02.06.2013 Views

Pesan Publik - Kabupaten Blitar

Pesan Publik - Kabupaten Blitar

Pesan Publik - Kabupaten Blitar

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

MAJALAH<br />

EDISI 01 TAHUN 2013<br />

www.blitarkab.go.id<br />

KOMUNIKATIF, INFORMATIF DAN BERIMBANG


Dari Redaksi<br />

Pembaca yang terhormat,<br />

Rasanya bangga sekali kami bisa kembali hadir menyapa pembaca setelah<br />

beberapa saat vakum. Pada edisi pertama ini kami kembali menyuguhkan<br />

beberapa liputan tentang berbagai kegiatan di lingkup Pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Diawali pada rubrik gerbang sebagai pembuka berita menyajikan<br />

kegiatan Bupati <strong>Blitar</strong> Terima Penghargaan sebagai Pembina K-3. Pemerintah Provinsi<br />

Jawa Timur kembali memberikan penghargan kepada Bupati <strong>Blitar</strong> sebagai Pembina K3<br />

(Keselematan dan Kesehatan Kerja). Ini merupakan bukti, pertumbuhan dunia kerja di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah berjalan kondusif sesuai ketentuan yang berlaku. <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> mendapat nilai bagus sebagai daerah zero accident (kecelakaan nihil) sehingga<br />

mendapat point tinggi dalam standar pembinaan perusahaan di daerah.<br />

Penghargaan ini merupakan pengakuan resmi dari Pemerintah Propinsi Jatim,<br />

bahwa dunia kerja di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> merupakan potensi yang bisa dikembangkan di<br />

masa mendatang.<br />

Selain itu juga ada liputan Acara Launching Buku dan Silaturrahmi Dalam Rangka<br />

Refleksi Dua Tahun Masa Bhakti Bupati dan Wakil Bupati <strong>Blitar</strong>.<br />

Bupati dan Wakil Bupati dalam kepemimpinannya selalu mengacu pada Visi-<br />

Misinya, yaitu mewujudkan masyarakat yang sejahtera, religius dan berkeadilan.<br />

Meningkatkan kualitas infrastruktur dan akses ekonomi serta layanan publik.<br />

Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi yang berkelanjutan serta meningkatkan daya<br />

saing dan mewujudkan olah raga serta seni budaya bersama masyarakat.<br />

Dalam rentang waktu dua tahun tersebut sudah banyak pula prestasi yang telah<br />

diraih, meskipun, masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan pada sisa periode masa<br />

jabatannya sebagai Bupati kedepan.<br />

Pada rubrik hambangun praja kami menyuguhkan kegiatan Bapemas yang<br />

menggenjot fungsi pasar desa melalui BUMDes. Bapemas langsung tancap gas<br />

dengan melakukan rekrutmen fasilitator BUMDes baik di tingkat <strong>Kabupaten</strong> maupun<br />

fasilitator untuk tingkat Kecamatan. Proses seleksi dilakukan secara serius dengan<br />

melibatkan Universitas Brawijaya melalui lembaga teknisnya yang bernama Pusat<br />

Inkubator Bisnis dan Layanan Masyarakat (PIBLAM).<br />

Di rubrik yang sama juga mengulas persiapan Pasar Gambar Desa Wonodadi<br />

Wonodadi, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, menuju Lomba Pasar Desa di Tingkat Propinsi Jawa<br />

Timur. Mereka ingin pasar tempat mereka bekerja, terasa nyaman meski tetap berkiblat<br />

sebagai pasar tradisional.<br />

Pasar Gambar kondisinya belum ideal. Fasilitasnya kurang bagus, seperti<br />

kerusakan MCK, talang bocor, dan pengaturan pedagang. Dengan adanya lomba ini,<br />

semoga akan memperbaiki fasilitas yang ada.<br />

Pemerintah Provinsi Jawa Timur menggulirkan Lomba Pasar Desa tahun 2013.<br />

Pesertanya adalah pasar-pasar desa terbaik di seluruh kabupaten dan kota di Jatim.<br />

Andalan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> tahun ini adalah Pasar Gambar, setelah bersaing dengan<br />

Pasar Selopuro dan Pasar Slorok. Perlombaan ini diharapkan menjadi motivasi bagi<br />

pedagang untuk menciptakan situasi di pasar yang kondusif<br />

Selain itu rubrik-rubrik Dinamika Kepegawaian, Real Action, Edukatif, Pelangi Bumi<br />

Penataran, Lensa Sport, Artikel, Sambat Deso, Ono Dino Ono Upo, Kesiapan Partai<br />

Songsong Pileg 2014, Liputan Khusus, Pelesir dan lainnya tetap menampilkan dan<br />

menyajikan kabar-kabar dan cerita-cerita menarik bagi para pembaca setia Majalah<br />

Penataran.<br />

Harapan kami semoga Majalah Penataran akan selalu menjadi sumber informasi<br />

yang bermanfaat untuk pembaca setia. Terima kasih tak terhingga atas dukungan dan<br />

partisipasi serta kerja sama semua pihak.<br />

Redaksi<br />

2 Majalah PENATARAN<br />

MP<br />

KOMUNIKATIF<br />

INFORMATIF<br />

BERIMBANG<br />

Pelindung :<br />

HERRY NOEGROHO, SE. MH<br />

Drs. RIJANTO, MM<br />

Penasehat :<br />

Drs. PALAL ALI SANTOSO, MM<br />

Penanggung jawab :<br />

SUYANTO, SH. MM<br />

Pemimpin Redaksi :<br />

Dra. SRI WAHYUNI, M.Si<br />

Redaktur :<br />

Ir. BUDI IRIANTO, MM<br />

Editor :<br />

RUDI WIDIANTO, ST<br />

Redaktur Pelaksana :<br />

ANTOK PURWANTO<br />

HENDRA NOVARIADI<br />

M. ENDRA PRASETYA<br />

NIZAR NUSFIANTO<br />

Anggota :<br />

JONI HARSONO<br />

DWI AGUS SANTOSO, ST<br />

ASYIK FAUZI, ST<br />

BINTORO, ST<br />

ALAMAT REDAKSI<br />

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Jl. Raya Dandong No. 53, Srengat-<strong>Blitar</strong>. Telp. (0342) 555330, 555444. Fax. (0342) 555330.<br />

Email : majalahpenataran@blitarkab.go.id<br />

Redaksi Majalah Penataran menerima kiriman naskah, opini, esai, features, laporan ilmiah, dan bentuk tulisan lain. Naskah minimal 3 halaman kwarto, dilengkapi foto copy<br />

identitas diri, dikirim dalam bentuk flash disk, CD maupun tulisan ke alamat email : majalahpenataran@blitarkab.go.id atau ke alamat Redaksi Majalah Penataran. Redaksi<br />

tidak mengembalikan bahan-bahan yang telah dikirim. Redaksi berhak melakukan editing sesuai kebutuhan, sepanjang tidak mengubah isi.


POINT INDEKS<br />

POINT INDEKS<br />

POINT INDEKS<br />

Dari Redaksi ………………………….………..… 2<br />

Point Indeks ……………………………………... 3<br />

Gerbang<br />

Bupati <strong>Blitar</strong> Terima Penghargaan ….… 4<br />

Laungching Buku dan Refleksi …………… 6<br />

BPBD Siaga Bencana …………………………. 8<br />

Hambangun Praja<br />

Menengok LKPJ Bupati <strong>Blitar</strong> 2012……… 10<br />

Bulan Bhakti Gotong Royong .…………... 12<br />

Menggenjot Fungsi Pasar Desa …………. 14<br />

Pasar Wonodadi Maju ke Propinsi …..... 16<br />

Mengejar Target Tinggi..................... 18<br />

Hasil Panen Tak Banyak Berubah………… 20<br />

Penghargaan Kebudayaan ………………. 22<br />

Dinamika Kepegawaian<br />

Mutasi Pejabat Untuk Layanan ………... 24<br />

Real Action<br />

Juara I Lomba Kesatuan Gerak ………….. 26<br />

Edukatif<br />

MTsN Jambewangi, Madrasah Ndeso .. 28<br />

Sukseskan UAN 2013 ………………………… 30<br />

Pelangi Bumi Penataran<br />

Sri Sulasri, Juara Nasional Lomba .…….. 32<br />

Lensa Sport<br />

Menggali Prestasi Anak Negeri ......…….. 34<br />

Suara Wakil Rakyat<br />

Memberi Nilai Tambah Penambangan… 36<br />

Sambat Deso<br />

Di Desa Sumbersih, Warga Harus …….. 38<br />

Ono Dino Ono Upo<br />

Sabar Ala Mbah Slamet Gandhos ……… 40<br />

Kesiapan Partai Songsong Pileg 2014<br />

PDI P Merubah Image …………….……….. 42<br />

Liputan Khusus<br />

Tingkatkan Peran Masyarakat …………. 44<br />

Pererat Kerjasama dengan Press Tour 46<br />

Pelesir<br />

Siraman Gong Kyai Dudho ……………….. 48<br />

Intermezo<br />

Etos<br />

……………………………………….. 50<br />

Peremajaan ………..……………………………. 51<br />

Bupati <strong>Blitar</strong> Terima Penghargaan Pembina K-3<br />

Pemprov Jawa Timur Timur memberikan penghargan kepada Bupati<br />

<strong>Blitar</strong> sebagai Pembina K3 (Keselematan dan Kesehatan Kerja). Ini<br />

merupakan bukti, pertumbuhan dunia kerja di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

telah berjalan kondusif sesuai ketentuan yang berlaku.<br />

Juara I Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB<br />

dan Kesehatan Tingkat Propinsi<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> kembali menorehkan prestasi. Kali ini melalui Tim Penggerak<br />

PKK <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang sukses meraih Juara I pada Lomba Kesatuan Gerak<br />

PKK, KB dan Kesehatan Tingkat Propinsi Tahun 2013. Dengan hasil lomba<br />

yang diselenggarakan dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ini<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> juga berhak maju pada ajang lomba yang sama di tingkat<br />

nasional. Pada penilaian tingkat provinsi <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> sukses mengungguli<br />

38 (tiga puluh delapan) <strong>Kabupaten</strong> dan Kota lain di Jawa Timur yang ikut<br />

berpartisipasi. Kemudian masuk dalam 3(tiga) nominator juara bersama<br />

<strong>Kabupaten</strong> Malang dan <strong>Kabupaten</strong> Pacitan.<br />

Majalah PENATARAN<br />

3


Bupati Herry Noegoro, Pejabat Pemerhati Seni<br />

diberikan kepada 6 orang yang dinilai<br />

berjasa dalam pengembangan seni, di<br />

antaranya Sriniati pendiri group<br />

kroncong Sruni, Ki Anom pendiri group<br />

ketoprak Anom Budaya, Ki Adam Sumeh<br />

pendiri kentrung Tri Santosa Budaya, Ki<br />

Sujarwo pegiat Seni Tugu Budaya, dan<br />

Mbah Juni sebagai pelestari Jaranan Jur.<br />

Adapun Penerima penghargaan<br />

Karya Persembahan antara lain Bagus<br />

Putu Parto, Edy Dewa, dan Pengkik<br />

Budiharto. Sedangkan Penghargaan<br />

Wartawan Budaya diberikan kepada<br />

Purwanto. Panitia memiliki rekam jejak<br />

yang memadai, karena pria lulusan<br />

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni<br />

IKIP Malang itu, dinilai pro aktif dalam<br />

meliput kegiatan-kegiatan kesenian dan<br />

kebudayaan.<br />

Wima Bramantya dalam sambutannya<br />

menyatakan permintaan maafnya kepada<br />

seluruh pegiat budaya di seluruh <strong>Blitar</strong>,<br />

karena pihaknya belum mampu<br />

memberikan penghargaan bagi semua<br />

budayawan. “Kami sadar, masih ada<br />

ribuan pegiat seni dan budaya di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> di luar sana. Kali ini<br />

kami sedang memulai langkah kecil,<br />

Semoga di tahun-tahun mendatang, kami<br />

masih berkesempatan merangkul semua<br />

potensi budaya yang kita miliki bersama,”<br />

tuturnya.<br />

Wima Bramantya, Ketua Dewan Kesenian Kab. <strong>Blitar</strong><br />

Pemkab <strong>Blitar</strong> Bangga<br />

Wakil Bupati <strong>Blitar</strong>, Drs. Rijanto, MM,<br />

ketika didaulat memberikan sambutan,<br />

benar-benar menyatakan kebanggaanya.<br />

“Kami terharu, karena baru kali ini<br />

menyaksikan pelaku-pelaku budaya<br />

tampak bahagia menerima penghargaan,”<br />

tutur Rijanto. Terlebih lagi, penghargaan<br />

seperti mestinya menjadi tugas dan<br />

tanggung jawab pemerintah daerah.<br />

Ia menyatakan rasa syukurnya,<br />

ternyata Dewan Kesenian <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> mampu membuat terobosan yang<br />

cerdas ini, sehingga sangat membantu<br />

kinerja Pemkab <strong>Blitar</strong> dalam mendorong<br />

pertumbuhan dan pelestarian seni<br />

Mbah Din, Ketua Panitia<br />

budaya. Rijanto juga memberikan pujian<br />

kepada Wima Bramantya, meskipun masih<br />

muda tetapi langkah-langkahnya sudah<br />

mengejutkan banyak pihak. Tidak hanya<br />

memberi penghargaan ini, tetapi Wima<br />

dan kawan-kawan sudah menciptakan<br />

karya nasional dan bahkan internasional.<br />

Karya nasionalnya adalah event<br />

Purnama Seruling Penataran yang selalu<br />

melibatkan budayawan dan artis nasional.<br />

Sedangkan debut internasionalnya adalah<br />

ketika membawa Tari Barong Rampog<br />

sehingga mendapat penghargaan<br />

internasional dalam festival di Cheonan,<br />

Korea Selatan beberapa waktu yang<br />

lalu.(pur)<br />

Majalah PENATARAN<br />

23


HAMBANGUN PRAJA<br />

Tidak kurang 11 orang yang<br />

terdiri dari para budayawan,<br />

tampak sumringah diundang<br />

ke Pendopo <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Jumat 28<br />

Desember 2012 lalu. Mereka diterima<br />

langsung oleh Wima Brahmantya, Ketua<br />

Dewan Kesenian <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Penampilan mereka khas, rata-rata<br />

mengenakan busana Kejawen, berupa<br />

beskap bagi pria serta kebaya bagi para<br />

perempuan. Sedangkan para undangan,<br />

mengenakan batik aneka rupa.<br />

Ketua Panitia, Mbah Din, membuka<br />

acara dengan paparan singkat, bahwa<br />

Penghargaan Karti Budaya ini merupakan<br />

program kerja Dewan Kesenian<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang merasa perlu<br />

memberi apresiasi terhadap para<br />

budayawan di <strong>Blitar</strong>. “Rasanya memang<br />

belum sepadan dengan dedikasi yang<br />

dicurahkan oleh para budayawan dalam<br />

menggeluti bidang-bidang yang diminati.<br />

Tapi semoga, itikad baik Dewan Kesenian<br />

22 Majalah PENATARAN<br />

Budayawan Penerima Anugerah Karti Budaya <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> 2012<br />

Penghargaan Kebudayaan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

Budayawan-budayawan di <strong>Blitar</strong> mendapatkan penghargaan dari Dewan Kesenian<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Anugerah Karti Budaya tahun 2012 diberikan kepada sejumlah<br />

insan pengabdi seni, yang terbukti telah menyumbangkan tenaga dan pikiran sebagai<br />

pelestari budaya tradisi masyarakat.<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini dapat diterima<br />

dengan sukacita,” tutur seniman perupa<br />

yang tinggal di Lodoyo itu.<br />

Adapun jenis-jenis penghargaan itu,<br />

menurut Mbah Din, terdiri atas empat<br />

kategori, yaitu<br />

Pejabat Peduli Seni, Pengembang dan<br />

Pelestari Budaya, Karya Persembahan,<br />

dan Wartawan Budaya. “Penentuan ke<br />

empat kategori ini telah melalui berbagai<br />

pertimbangan dalam diskusi yang cukup<br />

alot,” lanjutnya. Pasalnya, memang tidak<br />

ada standar baku jenis-jenis kategori di<br />

bidang kebudayaan ini.<br />

Diskusi yang seru juga masih<br />

berlangsung untuk memutuskan, siapa<br />

gerangan para budayawan yang paling<br />

berhak menerima penghargaan itu. Namun<br />

pengurus Dewan Kesenian menyepakati,<br />

pertimbangan utama untuk memilih<br />

seseorang yang layak mendapat<br />

penghargaan adalah pengabdian<br />

hidupnya yang memang dicurahkan<br />

untuk perkembangan seni dan budaya.<br />

Anugerah Karti Budaya untuk<br />

Kategori Pejabat Pemerhati Seni diberikan<br />

kepada Herry Noegroho yang tidak lain<br />

Bupati <strong>Blitar</strong>. Pertimbangan panitia, Pak<br />

Herry, panggilannya, dinilai sangat getol<br />

mendorong pertumbuhan karya seni.<br />

Saking menggandrungi dunia seni,<br />

terutama seni musik, Pak Herry tidak<br />

segan-segan bernyanyi dan menari di<br />

depan kamera televisi, serta mengeluarkan<br />

album rekaman campursari tentang<br />

suasana alam <strong>Blitar</strong>.<br />

Penghargaan Pengembang Budaya


pertanian yang telah disiapkan<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Tujuan<br />

penyuluhan pertanian adalah dalam<br />

rangka menghasilkan SDM pelaku<br />

pembangunan pertanian yang kompeten<br />

sehingga mampu mengembangkan usaha<br />

pertanian yang tangguh, bertani lebih<br />

baik (better farming), berusaha tani lebih<br />

menguntungkan (better bussines), hidup<br />

lebih sejahtera (better living) dan<br />

lingkungan lebih sehat. Penyuluh<br />

pertanian dituntut agar mampu<br />

menggerakkan masyarakat,<br />

memberdayakan petani, pengusaha<br />

pertanian dan pedagang pertanian.<br />

Penyuluh pertanian juga wajib<br />

mendampingi petani untuk: (1) Membantu<br />

menganalisis situasi-situasi yang sedang<br />

mereka hadapi dan melakukan perkiraan<br />

ke depan; (2) Membantu mereka<br />

menemukan masalah; (3) Membantu<br />

mereka memperoleh pengetahuan/<br />

informasi guna memecahkan masalah; (4)<br />

Membantu mereka mengambil keputusan,<br />

dan (5) Membantu mereka menghitung<br />

besarnya risiko atas keputusan yang<br />

diambilnya.<br />

Keberhasilan penyuluhan pertanian<br />

dapat dilihat dengan indikator banyaknya<br />

petani, pengusaha pertanian dan<br />

pedagang pertanian yang mampu<br />

mengelola dan menggerakkan usahanya<br />

secara mandiri, ketahanan pangan yang<br />

tangguh, tumbuhnya usaha pertanian<br />

skala rumah tangga sampai menengah<br />

berbasis komoditi unggulan di desa.<br />

Keberhasilan seluruh pihak ini<br />

dibuktikan dengan hasil produksi<br />

tanaman pangan yang ada di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>. Hal ini diakui Kepala Dinas<br />

Pertanian <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Ir. Eko Priyo<br />

Utomo, melalui Kasubdin Tanaman<br />

Pangan, M. Rif’an kepada Majalah<br />

Penataran. Dijelaskannya, berkat usaha<br />

pemerintah yang salah satunya dengan<br />

memberikan sekolah kepada para petani<br />

ini telah berdampak positif terhadap<br />

petani di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. “Melalui<br />

usaha yang ada diantaranya sekolah<br />

lapang, bantuan bibit, penanganan hama<br />

dan lain sebagainya berdampak terhadap<br />

hasil panen yang ada,” katanya.<br />

Hal ini dibuktikan dengan<br />

meningkatnya beberapa komoditas<br />

tanaman pangan yang ada di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>. Di antaranya, hasil produksi jagung<br />

(glondong) dari 418.117 ton di tahun 2011<br />

Wabub Rijanto saat bersama anggota Gapoktan Sumber Rejeki di Doko<br />

menjadi 525.617 ton di tahun 2012.<br />

Komoditas kedelai pada tahun 2011<br />

sebanyak 11.562 ton menjadi 12.577 ton di<br />

tahun 2012. Sementara untuk padi<br />

mengalami penurunan produksi yakni<br />

361.113 ton di tahun 2011 dan di tahun<br />

berikutnya hanya 308.256 ton.<br />

“Sebenarnya hasil keseluruhan<br />

mengalami peningkatan. Komoditas padi<br />

seperti mengalami penurunan. Namun<br />

untuk hasil panennya, jauh lebih baik dari<br />

sebelumnya. Ini karena faktor musim<br />

kurang mendukung untuk tanaman padi<br />

di banding tahun sebelumnya. Sehingga<br />

kesempatan tersebut digunakan untuk<br />

komoditas selain padi,” jelas M. Rif’an.<br />

Faktor musim memang sangat<br />

berpengaruh terhadap komoditas<br />

pertanian yang ada di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Hal ini dapat pula dilihat dari jumlah<br />

lahan yang digarap petani di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>. Jika untuk tanaman padi di tahun<br />

2011 seluas 58.145 hektare untuk tahun<br />

2012 hanya tercatat 49.687 hektare, atau<br />

hampir 1000 hektare mengalami<br />

pengurangan lahan. Sementara para<br />

petani memanfaatkanya dengan<br />

komoditas tanaman pangan lain seperti<br />

jagung di tahun 2011 seluas 40.395<br />

hektare menjadi 50.126 hektare di tahun<br />

2012. Tanaman kedelai di tahun 2011<br />

seluas 11.098 hektare menjadi 11.269<br />

hektare di tahun 2012. Sementara di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> memiliki lahan pertanian<br />

sawah seluas 31.705 hektare, tanah<br />

ladang seluas 21.01 hektare, dan tegal/<br />

kebun seluas 44.940 hektare. (hend)<br />

Majalah PENATARAN<br />

21<br />

(foto-foto: humaskabblitar)


