pemkab <strong>Blitar</strong> dengan<br />
insan media yang ada di <strong>Blitar</strong>,” katanya.<br />
Diakui Joni Setiawan, selain untuk<br />
meningkatkan kerjasama dengan<br />
wartawan, kegiatan ini dilakukan dalam<br />
rangka untuk mengetahui pola kemitraan<br />
media dengan pemerintah daerah<br />
setempat. “Kita sengaja memilih Harian<br />
Kedaulatan Rakyat di Jogja sebagai<br />
referensi Press Tour tahun ini. Karena<br />
kami menilai, koran harian tersebut<br />
berhasil menjalin kerjasama yang baik<br />
dengan pemerintah setempat dan<br />
sekitarnya,” katanya.<br />
Koran Kedaulatan Rakyat ini dinilai<br />
berhasil dalam mengembangkan<br />
kerjasama dengan berbagai pihak sejak<br />
berdiri tepatnya 40 hari pasca<br />
diproklamasikan kemerdekaan RI pada<br />
tahun 1945. Sejak saat itu hingga<br />
sekarang, koran ini masih tegap berdiri<br />
menyapa pembaca setianya di daerah<br />
Jogjakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya.<br />
Keberhasilan untuk bertahan hidup ini,<br />
tentu tak lepas dari kerjasama yang baik<br />
(foto-foto: hendranova)
yang lebih sejahtera. Ini sesuai dengan<br />
visi pembangunan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
yakni, terwujudnya masyarakat<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang sejahtera, religius<br />
dan berkeadilan.<br />
Keberhasilan program KB di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> cukup meningkat.<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> mampu menekan angka<br />
kelahiran sebesar 26.000 bayi. Atau dalan<br />
satu hari angka kelahiran mampu ditekan<br />
hingga 72 bayi. Bahkan jika dihitung perjam,<br />
3 bayi tidak sempat lahir di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. “Saya mengingatkan,<br />
keberhasilan program KB ini jangan<br />
menjadikan kita lemah, namun ke depan<br />
tantangan yang lebih berat menanti yakni<br />
mempertahankan prestasi ini dan<br />
meningkatkannya demi kesejahteraan<br />
masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,” jelas Herry<br />
Noegroho.<br />
Herry Noegroho juga berharap, kerja<br />
sama yang baik antara pemerintah dengan<br />
stakeholder dan masyarakat terus<br />
ditingkatkan. Mutu pelayanan KB juga<br />
perlu untuk ditingkatkan, dengan<br />
melakukan pendekatan utamanya bagi<br />
keluarga miskin dan daerah yang sulit<br />
dijangkau. Kampanye “Ayo Ikut KB<br />
dengan Dua Anak Cukup” terus<br />
ditingkatkan dan terus disosialisasikan<br />
kepada masyarakat. Peran KB Pria juga<br />
perlu untuk ditingkatkan dengan<br />
memberikan sosialisasi kepada<br />
masyarakat “Punya anak adalah urusan<br />
keluarga, suami dan istri”. Dengan<br />
demikian, urusan keikutsertaan dalam ber-<br />
KB juga urusan suami dan istri.<br />
“Kepada SKPD yang tergabung<br />
dalam tim KKBS agar meningkatkan<br />
kerjasama utamanya dalam mewujudkan<br />
kegiatan momentum, seperti TNI<br />
Manunggal KB, Bulan Bhakti KB IBI,<br />
Kesatuan Gerak PKK-KB Kesehatan,<br />
Bulan Bhakti KB-DEPAG, Bulan Bhakti<br />
KB Bhayangkara, dan momentum<br />
Harganas,” imbuh Herry Noegroho.<br />
“Dalam kesempatan ini saya juga<br />
mengucapkan terima kasih dan<br />
penghargaan yang setinggi-tinginya<br />
kepada RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, RS.<br />
Aulia Sutojayan, dokter puskesmas,<br />
bidan desa, dan tenaga medis lainnya<br />
yang telah melaksanakan pelayanan<br />
kontrasepsi KB dan melaporkannya tepat<br />
waktu,” imbuh Herry Noegroho. Tak<br />
hanya itu, ucapan terima kasih juga<br />
disampaikannya kepada, kader dan<br />
seluruh pihak yang membantu suksesnya<br />
program KB di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Sementara itu, Kepala Badan PP dan<br />
KB <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, H. Wahid Rosidi,<br />
MM., mengatakan, Rakerda Program<br />
Pemberdayaan Perempuan,<br />
Kependudukan, dan KB ini digelar dalam<br />
upaya untuk mengevaluasi program<br />
kependudukan dan KB tahun 2012.<br />
“Rakerda ini juga untuk menyusun<br />
rencana operasional program<br />
kependudukan dan KB tahun 2013. Serta<br />
menyusun rencana kerja kegiatan<br />
operasional pemberdayaan perempuan<br />
dan perlindungan anak tahun 2013,”<br />
katanya.<br />
Rakerda Pemberdayaan Perempuan,<br />
Kependudukan, dan KB tahun ini<br />
mengambil tema “Dengan Komitmen<br />
Bersama Kita Percepat Pembangunan<br />
Kependudukan, Keluarga Berencana, dan<br />
Pemberdayaan Perempuan Menuju<br />
MDG’s 2015”. Kegiatan ini diikuti peserta<br />
di antaranya dari Anggota Komisi IV<br />
DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Tim Penggerak<br />
PKK, Dharma Wanita Persatuan, Unsur<br />
Organisasi Wanita, LSOM, pejabat<br />
struktural PPKB <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, dan tim<br />
KKBS kecamatan (camat, puskesmas,<br />
UPTB). Dalam kesempatan itu, juga<br />
dilakukan pelantikan pengurus Koalisi<br />
Kependudukan dan Pembangunan<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> periode 2013. (hend)<br />
Majalah PENATARAN<br />
45<br />
(foto-foto: dok. badan PP&KB)
LIPUTAN KHUSUS<br />
Menengok Rakerda PP dan KKB <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> 2013<br />
Tingkatkan Peran Masyarakat dalam Ber-KB<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduknya. Langkah<br />
ini salah satunya dengan terus menggiatkan Program Keluarga Berencana (KB). Hal ini tercermin dalam<br />
Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pemberdayaan Perempuan, Kependudukan dan Keluarga<br />
Berencana <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Kegiatan tersebut digelar di Hotel Grand Mansion, Rabu (20/3) lalu.<br />
Bupati <strong>Blitar</strong>, H. Herry<br />
Noegroho, SE, MH., saat<br />
memberikan sambutan pada<br />
Pembukaan Rakerda Program<br />
Pemberdayaan Perempuan,<br />
Kependudukan dan Keluarga Berencana<br />
di Hotel Mansion, Jl. Melati, Kota <strong>Blitar</strong><br />
mengungkapkan, Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> yang didukung Pemerintah Provinsi<br />
Jawa Timur dan Pemerintah Pusat telah<br />
memantabkan langkah untuk<br />
menyukseskan Program PP dan KB.<br />
“Dengan adanya dukungan dari<br />
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan<br />
pemerintah pusat, kita lebih bersemangat<br />
dalam memantabkan langkah demi<br />
suksesnya Program Pemberdayan<br />
Perempuan, Kependudukan dan Keluarga<br />
Berencana di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,” katanya.<br />
Menurut Herry Noegroho,<br />
pembangunan di bidang kependudukan<br />
44 Majalah PENATARAN<br />
dan KB merupakan investasi jangka<br />
panjang yang hasilnya tidak seketika<br />
dapat dilihat. “Namun program KB sangat<br />
penting dan strategis dalam<br />
meningkatkan pembangunan SDM yang<br />
berkualitas,” jelasnya.<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> juga<br />
berupaya untuk meningkatkan<br />
pemberdayaan perempuan. Status dan<br />
kondisi perempuan harus ditingkatkan<br />
agar dapat tercapai kemajuan yang setara<br />
dengan laki-laki. “Perlindungan terhadap<br />
anak perempuan harus kita laksanakan<br />
untuk menekan dan menghapus angka<br />
tindak kekerasan terhadap anak<br />
perempuan yang akhir-akhir ini<br />
cenderung meningkat,” jelas Herry<br />
Noegroho.<br />
Lebih lanjut orang nomor satu di<br />
Pemkab <strong>Blitar</strong> ini menambahkan, program<br />
Pemberdayaan Perempuan,<br />
Kependudukan dan Keluarga Berencana<br />
di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> harus berhasil dan<br />
sukses. Ini demi mewujudkan masyarakat<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk maju, mandiri,<br />
sehat dan sejahtera.<br />
Diakui Herry Noegroho, keberhasilan<br />
Program tersebut tak lepas dari dukungan<br />
seluruh pihak. Di antaranya, TNI, POLRI,<br />
Tim Penggerak PKK, Dharma Wanita<br />
Persatuan, Organisasi Keagamaan, LSM/<br />
LSOM, Tokoh Agama, tokoh masyarakat,<br />
dan kader PKK di lapangan yakni,<br />
PPKBD, Sub PPKBD, KKBS RT dan Dasa<br />
Wisma.<br />
Program KB sebagai upaya<br />
pengendalian laju pertumbuhan<br />
penduduk dan peningkatan kualitas<br />
keluarga sangat penting dan strategis<br />
dalam upaya memperbaiki segala segi<br />
pembangunan. Serta dapat mempercepat<br />
terwujudnya masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>
Wong Cilik, basis massa PDI P<br />
Muda Indonesia, Taruna Merah Putih,<br />
Baitul Muslimin, dan sebagainya. Modal<br />
utamanya, seluruh mesin partai bersinergi<br />
dengan kebijakan para kepala desa.<br />
Segala bentuk kebutuhan rakyat, bisa<br />
ditangani bersama-sama dengan kepala<br />
desa.<br />
Dapil-dapil Gemuk<br />
Kecintaan Marhaenis terhadap<br />
seluruh pengurus itu, dicerminkan<br />
dengan kebijakannya mengisi daftar baleg<br />
2014 dengan orang-orang partai sendiri.<br />
Daerah-daerah Pemilihan (Dapil) di<br />
seluruh <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, diprioritaskan<br />
untuk menaikkan orang-orang partai<br />
sendiri. Ia merasa lebih sreg, jikalau<br />