HAMBANGUN PRAJA<br />

Hasil Panen Tak Banyak Berubah<br />

Para petani di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> terus berupaya untuk meningkatkan hasil panen tanaman<br />

pangannya. Untuk meningkatkan hasil panen yang maksimal, Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

terus melakukan koordinasi dengan para petani. Hasilnya pun dapat dirasakan dengan baik<br />

dengan stabilnya produksi tanaman pangan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Kerjasama yang baik antara<br />

pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

melalui Dinas Pertanian<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dengan para petani<br />

yang tergabung dalam kelompokkelompok<br />

tani membuahkan hasil yang<br />

baik. Melalui penyuluh pertanian dan<br />

sekolah pertanian di lapangan, para<br />

petani di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dapat<br />

berinteraksi. Pertemuan ini menjadikan<br />

sarana untuk memecahkan permasalahan<br />

yang ada demi meningkatnya hasil panen.<br />

Wakil Bupati <strong>Blitar</strong>, Drs. H. Rijanto,<br />

MM. saat melakukan Panen Raya di<br />

Dusun Pelangi, Desa Slorok, Kecamatan<br />

Doko, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Rabu (20/03) lalu<br />

mengungkapkan, rasa bangganya kepada<br />

para petani yang ada <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Rijanto juga mengajak para petani yang<br />

tergabung dalam Gabungan Kelompok<br />

Tani (Gapoktan) Sumber Rejeki di<br />

Kecamatan Doko untuk mendorong Sapta<br />

Usaha Tani. “Saya berharap para petani<br />

berpedoman Sapta Usaha Tani,” katanya.<br />

20 Majalah PENATARAN<br />

Dengan melaksanakan Sapta Usaha<br />

Tani, diharapkan para petani di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini dapat meningkatkan<br />

hasil produksinya. Program ini<br />

memberikan pelajaran kepada petani<br />

untuk mengolah lahan secara tepat untuk<br />

mendapatkan hasil panen yang maksimal.<br />

Program ini dilakukan dengan mengolah<br />

tanah/ lahan, melakukan pemilihan bibit<br />

unggul, pengairan yang baik, pemupukan<br />

yang tepat, pemberantasan (gulma, hama,<br />

dan penyakit tanaman), penanganan<br />

pasca panen, dan melakukan pemasaran.<br />

Dalam kesempatan itu, Wabup<br />

Rijanto juga berkesempatan mengawali<br />

panen raya di Desa Slorok, Doko bersama<br />

dengan para kelompok tani setempat.<br />

Dalam mengawali panen raya, Wabub<br />

Rijanto juga didampingi pimpinan BP4K,<br />

Kepala Dinas Pertanian <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

Ir. Eko Priyo Utomo, Camat Doko,<br />

Koperasi Tani dan Gapoktan. Di Doko,<br />

Wabub Rijanto juga menyempatkan diri<br />

untuk melihat cara produksi tanaman padi<br />

sejak usia dini hingga panen. Ia juga<br />

melakukan dialog dengan para petani<br />

yang ada di sana.<br />

Selain melaksanakan program sapta<br />

usaha tani, para petani juga dituntut<br />

untuk aktif dalam melaksanakan Sekolah<br />

Lapang Pertanian Terpadu yang<br />

diselenggarakan pemerintah. Melalui<br />

penyuluhan pertanian ini, para petani<br />

dibekali dengan ilmu, pengetahuan,<br />

keterampilan, pengenalan paket teknologi<br />

dan inovasi baru di bidang pertanian<br />

dengan di dalamnya terdapat sapta<br />

usahanya. Penanaman nilai-nilai atau<br />

prinsip agribisnis, mengkreasi sumber<br />

daya manusia dengan konsep dasar<br />

filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif<br />

dan sebagainya. Hal inilah yang<br />

dilakukan pula di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Yang lebih penting lagi adalah<br />

mengubah sikap dan perilaku masyarakat<br />

pertanian agar mereka tahu dan mau<br />

menerapkan informasi anjuran yang<br />

dibawa dan disampaikan oleh penyuluh


Pegawai Dispenda, akan lebih profesional memberikan pelayanan<br />

hasil pengelolaan kekayaan daerah yang<br />

dipisah Rp 2,6 milyar, dan lain-lain PAD<br />

yang sah sebesar Rp 48,1 milyar. Atau<br />

total APBD tahun 2013 ini ditargetkan<br />

sebesar Rp 1,4 trilyun. Dari jumlah<br />

tersebut 65,5 persen digunakan untuk<br />

belanja pegawai.<br />

Lantas langkah apa yang akan<br />

dilakukan Dinas Pendapatan <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> untuk pencapaian target pemerintah<br />

daerah?. Menurut Ismuni, ada beberapa<br />

langkah yang akan diterapkan untuk<br />

mencapai target pendapatan tahun ini. Di<br />

antaranya dengan melakukan intensifikasi<br />

dan ektensifikasi kegiatan. Langkah<br />

intentifikasi dilakukan dengan melakukan<br />

pendataan potensi yang ada,<br />

meningkatkan sosialisasi pajak daerah<br />

dan retribusi, pembekalan petugas<br />

pungut pajak, dan senantiasa koordinasi<br />

dengan pihak terkait.<br />

Sementara langkah kedua<br />

ektensifikasi dilakukan pada pajak tetap<br />

namun ada penyempurnaan tarif,<br />

perluasan wajib pajak dan retribusi,<br />

mengubah objek pajak dan retribusi, dan<br />

menambah fasilitas objek pajak yang<br />

berimbas meningkatnya pendapatan dari<br />

sektor ini. “Langkah-langkah ini akan<br />

segera kami terapkan. Semoga hasilnya<br />

memuaskan sesuai dengan harapan<br />

bersama,” tegas Ismuni.<br />

Hampir seluruh potensi pendapatan<br />

ditargetkan mengalami peningkatan lebih<br />

besar dari tahun 2012 dibandingkan tahun<br />

2013 ini. Di antaranya, pajak hotel dari Rp<br />

20 juta di tahun 2012 menjadi Rp 34 juta,<br />

pajak restoran dari Rp 386 juta menjadi Rp<br />

432 juta, pajak hiburan dari Rp 33 juta<br />

menjadi Rp 36 juta, pajak reklame tahun<br />

2012 sebesar Rp 287 juta menjadi Rp 397<br />

di tahun 2013, pajak parkir Rp 17 juta<br />

menjadi Rp 19 juta, pajak air tanah<br />

sebesar Rp 17 juta menjadi Rp 21 juta,<br />

pajak mineral bukan logam (galian C)<br />

sebesar Rp 192 juta meningkat menjadi Rp<br />

225 juta, bea perolehan hak atas tanah<br />

dan bangunan dari Rp 1,7 milyar menjadi<br />

Rp 2,1 milyar, pajak bumi dan bangunan<br />

perdesaan dan perkotaan Rp 15 milyar,<br />

dan PPJ dari Rp 13,2 milyar menjadi Rp<br />

15,2 milyar.<br />

Ismuni juga optimis, dengan langkahlangkah<br />

yang tepat dari Pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> akan tercapai target<br />

PAD tahun 2013 sebesar Rp 96 milyar.<br />

Selain itu tercapainya PBB Perdesaan dan<br />

Perkotaan sebesar Rp 15 milyar. “Kita<br />

sangat optimis pencapaian PAD tahun ini<br />

bakal terealisasi. Dan kita terus<br />

mendorong seluruh jajaran kita untuk<br />

kerja ekstra keras,” tandasnya.<br />

Saat ini, Dinas Pendapatan<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> juga tengah berbenah<br />

untuk penyiapan pelimpahan Pajak Bumi<br />

dan Bangunan dari pemerintah pusat ke<br />

pemerintah daerah. Rencananya,<br />

pelimpahan tersebut bakal direalisasikan<br />

mulai awal tahun 2014 mendatang.<br />

“Peralatan sudah kami siapkan<br />

seluruhnya untuk pelimpahan PBB<br />

perkotaan dan perdesaan kepada<br />

pemerintah daerah. Tak hanya peralatan,<br />

SDM yang profesional juga disiapkan<br />

menangani PBB tahun depan,” jelasnya.<br />

Sejumlah peralatan komputer disiapkan untuk tangani PBB yang dilimpahkan kepada Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

Sayangnya, dengan ditanganinya<br />

PBB Perkotaan dan Perdesaan oleh<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, tarif PBB<br />

tersebut bakal dinaikkan. “Rencananya<br />

tarif pajak bumi dan bangunan tahun<br />

depan bakal disesuaikan sebesar 0,3<br />

persen kali NJOP. Dan setiap 3 bulan<br />

sekali NJOP tersebut bakal dievaluasi<br />

pemerintah daerah,” jelas Ismuni.<br />

Rencana Pemkab <strong>Blitar</strong> untuk menambah<br />

PAD juga tampak pada dinaikkannya<br />

karcis masuk kawasan wisata Penataran<br />

dan kolam renangnya. “Jika biasanya<br />

karcis masuk kawasan kolam renang<br />

hanya Rp 1500 per orang, kini setelah<br />

dievaluasi menjadi Rp 2000 untuk anakanak<br />

dan Rp 3000 untuk dewasa,”<br />

imbuhnya. (hend)<br />

Majalah PENATARAN<br />

19<br />

(foto-foto:hendranova)


HAMBANGUN PRAJA<br />

Menengok Dinas Baru, Dinas Pendapatan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

Mengejar Target Tinggi<br />

Sebagai dinas baru pada lingkup Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Dinas<br />

Pendapatan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> harus segera tancap gas melaksanakan<br />

tugasnya. Dinas Pendapatan ini sebagai ujung tombak sumber anggaran<br />

pembangunan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, dituntut berinovasi untuk<br />

mendapatkan dana dari potensi yang dimiliki daerah ini. Berbagai<br />

inovasi jitu pun diterapkan untuk mencapai target yang diharapkan<br />

pemerintah daerah.<br />

Sekretaris Daerah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>, Drs. Palal Ali Santoso,<br />

MM. pada akhir tahun 2012<br />

lalu mengungkapkan, dinas DPKAD<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> akan dipecah, salah<br />

satunya menjadi Dinas Pendapatan.<br />

Dinas ini dibebani target yang tinggi<br />

untuk menggali pendapatan daerah.<br />

“Ada peluang jabatan baru nanti di dinas<br />

baru yakni Dinas Pendapatan. Namun<br />

pejabat yang memimpin di sana harus<br />

siap segalanya. Mulai dari mental dan<br />

fisik. Juga butuh tanggung jawab yang<br />

sangat besar,” katanya.<br />

Menurut Palal Ali Santoso, Dinas<br />

Pendapatan mengemban amanah yang<br />

berat yakni harus siap berinovasi untuk<br />

menggali potensi pendapatan yang<br />

dimiliki di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Potensi yang<br />

18 Majalah PENATARAN<br />

Kantor baru Dispenda <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

ada harus dilirik guna menjadi penghasil<br />

anggaran untuk pembangunan di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Pejabat yang ada di<br />

Dinas Pendapatan harus siap kerja ektra<br />

keras guna mencapai target anggaran<br />

yang dibebankan Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>.<br />

Kepala Dinas Pendapatan <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>, Drs. Ismuni, MM. saat dikonfirmasi<br />

dikantornya, membenarkan kinerja yang<br />

diembannya telah menyita banyak waktu,<br />

tenaga dan pikiran. Namun amanah untuk<br />

memimpin dinas baru ini akan<br />

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya<br />

dengan penuh tanggung jawabnya.<br />

“Untungnya saya bukan orang baru di<br />

bidang Pendapatan ini, jadi sedikitnya<br />

saya sudah mengenal cara kerja di Dinas<br />

Pendapatan ini,” katanya.<br />

Diakui Ismuni, Dinas Pendapatan ini<br />

baru berdiri sehari pasca dilantiknya<br />

pejabat baru di Dinas Pendapatan<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> pada 22 Februari 2012<br />

lalu. Dinas Pendapatan Daerah menempati<br />

gedung baru senilai Rp 750 juta di Jalan<br />

WR Supratman No 29 <strong>Blitar</strong>, Telp (0342)<br />

802596-815197. Sejak berdiri, dinas baru<br />

ini langsung tancap gas dengan<br />

memberikan layanan kepada masyarakat.<br />

Menurut pria yang juga pernah<br />

menjabat Sekretaris DPKAD <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> ini, beberapa inovasi baru nantinya<br />

akan diterapkan Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> untuk memaksimalkan pendapatan<br />

daerah. Langkah-langkah ini diambil<br />

untuk mencapai target anggaran yang<br />

dibebankan untuk tahun anggaran 2013<br />

ini. “Dari berbagai potensi yang ada di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> akan kami gali untuk<br />

memaksimalkan pendapatan,” katanya.<br />

Tahun 2013 ini, Pendapatan Asli<br />

Daerah (PAD) ditargetkan sekitar Rp 96<br />

milyar atau meningkat jika dibandingkan<br />

tahun 2012 sebesar Rp 85,8 milyar. Untuk<br />

tahun 2013 ini, ditargetkan pendapatan<br />

dari pajak daerah sebesar Rp 18,5 milyar,<br />

retribusi daerah sebesar Rp 26,6 milyar,<br />

Kepala Dispenda Kab. <strong>Blitar</strong>, Drs. Ismuni, MM.


diciptakan, setelah para pedagang<br />

mengalami berbagai persoalan akibat tata<br />

kelola pasar yang belum memiliki konsep<br />

yang jelas.<br />

Data di Kantor Pasar Gambar<br />

menyebutkan, pengelolaan pasar ala<br />

Yohana ini mulai membuahkan hasil. Jika<br />

tahun 2011 pendapatan Pasar Gambar<br />

mencapai Rp 84.000.000 dalam satu tahun<br />

tersebut, maka tahun 2012 mengalami<br />

peningkatan sebesar Rp 100.800.000.<br />

Yohana optimis, hasil itu akan<br />

didongkrak karena usaha di pasar tampak<br />

semakin dinamis.<br />

Pasar Gambar saat ini memiliki luas<br />

lahan sebesar 5.462 m2, dengan kios<br />

sebanyak 53 unit, dan lahan parkir seluas<br />

50 m2. Kegiatan pasar terjadi baik di pagi<br />

hari maupun sore hari. Jumlah pedagang<br />

yang terdiri atas pedagang lapak, bakul<br />

ethek, maupun pelaku grosir, di pagi hari<br />

mencapai 500 orang, sedangkan di sore<br />

hari mencapai 45 orang. Data pengunjung<br />

yang terekam rata-rata mencapai 975<br />

orang di pagi hari, dan 450 orang di malam<br />

hari.<br />

Bagi Yohana, potensi yang ada di<br />

Pasar Gambar ini menurutnya cukup layak<br />

untuk diajukan sebagai pasar desa dalam<br />

lomba yang digagas pemerintah provinsi.<br />

“Kami tidak berangan-angan kepada hasil<br />

akhirnya nanti. Tapi saya yakin, proses<br />

persiapan menuju lomba ini nanti akan<br />

mempertinggi kesadaran para pedagang,<br />

untuk menata lingkungan pasar sebaikbaiknya,”<br />

imbuh Yohana.<br />

Kades Optimis<br />

Gelagat semarak para pedagang Pasar<br />

Gambar dalam menyongsong lomba pasar<br />

ini, tak urung membuat aparat Pemerintah<br />

Desa Wonodadi ikut turun tangan.<br />

Kepala Desa Wonodadi, Purnama, beserta<br />

stafnya tidak segan-segan menyiapkan<br />

daya dukung bagi keberhasilan pasar<br />

dalam berpartisipasi dalam perlombaan.<br />

“Kalau melihat peluangnya, kami<br />

mengaku optimis. Lha wong, ketika studi<br />

banding ke pasar desa di Jawa Tengah<br />

yang menjadi Juara Nasional Pasar Desa,<br />

saya kaget. Karena kondisi Pasar Gambar<br />

masih lebih bagus dibanding kondisi si<br />

juara itu,” kata Purnama.<br />

Namun ia menyadari, faktor penilaian<br />

tidak hanya berdasarkan suasana<br />

tampilan pasar saja. Tim juri akan melihat<br />

secara teliti, bagaimana pengelola Pasar<br />

Gambar dalam menata administrasi<br />

sebagaimana layaknya pasar sebagai<br />

asset desa. Para juri akan memelototi<br />

laporan keuangan, bagaimana sistem bagi<br />

hasil antara kegiatan operasional dengan<br />

retribusi, dan sebagainya.<br />

Yang tidak kalah pentingnya adalah<br />

Ketua Pasar, HM Yohana, dikenal akrab dengan para pedagang<br />

Kades Wonodadi, Purnama, ikut sibuk<br />

munculnya gerakan optimalisasi BUMDes<br />

yang diprakarsasi Kementerian Dalam<br />

Negeri. Pemprov Jatim juga getol<br />

menggenjot BUMDes sebagai calon saka<br />

guru memperbanyak pendapatan desa.<br />

Pasar desa dianggap sebagai salah satu<br />

unit usaha BUMDes, di antara usahausaha<br />

lain seperti usaha simpan-pinjam,<br />

maupun usaha sektor riil lainnya.<br />

“Kami menyadari segala<br />

kelemahan yang kami miliki, terutama di<br />

sisi administrasi tersebut. Oleh sebab itu,<br />

kami mengharap bimbingan yang<br />

sungguh dari Tim Pembina <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>, untuk membekali kami secara lebih<br />

matang,” tutur Purnama. (pur)<br />

Majalah PENATARAN<br />

17


HAMBANGUN PRAJA<br />

Pasar Wonodadi Maju ke Propinsi<br />

Pedagang di Pasar Gambar, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, kompak<br />

menuju Lomba Pasar Desa di Tingkat Propinsi Jawa Timur. Mereka ingin pasar tempat mereka<br />

bekerja, terasa nyaman meski tetap berkiblat sebagai pasar tradisional.<br />

Tekad itu dilontarkan Syaiful,<br />

Ketua Paguyuban Pasar<br />

Gambar, ketika melakukan<br />

musyawarah persiapan lomba di<br />

Wonodadi, Jumat (22/3). “Jujur saja, Pasar<br />

Gambar kondisinya belum ideal.<br />

Fasilitasnya kurang bagus, seperti<br />

kerusakan MCK, talang bocor, dan<br />

pengaturan pedagang. Dengan adanya<br />

lomba ini, semoga akan memperbaiki<br />

fasilitas yang ada,” tutur Syaiful dalam<br />

musyawarah itu.<br />

Informasi yang dihimpun Majalah<br />

Penataran menyebutkan, Pemerintah<br />

Provinsi Jawa Timur menggulirkan Lomba<br />

Pasar Desa tahun 2013. Pesertanya adalah<br />

pasar-pasar desa terbaik di seluruh<br />

kabupaten dan kota di Jatim. Andalan<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> tahun ini adalah Pasar<br />

Gambar, setelah bersaing dengan Pasar<br />

Selopuro dan Pasar Slorok.<br />

16 Majalah PENATARAN<br />

Ketua Paguyuban Pasar, Syaiful, ingin maju<br />

Gerbang pasar yang dijadikan Kantor Pengelola Pasar Gambar<br />

Kesempatan ini tidak disia-siakan<br />

oleh seluruh komponen masyarakat<br />

Wonodadi. Ketua Pasar Gambar , HM<br />

Yohana, segera merapatkan barisan<br />

dengan Kades Wonodadi, Purnama, serta<br />

para pedagang yang diwakili oleh Syaiful.<br />

Gong persiapannya dimulai dengan<br />

koordinasi teknis, yang melibatkan Tim<br />

Pembina dari <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang<br />

terdiri atas Bapemas, Disperindag, Tim<br />

Fasilitator Bumdes, dan sejumlah aktivis<br />

di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Bagi HM Yohana, perlombaan ini<br />

menjadi motivasi bagi pedagang untuk<br />

menciptakan situasi di pasar yang<br />

kondusif. “Saya baru satu tahun ini<br />

menjadi ketua pasar. Program awal yang<br />

saya canangkan, adalah menciptakan<br />

ketenangan bagi para pedagang untuk<br />

bekerja mencari nafkah,” ujar Yohana.<br />

Nyatanya, suasana nyaman itu berhasil


membentuk Tim Fasilitator untuk<br />

menghimpun kesiapan masing-masing<br />

desa dalam menggiatkan BUMDes-nya.<br />

Hasilnya, ada desa yang mampu<br />

mengelola BUMDes, namun banyak pula<br />

yang tidak menguasai tugas dan<br />

fungsinya sebagai pengelola BUMDes.<br />

“Tahun 2013 ini, kami<br />

memprioritaskan desa-desa yang sudah<br />

memiliki kesiapan sumber daya manusia<br />

maupun fasilitasnya, agar maju lebih<br />

cepat,” imbuh Agus Budi Handoko. Desa<br />

yang siap tinggal landas itu, disebutnya<br />

sebagai desa pilot project dalam<br />

pemberdayaan bumdes di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>.<br />

PIBLAM Unibraw<br />

Peranan akademisi sangat<br />

dibutuhkan dalam pemberdayaan<br />

masyarakat. Strategi teknis yang<br />

terencana serta terprogram, menjadi kunci<br />

keberhasilan pembedayaan BUMDes di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Menurut Dra. Nur<br />

Elyatimah, Kepala Bidang Pemberdayaan<br />

Ekonomi di Bapemas, usaha<br />

pemberdayaan BUMDes di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> dilakukan dengan menggandeng<br />

Unibraw Malang. “Sejak penyusunan<br />

konsep BUMDes, kita terus melibatkan<br />

pihak kampus. Tujuan kami agar kegiatan<br />

tetap bisa dilaksanakan secara konsisten<br />

dan tidak acak-acakan,” tuturnya.<br />

Dra. Nur Elyatimah mencontohkan<br />

keseriusan Unibraw dalam<br />

mempersiapkan tenaga-tenaga fasilitator<br />

lapangan yang kelak akan diturunkan<br />

untuk mendampingi perjalanan BUMDes<br />

di desa-desa, yaitu dilatih dan dididik<br />

sesuai dengan standar yang berlaku.<br />

Pada tahun 2013 ini, dibutuhkan 44 orang<br />

tenaga fasilitator yang akan diturunkan di<br />

22 kecamatan. Mereka telah lolos melalui<br />

seleksi administrasi, tes tulis dan<br />

intervieuw untuk mengetahui motivasi<br />

untuk menjadi tenaga fasilitator.<br />

“Setelah diperoleh 44 orang, lantas<br />

dididik di Unibraw. Jam latihannya pun<br />

memenuhi standar, seperti satuan kredit<br />

dalam pelajaran di kampus itu,” imbuh Bu<br />

El, panggilan akrabnya. Kurikulum yang<br />

diberikan pun, sesuai dengan target<br />

pendampingan. Antara lain, para<br />

fasilitator mengetahui model-model<br />

pembukuan dalam lembaga semacam<br />

BUMDes, dikenalkan pada penyusunan<br />

neraca keuangan dan sebagainya.<br />

Para calon tenaga fasilitator, mengaku<br />

cukup terkesan dengan bentuk<br />

pendidikan yang dilaksanakan Unibraw.<br />

Seperti diungkapkan Lamsuri, tenaga<br />

Fasilitator Kecamatan Kademangan yang<br />

mengikuti Pelatihan di Unibraw Malang,<br />

tanggal 19 sampai 20 Maret 2013. “Kami<br />

mendapat ilmu yang selama ini membuat<br />

kami penasaran. Misalnya mengukur<br />

penyusutan barang dalam membuat<br />

neraca keuangan,” ujar Lamsuri.<br />

Lamsuri dan kawan-kawanya<br />

mengaku terkesan, karena bentuk<br />

pelatihan yang dilakukan secara serius<br />

tapi santai, sehingga membuat peserta<br />

merasa kerasan meskipun harus<br />

meninggalkan keluarga selama mengikuti<br />

kegiatan tersebut.<br />

Usai pelatihan tersebut, tugas<br />

Dra. Nur Elyatimah, ikut intervieuw calon fasilitator<br />

Calon Fasilitator BUMDes ikut pelatihan<br />

Lamsuri, Fasilitator Kec Kademangan<br />

penting sudah menunggu di pundak para<br />

fasilitator. Kemampuan memilih Bumdes<br />

yang siap tinggal landas, diharapkan<br />

mampu pula mengawal proses penyatuan<br />

pasar desa sebagai aset di bawah<br />

naungan Badan Usaha Milik Desa. (pur)<br />

Majalah PENATARAN<br />

15


HAMBANGUN PRAJA<br />

Menggenjot Fungsi Pasar Desa<br />

Peranan tenaga Fasilitator BUMDes tahun 2013 ini tampaknya bakal mendapat dukungan yang tinggi<br />

dari DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, utamanya dari Komisi IV DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Pasalnya, Perda<br />

tentang Pasar Desa baru saja dilansir, sehingga membutuhkan umpan balik dari lapangan.<br />

Ketua Komisi IV DPRD<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Ahmad<br />

Tamim berharap, para tenaga<br />

fasilitator mampu mensosialisasikan perda<br />

pasar itu secara cerdas, sehingga<br />

mempermudah kesiapan pasar desa di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> sebagai aset desa yang<br />

bakal diserahkan pengelolaannya kepada<br />

desa melalui BUMDes. “Karena pasar<br />

desa bakal menjadi aset BUMDes, maka<br />

seluruh pengurus BUMDes harus<br />

dipersiapkan untuk menerima tanggung<br />

jawab itu. Di sinilah para fasilitator<br />

memiliki peran penting untuk<br />

mempersiapkan mereka,” ujar Gus Tamim,<br />

panggilan populernya.<br />

Harapan Komisi IV itu mendapat<br />

respon positif dari Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>, dalam hal ini aparat Badan<br />

Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas).<br />

Tidak tanggung-tanggung, Bapemas<br />

langsung tancap gas dengan melakukan<br />

rekrutmen fasilitator BUMDes baik di<br />

14 Majalah PENATARAN<br />

tingkat <strong>Kabupaten</strong> maupun fasilitator<br />

untuk tingkat Kecamatan. Proses seleksi<br />

dilakukan secara serius dengan<br />

melibatkan Universitas Brawijaya melalui<br />

lembaga teknisnya yang bernama Pusat<br />

Inkubator Bisnis dan Layanan<br />

Masyarakat (PIBLAM).<br />

Kepala Bapemas <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,<br />

Drs. Agus Budi Handoko, MSi,<br />

menyatakan BUMDes-BUMDes di masa<br />

mendatang, akan mendapat tugas penting<br />

karena menerima pasar desa sebagai salah<br />

satu unit usaha BUMDes. Proses<br />

menjembatani penyatuan kedua lembaga<br />

ini, membutuhkan figur-figur tenaga<br />

lapangan. “Strategi kami masih dengan<br />

cara mengandalkan hadirnya tenagatenaga<br />

fasilitator, yang membimbing<br />

pengurus-pengurus BUMDes di desadesa,”<br />

tutur Agus Budi Handoko.<br />

Model pendampingan lapangan ini,<br />

lanjut Agus, masih menjadi pilihan utama<br />

karena berdasarkan pengalaman masa<br />

Suasana pelatihan di Unibraw Malang<br />

lalu, ternyata para fasilitator telah mampu<br />

melahirkan BUMDes seperti Minggirsari,<br />

Jati, Bakung dan sebagainya. Di tahun<br />

2013 ini, Bapemas menargetkan<br />

munculnya kesiapan BUMDes baru di<br />

masing-masing kecamatan dengan<br />

harapan memiliki kesiapan mengelola<br />

pasar desa.<br />

Informasi yang dihimpun Majalah<br />

Penataran menyebutkan, Bapemas tidak<br />

main-main dalam menggenjot lahirnya<br />

BUMDes ini. Seluruh desa dikucuri modal<br />

BUMDes melalui dana ADD (Alokasi<br />

Dana Desa) sebesar 10 persen dari jatah<br />

ADD masing-masing desa, terhitung<br />

sejak tahun 2009 hingga tahun 2012.<br />

Masing-masing BUMDes diberi<br />

kesempatan untuk mengembangkan<br />

modal itu, melalui pengurus yang<br />

dibentuk oleh pemerintah desa setempat.<br />

Untuk memantau efektivitas<br />

penggunaan modal tersebut, pada tahun<br />

2012 lalu Bapemas <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>


Kegiatan yang bersifat<br />

pemberdayaan ekonomi, justru mendapat<br />

penekanan penting. Panitia menyediakan<br />

tidak kurang 90 unit stand pameran, yang<br />

akan dipakai sebagai ajang<br />

mempertontonkan prestasi masyarakat<br />

Jawa Timur. Para peserta diberi<br />

keleluasaan untuk mengeksplorasi<br />

keunggulan dan ciri khas daerah,<br />

sehingga corak dan ragamnya benarbenar<br />

akan mewakili keberagaman di Jawa<br />

Timur yang plural.<br />

Sebagai contoh, tipikal masyarakat<br />

Jawa Mantaraman di bagian selatan, tentu<br />

memiliki karakter yang berbeda dengan<br />

masyarakat pesisir dan tapal kuda di<br />

pantai utara. Berbeda pula dengan<br />

komunitas arek di Surabaya, bahkan<br />

sangat berbeda dengan masyarakat<br />

Madura. Perbedaan-perbedaan itu bisa<br />

dikenali dalam produk-produk makanan,<br />

pakaian, maupun benda-benda yang<br />

dijadikan komoditas pasar.<br />

Dihadiri Para Bupati dan<br />

Walikota<br />

Kemeriahan pencanangan BBGRM<br />

itu tidak main-main, karena delegasi<br />

masing-masing kabupaten dan kota akan<br />

dipimpin langsung oleh kepala daerah<br />

masing-masing. “Seluruh kabupaten<br />

dan kota se – Jawa Timur kita beri<br />

kesempatan mengisi stand-stand pameran<br />

yang kita sediakan,” imbuh Agus Budi<br />

Handoko. Para bupati dan walikota<br />

sendiri yang memimpin delegasi masingmasing<br />

daerah. Bahkan dijadwalkan para<br />

kepala daerah itu akan hadir bersama<br />

dalam upacara pembukaan tanggal 1 Mei<br />

20013 .<br />

Kegiatan penting yang sudah<br />

dijadwalkan untuk mempertemukan<br />

Gubernur Jatim dengan para kepala<br />

daerah bawahanya itu adalah<br />

diselenggarakannya forum dialog<br />

bersama Pakdhe Karwo. Dialog itu<br />

menjadi arena untuk penyampaian<br />

progress report pembangunan di Jatim,<br />

berbasis informasi dari seluruh kabupaten<br />

dan kota yang ada.<br />

“Jawa Timur menjadi salah satu<br />

lokomotif pertumbuhan ekonomi di<br />

Indonesia. Forum ini menjadi penting<br />

untuk membedah kelemahan maupun<br />

mengoptimalkan potensi daerah di<br />

masing-masing wilayah,” imbuh Agus<br />

lagi.<br />

Secara umum, Agus Budi Handoko<br />

menyatakan, pihak yang akan<br />

diuntungkan dalam kegiatan ini adalah<br />

masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Kedatangan<br />

para delegasi dari seluruh Jawa Timur<br />

akan memberikan tambahan keuntungan<br />

di <strong>Blitar</strong>. “Mereka akan membeli makanan<br />

di sini, menginap di sini, bahkan<br />

membelanjakan uangnya untuk membeli<br />

aneka barang oleh-oleh untuk di bawa<br />

pulang,” lanjutnya. (pur)<br />

Majalah PENATARAN<br />

13


HAMBANGUN PRAJA<br />

Bulan Bhakti Gotong Royong Masyarakat<br />

Tiga ribu orang diperkirakan akan memadati lapangan Kanigoro, dalam Pencangan Bulan Bhakti<br />

Gotong Royong se- Jawa Timur pada 1 s/d 5 Mei 2013. Gubernur Jatim, Pakdhe Karwo, dijadwalkan<br />

akan melakukan pemukulan gong menandai pembukaan pada kegiatan yang akan diisi berbagai mata<br />

acara yang akan dipersembahkan kepada seluruh elemen di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> tersebut.<br />

Menurut Wakil Ketua Panitia,<br />

Drs. Agus Budi Handoko<br />

MSi, agenda kegiatan<br />

berskala regional ini dipusatkan di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, karena Pemerintah<br />

Provinsi Jawa Timur memberikan apresiasi<br />

yang tinggi kepada keseriusan Pemkab<br />

<strong>Blitar</strong> dalam melaksanakan Bulan Bhakti<br />

Gotong Royong dari tahun ke tahun.<br />

“Selama ini kami melaksanakan<br />

kegiatan itu tidak sekedar formalitas<br />

upacara belaka, tetapi membuat acara<br />

yang sungguh-sungguh dari rakyat untuk<br />

rakyat,” papar Agus Budi Handoko yang<br />

juga menjabat Kepala Bapemas Kab <strong>Blitar</strong><br />

itu.<br />

Data yang dihimpun Majalah<br />

Penataran menyebutkan, Bulan Gotong<br />

Royong yang akan digelar secara massal<br />

12 Majalah PENATARAN<br />

selalu diisi dengan pameran produk<br />

masyarakat dari seluruh <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Kegiatan ini selalu memancing partisipasi<br />

dari berbagai elemen, utamanya para<br />

pelaku bisnis dan industri rumah tangga<br />

(home industry). Alhasil, dalam eventevent<br />

pameran itu akhirnya terjadi<br />

transaksi perekonomian yang mampu<br />

menarik minat berbagai pihak.<br />

Yang mengesankan dalam acara yang<br />

dikemas oleh Bapemas <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

itu, selalu memberikan porsi perhatian<br />

yang lebih besar kepada pelaku-pelaku<br />

usaha kecil dan menengah, dibanding<br />

bobot kesempatan yang diberikan kepada<br />

pengusaha besar. Sehingga dengan<br />

demikian, kegiatan ini selalu menjadi<br />

ajang kompetisi yang ditunggu-tunggu<br />

oleh pelaku ekonomi kecil.<br />

Agus Budi Handoko menambahkan,<br />

kegiatan pencanangan Bulan Bhakti<br />

Gotong Royong kali ini digelar di atas<br />

lahan calon lokasi pembangunan untuk<br />

Kantor Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Tanah tersebut berlokasi terletak di tepi<br />

jalur Kanigoro-Kota <strong>Blitar</strong>. “Kegiatan<br />

diawali seremoni Upacara Pembukaan<br />

yang dipimpin Bapak Gubernur Jatim, dan<br />

akan diteruskan dengan berbagai<br />

kegiatan menarik lainnya,” tukas Agus.<br />

Ia mencontohkan, kegiatan bersifat<br />

olahraga seperti fun bike dengan<br />

memberikan hadiah sepeda motor, tentu<br />

akan menjadi daya tarik bagi masyarakat<br />

luas. Olahraga yang bersifat rekreatif ini<br />

memiliki penggemar yang luas, baik tua<br />

maupun muda diprediksi bakal ikut ambil<br />

bagian dalam kegiatan tersebut.


antaranya fraksi Demokrat, dalam<br />

pandangannya yang disampaikan<br />

Sukamdi, SH. mengatakan, penambangan<br />

pasir di Kali Badak, Nglegok perlu<br />

mendapatkan perhatian serius dari<br />

pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

“Penambangan pasir di Kali Badak telah<br />

menyebabkan kerusakan jalan karena<br />

banyak kendaraan yang beratnya<br />

melebihi kelas jalan. Kerusakan ini akan<br />

berdampak pada perekonomian yang<br />

dikarenakan rusaknya sarana transportasi<br />

masyarakat di sana,” katanya.<br />

Ditambahkan Sukamdi, fraksi<br />

Demokrat meminta kepada Pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk memperhatikan<br />

kondisi sekolah yang ada di wilayah<br />

perbatasan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dengan<br />

Kota <strong>Blitar</strong>. Juga peningkatan kualitas<br />

sekolah yang ada di pelosok. “Fasilitas<br />

pendidikan di daerah pelosok perdesaan<br />

dan terpencil masih terbatas. Sehingga<br />

masih banyak anak-anak yang kesulitan<br />

mengakses layanan pendidikan yang<br />

layak,” imbuh Sukamdi.<br />

Sementara itu, anggota Fraksi PDI-<br />

Perjuangan, Sugeng Hariadi<br />

menyampaikan, Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> segera menindaklanjuti sesuai<br />

rekomendasi BPK terkait hasil audit BPK<br />

RI tentang instalasi farmasi di RSUD<br />

Ngudi Waluyo Wlingi. “Ada 15 temuan<br />

BPK yang harus ditindaklanjuti, ini<br />

semuanya demi langkah perbaikan pada<br />

pengelolaan RSUD Ngudi waluyo<br />

Wlingi,” jelasnya.<br />

Fraksi PDI Perjuangan juga meminta<br />

Bank pemerintah maupun swasta yang<br />

ada di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk<br />

memprioritaskan pemberian kredit lunak<br />

terhadap UMKM. Selain itu kredit lunak<br />

juga selayaknya diberikan kepada usaha<br />

pertanian, usaha ekonomi kerakyatan.<br />

“Mereka layak mendapatkan kredit lunak<br />

dengan bunga rendah, jaminan<br />

sederhana, dan jangka waktu yang<br />

panjang,” tambah Sugeng Hariadi.<br />

Hal senada juga diungkapkan<br />

Sekretaris Fraksi Gerakan Pembangunan<br />

Sejahtera, Syafi’ Zam Zami, SH. Di<br />

katakannya, Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

hendaknya terus memberikan pelayanan<br />

kesehatan gratis kepada masyarakat<br />

miskin melalui program Jamkesmas,<br />

Jamkeda, dan surat keterangan miskin.<br />

“Selain itu, layanan gratis ini juga perlu<br />

ditingkatkan melalui Rumah Sakit Daerah<br />

dan Puskesmas,” katanya.<br />

Sedangkan, Nursalim anggota Fraksi<br />

Golongan Karya DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

meminta kepada Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> untuk meningkatkan kualitas<br />

perekonomiannya. “Pertumbuhan makro<br />

ekonomi, angka inflasi, PDRB, dan<br />

pendapatan per kapita menunjukan<br />

kecenderungan positif, namun hal ini<br />

harus bisa ditingkatkan lagi,” katanya.<br />

Ditambahkan, program perekonomian ini<br />

akan berpengaruh sangat vital guna<br />

menopang program-program yang lain.<br />

Sekretaris Fraksi PAN, Drs. Imam<br />

Masrokan menyampaikan, keputusan<br />

yang dihasilkan rapat Pansus LKPJ<br />

Bupati <strong>Blitar</strong> 2012 hanya merupakan<br />

rekomendasi untuk perbaikan<br />

penyelenggaraan pemerintahan ke depan.<br />

Namun, LKPJ ini perlu dibahas secara<br />

serius berdasar temuan yang objektif. “F-<br />

PAN juga meminta LKPJ ini isinya<br />

setidaknya merupakan hasil audit kinerja<br />

yang dilakukan BPK, sehingga akan<br />

menghasilakn informasi yang berguna<br />

untuk meningkatkan kinerja dan<br />

memudahkan pengambilan keputusan<br />

bagi pihak yang diberi tanggung jawab<br />

untuk mengawasi, koreksi, dan<br />

meningkatkan pertanggungjawaban ke<br />

publik,” ungkapnya.<br />

Catatan redaksi, DPRD <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> juga telah membentuk Panitia<br />

Khusus LKPJ Bupati <strong>Blitar</strong> tahun 2012.<br />

Pansus LKPJ yang diketuai Gatot<br />

Darwoto, SH. diharapkan segera tancap<br />

gas untuk membahas LKPJ ini. Sehingga<br />

hasil pembahasan Pansus ini dapat<br />

segera dapat diketahui dan diumumkan<br />

kepada masyarakat.(hend)<br />

Majalah PENATARAN<br />

11


HAMBANGUN PRAJA<br />

Menengok LKPJ Bupati <strong>Blitar</strong> 2012<br />

Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban (LKPJ) Bupati <strong>Blitar</strong> selalu menyita<br />

perhatian publik. Ini dikarenakan di dalamnya terdapat keberhasilan apa saja<br />

yang sudah diraih orang nomor satu di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> selama tahun 2012 lalu.<br />

Tak terkecuali anggota DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang juga memberikan tanggapan<br />

beragam terkait LKPJ Bupati <strong>Blitar</strong> tahun 2012.<br />

Dalam pernyataannya di<br />

depan anggota DPRD<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dalam<br />

Rapat Paripurna Penyampaian LKPJ<br />

Bupati <strong>Blitar</strong> tahun 2012, Bupati <strong>Blitar</strong>, H.<br />

Herry Noegroho, SE. MH, Rabu (1/4)<br />

menyatakan, penyelenggaraan<br />

pembangunan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> tahun<br />

2012 berjalan dengan baik. “Saya<br />

sampaikan terima kasih kepada<br />

masyarakat, aparatur pemerintah, dan<br />

DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang telah<br />

memberikan dukungan sehingga<br />

pembangunan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dapat<br />

berjalan dengan baik,” katanya saat<br />

menyampaikan LKPJ Bupati <strong>Blitar</strong> di<br />

Gedung Graha Paripurna DPRD<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Menurut Herry Noegroho,<br />

keberhasilan pembangunan tahun 2012 ini<br />

juga didukung dengan terwujudnya<br />

kondisi sosial politik yang semakin<br />

kondusif. Selain itu, meningkatnya<br />

10 Majalah PENATARAN<br />

partisipasi masyarakat dalam program<br />

pembangunan melalui wadah<br />

Musrenbang. Keberhasilan ini juga<br />

tampak pada pencapaian Indeks<br />

Pembangunan Manusia (IPM). “Dimana<br />

IPM ini disusun 3 komponen yakni,<br />

lamanya hidup, tingkat pendidikan, dan<br />

tingkat kehidupan yang layak,”<br />

ungkapnya.<br />

Diakui Herry Noegroho, pelaksanaan<br />

program dan kegiatan tahun 2012 telah<br />

dihasilkan di antaranya di bidang<br />

pendidikan, <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah<br />

berupaya meningkatkan kesempatan<br />

seluruh anak usia sekolah untuk dapat<br />

menikmati pendidikan dasar 9 tahun. Di<br />

sisi lain, telah dilakukan pembangunan<br />

dan rehabilitasi gedung sekolah dan<br />

ruang kelas, pengadaan buku dan alat<br />

tulis, pengadaan darana dan prasarana<br />

SMK model B, dan pengadaan sarana<br />

perpustakaan.<br />

Di bidang kesehatan, pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah memberikan<br />

pelayanan kesehatan gratis kepada<br />

122.941 masyarakat miskin melalui<br />

Jamkesmas, Jamkesda, dan surat<br />

keterangan miskin. Di bidang pekerjaan<br />

umum, di tahun 2012 pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah melaksanakan<br />

pembangunan dan rehabilitasi jalan,<br />

jembatan, jaringan PJU, infrastruktur<br />

jaringan listrik perdesaan, rehab saluran,<br />

rehab dan pemeliharaan dam. “Di tahun<br />

2012, kondisi jalan aspal di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> 80,09 persen dalam kondisi baik,<br />

sedangkan 15,02 persen dalam kondisi<br />

sedang, dan 5 persen sisanya kondisi<br />

rusak,” jelas Herry Noegroho.<br />

Menanggapi LKPJ Bupati <strong>Blitar</strong><br />

tahun 2012, beberapa fraksi di DPRD<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> menyambut baik laporan<br />

tersebut. Namun, fraksi-fraksi juga<br />

memberikan catatan khusus berupa<br />

masukan dan pendapatnya terkait<br />

pembangunan di tahun 2012. Di


“Yang kami pikirkan dalam waktu dekat<br />

ini, adalah membangun gedung dengan<br />

konstruksi terbuka, yang siap<br />

menampung warga di kawasan pantai,”<br />

imbuhnya.<br />

Gedung terbuka yang dimaksud<br />

adalah bangunan besar, yang memenuhi<br />

kaidah-kaidah yang dipersyaratkan<br />

sebagai perlindungan dari ancaman<br />

tsunami. Antara lain memiliki ketinggian<br />

10 meter dari permukaan laut. Selain itu,<br />

lokasi itu bisa ditempuh dalam rentang<br />

waktu 20 menit, setelah terdengar sirine<br />

tanda bahaya datangnya ancaman<br />

tsunami.<br />

Batas ketinggian dasar lantai itu<br />

sudah melalui berbagai pengamatan para<br />

ahli, dimana ketinggian permukaan laut<br />

akan naik secara tiba-tiba setelah terjadi<br />

hempasan gelombang. Menurut Heru<br />

Irawan, sekelompok masyarakat yang<br />

mengamankan diri di gedung tersebut,<br />

memiliki resiko kecil akan menjadi korban.<br />

“Gelombang di pantai memang tinggi,<br />

dan mungkin bisa melebihi 10 meter. Tapi<br />

ingat, gedung ini kan tidak persis di bibir<br />

pantai. Ada spasi jarak, yang bisa dicapai<br />

dalam waktu 20 menit tadi,” katanya<br />

menjelaskan.<br />

Bagi BPBD Kab. <strong>Blitar</strong>, kesiapan<br />

menghadapi ancaman tsunami sudah<br />

menjadi tugas pokok dan fungsi lembaga<br />

tersebut, karena <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

termasuk di antara 398 kabupaten di<br />

seluruh Indonesia yang rawan gempa dan<br />

rawan tsunami. Rentannya kawasan ini<br />

tidak bisa dipungkiri, karena kepulauan<br />

Indonesia memang berdiri di atas<br />

pertemuan lempengan-lempengan<br />

tektonik.<br />

Tragedi gempa dan tsunami sudah<br />

dirasakan masyarakat di seluruh Indonesia.<br />

Bencana terburuk yang masih<br />

menghantui adalah tsunami Aceh, yang<br />

menimbulkan ratusan ribu nyawa<br />

melayang hanya dalam tempo sekejap.<br />

Kemudian disusul gempa dan tsunami di<br />

Kepulauan Nias, yang juga menimbulkan<br />

penderitaan memilukan bagi warganya.<br />

Siaga Bencana Kelud<br />

Heru Irawan menambahkan, prioritas<br />

lain yang dihadapi instansinya adalah<br />

kewaspadaan terhadap ancaman letusan<br />

Gunung Kelud. “Berdasarkan peta waktu<br />

yang dibuat para ahli vulkanologi,<br />

periode jarak letusan Gunung Kelud<br />

berkisar antara 15 tahun sampai 25 tahun.<br />

Perhitungan para ahli ini, jangan kita<br />

abaikan,” katanya lagi.<br />

Sejak terjadi letusan Gunung Kelud<br />

tahun 1990 silam, aktivitas Gunung Kelud<br />

memang menggeliat 19 tahun yaitu tahun<br />

2009 yang lalu. Tapi aktivitas tektonik itu<br />

tidak menjadi letusan eksplosif. Tenaga<br />

daya dorong dari dapur magma tidak<br />

cukup untuk melontarkan batu-batu dari<br />

kawah Kelud, melainkan sekedar<br />

mengangkat bebatuan itu sehingga saat<br />

ini telah menutupi kawah Kelud, dan<br />

menjadi bukit baru yang berpijar.<br />

Para ahli justru mencemaskan dampak<br />

letusan mendatang, yang diperkirakan<br />

akan berdampak besar. Kesadaran itu<br />

ditangkap masyarakat di kawasan<br />

Gunung Kelud yang membentuk<br />

organisasi bernama Jangkar Kelud.<br />

Aktivitas mereka diprogram dan<br />

dimonitoring oleh KAPALA<br />

Yogyarakarta, meliputi Pengurangan<br />

Resiko Bencana (PRB) atau Early Warning<br />

System, Pengurangan Bencana<br />

Berbasis Masyarakat (PBBM) atau<br />

Community Base Disaster Risk Management<br />

(CBDRM) , dan Kegiatan Ekonomi<br />

untuk PRB<br />

Para aktivis Jangkar Kelud yang<br />

benar-benar asli warga kawasan rawan<br />

bencana, yaitu 36 desa yang terletak di<br />

lereng Kelud, di kawasan Kediri, <strong>Blitar</strong>,<br />

dan Malang. Organisasi itu dikelola para<br />

petani, wiraswasta, aktivis, hingga tokohtokoh<br />

birokrasi maupun teknokrat. Ikatan<br />

emosional karena senasib dan<br />

sependeritaan berada di dalam area<br />

daerah bencana Kelud ini, lebih saling<br />

menguatkan satu sama lain. “Kami<br />

memiliki keluarga, yang harus kami<br />

selamatkan jika sewaktu-waktu ada<br />

bencana Kelud. Kalau kami tidak<br />

menyiapkan diri secara baik, mau minta<br />

tolong ke pihak mana lagi?” imbuhnya.<br />

Meskipun berada di wilayah<br />

administrasi kabupaten yang berbedabeda,<br />

tetapi tidak menjadikan mereka<br />

Aktivitas Jangkar Kelur, masyarakat yang selalu siaga bencana<br />

ketularan penyakit politis yaitu udrekudrekan<br />

soal tapal batas. Dalam<br />

menyikapi soal rebutan kepemilikan itu,<br />

aktivis yang asli warga pedesaan itu tidak<br />

mau ikut campur. Sebab jika Gunung<br />

Kelud meletus, mereka sendiri-lah yang<br />

bertanggung jawab atas keselamatan<br />

keluarga-keluarga mereka. (pur)<br />

Majalah PENATARAN<br />

9


GERBANG<br />

Gelombang pantai selatan, ancaman tsunami sewaktu-waktu dan Gunung Kelud, bencana rutin dalam siklus 25 tahunan<br />

BPBD Siaga Bencana<br />

Masyarakat di kawasan rawan bencana belum memiliki fasilitas perlindungan yang<br />

memadai. Jika terjadi musibah sewaktu-waktu, dikhawatirkan sulit untuk menekan<br />

minimnya jumlah korban.<br />

Salah satu contoh yang nyata<br />

adalah masyarakat <strong>Blitar</strong><br />

selatan, khususnya yang<br />

berada di kawasan pantai. Ancaman<br />

bencana tsunami, selalu siap menerkam<br />

mereka sewaktu-waktu. Jangankan<br />

fasilitas untuk evakuasi, bahkan tanda<br />

sirine yang memberi sinyal tanda bahaya<br />

pun, tidak terpasang di sana.<br />

Hal ini diakui oleh Kepala Badan<br />

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Heru Irawan, yang<br />

menyadari perlunya sarana untuk siaga<br />

bencana. “Tidak ada yang tahu, kapan<br />

bencana seperti tsunami itu akan tiba.<br />

Untuk itu, kami akan memprioritaskan<br />

pengadaan fasilitas-fasilitas cegah dini<br />

maupun kebutuhan lainya,” tuturnya<br />

kepada reporter Majalah Penataran.<br />

BPBD saat ini sedang<br />

mengkonsolidasikan diri untuk<br />

pengadaan peralatan alarm untuk<br />

mendeteksi munculnya ancaman<br />

gelombang tsunami. Untuk merealisasikan<br />

hal itu, diperlukan komunikasi yang<br />

8 Majalah PENATARAN<br />

intensif dengan Badan Nasional<br />

Penanggulangan Bencana, mengingat<br />

pengadaan peralatan tersebut cukup<br />

mahal, dan membutuhkan pengawasan<br />

BNPB.<br />

Kepala BPBD Kab <strong>Blitar</strong>, Heru Irawan<br />

Selain menjalin komunikasi secara<br />

intens dengan BNPB, fasilitas lain yang<br />

bisa segera dilakukan adalah membangun<br />

sarana untuk evakuasi sementara,<br />

bilamana muncul ancaman musibah.