tokoh yang muncul dalam perjalanan<br />
partai di masa depan, adalah kader-kader<br />
PDI P tulen yang ideologinya tidak perlu<br />
diragukan lagi.<br />
“Memang banyak tokoh-tokoh dari<br />
eksternal luar partai yang ingin mendaftar<br />
melalui partai kami. Tapi kami<br />
memprioritaskan orang kami sendiri dulu,”<br />
imbuhnya. Marhaenis kemudian merinci<br />
sejumlah tokoh yang memiliki kapabilitas<br />
untuk maju. Tapi tokoh-tokoh seperti ini<br />
bukan pilihan utama, meskipun ia yakin<br />
mereka sanggup meraup banyak suara<br />
dalam Pemilu kelak.<br />
Peminat-peminat dari kalangan luar<br />
itu, bukan saja dari tokoh-tokoh yang<br />
Sinergi PDI P, pembangunan Infrastruktur hingga pedesaan<br />
baru muncul. Bahkan banyak tokoh dari<br />
partai lain, yang sangat antusias untuk<br />
maju lagi dalam Pileg 2014 mendatang<br />
dengan baju PDI P. Namun hal ini tidak<br />
serta-merta membuat Marhaenis langsung<br />
kepincut.<br />
Alasanya, Marhaenis tidak ingin<br />
memunculkan barisan sakit hati di<br />
kalangan kadernya sendiri. Mereka yang<br />
sudah lama bekerja membesarkan partai,<br />
mulai menapaki di tingkat anak ranting,<br />
kemudian hingga ke ranting, tujuannya<br />
adalah ke legislatif. Jikalau ketika tiba<br />
saatnya, kemudian diserobot tokoh dari<br />
Ibu dan anak, urusan Departemen Wanita.<br />
luar, situasi ini bisa memancing kesan<br />
negatif bagi kepemimpinan Marhaenis.<br />
Dengan kebijakan seperti itu, Dapil 1<br />
hingga Dapil 5 sudah terisi penuh untuk<br />
didaftarkan ke KPU <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
“Kami tidak kekurangan stock kader,<br />
tetapi justru peminatnya melonjak dari<br />
kuota yang sudah ditentukan,”<br />
imbuhnya. Dengan kondisi ini, PDI P<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> optimis, seluruh baleg<br />
itu akan bekerja keras untuk<br />
memenangkan partai ini dalam Pemilu<br />
2014 mendatang. (pur)<br />
Majalah PENATARAN<br />
43
KESIAPAN PARTAI SONGSONG PILEG 2014<br />
PDI Perjuangan<br />
Merubah Image<br />
Ketua DPC PDI P Kab <strong>Blitar</strong>, Marhaenis<br />
Pengurus DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P)<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> berjuang keras merebut simpati masyarakat <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>. Caranya adalah membuktikan sebagai partai yang dekat dengan<br />
rakyat dan memperjuangkan kepentingan rakyat.<br />
42 Majalah PENATARAN<br />
“Kami menghapus image adanya<br />
kesan bahwa partai kami adalah partai<br />
yang menakutkan,” kata Ketua DPC PDI<br />
Kab. <strong>Blitar</strong>, Marhaenis, ditemui di sela<br />
kesibukanya konsolidasi dengan bakalbakal<br />
calon legislative yang diusung<br />
PDIP dalam Pemilu Legislatif tahun 2014<br />
mendatang.<br />
Kesan galak itu memang tidak bisa<br />
dipungkiri, terutama semasa rezim Orde<br />
Baru berkuasa. Partai berlambang<br />
banteng itu, dalam sejarahnya dizalimi<br />
terus-menerus oleh Orba. Kasus paling<br />
nyata, Orba sangat ketakutan jikalau<br />
Megawati Sukarno Putri menjadi Ketua<br />
Umum PDI kala itu karena akan<br />
berdampak gelombang simpati ke partai<br />
tersebut, sehingga dikhawatirkan<br />
merugikan partai yang sedang berkuasa.<br />
Metodenya, Orba mengangkat boneka<br />
ketua semacam Suryadi, kemudian<br />
Fatimah Ahmad.<br />
“Hingga tahun 90-an kemarin,<br />
pemilih-pemilih di partai kami masih<br />
terbawa semangat perlawanan itu. Tapi<br />
sekarang kami sudah berubah. Kami<br />
bukan partai yang galak lagi, tetapi partai<br />
milik rakyat yang mementingkan bekerja<br />
untuk rakyat,” lanjut Henis. Ia<br />
menunjukkan sejumlah pekerjaan di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, dimana PDI P selalu<br />
memprioritaskan pemenuhan kebutuhan<br />
rakyat.<br />
PDI P <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> memang<br />
moncer. Ini berkat kebijakan Ketua Umum<br />
Megawati yang memberikan sebutan<br />
sebagai Cabang Pelopor di Jawa Timur,<br />
akibat perolehan suaranya yang bagus<br />
dalam Pileg 2009 lalu. Dari jatah 45 kursi<br />
yang diperebutkan untuk duduk di DPRD<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, PDI P mampu meraih 15<br />
kursi.<br />
“Kami menargetkan akan mendapat<br />
tambahan hingga 20 kursi,” lanjut Henis<br />
optimis. Strateginya adalah memperkuat<br />
sistem kerja mesin partai hingga ke<br />
tingkat ranting dan anak ranting. Isu yang<br />
diangkat dalam penggemblengan kader<br />
partai, adalah spirit berjuang pro-rakyat.<br />
Seluruh kader dilarang menjadi musuhmusuh<br />
rakyat.<br />
Strategi yang dilancarkan adalah<br />
menggerakkan seluruh komponen partai,<br />
mulai pengurus di seluruh tingkatkan<br />
seperti Departemen Wanita, hingga<br />
mengefektifkan underbouw antara lain<br />
seperti aktivis-aktivis GMNI, Banteng
pulang sekitar jam empat sore, tapi kalau<br />
pas ramai jam dua sudah pulang,”<br />
tuturnya.<br />
Dua puluh tahun lalu, lanjut dia,<br />
harga per bijinya lima puluh rupiah.<br />
Seiring kenaikan harga bahan baku,<br />
kemudian menjadi seratus rupiah, lalu<br />
seratus lima puluh rupiah, dua ratus<br />
rupiah, dua ratus lima puluh rupiah, seribu<br />
tiga, hingga sekarang menjadi lima ratus<br />
rupiah per bijinya. Meskipun berbagai<br />
jenis makanan saat ini bermunculan,<br />
Mbah Slamet Gandhos tetap bertahan<br />
dengan kue gandhos-nya. Menyesuaikan<br />
dengan raganya yang tak muda lagi,<br />
setiap hari, dia hanya menyiapkan adonan<br />
sebanyak dua setengah kilogram setiap<br />
hari. Modalnya lebih kurang empat puluh<br />
ribu rupiah.<br />
Satu kilogram adonan bisa jadi<br />
delapan puluh biji gandhos. Kalau laku<br />
semua, Mbah Slamet Gandhos bisa<br />
pulang membawa untung sekitar empat<br />
puluh ribu rupiah juga. “Kudu tlaten Mas,<br />
ora tegal ora sawah. Arep piye maneh?<br />
(Harus telaten Mas, tidak punya ladang,<br />
tidak punya sawah. Mau bagaimana lagi?<br />
red.),” begitu katanya.<br />
Untuk mempertahankan rasa maupun<br />
gurih gandhos-nya,<br />
Mbah Slamet Gandhos<br />
tidak pernah<br />
mencampur jeladren<br />
atau adonannya dengan<br />
pemanis buatan<br />
maupun bahan<br />
pengawet. ’’Makanan<br />
ini sangat disukai<br />
orang-orang usia tiga<br />
puluhan ke atas yang<br />
memiliki kisah masa<br />
kecil dengan gandhos.<br />
Tetapi anak-anak kecil<br />
jaman sekarang banyak<br />
juga yang suka.” Untuk<br />
memperkuat<br />
pendapatnya itu, Mbah Slamet punya<br />
cerita sendiri. Dulu ada seorang murid SD<br />
yang membeli kue gandhos padanya. Lalu<br />
beberapa hari yang lalu, anak SD yang<br />
kini sudah menjadi guru SD itu datang<br />
lagi bersama murid-muridnya. Guru SD itu<br />
berkata kepada murid-muridnya, “Ini jajan<br />
yang enak, gurih, murah dan dijamin<br />
bebas bahan pengawet,” cerita Mbah<br />
Slamet sambil tertawa.<br />
Mbah Slamet di masa mudanya<br />
Karena sudah tua, Mbah Slamet hanya bisa menghabiskan dua setengah kilo gram jeladren gandhos<br />
seorang tukang becak. Becaknya<br />
sekarang pun masih ada, namun sudah<br />
alih fungsi. Tidak lagi untuk mengangkut<br />
orang tetapi sudah di desain khusus<br />
untuk mengangkut rombong dan alat-alat<br />
memasak kue gandhos dari rumahnya ke<br />
Istana Gebang setiap pagi dan sore.<br />
Selebihnya becak itu hanya diparkir di<br />
Mbah Slamet Gandhos sudah berjualan di halaman Istana Gebang<br />
selama dua puluh tahun<br />
halaman Istana Gebang. Pagi hari ia<br />
mangkal di Istana Gebang, melayani para<br />
pengunjung Istana Gebang dan orang<br />
yang sedang jalan-jalan pagi. Kata Mbah<br />
Slamet, agar lebih ringan dan tidak<br />
tumpah di perjalanan, kalau jeladren di<br />
embernya sudah angok (berkurang, red.)<br />
baru ia memikul rombongnya lantas<br />
berjualan keliling. Tempat-tempat yang ia<br />
tuju biasanya di Bon Rojo, MI Perwanida,<br />
MTs Muhammadiyah dan kadang-kadang<br />
di aloon-aloon <strong>Blitar</strong>.<br />
Ada dua buah rombong kecil yang<br />
dipikul keliling oleh Mbah Slamet. Satu<br />
rombong untuk tempat kompor minyak<br />
tanah dan cetakan kue gandhos,<br />
sedangkan rombong yang satunya lagi<br />
untuk tempat adonan dan meletakkan<br />
kue-kue gandhos yang sudah matang.<br />
“Ya lumayan berat, totalnya kira-kira ada<br />
tiga puluh kilogram,” kata Mbah Slamet<br />
tentang bobot rombongnya.<br />
Mbah Slamet Gandhos memiliki<br />
empat anak laki-laki. Tetapi kata dia, tak<br />
satu pun dari anak-anaknya yang<br />
berminat meneruskan usahanya itu.<br />
Katanya, baik dua anaknya yang sudah<br />
menikah maupun dua anak yang lain yang<br />
masih bujang itu sama-sama tidak memiliki<br />
‘sabar’ yang ekstra. Dan mungkin karena<br />
hal itu pula yang membuat Mbah Slamet<br />
menjadi satu-satunya penjual kue<br />
gandhos di <strong>Blitar</strong> Raya.<br />
Gambarannya begini Mas, untuk<br />
dapat untung empat ribu rupiah dari<br />
sekali masak kue gandhos, harus<br />
menunggui kompor hampir setengah jam<br />
lamanya. Sudah begitu, yang namanya<br />
pembeli kan datang tidak bisa dijadwal.<br />