sebagai patokan. Kedepan kita akan<br />

melajutkan program-program yang masih<br />

belum selesai,”.<br />

Disampaikan oleh Bupati, banyak<br />

sekali program-program pemerintah yang<br />

sudah direalisasikan di segala bidang.<br />

Baik di bidang pendidikan, kesehatan dan<br />

ekonomi. Seperti yang disampaikannya di<br />

depan, semua tetap mengacu pada visi<br />

misi Bupati dan Wakil Bupati yaitu<br />

menciptakan masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

yang sejahtera, religious, dan berkeadilan.<br />

Di Bidang Pendidikan, Pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> menggulirkan program<br />

pendidikan gratis mulai tingkat SD, SMP,<br />

dan SMA yang diprioritaskan untuk<br />

siswa dan siswi dari keluarga kurang<br />

mampu. Sedangkan di bidang kesehatan<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

menunjukkan komitmennya untuk<br />

mendukung penuh program-program<br />

yang digagas oleh Pemerintah Pusat<br />

berupa kemudahan pelayanan kesehatan<br />

bagi warga miskin melalui Jamkesmas.<br />

Dalam bidang kesehatan ini<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah<br />

mengalokasikan anggaran khusus untuk<br />

warga miskin yang namanya tidak tercover<br />

dalam Jamkesmas untuk kemudian<br />

difasilitasi melalui program Jamkesda<br />

(Jaminan Kesehatan Daerah).<br />

Sedangkan di Bidang Ekonomi,<br />

Bupati dan Wakil Bupati berhasil<br />

meningkatkan pertumbuhan ekonomi<br />

masyarakat melalui Program<br />

Pemberdayaan Masyarakat Desa yang<br />

diantaranya diwujudkan melalui program<br />

PNPM Mandiri Pedesaan, ADD, Bumdes,<br />

dan Perda Pasar Desa.<br />

Dan dalam rentang waktu dua tahun<br />

tersebut sudah banyak pula prestasi yang<br />

telah diraih. Meskipun, masih ada<br />

pekerjaan yang harus diselesaikan pada<br />

sisa periode masa jabatannya sebagai<br />

Bupati kedepan. “Dalam kurun waktu dua<br />

tahun ini <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah banyak<br />

mengukir prestasi. Namun begitu masih<br />

banyak pula pekerjaan yang belum kita<br />

selesaikan.” Herry Noegroho menuturkan.<br />

Lebih lanjut Herry Noegroho<br />

mengatakan, sampai pada Tahun 2012<br />

atau dua tahun periode kepemimpinannya<br />

tidak kurang dari empat puluh piala /<br />

penghargaan dengan predikat sebagai<br />

yang terbaik di tingkat Propinsi, Nasional<br />

maupun Asean telah diperoleh<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Beberapa prestasi yang diperoleh<br />

diantaranya, Lomba Penghijauan dan<br />

Konservasi Alam Wana Lestari Kategori<br />

Penyuluh Kehutanan sebagai Juara I<br />

Tingkat Nasional, Penghargaan Presiden<br />

RI sebagai Juara I Pembina Program<br />

Nasional Pemberdayaan Masyarakat<br />

(PNPM) Mandiri Pedesaan dan sebagai<br />

Juara I Tingkat Nasional Kelompok<br />

Peternak untuk Komoditas Ayam Buras,<br />

Juara II Tingkat Nasional dalam Lomba<br />

Posyandu, Juara I Tingkat Nasional<br />

Lomba UP2K, dll.<br />

Sedangkan di Tingkat Propinsi, yakni<br />

keberhasilan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

memperoleh Otonomi Award untuk<br />

katagori Pertumbuhan Ekonomi,<br />

memperoleh Juara III dalam Lomba<br />

Perpustakaan Desa/Kelurahan dan Lomba<br />

Sanimas, Juara II Perti Husada, Juara III<br />

Lomba HIPPAM, Juara I Lomba Kios<br />

Daging Aman, Sehat, Utuh dan Halal<br />

(ASUH), dll.<br />

Untuk Tingkat Asean mendapatkan<br />

Juara III Nomor Regu Putra Lomba Sepak<br />

Takraw pada ASEAN Schools Games dan<br />

keberhasilan RSUD Ngudi Waluyo Wlingi<br />

mewakili Indonesia di tingkat asia setelah<br />

sukses meraih penghargaan di ajang<br />

IHMA Award Tahun 2012.<br />

Pada malam “Launching Buku dan<br />

Silaturrahmi Dalam Rangka Refleksi Dua<br />

Tahun Masa Bhakti Bupati dan Wakil<br />

Bupati <strong>Blitar</strong>” di Grand Mansion Hotel<br />

Kota <strong>Blitar</strong> itu juga ditayangkan sinopsis<br />

dalam bentuk video trailer keberhasilan<br />

program-program kerja Bupati dan Wakil<br />

Bupati <strong>Blitar</strong> selama dua tahun pertama<br />

serta sederetan prestasi yang telah<br />

berhasil diraih oleh <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Dan pada malam itu juga di<br />

launching buku yang berjudul “2 Tahun<br />

Kepemimpinan Yang Membawa Harapan”<br />

yang diterbitkan oleh Pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Buku yang merupakan<br />

pendokumentasian secara sistematis<br />

episode kepemimpinan dan proses dari<br />

Bupati Herry Noegroho dan Wakil Bupati<br />

Rijanto yang mengabdi bagi kepentingan<br />

dan kemaslahatan warga masyarakat<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Namun kendati sudah<br />

mempersembahkan sederetan prestasi<br />

yang cukup mengesankan tamu<br />

undangan, tidak lantas membuat puas<br />

Bupati Herry Noegroho. Belum puasnya<br />

bupati mengingat masih ada beberapa<br />

pekerjaan rumah Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> yang belum tuntas dan akan<br />

direalisasikan dalam tiga tahun<br />

berikutnya.<br />

Suasana santai pada acara silaturrahmi & launching buku<br />

Pihaknya akan terus memacu<br />

peningkatan pertumbuhan ekonomi,<br />

pelayanan kesehatan dan pendidikan,<br />

serta meningkatkan Indeks Pembangunan<br />

Manusia (IPM). Disamping itu ada<br />

beberapa proyek besar Pemkab <strong>Blitar</strong><br />

yang harus segera diselesaikan.<br />

Diantaranya yaitu pemindahan Ibukota<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ke Kecamatan Kanigoro<br />

serta pembangunan stadion di Kecamatan<br />

Nglegok.<br />

“Kami berharap dalam waktu tiga<br />

tahun kedepan, semuanya bisa<br />

terselesaikan.”, pungkas Herry Noegroho<br />

mengakhiri perbincangan dengan para<br />

wartawan. (Moza)<br />

Majalah PENATARAN<br />

7


GERBANG<br />

Launching Buku dan Refleksi<br />

Dua Tahun Kepemimpinan Bupati <strong>Blitar</strong><br />

Bertempat di Grand Mansion Hotel Kota <strong>Blitar</strong>, pada Rabu (30/01), Bupati dan Wakil Bupati <strong>Blitar</strong><br />

memaparkan hasil-hasil pembangunan dari dua tahun masa kepemimpinannya dalam acara yang<br />

bertajuk “Launching Buku dan Silaturrahmi Dalam Rangka Refleksi Dua Tahun Masa Bhakti<br />

Bupati dan Wakil Bupati <strong>Blitar</strong>”.<br />

Acara Launching Buku dan<br />

Silaturrahmi Dalam Rangka<br />

Refleksi Dua Tahun Masa<br />

Bhakti Bupati dan Wakil Bupati <strong>Blitar</strong><br />

pada awal Tahun 2013 ini diprakarsai oleh<br />

Humas Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Selain dihadiri oleh seluruh pejabat di<br />

jajaran Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

(Kepala SKPD) dan Muspida, turut hadir<br />

pula pada malam itu tokoh masyarakat,<br />

tokoh agama, budayawan, Lembaga<br />

Swadaya Masyarakat (LSM) dan para<br />

pengusaha se-<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

6 Majalah PENATARAN<br />

Sejak dilantik dan menjabat sebagai<br />

orang nomor satu di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

pada tanggal 31 Januari 2011,<br />

kepemimpinan pasangan Bupati Herry<br />

Noegroho dan Wakil Bupati Rijanto<br />

sudah berjalan selama dua tahun atau<br />

masih tersisa tiga tahun sesuai lima tahun<br />

periode masa jabatan pasangan ini hingga<br />

Tahun 2016.<br />

H. Herry Noegroho – H. Rijanto<br />

dalam kepemimpinannya selalu mengacu<br />

pada Visi-Misi Bupati dan Wakil Bupati.<br />

Yaitu mewujudkan masyarakat yang<br />

sejahtera, religius dan berkeadilan.<br />

Meningkatkan kualitas infrastruktur dan<br />

akses ekonomi serta layanan publik.<br />

Pertumbuhan dan pemerataan ekonomi<br />

yang berkelanjutan serta meningkatkan<br />

daya saing dan mewujudkan olah raga<br />

serta seni budaya bersama masyarakat.<br />

Hal ini seperti yang disampaikan oleh<br />

Bupati disela-sela acara kemarin kepada<br />

para wartawan. “Yang jelas sesuai dengan<br />

Visi dan Misi saya sebagai Bupati yaitu<br />

agar bagaimana membuat masyarakat<br />

sejahtera, religius dan berkeadilan. Itu


Mampu Bekerja (STMB) selama 2 x 24 jam<br />

dan atau menyebabkan terhentinya<br />

proses dan atau rusaknya peralatan tanpa<br />

korban jiwa dimana kehilangan waktu<br />

kerja tidak melebihi shift berikutnya pada<br />

kurun waktu tertentu dan jumlah jam kerja<br />

orang tertentu.<br />

Budaya Keselamatan Kerja<br />

Kampanye budaya keselamatan kerja,<br />

memang sudah menjadi tugas<br />

Disnakertrans <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Djohar<br />

Sutrisno melukiskan, secara rutin<br />

pihaknya melakukan pemantauan dan<br />

pengawasan ke perusahaan-perusahaan<br />

yang ada di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. “Ada<br />

norma kerja maupun norma keselamatan<br />

dan kesehatan kerja, yang harus dipatuhi<br />

bersama,” lanjutnya.<br />

Norma yang dimaksud adalah standar<br />

jam kerja, standar upah, hak cuti<br />

karyawan, jaminan kepesertaan<br />

jamsostek, dan sebagainya. Sedangkan<br />

norma K-3 adalah menjamin tidaknya<br />

adanya kecelakaan maupun penyakit<br />

yang ditimbulkan akibat pekerjaan. “Ada<br />

ketentuan yang baku, misalnya suara<br />

mesin harus di bawah angka 85 desibel,<br />

lalu petir petir di bawah 5 ohm, dan<br />

sebagainya,” imbuhnya lagi.<br />

Di samping pengawasan kepada<br />

perusahaan, keselamatan pekerja juga<br />

mendapat pengawasan. Yang paling<br />

kentara adalah alat pelindung kepala,<br />

masker, pelindung tubuh, dan berbagai<br />

peralatan yang sesuai dengan objek serta<br />

kondisi tempat kerja. Perusahaanperusahaan<br />

yang lalai dalam pemberian<br />

perlindungan itu, akan mendapat<br />

pembinaan dari Disnakertrans.<br />

“Kami melakukan pengawasan<br />

berjenjang. Mulai dari pencegahan<br />

preventif, kemudian pengawasan Non<br />

Yustisia yang cukup dengan membuat<br />

nota pemeriksaan, hingga yang paling<br />

akhir yaitu Pro Yustia yang berupa<br />

pembuatan BAP,” imbuhnya lagi.<br />

Dengan keseriusan semacam itu,<br />

yang diharapkan adanya budaya<br />

keselamatan dan kesehatan kerja. Hal<br />

serupa juga menjadi perhatian para<br />

pekerja, yang tidak ingin mendapatkan<br />

resiko dalam pekerjaan. Di perusahaanperusahaan<br />

di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, telah<br />

memiliki Panitia Pembinaan Kesehatan<br />

dan Keselamatan Kerja (P2 K3). Lembaga<br />

ini merupakan wadah bersama, antara<br />

pengelola perusahaan dan karyawan,<br />

yang sama-sama menginginkan<br />

tercipatanya kesehatan dalam<br />

Daftar Perusahaan penerima penghargan Program Kecelakaan Nihil<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> Tahun 2013<br />

No.<br />

1.<br />

2.<br />

3.<br />

4.<br />

5.<br />

6.<br />

7.<br />

8.<br />

9.<br />

10.<br />

11.<br />

12.<br />

13.<br />

14.<br />

15.<br />

16.<br />

17.<br />

18.<br />

19.<br />

20.<br />

Nama<br />

Alamat Perusahaan<br />

Perk. Kismohandayani, Perkebunan kopi<br />

nyuyur Kec. Gandusari Kab. <strong>Blitar</strong><br />

KSU. Sri Lestari,Jl. Raya Kediri Km. 22<br />

Sukorejo Kecamatan Udanawu Kab. <strong>Blitar</strong><br />

RPA. JatinomIndah , Ds. Minggirsari Kec.<br />

Kanigoro Kab. <strong>Blitar</strong><br />

RICHO Refractory, Jl. Raya Ds. Kendalrejo<br />

RT. 02 Rw. 09 Kec. Talun Kab. <strong>Blitar</strong><br />

Rmah Sakit Umum . An. Nisaa, Jl.<br />

Suparyono Timur No. 1 Bajang Kecamatan<br />

Talun kab. <strong>Blitar</strong><br />

PT.Perk. dan Perdagangan Rojobrono<br />

Perk. kawisari, Kecamatan Wlingi kab. <strong>Blitar</strong><br />

PT. Perkebunan Dan Dagang Dewi<br />

Sri/Perk. Sengon,Desa Ngadirenggo<br />

kecamatan Wlingi kab. <strong>Blitar</strong><br />

PT. Harta Mulia Perk. Karangayar, Desa<br />

Modangan Kecamatan Nglegok Kab. <strong>Blitar</strong><br />

Perk. Tjandisewu Baru, Desa Penataran<br />

Kecamatan Nglegok Kab. <strong>Blitar</strong><br />

Perk. Tjengkeh Branggah Banaran, Desa<br />

Sidorejo Kecamatan Doko Kab. <strong>Blitar</strong><br />

PTPN. XII Kebun Bantaran, Desa<br />

Tulungrejo Kecamatan Gandusari Kab. <strong>Blitar</strong><br />

Perk. Gambar, Ds. Suber Asri kecamatan<br />

Nglegok kab. <strong>Blitar</strong><br />

Cemara Food, Jl. Raya Barat No. 19<br />

Kecamatan Talun kabupaten <strong>Blitar</strong><br />

PT. Lintang Agro Lestari Perk. Pijiombo ,<br />

Desa Ngadirenggo Kopi Kec. Wlingi Kab. <strong>Blitar</strong><br />

PT. Jurang Banteng, Jl. A. Yani No. 1<br />

Kecamatan Wlingi <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

PERUSDA. PDAM, Jl. Gajah Mada 87A<br />

Kecamatan Wlingi Kab, <strong>Blitar</strong><br />

Perk. Petungombo, Desa Karangrejo<br />

Kecamatan Garum Kab. <strong>Blitar</strong><br />

PT. DSCO Ind.Jl. Raya Kediri 14A Ds.<br />

Kalipucung Kecamatan Sanankulon <strong>Blitar</strong><br />

PT. Moderna Teknik Perkasa, Jl. Raya<br />

Garum No. 12 Kranggan Pojok Kecamatan<br />

Garum Kab. <strong>Blitar</strong><br />

PT. <strong>Blitar</strong> Putra Perkebunan Kopi Ngusri,<br />

Desa Gadungan Kecamatan Gandusari<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

Kadisnakertrans Kab <strong>Blitar</strong>, berpose usai upacara<br />

Usulan<br />

penilaian<br />

Hasil Penilaian<br />

Hasil Penilaian<br />

JKO sesuai BAP<br />

Lanjutan 1.651.937<br />

bekerja.(pur) (Data dari Disnakertrans Kab <strong>Blitar</strong>)<br />

Majalah PENATARAN<br />

Keterangan<br />

Sektor<br />

Perkebunan<br />

Lanjutan 280.012 Sektor Jasa<br />

Lanjutan 482.071 Sektor Industri<br />

Lanjutan 396.750 Sektor Industri<br />

Lanjutan 617.895 Sektor Jasa<br />

Lanjutan 1.491.224<br />

Lanjutan 2.752.412<br />

Lanjutan 676.071<br />

Lanjutan 1.705.206<br />

Lanjutan 6.207.209<br />

Lanjutan 10.120.239<br />

Lanjutan 2.514.302<br />

Sektor<br />

Perkebunan<br />

Sektor<br />

Perkebunan<br />

Sektor<br />

Perkebunan<br />

Sektor<br />

Perkebunan<br />

Sektor<br />

Perkebunan<br />

Sektor<br />

Perkebunan<br />

Sektor<br />

Perkebunan<br />

Baru 358.859 Sektor Industri<br />

Baru 1.058.836<br />

Baru 1.008.905<br />

Baru 705.348<br />

Baru 477.548<br />

Sektor<br />

Perkebunan<br />

Sektor<br />

Perkebunan<br />

Sektor<br />

Listrik,Air<br />

Sektor<br />

Perkebunan<br />

Baru 309.024 Sektor Industri<br />

Baru 6.980.821<br />

Baru 755.485<br />

Sektor Jasa<br />

Konstruksi<br />

Sektor<br />

Perkebunan<br />

5


GERBANG<br />

Bupati <strong>Blitar</strong> Terima Penghargaan Pembina K-3<br />

Pemprov Jawa Timur Timur memberikan penghargan kepada Bupati <strong>Blitar</strong> sebagai<br />

Pembina K3 (Keselematan dan Kesehatan Kerja). Ini merupakan bukti, pertumbuhan<br />

dunia kerja di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> telah berjalan kondusif sesuai ketentuan yang berlaku.<br />

Upacara penyerahan Tanda<br />

Penghargaan Pembina K3 itu<br />

berlangsung di Gedung<br />

Grahadi Surabaya, 27 Maret 2013 lalu.<br />

Gubernur Jatim, Pakdhe Karwo langsung<br />

menyerahkan bukti penghargaan itu<br />

kepada Bupati <strong>Blitar</strong>, Herry Noegroho.<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> mendapat nilai bagus<br />

sebagai daerah zero accident (kecelakaan<br />

nihil) sehingga mendapat point tinggi<br />

dalam standar pembinaan perusahaan di<br />

daerah.<br />

“Penghargaan ini merupakan<br />

pengakuan resmi dari Pemerintah Propinsi<br />

Jatim, bahwa dunia kerja di <strong>Kabupaten</strong><br />

4 Majalah PENATARAN<br />

<strong>Blitar</strong> merupakan potensi yang bisa<br />

dikembangkan di masa mendatang,” kata<br />

Bupati Herry Noegroho kepada reporter<br />

Majalah Penataran usai menerima<br />

penghargaan itu. Tak lupa disampaikan<br />

terima kasih kepada para pengusaha yang<br />

telah menerapkan standar kerja yang<br />

bagus, sehingga membuahkan hasil<br />

penghargaan kepada masyarakat<br />

tersebut.<br />

Lebih lanjut Bupati menjelaskan,<br />

Program pemberian penghargaan<br />

Kecelakaan Nihil tahun 2013 oleh<br />

Pemerintah Propinsi Jawa Timur itu<br />

dimulai dengan dilakukan penilaian<br />

Pemeriksaan rutin aparat Disnakertrans ke perusahaan-perusahaan<br />

Bupati Herry Noegroho menerima<br />

Penghargaan dari Gubernur Sukarwo<br />

terhadap kurang lebih 60 perusahaan di<br />

wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang telah<br />

menerapkan program K3 dengan baik<br />

pada setiap tahun secara berkelanjutan.<br />

Dari keseluruhan perusahaan<br />

tersebut, diperoleh data adanya 20<br />

perusahaan yang benar-benar sehat<br />

sebagaimana standar mutu yang berlaku.<br />

Akhirnya 20 perusahaan itu pun<br />

mendapat penghargaan, sebagai bentuk<br />

apresiasi oleh Pemprov Jatim. Sejalan<br />

dengan itu, tidak mengherankan jika<br />

kemudian Bupati <strong>Blitar</strong> mendapat<br />

predikat sebagai Pembina K3 Terbaik<br />

pula.<br />

Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja<br />

dan Transmigrasi (Disnakertrans)<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Djohar Sutrisno MSi,<br />

Penghargaan K3 (Keselamatan dan<br />

Kesehatan Kerja) adalah apresiasi<br />

terhadap manajemen perusahaan.<br />

“Mmanajemen perusahaaan baik,<br />

biasanya memiliki tingkat resiko kecil<br />

terhadap insiden kerja alis kecelakaan<br />

nihil,” kata Djohar.<br />

Kecelakaan Nihil itu sendiri, lanjut<br />

Djohar, adalah suatu kondisi tidak terjadi<br />

kecelakaan di tempat kerja yang<br />

mengakibatkan pekerja Sementara Tidak


DINAMIKA KEPEGAWAIAN<br />

Mutasi Pejabat<br />

untuk Layanan Lebih Baik<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> kembali melakukan rotasi ratusan pejabat di lingkungannya. Bertempat di<br />

Pendopo, pada pertengahan Januari lalu, Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> melantik 251 pejabat untuk<br />

menempati posisi yang baru. Harapannya, para pejabat ini akan melaksanakan tugas dan kewajibannya<br />

dalam memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat di Bumi Penataran ini.<br />

Bupati <strong>Blitar</strong>, Herry Noegroho,<br />

SE. MH. mengatakan,<br />

kegiatan mutasi seperti ini<br />

merupakan kewajaran dalam organisasi<br />

pemerintah. Menurutnya, tidak perlu ada<br />

negatif thinking terkait dengan mutasi<br />

jabatan yang dilakukan pada awal tahun<br />

2013. “Mutasi, promosi, dan pelantikan<br />

merupakan suatu hal yang wajar. Hal ini<br />

dilakukan untuk mengembangkan karier<br />

dan penghargaan atas prestasi serta<br />

kinerja para pejabat,” katanya.<br />

Lebih lanjut orang nomor satu di<br />

24 Majalah PENATARAN<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini<br />

menambahkan, pelaksanaan mutasi ini<br />

juga sebagai wahana untuk penyegaran<br />

struktur organisasi agar lebih dinamis.<br />

Pejabat baru ini dituntut untuk mampu<br />

dan siap dalam menghadapi perubahan<br />

dan perkembangan yang berorientasi<br />

pada peningkatan pelayanan demi<br />

kesejahteraan masyarakat.<br />

Mutasi pejabat ini juga menjadi<br />

agenda rutin tahunan Pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dalam melakukan<br />

penyegaran organisasi. Penyegaran ini<br />

sudah menjadi hal yang biasa dilakukan<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk<br />

mewujudkan birokrasi yang profesional.<br />

Mutasi pejabat struktural eselon V, IV, III,<br />

dan II ini untuk menyesuaikan kebutuhan<br />

organisasi di lingkup Pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Dijelaskan, Bupati Herry Noegroho,<br />

mutasi ini sebagai wujud niat pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk mewujudkan<br />

birokrasi yang profesional. “Adapun<br />

pemilihan dan penentuan posisi jabatan,<br />

telah dilakukan berdasarkan atas


(foto-foto: hendranova)<br />

penilaian secara proporsional, di<br />

antaranya senioritas, kebutuhan,<br />

dan kompetensi,” jelas Herry<br />

Noegroho.<br />

Dalam kesempatan itu,<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

juga melantik para pejabat pada<br />

dinas yang baru, yakni Dinas<br />

Pendapatan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,<br />

yang sebelumnya menjadi satu<br />

pada Dinas Pendapatan<br />

Pengelolaan Keuangan, dan<br />

Aset Daerah. Di awal tahun 2013 ini,<br />

Bagian Umum dan Perlengkapan, serta<br />

Bagian Keuangan dan Bina Aset dimerger<br />

menjadi satu SKPD yakni Bagian<br />

Umum Sekretariat Daerah. “Oleh karena<br />

itu, mutasi dan promosi menjadi<br />

kebutuhan yang harus dilaksanakan awal<br />

tahun 2013 ini,” tegas Herry Noegroho<br />

saat memberikan sambutan pada<br />

pelantikan pejabat di Pendopo <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>, pada pertengahan Januari lalu.<br />

Herry Noegroho berharap, pelantikan<br />

dan pengangkatan pejabat struktural ini<br />

menjadi langkah awal untuk memulai<br />

melaksanakan tugas yang baru dengan<br />

penuh rasa tanggung jawab. Diharapkan<br />

pula, para pejabat baru ini mampu<br />

memberikan yang terbaik bagi Pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, dalam rangka<br />

mewujudkan visi dan misi demi<br />

menjadikan masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

yang sejahtera, religius dan berkeadilan.<br />

Secara khusus, Bupati <strong>Blitar</strong> Herry<br />

Noegroho juga berpesan kepada kepala<br />

dinas yang baru yakni Kepala Dinas<br />

Pendapatan, dan Kepala Badan<br />

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah<br />

agar segera melakukan rekonsiliasi aset<br />

daerah yang ada. “Diharapkan, kedua<br />

SKPD yang baru ini, agar segera<br />

melakukan rekonsiliasi terhadap aset-aset<br />

daerah dan masalah personil SKPD-nya,”<br />

tandas Herry Noegroho. Ia juga meminta<br />

kepada para pejabat baru untuk tidak lupa<br />

diri dan berbangga diri atas tugas tugas<br />

yang diemban.<br />

Sementara itu, Kepada Badan<br />

Kepegawaian Daerah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,<br />

Totok Subihandono kepada Majalah<br />

Penataran mengungkapkan, mutasi ini<br />

dilakukan untuk menggantikan kebutuhan<br />

pejabat struktural yang sudah atau dalam<br />

masa jelang purna tugas. “Ada beberapa<br />

jabatan yang kosong karena pejabatnya<br />

pensiun. Jadi kegiatan ini untuk mengisi<br />

jabatan-jabatan kosong tersebut,”<br />

katanya. Ia juga berharap, para pejabat<br />

baru ini segera melakukan inovasi<br />

bersama-sama dengan pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk mewujudkan<br />

pembangunan yang berorientasi kepada<br />

kesejahteraan masyarakat di daerah ini.<br />

Pantauan di lapangan, acara<br />

Pelantikan dan Pengambilan Sumpah<br />

Jabatan ini, dipimpin langsung Bupati<br />

<strong>Blitar</strong>, Herry Noegroho, SE. MH. Selain<br />

itu, kegiatan ini disaksikan pula, Wakil<br />

Bupati <strong>Blitar</strong> Rijanto, Wakil DPRD<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Abdul Munib, Ketua<br />

Pengadilan Negeri <strong>Blitar</strong>, Danyon 511<br />

<strong>Blitar</strong>, Sekkab <strong>Blitar</strong> Drs. Palal Ali Santoso,<br />

MM., Kepala SKPD dan camat se-<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Ketua TP PKK<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, dan Ketua Dharma<br />

Wanita Persatuan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.(hend)<br />

Majalah PENATARAN<br />

25


Real Action<br />

Kelurahan Jegu Kec. Sutojayan<br />

Juara I Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB<br />

dan Kesehatan Tingkat Propinsi<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> kembali menorehkan prestasi. Kali ini melalui Tim Penggerak PKK <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang sukses<br />

meraih Juara I pada Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan Tingkat Propinsi Tahun 2013. Dengan hasil<br />

lomba yang diselenggarakan dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) ini <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> juga berhak maju<br />

pada ajang lomba yang sama di tingkat nasional. Pada penilaian tingkat provinsi <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> sukses mengungguli<br />

38 (tiga puluh delapan) <strong>Kabupaten</strong> dan Kota lain di Jawa Timur yang ikut berpartisipasi. Kemudian masuk dalam<br />

3(tiga) nominator juara bersama <strong>Kabupaten</strong> Malang dan <strong>Kabupaten</strong> Pacitan.<br />

Sedikit review perjalanan<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,<br />

penilaian lomba dilakukan<br />

oleh tim penilai dari provinsi pada Kamis<br />

(7/2). Pemkab <strong>Blitar</strong> menerima Tim<br />

Penilai Tingkat Propinsi ini sebagai<br />

lanjutan atas masuknya Kelurahan Jegu<br />

Kecamatan Sutojayan sebagai nominator<br />

3 (tiga) besar provinsi.<br />

Hj. Era Herry Noegroho -Ketua<br />

TP PKK Kab. <strong>Blitar</strong>, melalui Hj. Herlin<br />

Istanti -Sekretaris TP PKK Kab. <strong>Blitar</strong><br />

menyambut gembira kedatangan tim<br />

penilai tingkat provinsi ini.<br />

Disampaikannya pada waktu itu, ”Kita<br />

(<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>) sudah pasti juara.<br />

Kedatangan tim penilai dari provinsi ini<br />

hanya untuk menentukan urutan<br />

juaranya. Apakah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> akan<br />

menjadi juara satu, juara dua atau juara<br />

26 Majalah PENATARAN<br />

tiga.”<br />

Dan mewakili aspirasi seluruh<br />

warga <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, hasil yang<br />

terbaik tentu menjadi harapan semua<br />

pihak baik yang terlibat secara langsung<br />

maupun tidak langsung. “Jadi kita<br />

harapkan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> bisa menjadi<br />

juara satu-nya.”, tutur Hj. Herlin Istanti.<br />

Sejak pagi tim penilai dari<br />

provinsi sudah meninjau pelaksanaan<br />

kegiatan Kesatuan Gerak PKK, KB dan<br />

Kesehatan yang ada di Kelurahan Jegu.<br />

Obyek penilaian disana meliputi<br />

pelaksanaan Bina Keluarga Balita<br />

(BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR),<br />

Bina Keluarga Lansia (BKL), KB Pria,<br />

Medis Operasi Wanita (MOW), Donor<br />

Darah dan lain sebaginya.<br />

Ditunjuknya Kelurahan Jegu<br />

menjadi andalan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

bukannya tanpa alasan. Penilaian pada<br />

Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan<br />

Kesehatan Tingkat Propinsi ini<br />

diantaranya ditekankan pada pelayanan<br />

KB di Posyandu sekaligus sejauh mana<br />

partisipasi para kader posyandu yang<br />

ada. Kemudian aktif dan tidaknya<br />

kegiatan-kegiatan PKK dilaksanakan<br />

serta bagaimana dengan pengelolaan<br />

administrasinya.<br />

“Dan sudah sejak lama, kegiatan<br />

PKK di Kelurahan Jegu ini berlangsung<br />

cukup aktif serta didukung dengan<br />

administrasi yang terorganisir.”, kata<br />

Herlin. Untuk memenuhi harapan semua<br />

pihak, lanjut Herlin, kita (<strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>) mengikuti lomba ini dengan<br />

sepenuh hati. “Artinya tidak setengahsetengah,”<br />

pungkasnya. Dan semua pihak<br />

yang terkait sangat kompak. Semua


pihak total mendukung<br />

keikutsertaan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> pada<br />

Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan<br />

Kesehatan Tingkat Propinsi.<br />

Berbagai langkah persiapan pun<br />

segera diambil oleh Pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Baik melalui Badan PP<br />

dan KB, Dinas Kesehatan dan Tim<br />

Penggerak PKK <strong>Kabupaten</strong>. Persiapan itu<br />

yang utama diantaranya meliputi<br />

pembinaan para kader posyandu dan<br />

anggota PKK di Kelurahan Jegu. Selain<br />

itu berupa pemanfaatan kegiatan dan<br />

proses administrasi yang memang sudah<br />

berjalan selama ini.<br />

“Hasilnya? Alhamdulillah,<br />

kita<br />

(<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>) yang menjadi<br />

juaranya. <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> akan maju ke<br />

Lomba Kesatuan Gerak PKK, KB dan<br />

Kesehatan Tingkat Nasional Tahun<br />

2013,” kata Ketua TP PKK <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> melalui Sekretarisnya.<br />

Langkah selanjutnya, bermodal<br />

semangat dan kekompakan, semua pihak<br />

terkait terus berbenah dan melakukan<br />

persiapan. Dan semua pihak pun berharap<br />

sukses bisa diraih. Setelah profil<br />

dikirimkan ke pusat, tim penilai lapang<br />

tingkat nasional direncanakan akan<br />

datang ke Kelurahan Jegu Kecamatan<br />

Sutojayan pada tanggal sebelas April.<br />

Tim penilai lapang tingkat<br />

nasional akan datang untuk melihat<br />

kesesuaian antara profil yang dikirimkan<br />

dengan kenyataan yang ada di lapangan.<br />

Apakah sama atau ada rekayasa didalam<br />

profil itu dan bersaing dengan 6 (enam)<br />

nominator nasional lainnya.<br />

Sementara itu, dari informasi<br />

yang berhasil dihimpun oleh Tim Redaksi<br />

Majalah Penataran, Bupati <strong>Blitar</strong> Herry<br />

Noegroho menilai kehadiran tim dari<br />

provinsi tersebut akan lebih memotivasi<br />

pelaksanaan kegiatan Kesatuan Gerak<br />

PKK, KB dan Kesehatan di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> yang semakin hari semakin<br />

berkembang kegiatannya. Kata Bupati,<br />

”Kami berterima kasih karena telah<br />

menetapkan Kelurahan Jegu sebagai<br />

nominator tiga besar dari tiga puluh<br />

delapan <strong>Kabupaten</strong> dan Kota di Jawa<br />

Timur.”<br />

Peran PKK di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

akan terus ditingkatkan dan<br />

dikembangkan di semua bidang<br />

pembangunan. Seperti kesehatan,<br />

pendidikan, pertanian, ekonomi,<br />

perkoperasian, Keluarga Berencana,<br />

kelestarian lingkungan dan sebagainya.<br />

Gerakan PKK dengan sepuluh program<br />

pokoknya bertujuan untuk<br />

memberdayakan keluarga dan<br />

masyarakat, dengan ibu-ibu Kader PKK<br />

sebagai motor penggeraknya.<br />

“Hal ini guna mewujudkan dan<br />

mengembangkan masyarakat yang sehat,<br />

maju, mandiri dan bahagia,” kata Bupati.<br />

“Perhatian Pemkab <strong>Blitar</strong><br />

terhadap pelaksanaan Kesatuan Gerak<br />

PKK, KB dan kesehatan pun cukup<br />

besar,” tutur Herry Noegroho. Hal ini<br />

tidak lepas dari peran PKK yang sangat<br />

strategis dalam pemberdayaan keluarga<br />

dan masyarakat. Beberapa bukti<br />

diantaranya berupa adanya kelembagaan<br />

PKK yang semakin bagus dan didukung<br />

penuh oleh Ketua Dewan Penyantun.<br />

Baik tim penggerak PKK <strong>Kabupaten</strong>,<br />

Kecamatan hingga Desa maupun<br />

Kelurahan.<br />

Selain itu, adanya komitmen<br />

politis dan koordinasi serta dukungan<br />

yang kuat dari anggota Dewan Penyantun<br />

yang meliputi Kepala<br />

Dinas/Badan/Kantor/Bagian dilingkup<br />

Pemkab <strong>Blitar</strong>. Kemudian komitmen<br />

operasional lintas sektor yang semakin<br />

meningkat dalam kegiatan Kesatuan<br />

Gerak PKK, KB dan Kesehatan dengan<br />

melibatkan semua komponen masyarakat.<br />

Belum lagi keberadaan Posko<br />

kesatuan Gerak PKK, KB dan Kesehatan.<br />

Mulai dari Tingkat <strong>Kabupaten</strong> hingga ke<br />

Desa/Kelurahan. ”Sedangkan untuk<br />

dukungan dana, Pemkab <strong>Blitar</strong><br />

mengupayakan selalu ada peningkatan<br />

dari tahun ke tahun. Mulai dinas<br />

Kesehatan, Bapemas, BPPKB dan dinas<br />

terkait lainnya sebagai anggota dewan<br />

penyantun PKK.”.<br />

Pelaksanaan kegiatan Kesatuan<br />

Gerak PKK, KB dan Kesehatan di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, lanjut Bupati, terus<br />

meningkat dari tahun ke tahun. Hal itu<br />

bisa dibuktikan dengan tumbuh dan<br />

berkembangnya kegiatan Posyandu,<br />

Pelayanan KB dan kelompok-kelompok<br />

Kegiatan BKB, BKR, BKL serta Nenek<br />

Asuh yang bertujuan untuk mewujudkan<br />

keluarga sehat sejahtera mulai dari<br />

tingkat <strong>Kabupaten</strong>, Kecamatan dan<br />

Desa/Kelurahan. Bahkan sampai di<br />

tingkat RT dan RW serta Dasa Wisma.<br />

“Dan hasil-hasil kegiatan<br />

kesatuan gerak PKK, KB dan Kesehatan<br />

di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini betul-betul dapat<br />

dirasakan manfaatnya oleh seluruh<br />

lapisan masyarakat utamanya mereka<br />

yang berasal dari keluarga miskin yang<br />

tinggal di Desa atau Kelurahan,” tutur<br />

Bupati. (Moza)<br />

Majalah PENATARAN<br />

27


Kecamatan Binangun, dengan salah satu<br />

peninggalannya menjadikan seni jaranan<br />

berkembang luas di wilayah ini. Sebelum<br />

meninggal, Mbah Kasio berwasiat. Agar<br />

kehidupan warga senantiasa tenteram,<br />

setiap bulan Selo pada malam Jum’at Legi<br />

agar Gong Kyai Dudho ini disiram dengan<br />

air kembang setaman yang berasal dari<br />

sembilan mata air berbeda. Kemudian<br />

setelah itu mengaraknya dengan diiringi<br />

oleh para perawan, perjaka, janda dan<br />

duda dengan berbusana Jawa lengkap.<br />

Kisah inilah yang menjadi latar<br />

belakang tradisi siraman Gong Kyai<br />

Dudho di Dusun Kedungjati, Desa<br />

Birowo, Kecamatan Binangun. Banyak<br />

warga yang percaya ritual ini akan<br />

membawa keberkahan bagi hidup mereka.<br />

Dan sama seperti prosesi pada siraman<br />

Gong Kyai Pradah, kembang setaman dan<br />

air untuk memandikan Gong Kyai Dudho<br />

juga menjadi rebutan banyak warga.<br />

Ngalap (mencari, red.) berkah dengan<br />

banyak sekali pengharapan, begitu<br />

kurang lebih alasan mereka.<br />

Eks Camat Binangun Dodot<br />

Darudono, SSTP, MAP. mengaku sangat<br />

terkejut ketika pertama kali melihat prosesi<br />

siraman Gong Kyai Dudho. Baginya,<br />

“Seperti sesuatu yang hilang telah<br />

muncul kembali.” Tentang gambaran<br />

kehidupan jaman dahulu yang begitu<br />

murni, tentang begitu beragamnya adat<br />

istiadat dan kebudayaan kita, tentang<br />

bagaimana hidup yang begitu damai<br />

dalam sebuah kebersamaan dan lain<br />

sebagainya.<br />

Kalau boleh membandingkan dengan<br />

acara siraman Gong Kyai Pradah, lanjut<br />

Dodot, prosesi siraman Gong Kyai Dudho<br />

tidak kalah menariknya. Jika bentuk<br />

besarnya adalah siraman Gong Kyai<br />

Pradah, maka bentuk kecilnya siraman<br />

Gong Kyai Dudho ini. “Rasanya sama,<br />

meskipun dalam format dan tempat yang<br />

berbeda,” ujar Dodot menggambarkan.<br />

Eks Camat Binangun ini sangat<br />

bangga kepada semua mantan warganya<br />

itu. Terutama kepada Paguyuban Gong<br />

Kyai Dudo (PGKD) yang meskipun dalam<br />

bingkai kesederhanaan dan segala<br />

keterbatasannya, tetap getol berupaya<br />

menjaga kelangsungan dan<br />

terpeliharanya hasanah budaya dan adat<br />

istiadat serta berperan aktif dalam<br />

melestarikan benda-benda peninggalan<br />

sejarah yang masih ada.<br />

Wujud dari Gong Kyai Dudho yang ditunggu sawab-nya<br />

Sementara ditemui di tempat berbeda,<br />

Wawan Aprillianto -Kepala Desa Rejoso,<br />

membenarkan apa yang disampaikan oleh<br />

mantan Camat-nya. Meski belum sampai<br />

pada bentuk yang sempurna, acara<br />

siraman Gong Kyai Dudho sudah cukup<br />

memikat. Nyatanya, kata Wawan<br />

Aprillianto, “Lebih dari seribu orang yang<br />

datang setiap kali acara siraman Gong<br />

Kyai Dudho digelar.” Belum lagi, diantara<br />

orang-orang yang datang itu salah<br />

satunya adalah orang nomor satu di<br />

<strong>Kabupaten</strong> ini. Tentulah kehadiran Bupati<br />

Herry Noegroho merupakan bentuk<br />

dukungan yang luar biasa khususnya<br />

bagi warga Desa Rejoso.<br />

Uniknya, kata Wawan, tidak seperti<br />

ditempat-tempat lain yang menggelar<br />

acara siraman. Siraman Gong Kyai Dudho<br />

ini dilangsungkan pada malam hari. Dan<br />

sejak H-7 sampai pada H+1 banyak sekali<br />

pedagang yang datang ke desanya.<br />

“Desa kami pun jadi ramai oleh pasar<br />

malam,” pungkas Pak Kades. Baik para<br />

pedagang maupun pengunjung, tutur<br />

Wawan, bukan hanya penduduk lokal.<br />

Melainkan mereka datang dari berbagai<br />

daerah di luar Kecamatan Binangun.<br />

Mbah Mukimin, juru kunci Gong<br />

Kyai Dudho memberikan tanggapan yang<br />

senada. Ritual siraman Gong Kyai Dudho<br />

ini sudah berlangsung sejak jaman kakek<br />

buyutnya dulu. Bedanya jika dulu<br />

bentuknya sederhana, sekarang menjadi<br />

lebih meriah. Ia dan seluruh warga disana<br />

hanya meneruskan dan nguri-nguri<br />

(melestarikan, red.) saja adat istiadat yang<br />

Tanah lapang dan panggung untuk siraman Gong Kyai Dudho<br />

sudah ada. “Adatnya sudah begitu, ya<br />

kita tidak berani ngowahi (merubah, red.)<br />

adat,” tegas Mbah Mukimin.<br />

Ya namanya pusaka, lanjut Juru<br />

kunci, kita ini kan mencari sawab (tuah,<br />

red.)-nya. Bagi mereka yang berebut<br />

kembang atau air bekas untuk mencuci<br />

gong, ya macam-macam maunya.<br />

Beberapa yang pernah saya tanya, kata<br />

Mbah Mukimin, “Rata-rata ingin sugih<br />

slamet sugih rezeki (Hidupnya selamat<br />

dan banyak rezeki, red.).”<br />

Bak gayung bersambut, acara<br />

siraman Gong Kyai Dudho yang semakin<br />

diminati dengan semua makna yang<br />

terkandung didalamnya pun mendapat<br />

dukungan dari banyak pihak. Diantaranya<br />

berupa bantuan dana dari pemerintah<br />

yang dipergunakan untuk membangun<br />

paseban dan panggung permanen.<br />

Kemudian desa juga telah menerima tanah<br />

wakaf seluas kurang lebih dua puluh are<br />

dari Mbah Mukimin yang khusus akan<br />

dipergunakan untuk tempat memandikan<br />

Gong Kyai Dudho. (moza)<br />

Majalah PENATARAN<br />

49


PELESIR<br />

Siraman Gong Kyai Dudho,<br />

Sesuatu Yang Hilang<br />

Telah Muncul Kembali<br />

Masyarakat luas dan terutama di <strong>Blitar</strong> Raya tentu sudah tak asing<br />

lagi dengan Gong Kyai Pradah yang sudah menjadi salah satu ikon<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Tetapi bagaimana dengan Gong Kyai Dudho?<br />

Nama yang disebut terakhir ini rasanya masih kalah terkenal jika<br />

dibandingkan dengan nama yang disebut di awal tadi. Ya, walaupun<br />

sebenarnya nilai sejarah dan tradisi yang mengiringi kedua benda<br />

yang dikeramatkan ini tak jauh beda.<br />

Kalau ditarik kebelakang,<br />

riwayat Gong Kyai Dudho ini<br />

cukup panjang dan berliku.<br />

Pada jaman dahulu kala Raja Bantar<br />

Angin yang bergelar Prabu Klono<br />

Sewandono sangat terkenal karena<br />

memiliki kekayaan yang berlimpah. Raja<br />

ini memiliki empat orang saudara, yaitu<br />

Lembu Amiluhur (Raja Jenggala), Lembu<br />

Mangarang (Raja Kediri), Lembu Amijoyo<br />

(Raja Doho) dan Lembu Amiseso (Raja<br />

Ngurawan – di wilayah Kab. Lumajang).<br />

Konon Raja Bantar Angin ini juga<br />

memiliki sebanyak 144 (seratus empat<br />

puluh empat) ekor kuda. Dimana yang 140<br />

(seratus empat puluh) ekor dirawat oleh<br />

tokoh yang sudah sangat terkenal yang<br />

bernama Pucang Ganong. Dan sisanya<br />

merupakan kuda tunggangan dari Lembu<br />

Amiluhur, Lembu Mangarang, Lembu<br />

Amijoyo dan Lembu Amiseso.<br />

48 Majalah PENATARAN<br />

Sedangkan Gong Kyai Dudho pada<br />

saat itu dipergunakan untuk mengiringi<br />

perjalanan keempat raja saudara Prabu<br />

Klono Sewandono ini jika hendak sowan<br />

(menghadap, red.) kepadanya. Setelah<br />

masa pemerintahan Kerajaan Bantar<br />

Angin, Jenggala, Kediri, Doho dan<br />

Ngurawan berakhir, kemudian Gong Kyai<br />

Dudho dibawa oleh penguasa baru pada<br />

waktu itu yakni Raja Singasari atau<br />

Tumapel. Pada periode berikutnya Gong<br />

Kyai Dudho ini dibawa oleh penguasa<br />

Kerajaan Majapahit, kemudian berpindah<br />

lagi ke Kerajaan Demak dan terakhir<br />

berada ditangan Walisanga sebagai<br />

penyiar agama Islam di tanah Jawa.<br />

Konon Agama Islam masih sangat<br />

sulit diterima oleh masyarakat Jawa pada<br />

masa itu. Dan salah satu upaya dari<br />

Walisanga dalam hal ini Sunan Kalijaga<br />

untuk melakukan pendekatan yaitu<br />

dengan menggunakan media seni. Gong<br />

Kyai Dudho pun digunakan untuk<br />

mengiringi seni jaranan yang mirip seni<br />

jaranan asli Kediri. Suatu saat Gong Kyai<br />

Dudho ini dipasrahkan oleh Sunan<br />

Kalijogo kepada santrinya yang bernama<br />

Subali dan Manani yang berasal dari<br />

Desa Birowo, Kecamatan Binangun.<br />

Namun karena kedua santri ini tidak<br />

bisa menggunakannya, Gong Kyai Dudho<br />

lalu diberikan kepada Mbah Kasio warga<br />

Desa Barisan di wilayah <strong>Kabupaten</strong><br />

Malang. Pada akhirnya Mbah Kasio ini di<br />

masa tuanya menetap dan meninggal di<br />

Dusun Kedungjati Desa Birowo<br />

Bupati saat menghadiri dan memberikan sambutan pada acara siraman Gong Kyai Dudho


antara pihak Kedaulatan Rakyat dengan<br />

pemerintah setempat maupun kepada<br />

masyarakat setempat.<br />

Hal inilah yang menjadi salah satu<br />

alasan tujuan Press Tour ini. Pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> bersama dengan<br />

wartawan se-<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> dapat<br />

mendapatkan ilmu dan pengalaman dari<br />

pengelola koran kebanggaan masyarakat<br />

Jogja dan sekitarnya tersebut.<br />

Harapannya, kesuksesan koran<br />

Kedaulatan Rakyat di Jogja ini dapat<br />

menjadi referensi media yang ada di <strong>Blitar</strong><br />

untuk lebih baik lagi. Hasil lain kunjungan<br />

ini, Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> akan<br />

lebih baik dalam menjalin kerjasama<br />

dengan insan media yang ada di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Di kantor Kedaulatan Rakyat, para<br />

peserta Press Tour berkesempatan untuk<br />

menimba ilmu dari redaktur koran<br />

Kedaulatan Rakyat, Otto Laminto yang<br />

menerima secara resmi rombongan Bagian<br />

Humas dan Protokol <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

bersama puluhan wartawan. Acara tanya<br />

jawab juga menjadi bagian moment<br />

penting yang tak dilewatkan para<br />

pemburu berita asal <strong>Blitar</strong> atas suksesnya<br />

koran Kedaulatan Rakyat yang didirikan<br />

alm. H. Samari dan alm. Madikin<br />

Wonodito.<br />

Dalam kesempatan itu, Joni Setiawan<br />

bersama staf Bagian Humas dan Protokol<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, dan puluhan wartawan<br />

dari berbagai media cetak, radio, dan<br />

televisi nasional yang bertugas di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, diajak untuk<br />

mengunjungi kantor koran Harian<br />

Kedaulatan Rakyat di Jogjakarta. Tak<br />

hanya melakukan tanya jawab dengan<br />

redaktur Harian Kedaulatan Rakyat, para<br />

peserta Press Tour juga diberikan<br />

kesempatan untuk meninjau langsung<br />

kinerja karyawan di percetakan koran<br />

Kedaulatan Rakyat. Mereka berkeliling di<br />

lokasi tempat untuk mencetak koran<br />

tersebut.<br />

Para peserta Press Tour diberikan<br />

kesempatan untuk meninjau dari dekat<br />

proses percetakan koran Kedaulatan<br />

Rakyat. Mesin baru serba otomatis<br />

menjadi perhatian peserta Press Tour.<br />

Selain itu, para peserta juga<br />

berkesempatan menyaksikan mesin cetak<br />

koran kuno yang serba manual yang kini<br />

sudah dimuseumkan.<br />

Selain mengunjungi kantor Koran<br />

Harian Kedaulatan Rakyat, para peserta<br />

Press Tour juga diberikan kesempatan<br />

untuk mengunjungi tempat-tempat wisata<br />

yang ada di Jawa Tengah dan Jogjakarta.<br />

Di antaranya, dengan mengunjungi<br />

kemegahan Candi Prambanan, Pantai<br />

Parangtritis, Kraton Jogjakarta, dan Jalan<br />

Malioboro, dan Makam mantan Presiden<br />

Soeharto di Astana Giri Bangun,<br />

Karanganyar. (hend)<br />

Majalah PENATARAN<br />

47


LIPUTAN KHUSUS<br />

Pererat Kerjasama dengan Press Tour<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> berupaya untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak demi<br />

kemajuan pembangunan daerah. Salah satunya dengan menjalin kerjasama dengan insan media<br />

yang ada di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Hubungan yang dinamis dengan insan media ini ditandai dengan<br />

menggelar kegiatan bersama yakni Press Tour 2013.<br />

Kegiatan Press Tour<br />

merupakan agenda rutin<br />

tahunan yang melibatkan<br />

insan media, utamanya para pemburu<br />

berita atau wartawan baik media cetak,<br />

elektronik, maupun televisi bersama-sama<br />

dengan Pemkab <strong>Blitar</strong> yang diwakili<br />

Bagian Humas dan Protokol <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>. Kegiatan ini dilaksanakan dengan<br />

menggelar tour ke luar daerah untuk<br />

melakukan kunjungan kerja kepada<br />

instansi swasta maupun pemerintah.<br />

Tahun ini, kegiatan Press Tour<br />

kembali digelar Bagian Humas dan<br />

Protokol <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Sabtu-Minggu<br />