Kadang nganggur, sepi, lama tidak ada<br />
pembeli. Eh, sekalinya datang, barengbareng.<br />
Ya terang saja yang datang<br />
belakangan terus balik kanan karena tidak<br />
mau terlalu lama menunggu. Yah, lepaslah<br />
burung ditangan.<br />
Begitulah Mas kalau jadi wong cilik.<br />
Harus sabar, sabar dan sabarrrrrr…(moza)<br />
Majalah PENATARAN<br />
41
ONO DINO ONO UPO<br />
Dengan perlahan dan sabar ia<br />
mengaduk jeladren (adonan)<br />
gandhos dalam wadah ember<br />
yang terdiri dari tepung ketan, parutan<br />
kelapa, gula, air dan garam. Kemudian<br />
memasukkannya setakar demi setakar<br />
dengan telaten ke dalam loyang (cetakan<br />
kue pukis) diatas kompor minyak tanah<br />
yang terlihat sangat panas didepannya<br />
setelah diolesi dengan blue band terlebih<br />
dahulu agar kue gandhos tidak lengket<br />
dicetakan dan memperoleh rasa yang<br />
lebih nikmat.<br />
Tinggal menunggu matang, begitulah<br />
kira-kira yang ada dalam pikiran bapak tua<br />
ini setelah menyelesaikan aktifitasnya.<br />
Namun masih butuh waktu yang cukup<br />
lama untuk mengetahui hasilnya. Sebab,<br />
tidak kurang dari dua puluh lima menit<br />
untuk sekali memasak di loyang yang<br />
berisi dua puluh biji gandhos diatas<br />
kompor minyak tanah itu. Agar tak bosan<br />
menunggu masakannya matang, sesekali<br />
ia tampak berusaha mengajak ngobrol<br />
para pembeli sambil menikmati sebatang<br />
rokok dan matanya terus mengawasi<br />
gandhos-gandhosnya agar tidak gosong.<br />
Bapak tua ini namanya Slamet atau<br />
Mbah Slamet Gandhos, begitu dia lebih<br />
populer dikenal orang karena sudah<br />
sangat identiknya dengan kue jualannya<br />
itu. Memang dia sudah hampir dua puluh<br />
tahun berjualan gandos, yang konon kata<br />
dia dan beberapa sumber lain merupakan<br />
satu-satunya yang ada di <strong>Blitar</strong> Raya<br />
(<strong>Kabupaten</strong> dan Kota).<br />
40 Majalah PENATARAN<br />
Sabar ala Mbah Slamet Gandhos<br />
Hari masih pagi, jarum jam masih menunjuk di angka<br />
enam. Saat beberapa orang masih bisa bersantai dengan<br />
jalan-jalan pagi, bapak tua penjual jajan (kue) gandhos di<br />
halaman Istana Gebang Kota <strong>Blitar</strong> ini sudah sangat sibuk<br />
melayani para pembelinya.<br />
Gandhos salah satu jajanan<br />
tradisional yang didominasi rasa gurih. Di<br />
<strong>Blitar</strong> orang menyebutnya Gandhos, arek<br />
Surabaya menamakannya Rangin, di<br />
Jakarta istilahnya Kue Pancong, orang<br />
Bandung menyebutnya Bandros, orang<br />
Biar sederhana tetapi harus telaten untuk memasak gandhos<br />
Bojonegoro mengatakan Tratak Jaran dan<br />
orang Bali memberinya nama Daluman.<br />
Hanya beda cara menyebut dan<br />
bentuknya saja, tetapi bahan dan rasanya<br />
kurang lebih sama saja.<br />
Harganya pun tak mahal, sangat<br />
terjangkau. Mbah Slamet Gandhos<br />
mengiklankan jajan tradisional itu di<br />
rombongnya dengan gayanya sendiri.<br />
1.000 : 2, yang berarti seribu rupiah dapat<br />
dua biji kue gandhos. Mbah Slamet<br />
Gandhos yang mengaku lahir pada Tahun<br />
1950 ini tidak tahu pasti kapan jajan<br />
gandhos ini sudah mulai dinikmati orang.<br />
Ya barangkali saja gandhos ini sudah<br />
lebih tua dari wajahnya yang hampir<br />
seluruhnya telah dikuasai kerut penuaan.<br />
Mungkin juga jauh lebih tua dari kedua<br />
tangannya yang tetap tegar setiap kali<br />
mengaduk adonan gandhos.<br />
Namun ada satu hal yang bisa Mbah<br />
Slamet Gandhos ceritakan. Konon, kata<br />
orang, “Kue Gandhos adalah jajan<br />
kesukaan Bung Karno.” ’’Setiap hari saya<br />
berangkat habis Shalat Subuh dari rumah<br />
saya di Dusun Jurang Bango, Desa<br />
Banggle, Kecamatan Kanigoro. Dan
menambah jalan rabat atau menambal<br />
jalan yang berlubang.<br />
Secara teknis baik Suhadi maupun<br />
warganya tidak bisa menjelaskan secara<br />
pasti dan rinci penyebab kerusakan jalan<br />
desa itu. Satu hal yang bisa disampaikan<br />
oleh Kasun ini, “Setiap hari jalan di<br />
desanya itu dilalui oleh truk-truk yang<br />
bermuatan berat.” Truk-truk yang<br />
bermuatan berat itu biasanya mengangkut<br />
batu bintang untuk dikirim keluar wilayah.<br />
Sisanya ada yang oleh warga digunakan<br />
untuk mengangkut kayu gelondong atau<br />
hasil bumi yang kebanyakan berupa<br />
jagung ketika musim panen tiba.<br />
Disampaikan juga oleh Kasun<br />
Suhadi, di Sumbersih sedikitnya terdapat<br />
dua ribu KK (Kepala Keluarga). Yang<br />
mana sembilan puluh persen dari warga<br />
itu bermata pencaharian sebagai petani<br />
dengan tujuh puluh lima persen diantara<br />
para petani itu saat ini tengah kepencut<br />
(tertarik) menanam tebu. Panen perdana<br />
tanaman tebu disana baru akan dilakukan<br />
sekitar bulan Mei mendatang. Yang<br />
berarti mulai bulan Mei akan semakin<br />
banyak kendaraan bermuatan berat yang<br />
akan melalui jalan Desa Sumbersih.<br />
Dengan begitu, “Kalau tidak segera<br />
diperbaiki jalan desa kami pasti akan<br />
hancur total,” pungkas Suhadi.<br />
Jalan desa ini merupakan satusatunya<br />
akses yang ada alias tidak ada<br />
jalur alternatif baik untuk aktifitas bisnis<br />
maupun non profit ke dan dari Desa<br />
Sumbersih. Kalaupun ada jalan tembus ke<br />
Melintas di desa ini boleh saja lewat jalur kanan<br />
Kamituwo Adi menunjukkan jalan desanya yang rusak parah<br />
wilayah lain, kondisinya masih berupa<br />
jalan makadam yang tingkat kesulitannya<br />
bisa jadi lebih tinggi lagi. Maklumlah,<br />
desa ini berada di wilayah <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> paling ujung yang hanya perlu<br />
menempuh jarak kurang dari lima kilo<br />
meter saja dari pusat desa menuju bibir<br />
pantai.<br />
Terdapat empat dusun di Desa<br />
Sumbersih, yaitu Dusun Sumberpucung,<br />
Dusun Krajan, Dusun Peh Pulo dan<br />
Dusun Sumberagung. Di empat dusun ini<br />
kondisinya sama, akses jalan desa yang<br />
ada sudah rusak semua. Bahkan saking<br />
jengkelnya, kata Kamituwo Adi, warga<br />
pernah sampai hendak menanami ruas<br />
jalan desa itu dengan pohon pisang.<br />
Tetapi untungnya aksi protes itu bisa<br />
dicegah oleh perangkat desa.<br />
Perbaikan jalan rasanya memang<br />
sudah waktunya untuk dilakukan. Sebab<br />
jalan desa itu dibangun sejak awal Tahun<br />
1996 kemudian pada Tahun 2003 baru ada<br />
perbaikan, itupun hanya sebagian. “Tidak<br />
semuanya,” kata Adi. Keluhan warga<br />
pada kondisi jalan yang miris ini<br />
sebenarnya bukan hanya melulu pada<br />
soal kenyamanan berkendaraan dan<br />
merupakan satu-satunya tumpuan untuk<br />
kegiatan ekonomi masyarakat.<br />
Namun lebih dari itu, tidak<br />
tersedianya akses jalan yang memadahi<br />
juga disinyalir mengurangi minat orang<br />
untuk datang ke desa ini. Pantas saja<br />
warga Desa Sumbersih berharap desanya<br />
banyak dikunjungi orang. Sebab, di<br />
Dusun Peh Pulo –wilayah yang paling<br />
dekat dengan pantai, terdapat sebuah<br />
pantai nan sangat elok menawan.<br />
Pantai indah yang oleh warga<br />
setempat disebut dengan Pantai Weden<br />
Ombo atau dikenal juga dengan sebutan<br />
Pantai Pasir Putih. Sayang sekali jika<br />
potensi wisata Pantai Weden Ombo ini<br />
tenggelam karena sulitnya medan yang<br />
harus ditempuh. Sementara harapan<br />
warga, keberadaan Pantai Peh Pulo ini<br />
mampu mengundang wisatawan datang<br />
ke desanya sehingga bisa mengangkat<br />
kondisi ekonominya agar lebih baik lagi.<br />
(moza)<br />
Majalah PENATARAN<br />
39
SAMBAT DESO<br />
Di Desa Sumbersih,<br />
Warga Harus ‘Rebutan’ Jalan<br />
Kondisi jalan di Desa Sumbersih Kecamatan Panggungrejo cukup memperihatinkan. Ruas jalan desa sepanjang<br />
kurang lebih lima kilo meter diwilayah itu hampir semuanya rusak parah. Ada yang berlubang dan digenangi<br />
air hujan, kemudian banyak ruas yang aspalnya mengelupas atau di beberapa tempat bahu jalannya hilang<br />
karena erosi, dan lain-lain.<br />
Kepala Desa Sumbersih,<br />
melalui Suhadi Kepala Dusun<br />
Sumberagung<br />
menyampaikan, sangat tidak nyaman<br />
berkendara di desa ini. Sudah jalannya<br />
berliku, banyak turunan dan tanjakan<br />
yang curam, eh masih ditambah keadaan<br />
jalan yang kacau begitu. Belum lagi kalau<br />
pas turun hujan. Air hujan bercampur<br />
lumpur yang mengalir ke ruas jalan<br />
membuat jalanan sangat licin.<br />
“Warga saya menangis Mas,” keluh<br />
Kasun Sumberagung. Kata Suhadi, aturan<br />
berkendara yang harus berada di jalur<br />
sebelah kiri ‘kadang-kadang’ boleh<br />
diabaikan disini, ya asalkan tetap<br />
mengutamakan keselamatan bersama. Apa<br />
pasal? Silahkan cari ruas jalan yang masih<br />
utuh agar bisa selamat sampai tujuan.<br />
Kalau masing-masing bersikukuh berada<br />
di jalur sebelah kiri, sepertinya sangat<br />
sulit. Banyak lubang atau genangan air<br />
sehingga membahayakan para pengguna<br />
jalan.<br />
38 Majalah PENATARAN<br />
Langkah paling aman yaitu<br />
bergantian melintas di jalur yang masih<br />
utuh, itupun harus ekstra hati-hati. Sebab,<br />
tak jarang cara alternatif ini<br />
mengakibatkan para pengguna jalan<br />