(16-17 Maret 2013) bersama para<br />

wartawan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Kantor dan<br />

percetakan media Harian Kedaulatan<br />

Rakyat menjadi tujuan utama kegiatan<br />

Press Tour tahun 2013 ini. Tempat itu<br />

sengaja dipilih karena media tersebut<br />

berhasil berkembang dan sebagai media<br />

cetak yang sukses dalam menjalin<br />

46 Majalah PENATARAN<br />

kerjasama dengan pihak pemerintah<br />

setempat.<br />

Kepala Bagian Humas dan Protokol<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Joni Setiawan kepada<br />

Majalah Penataran mengungkapkan,<br />

kegiatan Press Tour merupakan kegiatan<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> bersama<br />

para wartawan di lingkup Pemkab <strong>Blitar</strong><br />

yang rutin digelar setiap tahun. “Kegiatan<br />

ini menjadi sarana untuk mempererat<br />

kerjasama antara Pemkab <strong>Blitar</strong> dengan<br />

insan media yang ada di <strong>Blitar</strong>,” katanya.<br />

Diakui Joni Setiawan, selain untuk<br />

meningkatkan kerjasama dengan<br />

wartawan, kegiatan ini dilakukan dalam<br />

rangka untuk mengetahui pola kemitraan<br />

media dengan pemerintah daerah<br />

setempat. “Kita sengaja memilih Harian<br />

Kedaulatan Rakyat di Jogja sebagai<br />

referensi Press Tour tahun ini. Karena<br />

kami menilai, koran harian tersebut<br />

berhasil menjalin kerjasama yang baik<br />

dengan pemerintah setempat dan<br />

sekitarnya,” katanya.<br />

Koran Kedaulatan Rakyat ini dinilai<br />

berhasil dalam mengembangkan<br />

kerjasama dengan berbagai pihak sejak<br />

berdiri tepatnya 40 hari pasca<br />

diproklamasikan kemerdekaan RI pada<br />

tahun 1945. Sejak saat itu hingga<br />

sekarang, koran ini masih tegap berdiri<br />

menyapa pembaca setianya di daerah<br />

Jogjakarta, Jawa Tengah dan sekitarnya.<br />

Keberhasilan untuk bertahan hidup ini,<br />

tentu tak lepas dari kerjasama yang baik<br />

(foto-foto: hendranova)


yang lebih sejahtera. Ini sesuai dengan<br />

visi pembangunan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

yakni, terwujudnya masyarakat<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> yang sejahtera, religius<br />

dan berkeadilan.<br />

Keberhasilan program KB di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> cukup meningkat.<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> mampu menekan angka<br />

kelahiran sebesar 26.000 bayi. Atau dalan<br />

satu hari angka kelahiran mampu ditekan<br />

hingga 72 bayi. Bahkan jika dihitung perjam,<br />

3 bayi tidak sempat lahir di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. “Saya mengingatkan,<br />

keberhasilan program KB ini jangan<br />

menjadikan kita lemah, namun ke depan<br />

tantangan yang lebih berat menanti yakni<br />

mempertahankan prestasi ini dan<br />

meningkatkannya demi kesejahteraan<br />

masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,” jelas Herry<br />

Noegroho.<br />

Herry Noegroho juga berharap, kerja<br />

sama yang baik antara pemerintah dengan<br />

stakeholder dan masyarakat terus<br />

ditingkatkan. Mutu pelayanan KB juga<br />

perlu untuk ditingkatkan, dengan<br />

melakukan pendekatan utamanya bagi<br />

keluarga miskin dan daerah yang sulit<br />

dijangkau. Kampanye “Ayo Ikut KB<br />

dengan Dua Anak Cukup” terus<br />

ditingkatkan dan terus disosialisasikan<br />

kepada masyarakat. Peran KB Pria juga<br />

perlu untuk ditingkatkan dengan<br />

memberikan sosialisasi kepada<br />

masyarakat “Punya anak adalah urusan<br />

keluarga, suami dan istri”. Dengan<br />

demikian, urusan keikutsertaan dalam ber-<br />

KB juga urusan suami dan istri.<br />

“Kepada SKPD yang tergabung<br />

dalam tim KKBS agar meningkatkan<br />

kerjasama utamanya dalam mewujudkan<br />

kegiatan momentum, seperti TNI<br />

Manunggal KB, Bulan Bhakti KB IBI,<br />

Kesatuan Gerak PKK-KB Kesehatan,<br />

Bulan Bhakti KB-DEPAG, Bulan Bhakti<br />

KB Bhayangkara, dan momentum<br />

Harganas,” imbuh Herry Noegroho.<br />

“Dalam kesempatan ini saya juga<br />

mengucapkan terima kasih dan<br />

penghargaan yang setinggi-tinginya<br />

kepada RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, RS.<br />

Aulia Sutojayan, dokter puskesmas,<br />

bidan desa, dan tenaga medis lainnya<br />

yang telah melaksanakan pelayanan<br />

kontrasepsi KB dan melaporkannya tepat<br />

waktu,” imbuh Herry Noegroho. Tak<br />

hanya itu, ucapan terima kasih juga<br />

disampaikannya kepada, kader dan<br />

seluruh pihak yang membantu suksesnya<br />

program KB di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Sementara itu, Kepala Badan PP dan<br />

KB <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, H. Wahid Rosidi,<br />

MM., mengatakan, Rakerda Program<br />

Pemberdayaan Perempuan,<br />

Kependudukan, dan KB ini digelar dalam<br />

upaya untuk mengevaluasi program<br />

kependudukan dan KB tahun 2012.<br />

“Rakerda ini juga untuk menyusun<br />

rencana operasional program<br />

kependudukan dan KB tahun 2013. Serta<br />

menyusun rencana kerja kegiatan<br />

operasional pemberdayaan perempuan<br />

dan perlindungan anak tahun 2013,”<br />

katanya.<br />

Rakerda Pemberdayaan Perempuan,<br />

Kependudukan, dan KB tahun ini<br />

mengambil tema “Dengan Komitmen<br />

Bersama Kita Percepat Pembangunan<br />

Kependudukan, Keluarga Berencana, dan<br />

Pemberdayaan Perempuan Menuju<br />

MDG’s 2015”. Kegiatan ini diikuti peserta<br />

di antaranya dari Anggota Komisi IV<br />

DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Tim Penggerak<br />

PKK, Dharma Wanita Persatuan, Unsur<br />

Organisasi Wanita, LSOM, pejabat<br />

struktural PPKB <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, dan tim<br />

KKBS kecamatan (camat, puskesmas,<br />

UPTB). Dalam kesempatan itu, juga<br />

dilakukan pelantikan pengurus Koalisi<br />

Kependudukan dan Pembangunan<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> periode 2013. (hend)<br />

Majalah PENATARAN<br />

45<br />

(foto-foto: dok. badan PP&KB)


LIPUTAN KHUSUS<br />

Menengok Rakerda PP dan KKB <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> 2013<br />

Tingkatkan Peran Masyarakat dalam Ber-KB<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan penduduknya. Langkah<br />

ini salah satunya dengan terus menggiatkan Program Keluarga Berencana (KB). Hal ini tercermin dalam<br />

Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pemberdayaan Perempuan, Kependudukan dan Keluarga<br />

Berencana <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Kegiatan tersebut digelar di Hotel Grand Mansion, Rabu (20/3) lalu.<br />

Bupati <strong>Blitar</strong>, H. Herry<br />

Noegroho, SE, MH., saat<br />

memberikan sambutan pada<br />

Pembukaan Rakerda Program<br />

Pemberdayaan Perempuan,<br />

Kependudukan dan Keluarga Berencana<br />

di Hotel Mansion, Jl. Melati, Kota <strong>Blitar</strong><br />

mengungkapkan, Pemerintah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> yang didukung Pemerintah Provinsi<br />

Jawa Timur dan Pemerintah Pusat telah<br />

memantabkan langkah untuk<br />

menyukseskan Program PP dan KB.<br />

“Dengan adanya dukungan dari<br />

Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan<br />

pemerintah pusat, kita lebih bersemangat<br />

dalam memantabkan langkah demi<br />

suksesnya Program Pemberdayan<br />

Perempuan, Kependudukan dan Keluarga<br />

Berencana di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,” katanya.<br />

Menurut Herry Noegroho,<br />

pembangunan di bidang kependudukan<br />

44 Majalah PENATARAN<br />

dan KB merupakan investasi jangka<br />

panjang yang hasilnya tidak seketika<br />

dapat dilihat. “Namun program KB sangat<br />

penting dan strategis dalam<br />

meningkatkan pembangunan SDM yang<br />

berkualitas,” jelasnya.<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> juga<br />

berupaya untuk meningkatkan<br />

pemberdayaan perempuan. Status dan<br />

kondisi perempuan harus ditingkatkan<br />

agar dapat tercapai kemajuan yang setara<br />

dengan laki-laki. “Perlindungan terhadap<br />

anak perempuan harus kita laksanakan<br />

untuk menekan dan menghapus angka<br />

tindak kekerasan terhadap anak<br />

perempuan yang akhir-akhir ini<br />

cenderung meningkat,” jelas Herry<br />

Noegroho.<br />

Lebih lanjut orang nomor satu di<br />

Pemkab <strong>Blitar</strong> ini menambahkan, program<br />

Pemberdayaan Perempuan,<br />

Kependudukan dan Keluarga Berencana<br />

di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> harus berhasil dan<br />

sukses. Ini demi mewujudkan masyarakat<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk maju, mandiri,<br />

sehat dan sejahtera.<br />

Diakui Herry Noegroho, keberhasilan<br />

Program tersebut tak lepas dari dukungan<br />

seluruh pihak. Di antaranya, TNI, POLRI,<br />

Tim Penggerak PKK, Dharma Wanita<br />

Persatuan, Organisasi Keagamaan, LSM/<br />

LSOM, Tokoh Agama, tokoh masyarakat,<br />

dan kader PKK di lapangan yakni,<br />

PPKBD, Sub PPKBD, KKBS RT dan Dasa<br />

Wisma.<br />

Program KB sebagai upaya<br />

pengendalian laju pertumbuhan<br />

penduduk dan peningkatan kualitas<br />

keluarga sangat penting dan strategis<br />

dalam upaya memperbaiki segala segi<br />

pembangunan. Serta dapat mempercepat<br />

terwujudnya masyarakat <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>


Wong Cilik, basis massa PDI P<br />

Muda Indonesia, Taruna Merah Putih,<br />

Baitul Muslimin, dan sebagainya. Modal<br />

utamanya, seluruh mesin partai bersinergi<br />

dengan kebijakan para kepala desa.<br />

Segala bentuk kebutuhan rakyat, bisa<br />

ditangani bersama-sama dengan kepala<br />

desa.<br />

Dapil-dapil Gemuk<br />

Kecintaan Marhaenis terhadap<br />

seluruh pengurus itu, dicerminkan<br />

dengan kebijakannya mengisi daftar baleg<br />

2014 dengan orang-orang partai sendiri.<br />

Daerah-daerah Pemilihan (Dapil) di<br />

seluruh <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, diprioritaskan<br />

untuk menaikkan orang-orang partai<br />

sendiri. Ia merasa lebih sreg, jikalau<br />

tokoh yang muncul dalam perjalanan<br />

partai di masa depan, adalah kader-kader<br />

PDI P tulen yang ideologinya tidak perlu<br />

diragukan lagi.<br />

“Memang banyak tokoh-tokoh dari<br />

eksternal luar partai yang ingin mendaftar<br />

melalui partai kami. Tapi kami<br />

memprioritaskan orang kami sendiri dulu,”<br />

imbuhnya. Marhaenis kemudian merinci<br />

sejumlah tokoh yang memiliki kapabilitas<br />

untuk maju. Tapi tokoh-tokoh seperti ini<br />

bukan pilihan utama, meskipun ia yakin<br />

mereka sanggup meraup banyak suara<br />

dalam Pemilu kelak.<br />

Peminat-peminat dari kalangan luar<br />

itu, bukan saja dari tokoh-tokoh yang<br />

Sinergi PDI P, pembangunan Infrastruktur hingga pedesaan<br />

baru muncul. Bahkan banyak tokoh dari<br />

partai lain, yang sangat antusias untuk<br />

maju lagi dalam Pileg 2014 mendatang<br />

dengan baju PDI P. Namun hal ini tidak<br />

serta-merta membuat Marhaenis langsung<br />

kepincut.<br />

Alasanya, Marhaenis tidak ingin<br />

memunculkan barisan sakit hati di<br />

kalangan kadernya sendiri. Mereka yang<br />

sudah lama bekerja membesarkan partai,<br />

mulai menapaki di tingkat anak ranting,<br />

kemudian hingga ke ranting, tujuannya<br />

adalah ke legislatif. Jikalau ketika tiba<br />

saatnya, kemudian diserobot tokoh dari<br />

Ibu dan anak, urusan Departemen Wanita.<br />

luar, situasi ini bisa memancing kesan<br />

negatif bagi kepemimpinan Marhaenis.<br />

Dengan kebijakan seperti itu, Dapil 1<br />

hingga Dapil 5 sudah terisi penuh untuk<br />

didaftarkan ke KPU <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

“Kami tidak kekurangan stock kader,<br />

tetapi justru peminatnya melonjak dari<br />

kuota yang sudah ditentukan,”<br />

imbuhnya. Dengan kondisi ini, PDI P<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> optimis, seluruh baleg<br />

itu akan bekerja keras untuk<br />

memenangkan partai ini dalam Pemilu<br />

2014 mendatang. (pur)<br />

Majalah PENATARAN<br />

43


KESIAPAN PARTAI SONGSONG PILEG 2014<br />

PDI Perjuangan<br />

Merubah Image<br />

Ketua DPC PDI P Kab <strong>Blitar</strong>, Marhaenis<br />

Pengurus DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P)<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> berjuang keras merebut simpati masyarakat <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>. Caranya adalah membuktikan sebagai partai yang dekat dengan<br />

rakyat dan memperjuangkan kepentingan rakyat.<br />

42 Majalah PENATARAN<br />

“Kami menghapus image adanya<br />

kesan bahwa partai kami adalah partai<br />

yang menakutkan,” kata Ketua DPC PDI<br />

Kab. <strong>Blitar</strong>, Marhaenis, ditemui di sela<br />

kesibukanya konsolidasi dengan bakalbakal<br />

calon legislative yang diusung<br />

PDIP dalam Pemilu Legislatif tahun 2014<br />

mendatang.<br />

Kesan galak itu memang tidak bisa<br />

dipungkiri, terutama semasa rezim Orde<br />

Baru berkuasa. Partai berlambang<br />

banteng itu, dalam sejarahnya dizalimi<br />

terus-menerus oleh Orba. Kasus paling<br />

nyata, Orba sangat ketakutan jikalau<br />

Megawati Sukarno Putri menjadi Ketua<br />

Umum PDI kala itu karena akan<br />

berdampak gelombang simpati ke partai<br />

tersebut, sehingga dikhawatirkan<br />

merugikan partai yang sedang berkuasa.<br />

Metodenya, Orba mengangkat boneka<br />

ketua semacam Suryadi, kemudian<br />

Fatimah Ahmad.<br />

“Hingga tahun 90-an kemarin,<br />

pemilih-pemilih di partai kami masih<br />

terbawa semangat perlawanan itu. Tapi<br />

sekarang kami sudah berubah. Kami<br />

bukan partai yang galak lagi, tetapi partai<br />

milik rakyat yang mementingkan bekerja<br />

untuk rakyat,” lanjut Henis. Ia<br />

menunjukkan sejumlah pekerjaan di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, dimana PDI P selalu<br />

memprioritaskan pemenuhan kebutuhan<br />

rakyat.<br />

PDI P <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> memang<br />

moncer. Ini berkat kebijakan Ketua Umum<br />

Megawati yang memberikan sebutan<br />

sebagai Cabang Pelopor di Jawa Timur,<br />

akibat perolehan suaranya yang bagus<br />

dalam Pileg 2009 lalu. Dari jatah 45 kursi<br />

yang diperebutkan untuk duduk di DPRD<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, PDI P mampu meraih 15<br />

kursi.<br />

“Kami menargetkan akan mendapat<br />

tambahan hingga 20 kursi,” lanjut Henis<br />

optimis. Strateginya adalah memperkuat<br />

sistem kerja mesin partai hingga ke<br />

tingkat ranting dan anak ranting. Isu yang<br />

diangkat dalam penggemblengan kader<br />

partai, adalah spirit berjuang pro-rakyat.<br />

Seluruh kader dilarang menjadi musuhmusuh<br />

rakyat.<br />

Strategi yang dilancarkan adalah<br />

menggerakkan seluruh komponen partai,<br />

mulai pengurus di seluruh tingkatkan<br />

seperti Departemen Wanita, hingga<br />

mengefektifkan underbouw antara lain<br />

seperti aktivis-aktivis GMNI, Banteng


pulang sekitar jam empat sore, tapi kalau<br />

pas ramai jam dua sudah pulang,”<br />

tuturnya.<br />

Dua puluh tahun lalu, lanjut dia,<br />

harga per bijinya lima puluh rupiah.<br />

Seiring kenaikan harga bahan baku,<br />

kemudian menjadi seratus rupiah, lalu<br />

seratus lima puluh rupiah, dua ratus<br />

rupiah, dua ratus lima puluh rupiah, seribu<br />

tiga, hingga sekarang menjadi lima ratus<br />

rupiah per bijinya. Meskipun berbagai<br />

jenis makanan saat ini bermunculan,<br />

Mbah Slamet Gandhos tetap bertahan<br />

dengan kue gandhos-nya. Menyesuaikan<br />

dengan raganya yang tak muda lagi,<br />

setiap hari, dia hanya menyiapkan adonan<br />

sebanyak dua setengah kilogram setiap<br />

hari. Modalnya lebih kurang empat puluh<br />

ribu rupiah.<br />

Satu kilogram adonan bisa jadi<br />

delapan puluh biji gandhos. Kalau laku<br />

semua, Mbah Slamet Gandhos bisa<br />

pulang membawa untung sekitar empat<br />

puluh ribu rupiah juga. “Kudu tlaten Mas,<br />

ora tegal ora sawah. Arep piye maneh?<br />

(Harus telaten Mas, tidak punya ladang,<br />

tidak punya sawah. Mau bagaimana lagi?<br />

red.),” begitu katanya.<br />

Untuk mempertahankan rasa maupun<br />

gurih gandhos-nya,<br />

Mbah Slamet Gandhos<br />

tidak pernah<br />

mencampur jeladren<br />

atau adonannya dengan<br />

pemanis buatan<br />

maupun bahan<br />

pengawet. ’’Makanan<br />

ini sangat disukai<br />

orang-orang usia tiga<br />

puluhan ke atas yang<br />

memiliki kisah masa<br />

kecil dengan gandhos.<br />

Tetapi anak-anak kecil<br />

jaman sekarang banyak<br />

juga yang suka.” Untuk<br />

memperkuat<br />

pendapatnya itu, Mbah Slamet punya<br />

cerita sendiri. Dulu ada seorang murid SD<br />

yang membeli kue gandhos padanya. Lalu<br />

beberapa hari yang lalu, anak SD yang<br />

kini sudah menjadi guru SD itu datang<br />

lagi bersama murid-muridnya. Guru SD itu<br />

berkata kepada murid-muridnya, “Ini jajan<br />

yang enak, gurih, murah dan dijamin<br />

bebas bahan pengawet,” cerita Mbah<br />

Slamet sambil tertawa.<br />

Mbah Slamet di masa mudanya<br />

Karena sudah tua, Mbah Slamet hanya bisa menghabiskan dua setengah kilo gram jeladren gandhos<br />

seorang tukang becak. Becaknya<br />

sekarang pun masih ada, namun sudah<br />

alih fungsi. Tidak lagi untuk mengangkut<br />

orang tetapi sudah di desain khusus<br />

untuk mengangkut rombong dan alat-alat<br />

memasak kue gandhos dari rumahnya ke<br />

Istana Gebang setiap pagi dan sore.<br />

Selebihnya becak itu hanya diparkir di<br />

Mbah Slamet Gandhos sudah berjualan di halaman Istana Gebang<br />

selama dua puluh tahun<br />

halaman Istana Gebang. Pagi hari ia<br />

mangkal di Istana Gebang, melayani para<br />

pengunjung Istana Gebang dan orang<br />

yang sedang jalan-jalan pagi. Kata Mbah<br />

Slamet, agar lebih ringan dan tidak<br />

tumpah di perjalanan, kalau jeladren di<br />

embernya sudah angok (berkurang, red.)<br />

baru ia memikul rombongnya lantas<br />

berjualan keliling. Tempat-tempat yang ia<br />

tuju biasanya di Bon Rojo, MI Perwanida,<br />

MTs Muhammadiyah dan kadang-kadang<br />

di aloon-aloon <strong>Blitar</strong>.<br />

Ada dua buah rombong kecil yang<br />

dipikul keliling oleh Mbah Slamet. Satu<br />

rombong untuk tempat kompor minyak<br />

tanah dan cetakan kue gandhos,<br />

sedangkan rombong yang satunya lagi<br />

untuk tempat adonan dan meletakkan<br />

kue-kue gandhos yang sudah matang.<br />

“Ya lumayan berat, totalnya kira-kira ada<br />

tiga puluh kilogram,” kata Mbah Slamet<br />

tentang bobot rombongnya.<br />

Mbah Slamet Gandhos memiliki<br />

empat anak laki-laki. Tetapi kata dia, tak<br />

satu pun dari anak-anaknya yang<br />

berminat meneruskan usahanya itu.<br />

Katanya, baik dua anaknya yang sudah<br />

menikah maupun dua anak yang lain yang<br />

masih bujang itu sama-sama tidak memiliki<br />

‘sabar’ yang ekstra. Dan mungkin karena<br />

hal itu pula yang membuat Mbah Slamet<br />

menjadi satu-satunya penjual kue<br />

gandhos di <strong>Blitar</strong> Raya.<br />

Gambarannya begini Mas, untuk<br />

dapat untung empat ribu rupiah dari<br />

sekali masak kue gandhos, harus<br />

menunggui kompor hampir setengah jam<br />

lamanya. Sudah begitu, yang namanya<br />

pembeli kan datang tidak bisa dijadwal.<br />

Kadang nganggur, sepi, lama tidak ada<br />

pembeli. Eh, sekalinya datang, barengbareng.<br />

Ya terang saja yang datang<br />

belakangan terus balik kanan karena tidak<br />

mau terlalu lama menunggu. Yah, lepaslah<br />

burung ditangan.<br />

Begitulah Mas kalau jadi wong cilik.<br />

Harus sabar, sabar dan sabarrrrrr…(moza)<br />

Majalah PENATARAN<br />

41


ONO DINO ONO UPO<br />

Dengan perlahan dan sabar ia<br />

mengaduk jeladren (adonan)<br />

gandhos dalam wadah ember<br />

yang terdiri dari tepung ketan, parutan<br />

kelapa, gula, air dan garam. Kemudian<br />

memasukkannya setakar demi setakar<br />

dengan telaten ke dalam loyang (cetakan<br />

kue pukis) diatas kompor minyak tanah<br />

yang terlihat sangat panas didepannya<br />

setelah diolesi dengan blue band terlebih<br />

dahulu agar kue gandhos tidak lengket<br />

dicetakan dan memperoleh rasa yang<br />

lebih nikmat.<br />

Tinggal menunggu matang, begitulah<br />

kira-kira yang ada dalam pikiran bapak tua<br />

ini setelah menyelesaikan aktifitasnya.<br />

Namun masih butuh waktu yang cukup<br />

lama untuk mengetahui hasilnya. Sebab,<br />

tidak kurang dari dua puluh lima menit<br />

untuk sekali memasak di loyang yang<br />

berisi dua puluh biji gandhos diatas<br />

kompor minyak tanah itu. Agar tak bosan<br />

menunggu masakannya matang, sesekali<br />

ia tampak berusaha mengajak ngobrol<br />

para pembeli sambil menikmati sebatang<br />

rokok dan matanya terus mengawasi<br />

gandhos-gandhosnya agar tidak gosong.<br />

Bapak tua ini namanya Slamet atau<br />

Mbah Slamet Gandhos, begitu dia lebih<br />

populer dikenal orang karena sudah<br />

sangat identiknya dengan kue jualannya<br />

itu. Memang dia sudah hampir dua puluh<br />

tahun berjualan gandos, yang konon kata<br />

dia dan beberapa sumber lain merupakan<br />

satu-satunya yang ada di <strong>Blitar</strong> Raya<br />

(<strong>Kabupaten</strong> dan Kota).<br />

40 Majalah PENATARAN<br />

Sabar ala Mbah Slamet Gandhos<br />

Hari masih pagi, jarum jam masih menunjuk di angka<br />

enam. Saat beberapa orang masih bisa bersantai dengan<br />

jalan-jalan pagi, bapak tua penjual jajan (kue) gandhos di<br />

halaman Istana Gebang Kota <strong>Blitar</strong> ini sudah sangat sibuk<br />

melayani para pembelinya.<br />

Gandhos salah satu jajanan<br />

tradisional yang didominasi rasa gurih. Di<br />

<strong>Blitar</strong> orang menyebutnya Gandhos, arek<br />

Surabaya menamakannya Rangin, di<br />

Jakarta istilahnya Kue Pancong, orang<br />

Bandung menyebutnya Bandros, orang<br />

Biar sederhana tetapi harus telaten untuk memasak gandhos<br />

Bojonegoro mengatakan Tratak Jaran dan<br />

orang Bali memberinya nama Daluman.<br />

Hanya beda cara menyebut dan<br />

bentuknya saja, tetapi bahan dan rasanya<br />

kurang lebih sama saja.<br />

Harganya pun tak mahal, sangat<br />

terjangkau. Mbah Slamet Gandhos<br />

mengiklankan jajan tradisional itu di<br />

rombongnya dengan gayanya sendiri.<br />

1.000 : 2, yang berarti seribu rupiah dapat<br />

dua biji kue gandhos. Mbah Slamet<br />

Gandhos yang mengaku lahir pada Tahun<br />

1950 ini tidak tahu pasti kapan jajan<br />

gandhos ini sudah mulai dinikmati orang.<br />

Ya barangkali saja gandhos ini sudah<br />

lebih tua dari wajahnya yang hampir<br />

seluruhnya telah dikuasai kerut penuaan.<br />

Mungkin juga jauh lebih tua dari kedua<br />

tangannya yang tetap tegar setiap kali<br />

mengaduk adonan gandhos.<br />

Namun ada satu hal yang bisa Mbah<br />

Slamet Gandhos ceritakan. Konon, kata<br />

orang, “Kue Gandhos adalah jajan<br />

kesukaan Bung Karno.” ’’Setiap hari saya<br />

berangkat habis Shalat Subuh dari rumah<br />

saya di Dusun Jurang Bango, Desa<br />

Banggle, Kecamatan Kanigoro. Dan


menambah jalan rabat atau menambal<br />

jalan yang berlubang.<br />

Secara teknis baik Suhadi maupun<br />

warganya tidak bisa menjelaskan secara<br />

pasti dan rinci penyebab kerusakan jalan<br />

desa itu. Satu hal yang bisa disampaikan<br />

oleh Kasun ini, “Setiap hari jalan di<br />

desanya itu dilalui oleh truk-truk yang<br />

bermuatan berat.” Truk-truk yang<br />

bermuatan berat itu biasanya mengangkut<br />

batu bintang untuk dikirim keluar wilayah.<br />

Sisanya ada yang oleh warga digunakan<br />

untuk mengangkut kayu gelondong atau<br />

hasil bumi yang kebanyakan berupa<br />

jagung ketika musim panen tiba.<br />

Disampaikan juga oleh Kasun<br />

Suhadi, di Sumbersih sedikitnya terdapat<br />

dua ribu KK (Kepala Keluarga). Yang<br />

mana sembilan puluh persen dari warga<br />

itu bermata pencaharian sebagai petani<br />

dengan tujuh puluh lima persen diantara<br />

para petani itu saat ini tengah kepencut<br />

(tertarik) menanam tebu. Panen perdana<br />

tanaman tebu disana baru akan dilakukan<br />

sekitar bulan Mei mendatang. Yang<br />

berarti mulai bulan Mei akan semakin<br />

banyak kendaraan bermuatan berat yang<br />

akan melalui jalan Desa Sumbersih.<br />

Dengan begitu, “Kalau tidak segera<br />

diperbaiki jalan desa kami pasti akan<br />

hancur total,” pungkas Suhadi.<br />

Jalan desa ini merupakan satusatunya<br />

akses yang ada alias tidak ada<br />

jalur alternatif baik untuk aktifitas bisnis<br />

maupun non profit ke dan dari Desa<br />

Sumbersih. Kalaupun ada jalan tembus ke<br />

Melintas di desa ini boleh saja lewat jalur kanan<br />

Kamituwo Adi menunjukkan jalan desanya yang rusak parah<br />

wilayah lain, kondisinya masih berupa<br />

jalan makadam yang tingkat kesulitannya<br />

bisa jadi lebih tinggi lagi. Maklumlah,<br />

desa ini berada di wilayah <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> paling ujung yang hanya perlu<br />

menempuh jarak kurang dari lima kilo<br />

meter saja dari pusat desa menuju bibir<br />

pantai.<br />

Terdapat empat dusun di Desa<br />

Sumbersih, yaitu Dusun Sumberpucung,<br />

Dusun Krajan, Dusun Peh Pulo dan<br />

Dusun Sumberagung. Di empat dusun ini<br />

kondisinya sama, akses jalan desa yang<br />

ada sudah rusak semua. Bahkan saking<br />

jengkelnya, kata Kamituwo Adi, warga<br />

pernah sampai hendak menanami ruas<br />

jalan desa itu dengan pohon pisang.<br />

Tetapi untungnya aksi protes itu bisa<br />

dicegah oleh perangkat desa.<br />

Perbaikan jalan rasanya memang<br />

sudah waktunya untuk dilakukan. Sebab<br />

jalan desa itu dibangun sejak awal Tahun<br />

1996 kemudian pada Tahun 2003 baru ada<br />

perbaikan, itupun hanya sebagian. “Tidak<br />

semuanya,” kata Adi. Keluhan warga<br />

pada kondisi jalan yang miris ini<br />

sebenarnya bukan hanya melulu pada<br />

soal kenyamanan berkendaraan dan<br />

merupakan satu-satunya tumpuan untuk<br />

kegiatan ekonomi masyarakat.<br />

Namun lebih dari itu, tidak<br />

tersedianya akses jalan yang memadahi<br />

juga disinyalir mengurangi minat orang<br />

untuk datang ke desa ini. Pantas saja<br />

warga Desa Sumbersih berharap desanya<br />

banyak dikunjungi orang. Sebab, di<br />

Dusun Peh Pulo –wilayah yang paling<br />

dekat dengan pantai, terdapat sebuah<br />

pantai nan sangat elok menawan.<br />

Pantai indah yang oleh warga<br />

setempat disebut dengan Pantai Weden<br />

Ombo atau dikenal juga dengan sebutan<br />

Pantai Pasir Putih. Sayang sekali jika<br />

potensi wisata Pantai Weden Ombo ini<br />

tenggelam karena sulitnya medan yang<br />

harus ditempuh. Sementara harapan<br />

warga, keberadaan Pantai Peh Pulo ini<br />

mampu mengundang wisatawan datang<br />

ke desanya sehingga bisa mengangkat<br />

kondisi ekonominya agar lebih baik lagi.<br />

(moza)<br />

Majalah PENATARAN<br />

39


SAMBAT DESO<br />

Di Desa Sumbersih,<br />

Warga Harus ‘Rebutan’ Jalan<br />

Kondisi jalan di Desa Sumbersih Kecamatan Panggungrejo cukup memperihatinkan. Ruas jalan desa sepanjang<br />

kurang lebih lima kilo meter diwilayah itu hampir semuanya rusak parah. Ada yang berlubang dan digenangi<br />

air hujan, kemudian banyak ruas yang aspalnya mengelupas atau di beberapa tempat bahu jalannya hilang<br />

karena erosi, dan lain-lain.<br />

Kepala Desa Sumbersih,<br />

melalui Suhadi Kepala Dusun<br />

Sumberagung<br />

menyampaikan, sangat tidak nyaman<br />

berkendara di desa ini. Sudah jalannya<br />

berliku, banyak turunan dan tanjakan<br />

yang curam, eh masih ditambah keadaan<br />

jalan yang kacau begitu. Belum lagi kalau<br />

pas turun hujan. Air hujan bercampur<br />

lumpur yang mengalir ke ruas jalan<br />

membuat jalanan sangat licin.<br />

“Warga saya menangis Mas,” keluh<br />

Kasun Sumberagung. Kata Suhadi, aturan<br />

berkendara yang harus berada di jalur<br />

sebelah kiri ‘kadang-kadang’ boleh<br />

diabaikan disini, ya asalkan tetap<br />

mengutamakan keselamatan bersama. Apa<br />

pasal? Silahkan cari ruas jalan yang masih<br />

utuh agar bisa selamat sampai tujuan.<br />

Kalau masing-masing bersikukuh berada<br />

di jalur sebelah kiri, sepertinya sangat<br />

sulit. Banyak lubang atau genangan air<br />

sehingga membahayakan para pengguna<br />

jalan.<br />

38 Majalah PENATARAN<br />

Langkah paling aman yaitu<br />

bergantian melintas di jalur yang masih<br />

utuh, itupun harus ekstra hati-hati. Sebab,<br />

tak jarang cara alternatif ini<br />

mengakibatkan para pengguna jalan<br />

kemudian bersalaman (baca: bertabrakan,<br />

red.) karena rebutan ruas jalan yang<br />

masih utuh itu. Kondisi yang seperti ini<br />

sebenarnya sudah berlangsung cukup<br />

lama, sayangnya belum ada tindakan riil<br />

sampai sekarang. Warga pun sebenarnya<br />

juga sudah mengajukan proposal untuk<br />

dilakukan perbaikan jalan desa. Namun<br />

baru dijanjikan akan diperbaiki pada<br />

Tahun 2013 ini, tepatnya kapan? Suhadi<br />

Kepala Dusun Sumberagung tidak bisa<br />

memberikan jawaban.<br />

Masyarakat disini, tutur Suhadi,<br />

sudah berpikiran cukup maju dengan<br />

kondisi ekonomi yang cukup baik pula.<br />

Tak heran bila semua merk sepeda motor<br />

keluaran terbaru sampai mobil-mobil<br />

teranyar banyak berseliweran di jalanan<br />

desa ini. Meskipun begitu, nuansa<br />

kehidupan bermasyarakat di desa ini<br />

masih penuh dengan semangat kegotongroyongan,<br />

menjunjung tinggi nilai-nilai<br />

kebersamaan, tepo seliro, dan lain-lain.<br />

Misalnya saja, bila salah satu warga<br />

sedang punya gawe, melalui Ketua RWnya<br />

warga yang lain kemudian urunan<br />

memberikan bantuan yang bisa berupa<br />

kayu bakar atau bantuan-bantuan yang<br />

lain.<br />

Dari gambaran tersebut, kata Suhadi,<br />

“Sebenarnya warga Desa Sumbersih juga<br />

tak kurang-kurang dalam usahanya<br />

merawat jalan desa.” Diantaranya, warga<br />

sudah rutin melakukan kerja bhakti<br />

merawat saluran air disisi ruas jalan setiap<br />

kali memasuki musim penghujan.<br />

Kemudian khususnya bagi warga di<br />

Dusun Sumberagung, setiap bulan,<br />

melalui Kasun-nya juga telah urunan<br />

sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu) rupiah per<br />

KK untuk dana perawatan jalan desa.<br />

Bentuk penggunaannya bisa bermacammacam,<br />

bisa untuk membuat atau


Kalau sudah begitu kenapa ndak sekalian<br />

diatur saja? Ya tentu saja agar semua<br />

pihak bisa merasa tidak rugi atau bahkan<br />

merasa diuntungkan dengan adanya<br />

regulasi itu.<br />

Menurut Suwito, “Pemerintah harus<br />

turun tangan membantu masyarakat<br />

bagaimana supaya daerah yang<br />

ditambang itu kembali ke fungsi awalnya.<br />

Taruhlah misalnya saja yang semula<br />

berupa lahan sawah, agar bisa kembali<br />

menjadi areal persawahan.”<br />

Untuk menuju kesana<br />

(mengembalikan lahan ke fungsi<br />

awalnya), perlu adanya pembicaraan<br />

lintas sektoral yang dilibatkan khususnya<br />

Dinas Pertanian, Dinas PU Bina Marga<br />

dan Pengairan serta Dinas PU Cipta<br />

Karya. Masing-masing sesuai dengan<br />

tugasnya. Dinas Pertanian yang membuat<br />

spek-nya, Dinas PU Bina Marga dan<br />

Pengairan membuat irigasinya dan PU<br />

Cipta karya menyediakan sarana<br />

prasarana dari dan ke lahan<br />

penambangan.<br />

Pemerintah dalam hal ini, tutur<br />

Suwito, “Jangan setengah-setengah<br />

mengerjakan pertambangan. Pemerintah<br />

harus berani menyusun kawasan<br />

pertambangan.” Seandainya tanah<br />

pemajekan itu akan dikembalikan menjadi<br />

lahan pertanian, proses awalnya yaitu<br />

dengan menentukan spek atau melakukan<br />

pengukuran kedalaman penambangan<br />

sehingga dari situ akan ketemu berapa<br />

angka deposit (kandungan pasir dan batu<br />

bangunan)-nya yang sekaligus untuk<br />

mengatur supaya saluran irigasi bisa<br />

mengalir di lahan itu.<br />

“Dengan demikian, sesuai spek yang<br />

dibuat itu pula pemerintah akan mudah<br />

dalam mengontrolnya,” kata Ketua<br />

Komisi III DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini.<br />

Hasil dari penyusunan kawasan<br />

pertambangan ini kemudian dilelangkan.<br />

Hasil lelang itu selanjutnya selain untuk<br />

biaya kompensasi bagi si pemilik lahan,<br />

sebagian bisa untuk biaya pembangunan<br />

irigasi dan sebagian yang lain lagi untuk<br />

pembenahan/pembangunan sarana/<br />

prasarana (jalan atau jembatan) yang<br />

dibutuhkan. Dengan begitu, pungkas<br />

Suwito, pasca proses penambangan<br />

sawah ini bisa langsung berfungsi<br />

sebagai mana mestinya.<br />

Harapan saya ada regulasi semacam<br />

itu bagi tanah yang merupakan lahan<br />

pemajekan. Mungkin ide ini lemah<br />

ditingkat wacana, “Tetapi tidak mengatur<br />

yang seperti itu kan juga salah.” Dan<br />

saya kira masyarakat akan suka<br />

pemerintah turun tangan (mengeluarkan<br />

Perda, red.), “Nyatanya pasir sangat laku<br />

di pasaran.”<br />

Sekarang ini, lanjut Suwito, “Perbup<br />

saja kan belum ada.” Maka sekarang ini<br />

sudah masuk Banleg atau Badan Legislasi<br />

dan nanti setelah digulirkan menjadi<br />

Ranperda akan diperjuangkan agar<br />

supaya bisa menjadi Perda.<br />

Namun yang perlu diingat disini,<br />

tegas Suwito, “Dalam hal ini kita<br />

bukannya berniat untuk membuat<br />

sawah.” Tetapi lebih tepatnya mengatur<br />

pertambangan yang saat ini sudah ada<br />

dan kalau muncul sawah itu adalah nilai<br />

tambah. “Jadi point-nya disini adalah nilai<br />

tambah.”<br />

Output berupa sawah tentunya lebih<br />

baik daripada pemandangan yang pating<br />

cluek (lahan dengan banyak lubang<br />

bekas proses penambangan) di sana sini<br />

dan akan menjadi kolam kalau musim<br />

hujan datang. Ya mau ndak mau kalau<br />

sudah begitu tetangga kanan kiri pemilik<br />

lahan pasti mikir juga tho? Tanya Suwito<br />

retorik.<br />

“Saya yakin kalau diatur pemerintah<br />

akan lebih bagus hasilnya.” Selain itu,<br />

tambah Suwito, bagi Pemerintah sendiri<br />

terhadap fungsi pelayanan dan<br />

pemberdayaan pembangunan akan bisa<br />

berjalan di satu lokasi. (moza)<br />

Majalah PENATARAN<br />

37


SUARA WAKIL RAKYAT<br />

Memberi Nilai Tambah Penambangan<br />

di Lahan Pemajekan<br />

Berbagai sumber informasi<br />

menyebutkan, dalam sehari tidak<br />

kurang dari 500 (lima ratus) rit<br />

atau truk pasir diangkut keluar<br />

dari lokasi penambangan pasir<br />

yang ada di Desa Sumberasri,<br />

Kecamatan Nglegok. Itu baru dari<br />

satu lokasi tambang pasir yang ada<br />

di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Sedangkan di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

bagaian utara ini setidaknya<br />

terdapat 5 (lima) lokasi<br />

tambang pasir yang berjajar mulai dari<br />

wilayah bagian barat sampai timur. Mulai<br />

dari lokasi-lokasi tambang pasir yang<br />

berada di wilayah Kecamatan Wonodadi,<br />

Kecamatan Udanawu, Kecamatan<br />

Ponggok, Kecamatan Nglegok dan<br />

Kecamatan Gandusari.<br />

Dari situ bisa kita bayangkan betapa<br />

besarnya pasar pasir saat ini berikut<br />

potensi sumber daya alam yang ada di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini yang berupa<br />

Tambang Galian C khususnya pasir dan<br />

batu bangunan itu sangat berlimpah.<br />

Dan terkait dengan hal itu, Suwito<br />

Saren Satoto, SH – Ketua Komisi III<br />

DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> angkat bicara. Ia<br />

menyampaikan, bahwa pihaknya saat ini<br />

sedang menunggu hasil kajian akademis<br />

dan usulan Ranperda dari Eksekutif<br />

tentang Regulasi atau Perda terkait<br />

tentang penataan Tambang Galian C<br />

khususnya pasir dan batu bangunan<br />

yang berada di wilayah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

bagian utara.<br />

Seperti yang telah disebutkan diatas,<br />

di wilayah Kecamatan Wonodadi,<br />

Kecamatan Udanawu, Kecamatan<br />

Ponggok, Kecamatan Nglegok dan<br />

Kecamatan Gandusari disana banyak<br />

sekali terdapat tambang-tambang pasir<br />

dan batu bangunan. Nah, prinsipnya<br />

36 Majalah PENATARAN<br />

disini, kata Suwito, “Pengelolaan sumbersumber<br />

material itu perlu diatur.”<br />

Sumber atau tempat penambangan di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> ini secara umum bisa<br />

dibedakan menjadi dua kelompok. Tempat<br />

penambangan kelompok pertama yaitu<br />

yang berada di sepanjang aliran Sungai<br />

Brantas dan atau Kali Lahar Gunung<br />

Kelud yang aturan pengelolaannya<br />

Suwito Saren Satoto, SH<br />

mengacu pada Perda Provinsi. Sedangkan<br />

sumber penambangan yang kedua yakni<br />

lokasi tambang yang berada di tanah<br />

pemajekan atau tanah milik pribadi.<br />

Siapa sih yang bisa melarang<br />

penambangan di tanah pemajekan, wong<br />

itu merupakan lahan hak milik? Padahal,<br />

kita semua tahu penambangan di lahan<br />

pribadi itu sebagian besar menggunakan<br />

alat-alat berat sekelas eskavator. Namun<br />

sayangnya selama ini sebagian besar dari<br />

proses penambangan itu masih<br />

menyisakan masalah. Setelah selesai<br />

proses penambangan banyak diantara<br />

lahan-lahan itu yang dibiarkan<br />

terbengkelai begitu saja atau tidak segera<br />

atau bahkan tidak ada proses reklamasi.<br />

Ya walaupun di si pemilik lahan diam<br />

saja karena merasa sudah mendapatkan<br />

untung, tetapi bagaimana dengan warga<br />

disekitarnya? Di banyak tempat banyak<br />

sekali bisa kita jumpai lubang-lubang<br />

bekas penambangan pasir yang tidak<br />

diurus serta terbengkelai yang entah<br />

belum atau lebih tepatnya tidak ada<br />

proses reklamasi.<br />

Dan kenyataannya sekarang ini<br />

pemerintah mau menegur saja susah.


pelajar untuk memperkokoh ketahanan<br />

nasional.<br />

Dengan diselenggarakannya lomba<br />

O2SN dan FLS2N ini akan tercipta<br />

suasana kompetisi yang sehat dan sportif<br />

antar siswa, antar sekolah, antar<br />

kabupaten/kota dan antar propinsi di<br />

bidang olahraga dan seni. Juga<br />

mewujudkan mutu Pendidikan Jasmani<br />

dan Kesehatan yaitu siswa yang memiliki<br />

pemahaman dan wawasan pengetahuan<br />

keolahragaan serta terwujudnya siswa<br />

yang sehat jasmani dan rohani. Serta<br />

terwujudnya rasa persatuan dan kesatuan<br />

bangsa untuk memperkokoh ketahanan<br />

nasional.<br />

Di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, beberapa<br />

cabang olahraga yang dikembangkan di<br />

sekolah, sesuai dengan kondisi sekolah<br />

masing-masing. Ada beberapa sekolah<br />

telah memiliki klub-klub olahraga, baik<br />

olahraga perorangan maupun beregu.<br />

Klub yang telah terbentuk itulah para<br />

siswa dapat mengembangkan bakatnya<br />

secara intensif sehingga diperoleh<br />

prestasi olahraga secara optimal.<br />

Untuk memberikan motivasi dan<br />

menyalurkan bakat dan minat siswa<br />

terhadap keolahragaan di sekolah,<br />

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah<br />

Atas telah memprogramkan kompetisi<br />

beberapa cabang olahraga. Pada tahun<br />

2006 kompetisi olahraga pelajar tersebut<br />

diberi nama Pekan Olahraga Pelajar SMA<br />

(POPSMA). Dan sejak tahun 2008 hingga<br />

sekarang kegiatan ini dinamakan<br />

Olimpiade Olahraga Siswa Nasional<br />

(O2SN). Kegiatan ini dilaksanakan secara<br />

berjenjang mulai tingkat sekolah,<br />

kabupaten, propinsi dan nasional. Juara<br />

pertama O2SN tingkat nasional<br />

mempunyai kesempatan untuk mengikuti<br />

kompetisi olahraga di tingkat internasional.<br />

“Kami berharap, dari <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> akan muncul atlet berprestasi yang<br />

nantinya akan mengha-rumkan<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> di ajang provinsi hingga<br />

internasional,” jelas Romelan.<br />

Untuk lebih menyemangati para<br />

siswa yang bertarung dalam O2SN dan<br />

FLSN <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, SD hingga SMA,<br />

Romelan berjanji akan memberikan<br />

penghargaan kepada siswa berprestasi di<br />

antaranya bebas memilih sekolah favorit<br />

negeri dan bebas biaya sekolah. “Siswa<br />

yang berprestasi kami berikan penghargaan.<br />

Di antaranya bebas biaya sekolah,”<br />

tegasnya.<br />

Sementara itu, Kasi Kesiswaan Dinas<br />

Pendidikan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Sugito. SPd.<br />

mengungkapkan, O2SN dan FLS2N SMP<br />

dan SMA sudah digelar sejak<br />

pertengahan Maret lalu. “Untuk O2SN<br />

dan FLSN tingkat SMP dan SMA sudah<br />

digelar sejak pertengahan Maret lalu,”<br />

katanya. Ditambahkan, cabang olahraga<br />

dan seni yang dilombakan antara siswa<br />

SMP dan SMA berbeda.<br />

Dijelaskan Sugito, cabang yang<br />

dipertandingkan O2SN SMP adalah,<br />

atletik, renang, bola voli, bulu tangkis,<br />

karate, pencak silat, catur, tenis lapangan,<br />

bola basket, dan tenis meja. O2SN tingkat<br />

SMA meliputi, atletik, pencak silat, karate,<br />

tenis meja, dan bulutangkis. “Cabor yang<br />

dilombakan di tingkat SMP lebih banyak<br />

dibandingkan di tingkat SMA,” katanya.<br />

Sementara itu untuk FLS2N dilombakan<br />

seni membaca Al Qur’an dan Hifzh Al<br />

Qur’an, seni tari, cipta lagu, cipta puisi,<br />

cipta cerpen, story telling, vocal grup,<br />

desain motif batik, melukis, dan festival<br />

musik tradisional. Sementara untuk lomba<br />

OSN SMP meliputi, IPS, Biologi, Fisika,<br />

dan Matematika. Untuk OSN tingkat SMA<br />

meliputi, Matematika, Fisika, Kimia,<br />

Biologi, Komputer, Astronomi, Ekonomi,<br />

Kebumian, dan Geografi.<br />

Menurut Sugito, masih ada beberapa<br />

cabor dalam O2SN yang tidak dilakukan<br />

berkesinambungan. Ia mencontohkan<br />

cabor tenis meja dalam O2SN tingkat SD<br />

digelar, kemudian di jenjang selanjutnya<br />

yakni SMP tidak digelar. Anehnya di<br />

tingkat SMA kembali digelar. “Mestinya<br />

tenis meja secara bekesinambungan<br />

digelar. Ini dapat memutus rantai prestasi<br />

siswa,” jelasnya. Ia berharap, cabor yang<br />

dilombakan dilaksanakan secara<br />

bersambung tanpa ada jeda. (hend)<br />

Majalah PENATARAN<br />

35<br />

(foto-foto: dok. Dsporbudpar <strong>Blitar</strong>)


LENSA SPORT<br />

Menggali Prestasi Anak Negeri<br />

Terus raih prestasi setinggi-tingginya. Ini salah satu harapan seluruh pihak, baik Pemerintah<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, guru, wali murid dan siswa dalam memanfaatkan waktu belajar di bangku<br />

sekolah. Artinya, siswa diberikan kebebasan yang seluas-luasnya untuk meraih prestasi di berbagai<br />

bidang mata pelajaran, olahraga, dan kesenian.<br />

Tak terkecuali program<br />

Olimpiade Sains Nasional<br />

(OSN), Olimpiade Olahraga<br />

Siswa Nasional (O2SN) dan Festival<br />

Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) yang<br />

digelar Dinas Pendidikan <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>. Program ini merupakan agenda<br />

rutin yang digelar setiap tahun. Salah<br />

satu tujuannya, melatih siswa didik untuk<br />

kreatif, berinovasi dan mengembangkan<br />

bakat yang dimilikinya. Tak hanya siswa<br />

yang merasa bangga ketika siswa<br />

mendapatkan prestasi, namun juga guru,<br />

sekolah dan orang tua pun akan<br />

mendapatkan kebanggaan.<br />

Kepala Dinas Pendidikan <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>, Drs. Romelan, MPd. saat<br />