kemudian bersalaman (baca: bertabrakan,<br />
red.) karena rebutan ruas jalan yang<br />
masih utuh itu. Kondisi yang seperti ini<br />
sebenarnya sudah berlangsung cukup<br />
lama, sayangnya belum ada tindakan riil<br />
sampai sekarang. Warga pun sebenarnya<br />
juga sudah mengajukan proposal untuk<br />
dilakukan perbaikan jalan desa. Namun<br />
baru dijanjikan akan diperbaiki pada<br />
Tahun 2013 ini, tepatnya kapan? Suhadi<br />
Kepala Dusun Sumberagung tidak bisa<br />
memberikan jawaban.<br />
Masyarakat disini, tutur Suhadi,<br />
sudah berpikiran cukup maju dengan<br />
kondisi ekonomi yang cukup baik pula.<br />
Tak heran bila semua merk sepeda motor<br />
keluaran terbaru sampai mobil-mobil<br />
teranyar banyak berseliweran di jalanan<br />
desa ini. Meskipun begitu, nuansa<br />
kehidupan bermasyarakat di desa ini<br />
masih penuh dengan semangat kegotongroyongan,<br />
menjunjung tinggi nilai-nilai<br />
kebersamaan, tepo seliro, dan lain-lain.<br />
Misalnya saja, bila salah satu warga<br />
sedang punya gawe, melalui Ketua RWnya<br />
warga yang lain kemudian urunan<br />
memberikan bantuan yang bisa berupa<br />
kayu bakar atau bantuan-bantuan yang<br />
lain.<br />
Dari gambaran tersebut, kata Suhadi,<br />
“Sebenarnya warga Desa Sumbersih juga<br />
tak kurang-kurang dalam usahanya<br />
merawat jalan desa.” Diantaranya, warga<br />
sudah rutin melakukan kerja bhakti<br />
merawat saluran air disisi ruas jalan setiap<br />
kali memasuki musim penghujan.<br />
Kemudian khususnya bagi warga di<br />
Dusun Sumberagung, setiap bulan,<br />
melalui Kasun-nya juga telah urunan<br />
sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu) rupiah per<br />
KK untuk dana perawatan jalan desa.<br />
Bentuk penggunaannya bisa bermacammacam,<br />
bisa untuk membuat atau
Kalau sudah begitu kenapa ndak sekalian<br />
diatur saja? Ya tentu saja agar semua<br />
pihak bisa merasa tidak rugi atau bahkan<br />
merasa diuntungkan dengan adanya<br />
regulasi itu.<br />
Menurut Suwito, “Pemerintah harus<br />
turun tangan membantu masyarakat<br />
bagaimana supaya daerah yang<br />
ditambang itu kembali ke fungsi awalnya.<br />
Taruhlah misalnya saja yang semula<br />
berupa lahan sawah, agar bisa kembali<br />
menjadi areal persawahan.”<br />
Untuk menuju kesana<br />
(mengembalikan lahan ke fungsi<br />
awalnya), perlu adanya pembicaraan<br />
lintas sektoral yang dilibatkan khususnya<br />
Dinas Pertanian, Dinas PU Bina Marga<br />
dan Pengairan serta Dinas PU Cipta<br />
Karya. Masing-masing sesuai dengan<br />
tugasnya. Dinas Pertanian yang membuat<br />
spek-nya, Dinas PU Bina Marga dan<br />
Pengairan membuat irigasinya dan PU<br />
Cipta karya menyediakan sarana<br />
prasarana dari dan ke lahan<br />
penambangan.<br />
Pemerintah dalam hal ini, tutur<br />
Suwito, “Jangan setengah-setengah<br />
mengerjakan pertambangan. Pemerintah<br />
harus berani menyusun kawasan<br />
pertambangan.” Seandainya tanah<br />
pemajekan itu akan dikembalikan menjadi<br />
lahan pertanian, proses awalnya yaitu<br />
dengan menentukan spek atau melakukan<br />
pengukuran kedalaman penambangan<br />
sehingga dari situ akan ketemu berapa<br />
angka deposit (kandungan pasir dan batu<br />
bangunan)-nya yang sekaligus untuk<br />
mengatur supaya saluran irigasi bisa<br />
mengalir di lahan itu.<br />
“Dengan demikian, sesuai spek yang<br />
dibuat itu pula pemerintah akan mudah<br />
dalam mengontrolnya,” kata Ketua<br />
Komisi III DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini.<br />
Hasil dari penyusunan kawasan<br />
pertambangan ini kemudian dilelangkan.<br />
Hasil lelang itu selanjutnya selain untuk<br />
biaya kompensasi bagi si pemilik lahan,<br />
sebagian bisa untuk biaya pembangunan<br />
irigasi dan sebagian yang lain lagi untuk<br />
pembenahan/pembangunan sarana/<br />
prasarana (jalan atau jembatan) yang<br />
dibutuhkan. Dengan begitu, pungkas<br />
Suwito, pasca proses penambangan<br />
sawah ini bisa langsung berfungsi<br />
sebagai mana mestinya.<br />
Harapan saya ada regulasi semacam<br />
itu bagi tanah yang merupakan lahan<br />
pemajekan. Mungkin ide ini lemah<br />
ditingkat wacana, “Tetapi tidak mengatur<br />
yang seperti itu kan juga salah.” Dan<br />
saya kira masyarakat akan suka<br />
pemerintah turun tangan (mengeluarkan<br />
Perda, red.), “Nyatanya pasir sangat laku<br />
di pasaran.”<br />
Sekarang ini, lanjut Suwito, “Perbup<br />
saja kan belum ada.” Maka sekarang ini<br />
sudah masuk Banleg atau Badan Legislasi<br />
dan nanti setelah digulirkan menjadi<br />
Ranperda akan diperjuangkan agar<br />
supaya bisa menjadi Perda.<br />
Namun yang perlu diingat disini,<br />
tegas Suwito, “Dalam hal ini kita<br />
bukannya berniat untuk membuat<br />
sawah.” Tetapi lebih tepatnya mengatur<br />
pertambangan yang saat ini sudah ada<br />
dan kalau muncul sawah itu adalah nilai<br />
tambah. “Jadi point-nya disini adalah nilai<br />
tambah.”<br />
Output berupa sawah tentunya lebih<br />
baik daripada pemandangan yang pating<br />
cluek (lahan dengan banyak lubang<br />
bekas proses penambangan) di sana sini<br />
dan akan menjadi kolam kalau musim<br />
hujan datang. Ya mau ndak mau kalau<br />
sudah begitu tetangga kanan kiri pemilik<br />
lahan pasti mikir juga tho? Tanya Suwito<br />
retorik.<br />
“Saya yakin kalau diatur pemerintah<br />
akan lebih bagus hasilnya.” Selain itu,<br />
tambah Suwito, bagi Pemerintah sendiri<br />
terhadap fungsi pelayanan dan<br />
pemberdayaan pembangunan akan bisa<br />
berjalan di satu lokasi. (moza)<br />
Majalah PENATARAN<br />
37
SUARA WAKIL RAKYAT<br />
Memberi Nilai Tambah Penambangan<br />
di Lahan Pemajekan<br />
Berbagai sumber informasi<br />
menyebutkan, dalam sehari tidak<br />
kurang dari 500 (lima ratus) rit<br />
atau truk pasir diangkut keluar<br />
dari lokasi penambangan pasir<br />
yang ada di Desa Sumberasri,<br />
Kecamatan Nglegok. Itu baru dari<br />
satu lokasi tambang pasir yang ada<br />
di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Sedangkan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
bagaian utara ini setidaknya<br />
terdapat 5 (lima) lokasi<br />
tambang pasir yang berjajar mulai dari<br />
wilayah bagian barat sampai timur. Mulai<br />
dari lokasi-lokasi tambang pasir yang<br />
berada di wilayah Kecamatan Wonodadi,<br />
Kecamatan Udanawu, Kecamatan<br />
Ponggok, Kecamatan Nglegok dan<br />
Kecamatan Gandusari.<br />
Dari situ bisa kita bayangkan betapa<br />
besarnya pasar pasir saat ini berikut<br />
potensi sumber daya alam yang ada di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini yang berupa<br />
Tambang Galian C khususnya pasir dan<br />
batu bangunan itu sangat berlimpah.<br />
Dan terkait dengan hal itu, Suwito<br />
Saren Satoto, SH – Ketua Komisi III<br />
DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> angkat bicara. Ia<br />
menyampaikan, bahwa pihaknya saat ini<br />
sedang menunggu hasil kajian akademis<br />
dan usulan Ranperda dari Eksekutif<br />
tentang Regulasi atau Perda terkait<br />
tentang penataan Tambang Galian C<br />
khususnya pasir dan batu bangunan<br />
yang berada di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
bagian utara.<br />
Seperti yang telah disebutkan diatas,<br />
di wilayah Kecamatan Wonodadi,<br />
Kecamatan Udanawu, Kecamatan<br />
Ponggok, Kecamatan Nglegok dan<br />
Kecamatan Gandusari disana banyak<br />
sekali terdapat tambang-tambang pasir<br />
dan batu bangunan. Nah, prinsipnya<br />
36 Majalah PENATARAN<br />
disini, kata Suwito, “Pengelolaan sumbersumber<br />
material itu perlu diatur.”<br />
Sumber atau tempat penambangan di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini secara umum bisa<br />
dibedakan menjadi dua kelompok. Tempat<br />
penambangan kelompok pertama yaitu<br />
yang berada di sepanjang aliran Sungai<br />
Brantas dan atau Kali Lahar Gunung<br />
Kelud yang aturan pengelolaannya<br />
Suwito Saren Satoto, SH<br />
mengacu pada Perda Provinsi. Sedangkan<br />
sumber penambangan yang kedua yakni<br />
lokasi tambang yang berada di tanah<br />
pemajekan atau tanah milik pribadi.<br />
Siapa sih yang bisa melarang<br />
penambangan di tanah pemajekan, wong<br />
itu merupakan lahan hak milik? Padahal,<br />
kita semua tahu penambangan di lahan<br />
pribadi itu sebagian besar menggunakan<br />
alat-alat berat sekelas eskavator. Namun<br />
sayangnya selama ini sebagian besar dari<br />
proses penambangan itu masih<br />
menyisakan masalah. Setelah selesai<br />
proses penambangan banyak diantara<br />
lahan-lahan itu yang dibiarkan<br />
terbengkelai begitu saja atau tidak segera<br />
atau bahkan tidak ada proses reklamasi.<br />
Ya walaupun di si pemilik lahan diam<br />
saja karena merasa sudah mendapatkan<br />
untung, tetapi bagaimana dengan warga<br />
disekitarnya? Di banyak tempat banyak<br />
sekali bisa kita jumpai lubang-lubang<br />
bekas penambangan pasir yang tidak<br />
diurus serta terbengkelai yang entah<br />
belum atau lebih tepatnya tidak ada<br />
proses reklamasi.<br />
Dan kenyataannya sekarang ini<br />
pemerintah mau menegur saja susah.
pelajar untuk memperkokoh ketahanan<br />
nasional.<br />
Dengan diselenggarakannya lomba<br />
O2SN dan FLS2N ini akan tercipta<br />
suasana kompetisi yang sehat dan sportif<br />
antar siswa, antar sekolah, antar<br />
kabupaten/kota dan antar propinsi di<br />
bidang olahraga dan seni. Juga<br />
mewujudkan mutu Pendidikan Jasmani<br />
dan Kesehatan yaitu siswa yang memiliki<br />
pemahaman dan wawasan pengetahuan<br />
keolahragaan serta terwujudnya siswa<br />
yang sehat jasmani dan rohani. Serta<br />
terwujudnya rasa persatuan dan kesatuan<br />
bangsa untuk memperkokoh ketahanan<br />
nasional.<br />
Di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, beberapa<br />
cabang olahraga yang dikembangkan di<br />
sekolah, sesuai dengan kondisi sekolah<br />
masing-masing. Ada beberapa sekolah<br />
telah memiliki klub-klub olahraga, baik<br />
olahraga perorangan maupun beregu.<br />
Klub yang telah terbentuk itulah para<br />
siswa dapat mengembangkan bakatnya<br />
secara intensif sehingga diperoleh<br />
prestasi olahraga secara optimal.<br />
Untuk memberikan motivasi dan<br />
menyalurkan bakat dan minat siswa<br />
terhadap keolahragaan di sekolah,<br />
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah<br />
Atas telah memprogramkan kompetisi<br />
beberapa cabang olahraga. Pada tahun<br />
2006 kompetisi olahraga pelajar tersebut<br />
diberi nama Pekan Olahraga Pelajar SMA<br />
(POPSMA). Dan sejak tahun 2008 hingga<br />
sekarang kegiatan ini dinamakan<br />
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional<br />
(O2SN). Kegiatan ini dilaksanakan secara<br />
berjenjang mulai tingkat sekolah,<br />
kabupaten, propinsi dan nasional. Juara<br />
pertama O2SN tingkat nasional<br />
mempunyai kesempatan untuk mengikuti<br />
kompetisi olahraga di tingkat internasional.<br />
“Kami berharap, dari <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> akan muncul atlet berprestasi yang<br />
nantinya akan mengha-rumkan<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> di ajang provinsi hingga<br />
internasional,” jelas Romelan.<br />
Untuk lebih menyemangati para<br />
siswa yang bertarung dalam O2SN dan<br />
FLSN <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, SD hingga SMA,<br />
Romelan berjanji akan memberikan<br />
penghargaan kepada siswa berprestasi di<br />
antaranya bebas memilih sekolah favorit<br />
negeri dan bebas biaya sekolah. “Siswa<br />
yang berprestasi kami berikan penghargaan.<br />
Di antaranya bebas biaya sekolah,”<br />
tegasnya.<br />
Sementara itu, Kasi Kesiswaan Dinas<br />
Pendidikan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Sugito. SPd.<br />
mengungkapkan, O2SN dan FLS2N SMP<br />
dan SMA sudah digelar sejak<br />
pertengahan Maret lalu. “Untuk O2SN<br />
dan FLSN tingkat SMP dan SMA sudah<br />
digelar sejak pertengahan Maret lalu,”<br />
katanya. Ditambahkan, cabang olahraga<br />
dan seni yang dilombakan antara siswa<br />
SMP dan SMA berbeda.<br />
Dijelaskan Sugito, cabang yang<br />
dipertandingkan O2SN SMP adalah,<br />
atletik, renang, bola voli, bulu tangkis,<br />
karate, pencak silat, catur, tenis lapangan,<br />
bola basket, dan tenis meja. O2SN tingkat<br />
SMA meliputi, atletik, pencak silat, karate,<br />
tenis meja, dan bulutangkis. “Cabor yang<br />
dilombakan di tingkat SMP lebih banyak<br />
dibandingkan di tingkat SMA,” katanya.<br />
Sementara itu untuk FLS2N dilombakan<br />
seni membaca Al Qur’an dan Hifzh Al<br />
Qur’an, seni tari, cipta lagu, cipta puisi,<br />
cipta cerpen, story telling, vocal grup,<br />
desain motif batik, melukis, dan festival<br />
musik tradisional. Sementara untuk lomba<br />
OSN SMP meliputi, IPS, Biologi, Fisika,<br />
dan Matematika. Untuk OSN tingkat SMA<br />
meliputi, Matematika, Fisika, Kimia,<br />
Biologi, Komputer, Astronomi, Ekonomi,<br />
Kebumian, dan Geografi.<br />
Menurut Sugito, masih ada beberapa<br />
cabor dalam O2SN yang tidak dilakukan<br />
berkesinambungan. Ia mencontohkan<br />
cabor tenis meja dalam O2SN tingkat SD<br />
digelar, kemudian di jenjang selanjutnya<br />
yakni SMP tidak digelar. Anehnya di<br />
tingkat SMA kembali digelar. “Mestinya<br />
tenis meja secara bekesinambungan<br />
digelar. Ini dapat memutus rantai prestasi<br />
siswa,” jelasnya. Ia berharap, cabor yang<br />
dilombakan dilaksanakan secara<br />
bersambung tanpa ada jeda. (hend)<br />
Majalah PENATARAN<br />
35<br />
(foto-foto: dok. Dsporbudpar <strong>Blitar</strong>)
LENSA SPORT<br />
Menggali Prestasi Anak Negeri<br />
Terus raih prestasi setinggi-tingginya. Ini salah satu harapan seluruh pihak, baik Pemerintah<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, guru, wali murid dan siswa dalam memanfaatkan waktu belajar di bangku<br />
sekolah. Artinya, siswa diberikan kebebasan yang seluas-luasnya untuk meraih prestasi di berbagai<br />
bidang mata pelajaran, olahraga, dan kesenian.<br />
Tak terkecuali program<br />
Olimpiade Sains Nasional<br />
(OSN), Olimpiade Olahraga<br />
Siswa Nasional (O2SN) dan Festival<br />
Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang<br />
digelar Dinas Pendidikan <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>. Program ini merupakan agenda<br />
rutin yang digelar setiap tahun. Salah<br />
satu tujuannya, melatih siswa didik untuk<br />
kreatif, berinovasi dan mengembangkan<br />
bakat yang dimilikinya. Tak hanya siswa<br />
yang merasa bangga ketika siswa<br />
mendapatkan prestasi, namun juga guru,<br />
sekolah dan orang tua pun akan<br />
mendapatkan kebanggaan.<br />
Kepala Dinas Pendidikan <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>, Drs. Romelan, MPd. saat<br />
34 Majalah PENATARAN<br />
dikonfirmasi Majalah Penataran<br />
mengatakan, pihaknya akan memanfaatkan<br />
momentum kegiatan rutin O2SN dan<br />
FLSN untuk mencari bibit berprestasi di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. “Ajang ini sebagai<br />
salah satu langkah untuk mencari siswa<br />
didik yang berprestasi. Baik di bidang<br />
olahraga maupun di bidang seni,”<br />
katanya.<br />
Menurut Romelan, tujuan penyelenggaraan<br />
lomba-lomba ini adalah untuk<br />
membina generasi muda agar menjadi<br />
manusia yang sehat jasmani dan rohani,<br />
serta mampu berkompetisi secara sehat,<br />
fair dan sportif. Siswa juga dapat<br />
mengembangkan bakatnya di bidang seni.<br />
Tak hanya itu, lomba-lomba ini juga untuk<br />
mengukur kemampuan atlet pelajar SD<br />
hingga SMA sehingga bisa dijadikan<br />
salah satu indikator keberhasilan pembinaan<br />
olahraga maupun seni pelajar di<br />
sekolah.<br />
Kegiatan ini juga dapat memberikan<br />
pengalaman secara nasional melalui<br />
persaingan dengan atlet pelajar masingmasing<br />
kecamatan untuk tingkat<br />
kabupaten, masing-masing kabupaten di<br />
tingkat provinsi, dan masing-masing<br />
provinsi di tingkat nasional. Persaingan<br />
yang ketat dengan berbagai tipe karakter,<br />
dan tingkat keterampilan yang berbedabeda<br />
pula. Yang paling penting adalah<br />
mempererat persahabatan, membina<br />
persatuan dan kesatuan bangsa sesama
penjuru tanah air. Sampai akhirnya ia bisa<br />
masuk tiga besar bersama dua orang<br />
peserta lainnya yang merupakan utusan<br />
dari Pulau Bali dan Ternate. Kemudian<br />
diundang untuk mempresentasikan karya<br />
tulisnya itu pada acara Temu Nasional<br />
pada tanggal 5 – 6 Desember 2012 di<br />
Jakarta.<br />
“Nggak nyangka,” demikian ia<br />
mengawali ceritanya. Sebab, karya tulis<br />
yang ia kirimkan itu hanya dibuatnya<br />
dalam waktu tiga puluh menit. “Lha<br />
gimana, wong saya baru tahu<br />
pengumuman itu pada hari terakhir<br />
beberapa saat sebelum batas akhir tulisan<br />
harus dikirim ke Jakarta,” lanjut Sri.<br />
Namun dia sangat yakin pada apa yang<br />
ditulisnya walaupun tanpa harus<br />
membuat konsepnya terlebih dahulu.<br />
Tangannya mengalir lancar memetik<br />
papan keyboard karena bahan tulisan<br />
yang ia miliki sangatlah unik, langka serta<br />
sedikit banyak ia juga ikut terlibat dan<br />
menyaksikan secara langsung di<br />
lapangan atas materi karya tulisnya itu.<br />
Presentasinya di Jakarta pun berjalan<br />
sangat lancar.<br />
Hebatnya, dari Jakarta Sri Sulasri<br />
bukan hanya memperoleh penghargaan<br />
atas karya tulisnya itu saja. Ia yang ke<br />
Jakarta diantar oleh Bupati Herry<br />
Noegroho dan Ketua TP3 sekaligus juga<br />
memperoleh penghargaan sebagai<br />
inovator terbaik. Dan karyanya bersama<br />
tiga puluh judul tulisan yang lain pun<br />
dibukukan dalam Buku Inovasiku Untuk<br />
Negeri terbitan PSF (PNPM - Support<br />
Facility).<br />
Sri Sulasri istri dari Adi Sucipto ini di<br />
desa dikenal sebagai pekerja keras.<br />
Orang menyebutnya ora nduwe<br />
kesel alias nggak ada capeknya. Selain<br />
sebagai ibu rumah tangga dengan dua<br />
putra Hengki (12) dan Tegar (5,5), dia<br />
tercatat sebagai karyawan pada bagian<br />
administrasi sebuah KSU di Desa<br />
Panggungrejo. Selain itu pada saat-saat<br />
tertentu ia yang piawai menjadi pembawa<br />
acara (Mc), kalau ada undangan ya<br />
ngemsi juga.<br />
Sri juga masih merangkap bekerja<br />
sebagai PL (Pendamping Lokal) untuk<br />
program PNPM di tingkat kecamatan.<br />
Dulu sangat jarang ada PL perempuan,<br />
termasuk di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Kata dia,<br />
lima tahun yang lalu ia merupakan satusatunya<br />
Pendamping Lokal perempuan<br />
Portal Dusun Kalibentak yang ditulis Sri<br />
dalam Karya Tulisnya<br />
ketika mengikuti pelatihan tingkat<br />
provinsi di Kota Kediri. Meskipun<br />
perempuan, prestasinya sebagai PL juga<br />
terbilang luar biasa. Diantaranya dia<br />
pernah menjadi Juara III Best Practice<br />
Tingkat <strong>Kabupaten</strong>, Juara I Lomba Cipta<br />
Jinggle PNPM Tingkat <strong>Kabupaten</strong>.<br />
Belum lagi selama dua tahun berturutturut<br />
Sri Sulasri bersama Bupati <strong>Blitar</strong><br />
memperoleh undangan ke Jakarta untuk<br />
menerima penghargaan tingkat nasional.<br />
Sebelum menjadi pemenang lomba karya<br />
tulis, setahun sebelumnya ia juga<br />
dinobatkan sebagai Juara III - PL<br />
(Pendamping Lokal) Terbaik Tingkat<br />
Nasional.<br />
Hampir semua pertanyaan dari MP<br />
dijawab dengan fasih oleh Sri Sulasri.<br />
Kecuali pertanyaan tentang berapa<br />
gajinya sebagai PL? Dan berapa besar<br />
uang pembinaan atas prestasinya sebagai<br />
Juara I Tingkat Nasional Lomba Karya<br />
Tulis PNPM? Hi hi hi …. Malu katanya.<br />
Cuma sedikit.<br />
Yang jelas, prinsip Sri yang<br />
Sri Sulasri usai menerima penghargaan Juara<br />
Nasional di Jakarta<br />
Bersama mantan Camat Panggungrejo setelah memenangi<br />
Lomba Cipta Jinggle PNPM<br />
pendidikan terakhirnya hanya setingkat<br />
SMA ini, saya harus mencintai dulu<br />
pekerjaan saya. Karena kalau melihat gaji<br />
pasti akan jadi malas bekerja. Kemudian<br />
berusaha bekerja sebaik mungkin, soal<br />
uang (rezeki) saya yakin pasti akan<br />
mengikuti.<br />
“Buktinya, hadiah dari Juara Lomba<br />
Cipta Jinggle PNPM Tingkat <strong>Kabupaten</strong><br />
bisa saya buat menyekolahkan anak,”<br />
katanya bangga. (moza)<br />
Majalah PENATARAN<br />
33
PELANGI BUMI PENATARAN<br />
Sri Sulasri,<br />
Juara Nasional<br />
Lomba Karya Tulis PNPM Mandiri Pedesaan<br />
Prestasi kembali dipersembahkan oleh warga <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Kali ini, prestasi diraih oleh Sri<br />
Sulasri, warga Dusun Sumberagung RT. 02 RW. 06, Desa Panggungrejo, Kecamatan Panggungrejo.<br />
Perempuan kelahiran 11 September 1975 ini baru saja sukses menjadi Juara Nasional dalam Lomba<br />
Karya Tulis tentang perubahan positif yang telah terjadi karena pelaksanaan Program Nasional<br />
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan yang ada di wilayah.<br />
Karya tulis yang dilombakan<br />
oleh Sri Sulasri mengambil<br />
judul “Lanjut dan Wujud”.<br />
Membahas tentang keberhasilan<br />
pelaksanaan program PNPM yang ada di<br />
Dusun Kalibentak, Desa Panggungrejo,<br />
Kecamatan Panggungrejo dalam ikut serta<br />
mengentaskan kemiskinan disana. Karya<br />
tulis ini terutama menyoroti tentang<br />
kinerja Tim Pengelola Pemeliharaan<br />
Prasarana (TP3) di Dusun Kalibentak<br />
Desa Panggungrejo yang sudah cukup<br />
profesional.<br />
Biasanya, lanjut Sri –demikian<br />
panggilan akrabnya, TP3 itu kan hanya<br />
formalitas saja. Setelah serah terima<br />
program PNPM lalu menguap begitu saja.<br />
Namun yang dilihatnya di TP3 Dusun<br />
Kalibentak ini benar-benar berbeda.<br />
Bayangkan, dari bantuan program rabat<br />
jalan pada Tahun 2003 yang ‘hanya’<br />
32 Majalah PENATARAN<br />
sepanjang 120 (seratus dua puluh) meter<br />
untuk sebuah tanjakan kondisinya saat<br />
ini masih utuh. Bahkan bukan itu saja,<br />
tahun ini panjang jalan rabat di dusun itu<br />
telah berkembang menjadi lebih dari 1.400<br />
(seribu empat ratus) meter berkat kinerja<br />
TP3 dan kekompakan warga.<br />
TP3 Dusun Kalibentak terbilang<br />
memang cukup kreatif dalam merawat dan<br />
berusaha memperpanjang rabat jalan di<br />
kampungnya. Kreatifitas mereka<br />
diantaranya setiap kali musim panen,<br />
seluruh warga yang mayoritas petani<br />
ditarik iuran sebesar lima ribu rupiah.<br />
Kemudian memasang portal di pintu<br />
masuk dusun dan mengenakan retribusi<br />
bagi mobil-mobil tengkulak yang akan<br />
mencari dagangan serta mencari<br />
sumbangan kepada para donatur yang<br />
umumnya adalah warga dusun yang<br />
bekerja dan telah sukses di luar kota.<br />
Tentu keberadaan akses jalan rabat<br />
ini berdampak sangat besar bagi<br />
pertumbuhan ekonomi warga Dusun<br />
Kalibentak. Dusun yang beberapa tahun<br />
lalu begitu terisolir karena akses jalan<br />
yang sangat sulit menjadi sangat terbuka.<br />
Dulu, diantara warga di empat RT yang<br />
menghuni dusun ini hanya seorang yang<br />
memiliki sepeda motor. Sekarang sepeda<br />
motor hampir sudah ada di setiap rumah.<br />
Dulu, warga juga harus rela hasil<br />
panennya dibeli lebih murah oleh para<br />
tengkulak karena dipotong ongkos untuk<br />
mengambil hasil bumi di tempat yang<br />
super sulit ini. Tetapi sekarang hal itu<br />
tidak berlaku lagi. Harga hasil bumi dari<br />
dusun ini sudah setara dengan tempattempat<br />
lain.<br />
Sri dalam Lomba Karya Tulis Tingkat<br />
Nasional itu awalnya harus bersaing<br />
dengan ribuan peserta dari seluruh
Dalam sambutannya, Bupati <strong>Blitar</strong>,<br />
Herry Noegroho, yang dibacakan<br />
Sekretaris Daerah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Palal<br />
Ali Santoso menyatakan, UN merupakan<br />
evaluasi hasil belajar dalam rangka<br />
pengendalian mutu pendidikan. “Dalam<br />
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003<br />
tentang Sistem Pendidikan Nasional,<br />
pasal 57 ayat 1 menyatakan bahwa<br />
Evaluasi dilakukan dalam rangka<br />
pengendalian mutu pendidikan secara<br />
nasional sebagai bentuk akuntanbilitas<br />
penyelenggara pendidikan kepada pihakpihak<br />
yang berkepentingan,” jelas Palal<br />
Ali Santoso.<br />
UN pada jenjang pendidikan dasar<br />
dan menengah tahun pelajaran 2012/2013,<br />
bertujuan untuk menilai pencapaian<br />
kompetensi lulusan secara nasional pada<br />
mata pelajaran, dan mendorong<br />
tercapainya target wajib belajar<br />
pendidikan dasar yang bermutu. “Tahun<br />
ini saya berharap, hasil UN harus lebih<br />
baik dari tahun sebelumnya. Khususnya<br />
dari segi kualitas lulusan yang mengarah<br />
pada tercapainya mutu pendidikan yang<br />
berkualitas,’ kata Palal Ali Santoso. Siswa<br />
lulusan tahun ini diharapkan pula, akan<br />
mempunyai daya saing terhadap<br />
perkembangan dan perubahan jaman.<br />
Dijelaskan Palal Ali Santoso,<br />
tantangan yang berat dihadapi peserta<br />
UN tahun ini. Dikarenakan, UN tahun ini<br />
menerapkan sistem 20 paket. Artinya, soal<br />
yang satu dengan yang lainya berbeda.<br />
Sebanyak 20 peserta UAN yang ada di<br />
satu kelas tidak akan menjumpai naskah<br />
yang sama. Sebenarnya sistem ini juga<br />
telah dipakai tahun lalu, bedanya tahun<br />
lalu hanya memakai sistem 5 paket.<br />
“Dengan adanya sistem ini semoga anakanak<br />
didik yang ada di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
siap dalam menghadapinya. Anak-anak<br />
harus lebih giat dalam belajar dalam<br />
menghadapi UN ini agar mendapat nilai<br />
yang baik dan lulus ujian sesuai harapan<br />
semua pihak,” tandasnya.<br />
Dalam kesempatan itu, Palal Ali<br />
Santoso juga berharap agar Panitia UN<br />
2013 mempersiapkan UN ini dengan<br />
sebaik-baiknya, menghindari kesalahan<br />
sekecil mungkin. Koordinasi dengan<br />
pihak terkait seperti orang tua, walimurid,<br />
juga dibutuhkan demi kelancaran ujian<br />
akhir nasional ini. “Marilah kita berdoa<br />
kepada Alloh SWT agar anak didik kita<br />
mampu menyelesaikan UN dengan hasil<br />
yang optimal,” imbuhnya.<br />
Sementara itu, Kepala Dinas<br />
Pendidikan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Drs.<br />
Romelan MPd. kepada Majalah Penataran<br />
mengungkapkan, untuk tahun ini, batas<br />
nilai minimal UN masih sama dengan<br />
tahun lalu yakni 5,5. “Batas nilai minimal<br />
kelulusan masih sama seperti tahun lalu.<br />
Hanya yang beda ada 20 paket soal di<br />
tiap kelas, sementara tahun lalu hanya<br />
ada 5 paket soal,” katanya.<br />
Romelan juga berharap, para peserta<br />
UN lebih rajin dalam belajar agar nilainya<br />
akan lebih baik. “Saya berharap, para<br />
siswa lebih rajin dalam belajar agar sukses<br />
lulus ujian,” katanya. Dia juga berharap,<br />
secara keseluruhan nilai UN tahun 2013<br />
ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.<br />
Tahun lalu, siswa SMA/MA/SMK di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> berhasil lulus 100<br />
persen.<br />
Hal senada juga diungkapkan, Wakil<br />
Ketua DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Suswati.<br />
Dikatakannya, para siswa harus lebih giat<br />
dalam belajar mengingat sulitnya sistem<br />
saat ini. “Hanya belajar yang rajin<br />
kuncinya untuk menghadapi sistem 20<br />
paket ini. Setiap siswa dituntut untuk<br />
mandiri dalam menghadapi setiap soal<br />
yang ada,” katanya. Kendati demikian,<br />
politikus Partai Golkar ini berharap, siswa<br />
dapat berjuang maksimal dan<br />
menghasilkan nilai yang terbaik.<br />
“Setidaknya kita sama dengan tahun<br />
lalu. Atau bahkan lebih baik lagi apabila<br />
ada peningkatan nilai dibandingkan tahun<br />
lalu,” tambah Suswati. Dia juga berharap,<br />
koordinasi yang sudah terjalin dengan<br />
baik, antara pemerintah, sekolah, guru,<br />
orang tua, dan wali murid akan<br />
menghasilkan sesuatu yang<br />
membanggakan. Sehingga tahun ini,<br />
seluruh siswa yang mengikuti UN dapat<br />
lulus 100 persen. (hend)<br />
Majalah PENATARAN<br />
31<br />
(foto-foto: hendranova)
EDUKATIF<br />
Sukseskan UN 2013<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> bertekad untuk mensukseskan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun<br />
2013 ini. Sebelumnya, berbagai persiapan dilakukan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk menghadapi UN ini. Beberapa sekolah pun juga telah mempersiapkan siswasiswinya<br />
dalam menghadapi UN ini. Di antaranya dengan menggelar ujian try out dan memberikan<br />
tambahan pengajaran kepada peserta didik jauh hari hingga menjelang UN digelar.<br />
Siswa seluruh jenjang<br />
pendidikan telah bersiap<br />
menghadapi UN. Bagi siswa<br />
SD dan SMP sederajat, moment ini adalah<br />
30 Majalah PENATARAN<br />
untuk mendapatkan tiket ke jenjang<br />
selanjutnya. Sementara SMA sederajat<br />
UN merupakan satu tiket untuk memasuki<br />
jenjang yang lebih tinggi yakni perguruan<br />
Seluruh pihak berharap, siswa didik di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> mendapatkan nilai terbaik<br />
tinggi. Ujian Nasional tahun 2012/2013<br />
untuk SMA/MA/SMK digelar 15-19 April<br />
2013, SMP/MTs digelar pada 22-25 April<br />
2013, dan SD/MI digelar pada 6-8 Mei<br />
2013.<br />
Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> pun<br />
juga telah bersiap dengan menyiapkan<br />
panitia untuk menyelenggarakan UN di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Pelantikan panitia UN<br />
SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, dan<br />
Kesetaraan ini telah digelar pada 21 Maret<br />
2013 lalu di Gedung Yonif 511 <strong>Blitar</strong>.<br />
Kegiatan tersebut dihadiri Sekretaris<br />
Daerah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Drs. Palal Ali<br />
Santoso, MM, dan Wakil DPRD<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Suswati. Dalam<br />
kegiatan itu, hadir pula pimpinan Yonif<br />
511, pimpinan Polres <strong>Blitar</strong>, Kepala Kantor<br />
Kementerian Agama <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />
Dalam kesempatan itu, sebanyak 200<br />
panitia UN 2013 dilantik Bupati <strong>Blitar</strong>,<br />
Herry Noegroho, SE, MH. yang diwakili<br />
Sekda <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Drs. Palal Ali<br />
Santoso, MM.
MTS-Drs. Muawinul Huda, M. Pd.<br />
Kepala MTsN Jambewangi<br />
khususnya dibidang akademik.”, tutur<br />
Drs. Muawinul Huda, M. Pd. senang.<br />
Beberapa kali MTsN Jambewangi sukses<br />
menjadi juara umum olimpiade bidang<br />
studi yang diselenggarakan oleh SMAN 1<br />
Talun juga olimpiade-olimpiade bidang<br />
studi lainnya yang diselenggarakan oleh<br />
Kelompok Kerja Madrasah se-<strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>.<br />
“Tetapi bukan berarti kita (MTsN<br />
Jambewangi) tidak berprestasi non<br />
ademik.”, pungkas Kepala Madrasah. Biar<br />
lokasinya di desa, namun banyak prestasi<br />
yang sudah diraih oleh siswa/siswi MTsN<br />
Jambewangi. Pada Tahun 2013 yang baru<br />
berjalan ini, diantaranya madrasah kami<br />
pernah memperoleh Juara I Bidang Studi<br />
Ekonomi dan Juara I Bidang Studi<br />
Geografi Kompetisi Sains di SMAN<br />
Talun, Juara I Bidang Studi Fisika dan<br />
Juara I Bidang Studi Biologi Kompetisi<br />
Sains Madrasah se-<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,<br />
Juara I Lomba Baca Cerpen di SMAN<br />
Garum, Juara II Lomba Baca Puisi dan<br />
Juara III Lomba Pidato Bahasa Arab di<br />
SMAN Garum, Juara I Lomba Nasyid se-<br />
Jawa Timur di <strong>Blitar</strong>, Juara II Tenis Meja<br />
Putri Porseni Jawa Timur, dan lain-lain.<br />
Sedangkan untuk mendorong,<br />
membantu dan memfasilitasi peserta didik<br />
untuk mengembangkan kemampuan,<br />
bakat, dan minatnya sehingga dapat<br />
berkembang secara optimal, berbagai<br />
kegiatan ekstrakurikuler juga<br />
dikembangkan di madrasah ini. Secara<br />
Rajin menjaga keindahan madrasah agar siswa<br />
siswi lebih nyaman belajar<br />
umum kegiatan ekstrakurikuler dibagi<br />
dalam dua kelompok, yaitu ekstrakurikuler<br />
wajib dan pilihan.<br />
Kegiatan ekstrakurikuler wajib yang<br />
harus diikuti oleh semua peserta didik<br />
Kelas VII dan VIII meliputi kegiatan<br />
ekstrakurikuler pramuka dan bimbingan<br />
baca Al Qur’an dengan menggunakan<br />
metode Usmani. Dan kegiatan<br />
ekstrakurikuler pilihan yang ada yaitu<br />
Sains Club, English Club, Karya Ilmiah<br />
Remaja (KIR), PMR, teater, nasyid,<br />
jurnalistik, sepak bola, bola volly, tenis<br />
meja, bulutangkis, bela diri, dan lain-lain.<br />
Guna meningkatkan mutu pendidikan<br />
di MTsN Jambewangi, kata Drs.<br />
Muawinul Huda, M.Pd., tidak ada strategi<br />
khusus yang diterapkan. Semua hanya<br />
mengikuti ketentuan Badan Standar<br />
Nasional Pendidikan.<br />
Kepala MTsN Jambewangi ini juga<br />
menyampaikan, guna menghasilkan<br />
prestasi yang tinggi, MTsN Jambewangi<br />
dalam Penerimaan Peserta Didik Baru<br />
(PPDB) tidak menerapkan standar mutu<br />
input yang tinggi. Lulusan SD atau MI di<br />
Kecamatan Selopuro dan sekitarnya<br />
merupakan prioritas utama, terutama bagi<br />
mereka yang berdomisili di Desa<br />
Jambewangi.<br />
“Kami berharap anak-anak di Desa<br />
Jambewangi bisa belajar di MTsN<br />
Jambewangi karena merupakan tujuan<br />
madrasah ini diletakkan. Dengan demikian<br />
masyarakat akan merasa memiliki, turut<br />
menjaga, serta bangga dengan<br />
keberadaan madrasah ini dan bisa menjadi<br />
kebanggaan warga masyarakat di<br />
Kecamatan Selopuro.”, tegas Muawinul<br />
Huda.<br />
Lebih lanjut, menurut lulusan<br />
Magister Pendidikan UM Malang ini,<br />
sekolah unggul bukanlah sekolah yang<br />
menerapkan standar mutu input siswa<br />
yang tinggi supaya bisa melahirkan<br />
lulusan yang bermutu tinggi. Adalah<br />
sesuatu yang biasa-biasa saja apabila<br />
sekolah menyeleksi siswa yang bermutu<br />
tinggi pada akhirnya meluluskan atau<br />
menghasilkan output yang bermutu tinggi<br />
pula.<br />
“Akan tetapi, keunggulan sekolah<br />
seharusnya diukur dari tingkat<br />
kemampuan sekolah mengembangkan<br />
segala potensi siswa agar diperoleh<br />
output yang berkualitas dan unggul<br />
dalam segala bidang. Baik bidang<br />
akademik, fisik, etik, moral, emosi dan<br />
adversity.”, kata Kepala MTsN<br />
Jambewangi mengakhiri perbincangan.<br />
(moza)<br />
Majalah PENATARAN<br />
29
EDUKATIF<br />
MTsN Jambewangi,<br />
Madrasah Ndeso Yang Berprestasi<br />
Bila anda dari Kota <strong>Blitar</strong> dan hendak pergi ke Kota Malang melalui Kecamatan Selopuro, maka<br />
200 (dua ratus) meter sebelum Pasar Selopuro anda akan menemukan plakat yang bertuliskan<br />
MTsN Jambewangi dengan panah ke utara. Memang MTsN Jambewangi yang beralamatkan di<br />
Desa Jambewangi Kecamatan Selopuro ini lokasinya tidak berada di tepi jalan raya. Melainkan<br />
berada di sebuah gang yang jalannya juga tidak begitu luas.<br />
Namun biarpun tidak berada di<br />
tepi jalan raya kondisi<br />
madrasah ini sudah cukup<br />
representatif. Suasananya asri dengan<br />
berhiaskan taman-taman bunga yang<br />
terlihat sangat terawat. Meskipun jauh<br />
dari kesan yang mewah, tetapi kondisinya<br />
sangat mendukung untuk kegiatan belajar<br />
dari siswa/siswi di madrasah ini.<br />
Sejak berdirinya pada Tahun 1996,<br />
kata Drs. Muawinul Huda, M.Pd. -Kepala<br />
MTsN Jambewangi, madrasah ini telah<br />
mengalami perkembangan yang cepat.<br />
MTsN Jambewangi pada awalnya<br />
merupakan filial atau cabang dari MTsN<br />
Jabung di Kecamatan Talun. Gedung<br />
yang digunakan sebagai tempat belajar<br />
mengajar awalnya masih meminjam<br />
gedung madrasah milik MTsS Sunan<br />
Gunung Jati yang beralamat di Desa<br />
Gading Kecamatan Selopuro.<br />
28 Majalah PENATARAN<br />
Pada tahun 1996, berkat kerja keras<br />
pengelola madrasah yang bekerjasama<br />
dengan Komite Madrasah dan<br />
masyarakat akhirnya pihak madrasah<br />
mampu membeli tanah di Desa<br />
Jambewangi yang dalam<br />
perkembangannya mampu berdiri sendiri<br />
dengan nama MTsN Jambewangi.<br />
Diawal berdirinya dulu, kondisi<br />
madrasah ini sangat mengenaskan, salah<br />
satunya dinding ruang kelasnya masih<br />
terbuat dari gedhek (dinding bambu)<br />
sehingga mendapat julukan ‘madrasah<br />
petok’ (petok: bunyi induk ayam betina<br />
setelah bertelur, red.) karena gedhek yang<br />
digunakan itu bekas kandang ayam yang<br />
itupun merupakan sumbangan dari warga<br />
setempat.<br />
Setelah tujuh belas tahun berdiri,<br />
gedung madrasah yang dulunya terbuat<br />
dari gedhek, “Sekarang sudah berubah<br />
menjadi bangunan dua tingkat yang<br />
megah.”, kata Kepala Madrasah bangga.<br />
Madrasah ini didukung oleh 53 tenaga<br />
pendidik, 8 tenaga kependidikan serta 764<br />
peserta didik. Sarana dan prasarana<br />
madrasah yang dulu seadanya, kini sudah<br />
sembilan puluh delapan persen sarana<br />
yang dibutuhkan untuk kegiatan<br />
pembelajaran di MTsN Jambewangi itu<br />
telah tercukupi.<br />
Diantaranya madrasah ini telah<br />
memiliki Laboratorium IPA, Laboratorium<br />
Bahasa, Laboratorium Komputer,<br />
perpustakaan, lapangan bola volly, tenis<br />
meja, lapangan bulu tangkis, lapangan<br />
futsal, aula, mushola, kantin, koperasi,<br />
ruang UKS, dan lain sebagainya.<br />
“Dan bukan hanya sekedar<br />
perkembangan fisik serta penambahan<br />
sarana prasarana, namun yang lebih<br />
membanggakan lagi adalah prestasi
ETOS<br />
PEREMAJAAN<br />
Reputasi <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />
yang dikenal selama ini,<br />
adalah unggul di sektor<br />
pertanian. Namun perubahan dalam tiga<br />
dasa warsa ini, ternyata keunggulan itu<br />
telah tersaingi oleh kemunculan sektor<br />
peternakan. Petani-petani kaya di masa<br />
lalu, kini posisinya telah tergantikan oleh<br />
inovator-inovator di bidang peternakan<br />
seperti Pak Marmin Siswoyo dari<br />
Minggirsari dan Pak Masngut dari<br />
Kerjen.<br />
Saya sering guyon-guyon dengan<br />
para praktisi perbankan. Informasinya<br />
sungguh menakjubkan, bahwa para<br />
milyarder yang tumbuh di <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong>, adalah para pengusaha yang<br />
menggeluti sektor peternakan, terutama<br />
peternakan ayam dan sapi. Deposito dan<br />
tabungan mereka, bahkan beranak-pinak<br />
di seluruh bank di <strong>Blitar</strong>.<br />
M o b i l - m o b i l b a g u s y a n g<br />
berseliweran di jalan-jalan <strong>Blitar</strong>,<br />
kebanyakan adalah milik mereka yang<br />
setiap hari bergulat dengan pakan, dengan<br />
vitamin hewan, membersihkan kotoran di<br />
kandang, dan sebagainya. Adapun mobilmobil<br />
bagus itu dipergunakan untuk<br />
bertemu dengan para relasi, para pembeli<br />
dari luar kota, distributor farmasi, dan<br />
sebagainya. Jangan mengira mobil itu<br />
sekedar untuk gagah-gagahan, untuk<br />
mejeng dan pamer kesuksesan, karena<br />
tanpa pamer pun, orang sudah tahu<br />
mereka memang hidup sukses.<br />
Detik demi detik dipergunakan<br />
secara maksimal semacam itu. Dari hari<br />
ke hari, dari tahun ke tahun, dan bukan<br />
sulap-bukan sihir, tanpa disadari populasi<br />
ternak mereka bertambah dari ratusan<br />
hingga puluhan ribu. Kalau awalnya Pak<br />
Sis dan Pak Masngut yang saya<br />
contohkan itu, membeli pakan dengan<br />
s e pe da , l a m a k e l a m a a n h a ru s<br />
m e n g g u na k a n t r u k - t r u k u n t u k<br />
mengangkut secara besar-besaran.<br />
Kandang yang sempit harus diperlebar<br />
dengan membeli tanah-tanah tetangga<br />
kiri-kanan.<br />
Tidak ada yang kaget, jika kemudian<br />
banyak mobil di garasi pemiliknya.<br />
Tetangganya serba tahu, kekayaan itu<br />
diraih dengan kerja keras yang dilakukan<br />
50 Majalah PENATARAN<br />
sepanjang waktu. Tidak ada LSM,<br />
wartawan, maupun penegak hukum yang<br />
bawel mempertanyakan, darimana mobilmobil<br />
mahal itu diperoleh. Semuanya<br />
sudah maklum. Pengusaha-pengusaha itu,<br />
hidup tenang bersama harta yang<br />
dimilikinya.<br />
Pertanyaan di benak saya,<br />
mengapakah sektor pertanian kok bisa<br />
disalip oleh pengusaha peternakan?<br />
Mari kita lihat perbandingan berikut<br />
ini. Siapa tidak kenal usaha minyak atsiri,<br />
yang sudah puluhan tahun menjadi<br />
trademark petani <strong>Blitar</strong>. Bicara minyak<br />
at siri, se la lu dikai tkan dengan<br />
penyulingan atsiri yang ada di Ponggok,<br />
Srengat, dan sekitarnya. Permintaan<br />
minyak atsiri kepada mereka, tidak saja<br />
dari pasar dalam negeri, bahkan dari<br />
Eropa. Kehebatan minyak atisiri dari<br />
<strong>Blitar</strong> adalah bagus untuk bahan parfum<br />
maupun untuk obat-obatan.<br />
Tapi lihatlah, dari tahun ke tahun,<br />
trend kehidupan pengusaha atsiri, tidak<br />
gemerlap sebagaimana pengusaha ayam.<br />
Mereka selalu berkutat pada kesulitan<br />
permanen, yaitu sukar mendapatkan<br />
kembang kenanga, bahan baku utama<br />
untuk pembuatan minyak atsiri. Problem<br />
ini merupakan kesalahan mereka sendiri,<br />
karena tidak memiliki sense melakukan<br />
peremajaan pohon kenanga.<br />
Andaikata mereka inovatif, berfikir<br />
sejak dini bahwa kelanggengan usaha<br />
mereka adalah bergantung kepada<br />
keberadaan pohon kenanga sebanyakbanyaknya,<br />
barangkali jalan hidup mereka<br />
bisa lain. Seharusnya panen demi panen<br />
dilakukan, dibarengi kegiatan peremajaan<br />
pohon kenanga secara terus-menerus. Biar<br />
saja pohon yang sudah tua mulai<br />
kehilangan produktivitas, karena sudah<br />
diikuti oleh semakin berkembangnya<br />
pohon baru. Sayangnya, hal ini tidak<br />
dilakukan.<br />
Tahun-tahun belakangan ini, kita<br />
malah sering mendengar keluhan<br />
produsen atsiri, yang bingung karena<br />
banyak pohon kenanga tua yang ditebang<br />
karena takut tumbang. Padahal, tidak ada<br />
usaha peremajaan untuk menanam pohon<br />
kenanga lagi. Pengusaha minyak atsiri<br />
lebih suka banting stir, menangani bidang<br />
lain asalkan cukup mencukupi<br />
kebutuhan dapur.<br />
Perilaku petani-petani minyak atsiri<br />
ini, rasanya juga terjadi di komoditaskomoditas<br />
pertanian yang lain. Ini berbeda<br />
dengan peternak yang memiliki<br />
kemampuan merotasi antara pembibitan<br />
dan produksi secara cepat.<br />
Tapi saya juga mulai bergembira.<br />
Beberapa tahun belakangan ini, muncul<br />
inovasi baru di bidang pertanian di<br />
<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, yaitu gerakan sadar<br />
kakao yang diprakarsai Saudara Khalid di<br />
Desa Darungan. Dia dan teman-temannya<br />
pintar menangkap peluang. Memang<br />
produksi kakao di Indonesia menurun<br />
t aj am , da mpak dari banyaknya<br />
perkebunan kakao yang berubah fungsi.<br />
Gerakan reformasi yang berbuntut<br />
perusakan tanaman-tanaman kakao di<br />
Jawa dan Sulawesi. Akibatnya, pasokan<br />
kakao dari Indonesia merosot tajam.<br />
S a u d a r a K h a l i d m e n g a j a k<br />
masyarakat menanam kakao di halamanhalaman<br />
rumahnya. Dalam beberapa<br />
tahun kemudian, tanaman itu mulai<br />
berbuah. Panenannya dikumpulkan di<br />
rumah Khalid, yang kemudian dikirim ke<br />
para eksportir yang sudah menunggu di<br />
pelabuhan-pelabuhan. Tahukah Anda,<br />
rumah Saudara Khalid dalam beberapa<br />
tahun ini sudah berubah menjadi gudang<br />
penimbunan kakao. Jangan tanya berapa<br />
kekayaannya, karena dia sudah memiliki<br />
mobil-mobil baru.<br />
Saya berharap, muncullah Khalid-<br />
Khalid baru di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> di masa<br />
mendatang. Yaitu anak-anak muda yang<br />
ulet dan cerdas, menjadikan potensi<br />
pertanian sebagai ikon reputasi <strong>Kabupaten</strong><br />
<strong>Blitar</strong> yang memiliki lahan yang subur.<br />
B u k a n a n a k - a n a k m u d a y a n g<br />
meninggalkan <strong>Blitar</strong>, karena memilih<br />
menjadi buruh-buruh pabrik di perkotaan,<br />
kenek-kenek angkot di ibukota, dan ceritacerita<br />
pedih karena gagal mengadu nasib<br />
di kota. Padahal, mereka adalah anak-anak<br />
petani yang memiliki ladang-ladang di<br />
desanya.
INTELEK Intermezo lektronik<br />
TUKANG BECAK DAN IBU WARTEG<br />
LANGSUNG KELAS 3<br />
Seorang tukang becak mendatangi sebuah warteg dan bertanya kepada pemiliknya<br />
Tukang Becak : “Bu,kalau makan disini 3000 dapet apa aja ? dapet daging ga?”<br />
Ibu Warteg : “Gak lah 3000 doang mah gak pake daging!”<br />
Si Tukang becak ga punya duit lagi,terpaksa makan deh sambil rada kesel soalnya cuma dikasih<br />
lauk segitu, dibentak2 lagi. Besoknya, pagi-pagi si ibu warteg ketemu sama si tukang becak<br />
sehabis pulang dari pasar,<br />
Ibu Warteg : “Bang ke warteg saya 3000 ya…??”<br />
Tukang Becak : “Ya udah naek aja bu! (masih kesel gara-gara kemarin)<br />
Setelah berjalan sekitar 500 meter, becakpun sampe di salah satu turunan curam, & meluncur<br />
kencang<br />
Ibu Warteg : “BAAAANNNNGGGGGG REEEMMMMM BAAAANNGGGGGG!!!”<br />
(teriak Ibu Warteg karena becaknya melaju kencang dan mau nabrak tiang pembatas jalan)<br />
Tukang Becak : 3000 DOANG MAH GA PAKE REM BU!! (teriaknya puas karena udah bisa<br />
“balas dendam”)<br />
Tole baru masuk SD kelas 1, hari pertama dia sudah protes sama ibu guru.. “Bu.. saya seharusnya duduk di kelas 3..”<br />
Bu guru nya heran.. “Kenapa kamu yakin begitu..?” Tole menjawab dengan mantap..”Soalnya saya lebih pintar dari kakak saya<br />
yang sekarang kelas 3..”. Akhirnya bu guru membawa Tole ke ruang Kepala Sekolah. Setelah diceritakan oleh bu guru, pak Kepala<br />
Sekolah mencoba menguji Tole lansung dengan berbagai materi pelajaran murid kelas 3 SD..<br />
Kepsek : Berapa 16 dikali 26?<br />
Tole : 416<br />
Kepsek : Perang Diponegoro ber lsg tahun berapa?<br />
Tole : 1825-1830<br />
Kepsek : Hewan yg memakan daging dan tumbuhan termasuk golongan apa?<br />
Tole : Omnivora<br />
Setelah beberapa pertanyaan, pak Kepsek bilang ke ibu guru”Kelihatan nya Tole memang cerdas, saya rasa bisa masuk dikelas<br />
3..”. Tapi ibu guru masih belum yakin “Coba saya tes lagi pak Kepsek..” kata bu guru.<br />
Ibu guru : “Benda apakah yg huruf pertamanya K.. huruf terakhirnya L.. yg bisa menjadi tegang, bisa lemas.? (mendengar<br />
pertanyaan bu guru pak Kepsek melongo kaget..)<br />
Tole : “Ketapel..”<br />
Ibu guru : “OK, sekarang apakah yg huruf pertamanya M.. huruf terakhir K.. ditengah benda itu ada kacang nya?.. (pak kepsek<br />
makin melongo.. sambil melap keringat di jidatnya..)<br />
Tole : Martabak..”<br />
Ibu guru : “OK, berikut..Kegiatan apa kah yg biasa dilakukan anak remaja dikamar mandi dg gerakan yg ber ulang2.., huruf<br />
pertamanya M, huruf terakhir I..?(pak kepsek makin salah tingkah denger pertanyaan bu guru)<br />
Tole : “Menggosok Gigi”..<br />
Ibu guru : “Kegiatan apakah yg biasa dilakukan pria dan wanita yg lg pacaran dimalam hari, huruf pertamanya N, huruf terakhir T..<br />
(pak kepsek nyaris pingsan denger pertanyaan terakhir..)<br />
Tole : “Nonton Midnight..”<br />
Sebelum bu guru melanjutkan pertanyaan, pak Kepsek memotong… “Ibu guru.. Tole masukin ke universitas aja… saya aja dari<br />
tadi salah terus jawabnya =))????????????????????.<br />
Rp. 50.000,- BISA BUAT SETAHUN<br />
Suami : “Neng, ini abang ada uang 50 ribu, dicukupin ya buat seminggu, syukur-syukur bisa buat sebulan.”<br />
Istri : “Iya bang, buat setahun juga bisa.” ...<br />
Suami : “Duuuh abang beruntung banget ya punya istri kayak si neng, udah baik, cantik, hemat lagi! Dibelikan apa<br />
tuh neng, uang 50 ribu bisa buat setahun?” ...<br />
Istri : “KAAALEEENDDDEER baaang…….”<br />
Suami : #Nelen Sapu#<br />
(dari berbagai sumber)<br />
Majalah PENATARAN<br />
51