34 Majalah PENATARAN<br />

dikonfirmasi Majalah Penataran<br />

mengatakan, pihaknya akan memanfaatkan<br />

momentum kegiatan rutin O2SN dan<br />

FLSN untuk mencari bibit berprestasi di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. “Ajang ini sebagai<br />

salah satu langkah untuk mencari siswa<br />

didik yang berprestasi. Baik di bidang<br />

olahraga maupun di bidang seni,”<br />

katanya.<br />

Menurut Romelan, tujuan penyelenggaraan<br />

lomba-lomba ini adalah untuk<br />

membina generasi muda agar menjadi<br />

manusia yang sehat jasmani dan rohani,<br />

serta mampu berkompetisi secara sehat,<br />

fair dan sportif. Siswa juga dapat<br />

mengembangkan bakatnya di bidang seni.<br />

Tak hanya itu, lomba-lomba ini juga untuk<br />

mengukur kemampuan atlet pelajar SD<br />

hingga SMA sehingga bisa dijadikan<br />

salah satu indikator keberhasilan pembinaan<br />

olahraga maupun seni pelajar di<br />

sekolah.<br />

Kegiatan ini juga dapat memberikan<br />

pengalaman secara nasional melalui<br />

persaingan dengan atlet pelajar masingmasing<br />

kecamatan untuk tingkat<br />

kabupaten, masing-masing kabupaten di<br />

tingkat provinsi, dan masing-masing<br />

provinsi di tingkat nasional. Persaingan<br />

yang ketat dengan berbagai tipe karakter,<br />

dan tingkat keterampilan yang berbedabeda<br />

pula. Yang paling penting adalah<br />

mempererat persahabatan, membina<br />

persatuan dan kesatuan bangsa sesama


penjuru tanah air. Sampai akhirnya ia bisa<br />

masuk tiga besar bersama dua orang<br />

peserta lainnya yang merupakan utusan<br />

dari Pulau Bali dan Ternate. Kemudian<br />

diundang untuk mempresentasikan karya<br />

tulisnya itu pada acara Temu Nasional<br />

pada tanggal 5 – 6 Desember 2012 di<br />

Jakarta.<br />

“Nggak nyangka,” demikian ia<br />

mengawali ceritanya. Sebab, karya tulis<br />

yang ia kirimkan itu hanya dibuatnya<br />

dalam waktu tiga puluh menit. “Lha<br />

gimana, wong saya baru tahu<br />

pengumuman itu pada hari terakhir<br />

beberapa saat sebelum batas akhir tulisan<br />

harus dikirim ke Jakarta,” lanjut Sri.<br />

Namun dia sangat yakin pada apa yang<br />

ditulisnya walaupun tanpa harus<br />

membuat konsepnya terlebih dahulu.<br />

Tangannya mengalir lancar memetik<br />

papan keyboard karena bahan tulisan<br />

yang ia miliki sangatlah unik, langka serta<br />

sedikit banyak ia juga ikut terlibat dan<br />

menyaksikan secara langsung di<br />

lapangan atas materi karya tulisnya itu.<br />

Presentasinya di Jakarta pun berjalan<br />

sangat lancar.<br />

Hebatnya, dari Jakarta Sri Sulasri<br />

bukan hanya memperoleh penghargaan<br />

atas karya tulisnya itu saja. Ia yang ke<br />

Jakarta diantar oleh Bupati Herry<br />

Noegroho dan Ketua TP3 sekaligus juga<br />

memperoleh penghargaan sebagai<br />

inovator terbaik. Dan karyanya bersama<br />

tiga puluh judul tulisan yang lain pun<br />

dibukukan dalam Buku Inovasiku Untuk<br />

Negeri terbitan PSF (PNPM - Support<br />

Facility).<br />

Sri Sulasri istri dari Adi Sucipto ini di<br />

desa dikenal sebagai pekerja keras.<br />

Orang menyebutnya ora nduwe<br />

kesel alias nggak ada capeknya. Selain<br />

sebagai ibu rumah tangga dengan dua<br />

putra Hengki (12) dan Tegar (5,5), dia<br />

tercatat sebagai karyawan pada bagian<br />

administrasi sebuah KSU di Desa<br />

Panggungrejo. Selain itu pada saat-saat<br />

tertentu ia yang piawai menjadi pembawa<br />

acara (Mc), kalau ada undangan ya<br />

ngemsi juga.<br />

Sri juga masih merangkap bekerja<br />

sebagai PL (Pendamping Lokal) untuk<br />

program PNPM di tingkat kecamatan.<br />

Dulu sangat jarang ada PL perempuan,<br />

termasuk di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Kata dia,<br />

lima tahun yang lalu ia merupakan satusatunya<br />

Pendamping Lokal perempuan<br />

Portal Dusun Kalibentak yang ditulis Sri<br />

dalam Karya Tulisnya<br />

ketika mengikuti pelatihan tingkat<br />

provinsi di Kota Kediri. Meskipun<br />

perempuan, prestasinya sebagai PL juga<br />

terbilang luar biasa. Diantaranya dia<br />

pernah menjadi Juara III Best Practice<br />

Tingkat <strong>Kabupaten</strong>, Juara I Lomba Cipta<br />

Jinggle PNPM Tingkat <strong>Kabupaten</strong>.<br />

Belum lagi selama dua tahun berturutturut<br />

Sri Sulasri bersama Bupati <strong>Blitar</strong><br />

memperoleh undangan ke Jakarta untuk<br />

menerima penghargaan tingkat nasional.<br />

Sebelum menjadi pemenang lomba karya<br />

tulis, setahun sebelumnya ia juga<br />

dinobatkan sebagai Juara III - PL<br />

(Pendamping Lokal) Terbaik Tingkat<br />

Nasional.<br />

Hampir semua pertanyaan dari MP<br />

dijawab dengan fasih oleh Sri Sulasri.<br />

Kecuali pertanyaan tentang berapa<br />

gajinya sebagai PL? Dan berapa besar<br />

uang pembinaan atas prestasinya sebagai<br />

Juara I Tingkat Nasional Lomba Karya<br />

Tulis PNPM? Hi hi hi …. Malu katanya.<br />

Cuma sedikit.<br />

Yang jelas, prinsip Sri yang<br />

Sri Sulasri usai menerima penghargaan Juara<br />

Nasional di Jakarta<br />

Bersama mantan Camat Panggungrejo setelah memenangi<br />

Lomba Cipta Jinggle PNPM<br />

pendidikan terakhirnya hanya setingkat<br />

SMA ini, saya harus mencintai dulu<br />

pekerjaan saya. Karena kalau melihat gaji<br />

pasti akan jadi malas bekerja. Kemudian<br />

berusaha bekerja sebaik mungkin, soal<br />

uang (rezeki) saya yakin pasti akan<br />

mengikuti.<br />

“Buktinya, hadiah dari Juara Lomba<br />

Cipta Jinggle PNPM Tingkat <strong>Kabupaten</strong><br />

bisa saya buat menyekolahkan anak,”<br />

katanya bangga. (moza)<br />

Majalah PENATARAN<br />

33


PELANGI BUMI PENATARAN<br />

Sri Sulasri,<br />

Juara Nasional<br />

Lomba Karya Tulis PNPM Mandiri Pedesaan<br />

Prestasi kembali dipersembahkan oleh warga <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Kali ini, prestasi diraih oleh Sri<br />

Sulasri, warga Dusun Sumberagung RT. 02 RW. 06, Desa Panggungrejo, Kecamatan Panggungrejo.<br />

Perempuan kelahiran 11 September 1975 ini baru saja sukses menjadi Juara Nasional dalam Lomba<br />

Karya Tulis tentang perubahan positif yang telah terjadi karena pelaksanaan Program Nasional<br />

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan yang ada di wilayah.<br />

Karya tulis yang dilombakan<br />

oleh Sri Sulasri mengambil<br />

judul “Lanjut dan Wujud”.<br />

Membahas tentang keberhasilan<br />

pelaksanaan program PNPM yang ada di<br />

Dusun Kalibentak, Desa Panggungrejo,<br />

Kecamatan Panggungrejo dalam ikut serta<br />

mengentaskan kemiskinan disana. Karya<br />

tulis ini terutama menyoroti tentang<br />

kinerja Tim Pengelola Pemeliharaan<br />

Prasarana (TP3) di Dusun Kalibentak<br />

Desa Panggungrejo yang sudah cukup<br />

profesional.<br />

Biasanya, lanjut Sri –demikian<br />

panggilan akrabnya, TP3 itu kan hanya<br />

formalitas saja. Setelah serah terima<br />

program PNPM lalu menguap begitu saja.<br />

Namun yang dilihatnya di TP3 Dusun<br />

Kalibentak ini benar-benar berbeda.<br />

Bayangkan, dari bantuan program rabat<br />

jalan pada Tahun 2003 yang ‘hanya’<br />

32 Majalah PENATARAN<br />

sepanjang 120 (seratus dua puluh) meter<br />

untuk sebuah tanjakan kondisinya saat<br />

ini masih utuh. Bahkan bukan itu saja,<br />

tahun ini panjang jalan rabat di dusun itu<br />

telah berkembang menjadi lebih dari 1.400<br />

(seribu empat ratus) meter berkat kinerja<br />

TP3 dan kekompakan warga.<br />

TP3 Dusun Kalibentak terbilang<br />

memang cukup kreatif dalam merawat dan<br />

berusaha memperpanjang rabat jalan di<br />

kampungnya. Kreatifitas mereka<br />

diantaranya setiap kali musim panen,<br />

seluruh warga yang mayoritas petani<br />

ditarik iuran sebesar lima ribu rupiah.<br />

Kemudian memasang portal di pintu<br />

masuk dusun dan mengenakan retribusi<br />

bagi mobil-mobil tengkulak yang akan<br />

mencari dagangan serta mencari<br />

sumbangan kepada para donatur yang<br />

umumnya adalah warga dusun yang<br />

bekerja dan telah sukses di luar kota.<br />

Tentu keberadaan akses jalan rabat<br />

ini berdampak sangat besar bagi<br />

pertumbuhan ekonomi warga Dusun<br />

Kalibentak. Dusun yang beberapa tahun<br />

lalu begitu terisolir karena akses jalan<br />

yang sangat sulit menjadi sangat terbuka.<br />

Dulu, diantara warga di empat RT yang<br />

menghuni dusun ini hanya seorang yang<br />

memiliki sepeda motor. Sekarang sepeda<br />

motor hampir sudah ada di setiap rumah.<br />

Dulu, warga juga harus rela hasil<br />

panennya dibeli lebih murah oleh para<br />

tengkulak karena dipotong ongkos untuk<br />

mengambil hasil bumi di tempat yang<br />

super sulit ini. Tetapi sekarang hal itu<br />

tidak berlaku lagi. Harga hasil bumi dari<br />

dusun ini sudah setara dengan tempattempat<br />

lain.<br />

Sri dalam Lomba Karya Tulis Tingkat<br />

Nasional itu awalnya harus bersaing<br />

dengan ribuan peserta dari seluruh


Dalam sambutannya, Bupati <strong>Blitar</strong>,<br />

Herry Noegroho, yang dibacakan<br />

Sekretaris Daerah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Palal<br />

Ali Santoso menyatakan, UN merupakan<br />

evaluasi hasil belajar dalam rangka<br />

pengendalian mutu pendidikan. “Dalam<br />

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003<br />

tentang Sistem Pendidikan Nasional,<br />

pasal 57 ayat 1 menyatakan bahwa<br />

Evaluasi dilakukan dalam rangka<br />

pengendalian mutu pendidikan secara<br />

nasional sebagai bentuk akuntanbilitas<br />

penyelenggara pendidikan kepada pihakpihak<br />

yang berkepentingan,” jelas Palal<br />

Ali Santoso.<br />

UN pada jenjang pendidikan dasar<br />

dan menengah tahun pelajaran 2012/2013,<br />

bertujuan untuk menilai pencapaian<br />

kompetensi lulusan secara nasional pada<br />

mata pelajaran, dan mendorong<br />

tercapainya target wajib belajar<br />

pendidikan dasar yang bermutu. “Tahun<br />

ini saya berharap, hasil UN harus lebih<br />

baik dari tahun sebelumnya. Khususnya<br />

dari segi kualitas lulusan yang mengarah<br />

pada tercapainya mutu pendidikan yang<br />

berkualitas,’ kata Palal Ali Santoso. Siswa<br />

lulusan tahun ini diharapkan pula, akan<br />

mempunyai daya saing terhadap<br />

perkembangan dan perubahan jaman.<br />

Dijelaskan Palal Ali Santoso,<br />

tantangan yang berat dihadapi peserta<br />

UN tahun ini. Dikarenakan, UN tahun ini<br />

menerapkan sistem 20 paket. Artinya, soal<br />

yang satu dengan yang lainya berbeda.<br />

Sebanyak 20 peserta UAN yang ada di<br />

satu kelas tidak akan menjumpai naskah<br />

yang sama. Sebenarnya sistem ini juga<br />

telah dipakai tahun lalu, bedanya tahun<br />

lalu hanya memakai sistem 5 paket.<br />

“Dengan adanya sistem ini semoga anakanak<br />

didik yang ada di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

siap dalam menghadapinya. Anak-anak<br />

harus lebih giat dalam belajar dalam<br />

menghadapi UN ini agar mendapat nilai<br />

yang baik dan lulus ujian sesuai harapan<br />

semua pihak,” tandasnya.<br />

Dalam kesempatan itu, Palal Ali<br />

Santoso juga berharap agar Panitia UN<br />

2013 mempersiapkan UN ini dengan<br />

sebaik-baiknya, menghindari kesalahan<br />

sekecil mungkin. Koordinasi dengan<br />

pihak terkait seperti orang tua, walimurid,<br />

juga dibutuhkan demi kelancaran ujian<br />

akhir nasional ini. “Marilah kita berdoa<br />

kepada Alloh SWT agar anak didik kita<br />

mampu menyelesaikan UN dengan hasil<br />

yang optimal,” imbuhnya.<br />

Sementara itu, Kepala Dinas<br />

Pendidikan <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Drs.<br />

Romelan MPd. kepada Majalah Penataran<br />

mengungkapkan, untuk tahun ini, batas<br />

nilai minimal UN masih sama dengan<br />

tahun lalu yakni 5,5. “Batas nilai minimal<br />

kelulusan masih sama seperti tahun lalu.<br />

Hanya yang beda ada 20 paket soal di<br />

tiap kelas, sementara tahun lalu hanya<br />

ada 5 paket soal,” katanya.<br />

Romelan juga berharap, para peserta<br />

UN lebih rajin dalam belajar agar nilainya<br />

akan lebih baik. “Saya berharap, para<br />

siswa lebih rajin dalam belajar agar sukses<br />

lulus ujian,” katanya. Dia juga berharap,<br />

secara keseluruhan nilai UN tahun 2013<br />

ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya.<br />

Tahun lalu, siswa SMA/MA/SMK di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> berhasil lulus 100<br />

persen.<br />

Hal senada juga diungkapkan, Wakil<br />

Ketua DPRD <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Suswati.<br />

Dikatakannya, para siswa harus lebih giat<br />

dalam belajar mengingat sulitnya sistem<br />

saat ini. “Hanya belajar yang rajin<br />

kuncinya untuk menghadapi sistem 20<br />

paket ini. Setiap siswa dituntut untuk<br />

mandiri dalam menghadapi setiap soal<br />

yang ada,” katanya. Kendati demikian,<br />

politikus Partai Golkar ini berharap, siswa<br />

dapat berjuang maksimal dan<br />

menghasilkan nilai yang terbaik.<br />

“Setidaknya kita sama dengan tahun<br />

lalu. Atau bahkan lebih baik lagi apabila<br />

ada peningkatan nilai dibandingkan tahun<br />

lalu,” tambah Suswati. Dia juga berharap,<br />

koordinasi yang sudah terjalin dengan<br />

baik, antara pemerintah, sekolah, guru,<br />

orang tua, dan wali murid akan<br />

menghasilkan sesuatu yang<br />

membanggakan. Sehingga tahun ini,<br />

seluruh siswa yang mengikuti UN dapat<br />

lulus 100 persen. (hend)<br />

Majalah PENATARAN<br />

31<br />

(foto-foto: hendranova)


EDUKATIF<br />

Sukseskan UN 2013<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> bertekad untuk mensukseskan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun<br />

2013 ini. Sebelumnya, berbagai persiapan dilakukan pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> untuk menghadapi UN ini. Beberapa sekolah pun juga telah mempersiapkan siswasiswinya<br />

dalam menghadapi UN ini. Di antaranya dengan menggelar ujian try out dan memberikan<br />

tambahan pengajaran kepada peserta didik jauh hari hingga menjelang UN digelar.<br />

Siswa seluruh jenjang<br />

pendidikan telah bersiap<br />

menghadapi UN. Bagi siswa<br />

SD dan SMP sederajat, moment ini adalah<br />

30 Majalah PENATARAN<br />

untuk mendapatkan tiket ke jenjang<br />

selanjutnya. Sementara SMA sederajat<br />

UN merupakan satu tiket untuk memasuki<br />

jenjang yang lebih tinggi yakni perguruan<br />

Seluruh pihak berharap, siswa didik di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> mendapatkan nilai terbaik<br />

tinggi. Ujian Nasional tahun 2012/2013<br />

untuk SMA/MA/SMK digelar 15-19 April<br />

2013, SMP/MTs digelar pada 22-25 April<br />

2013, dan SD/MI digelar pada 6-8 Mei<br />

2013.<br />

Pemerintah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> pun<br />

juga telah bersiap dengan menyiapkan<br />

panitia untuk menyelenggarakan UN di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>. Pelantikan panitia UN<br />

SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK, dan<br />

Kesetaraan ini telah digelar pada 21 Maret<br />

2013 lalu di Gedung Yonif 511 <strong>Blitar</strong>.<br />

Kegiatan tersebut dihadiri Sekretaris<br />

Daerah <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Drs. Palal Ali<br />

Santoso, MM, dan Wakil DPRD<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Suswati. Dalam<br />

kegiatan itu, hadir pula pimpinan Yonif<br />

511, pimpinan Polres <strong>Blitar</strong>, Kepala Kantor<br />

Kementerian Agama <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>.<br />

Dalam kesempatan itu, sebanyak 200<br />

panitia UN 2013 dilantik Bupati <strong>Blitar</strong>,<br />

Herry Noegroho, SE, MH. yang diwakili<br />

Sekda <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, Drs. Palal Ali<br />

Santoso, MM.


MTS-Drs. Muawinul Huda, M. Pd.<br />

Kepala MTsN Jambewangi<br />

khususnya dibidang akademik.”, tutur<br />

Drs. Muawinul Huda, M. Pd. senang.<br />

Beberapa kali MTsN Jambewangi sukses<br />

menjadi juara umum olimpiade bidang<br />

studi yang diselenggarakan oleh SMAN 1<br />

Talun juga olimpiade-olimpiade bidang<br />

studi lainnya yang diselenggarakan oleh<br />

Kelompok Kerja Madrasah se-<strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>.<br />

“Tetapi bukan berarti kita (MTsN<br />

Jambewangi) tidak berprestasi non<br />

ademik.”, pungkas Kepala Madrasah. Biar<br />

lokasinya di desa, namun banyak prestasi<br />

yang sudah diraih oleh siswa/siswi MTsN<br />

Jambewangi. Pada Tahun 2013 yang baru<br />

berjalan ini, diantaranya madrasah kami<br />

pernah memperoleh Juara I Bidang Studi<br />

Ekonomi dan Juara I Bidang Studi<br />

Geografi Kompetisi Sains di SMAN<br />

Talun, Juara I Bidang Studi Fisika dan<br />

Juara I Bidang Studi Biologi Kompetisi<br />

Sains Madrasah se-<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>,<br />

Juara I Lomba Baca Cerpen di SMAN<br />

Garum, Juara II Lomba Baca Puisi dan<br />

Juara III Lomba Pidato Bahasa Arab di<br />

SMAN Garum, Juara I Lomba Nasyid se-<br />

Jawa Timur di <strong>Blitar</strong>, Juara II Tenis Meja<br />

Putri Porseni Jawa Timur, dan lain-lain.<br />

Sedangkan untuk mendorong,<br />

membantu dan memfasilitasi peserta didik<br />

untuk mengembangkan kemampuan,<br />

bakat, dan minatnya sehingga dapat<br />

berkembang secara optimal, berbagai<br />

kegiatan ekstrakurikuler juga<br />

dikembangkan di madrasah ini. Secara<br />

Rajin menjaga keindahan madrasah agar siswa<br />

siswi lebih nyaman belajar<br />

umum kegiatan ekstrakurikuler dibagi<br />

dalam dua kelompok, yaitu ekstrakurikuler<br />

wajib dan pilihan.<br />

Kegiatan ekstrakurikuler wajib yang<br />

harus diikuti oleh semua peserta didik<br />

Kelas VII dan VIII meliputi kegiatan<br />

ekstrakurikuler pramuka dan bimbingan<br />

baca Al Qur’an dengan menggunakan<br />

metode Usmani. Dan kegiatan<br />

ekstrakurikuler pilihan yang ada yaitu<br />

Sains Club, English Club, Karya Ilmiah<br />

Remaja (KIR), PMR, teater, nasyid,<br />

jurnalistik, sepak bola, bola volly, tenis<br />

meja, bulutangkis, bela diri, dan lain-lain.<br />

Guna meningkatkan mutu pendidikan<br />

di MTsN Jambewangi, kata Drs.<br />

Muawinul Huda, M.Pd., tidak ada strategi<br />

khusus yang diterapkan. Semua hanya<br />

mengikuti ketentuan Badan Standar<br />

Nasional Pendidikan.<br />

Kepala MTsN Jambewangi ini juga<br />

menyampaikan, guna menghasilkan<br />

prestasi yang tinggi, MTsN Jambewangi<br />

dalam Penerimaan Peserta Didik Baru<br />

(PPDB) tidak menerapkan standar mutu<br />

input yang tinggi. Lulusan SD atau MI di<br />

Kecamatan Selopuro dan sekitarnya<br />

merupakan prioritas utama, terutama bagi<br />

mereka yang berdomisili di Desa<br />

Jambewangi.<br />

“Kami berharap anak-anak di Desa<br />

Jambewangi bisa belajar di MTsN<br />

Jambewangi karena merupakan tujuan<br />

madrasah ini diletakkan. Dengan demikian<br />

masyarakat akan merasa memiliki, turut<br />

menjaga, serta bangga dengan<br />

keberadaan madrasah ini dan bisa menjadi<br />

kebanggaan warga masyarakat di<br />

Kecamatan Selopuro.”, tegas Muawinul<br />

Huda.<br />

Lebih lanjut, menurut lulusan<br />

Magister Pendidikan UM Malang ini,<br />

sekolah unggul bukanlah sekolah yang<br />

menerapkan standar mutu input siswa<br />

yang tinggi supaya bisa melahirkan<br />

lulusan yang bermutu tinggi. Adalah<br />

sesuatu yang biasa-biasa saja apabila<br />

sekolah menyeleksi siswa yang bermutu<br />

tinggi pada akhirnya meluluskan atau<br />

menghasilkan output yang bermutu tinggi<br />

pula.<br />

“Akan tetapi, keunggulan sekolah<br />

seharusnya diukur dari tingkat<br />

kemampuan sekolah mengembangkan<br />

segala potensi siswa agar diperoleh<br />

output yang berkualitas dan unggul<br />

dalam segala bidang. Baik bidang<br />

akademik, fisik, etik, moral, emosi dan<br />

adversity.”, kata Kepala MTsN<br />

Jambewangi mengakhiri perbincangan.<br />

(moza)<br />

Majalah PENATARAN<br />

29


EDUKATIF<br />

MTsN Jambewangi,<br />

Madrasah Ndeso Yang Berprestasi<br />

Bila anda dari Kota <strong>Blitar</strong> dan hendak pergi ke Kota Malang melalui Kecamatan Selopuro, maka<br />

200 (dua ratus) meter sebelum Pasar Selopuro anda akan menemukan plakat yang bertuliskan<br />

MTsN Jambewangi dengan panah ke utara. Memang MTsN Jambewangi yang beralamatkan di<br />

Desa Jambewangi Kecamatan Selopuro ini lokasinya tidak berada di tepi jalan raya. Melainkan<br />

berada di sebuah gang yang jalannya juga tidak begitu luas.<br />

Namun biarpun tidak berada di<br />

tepi jalan raya kondisi<br />

madrasah ini sudah cukup<br />

representatif. Suasananya asri dengan<br />

berhiaskan taman-taman bunga yang<br />

terlihat sangat terawat. Meskipun jauh<br />

dari kesan yang mewah, tetapi kondisinya<br />

sangat mendukung untuk kegiatan belajar<br />

dari siswa/siswi di madrasah ini.<br />

Sejak berdirinya pada Tahun 1996,<br />

kata Drs. Muawinul Huda, M.Pd. -Kepala<br />

MTsN Jambewangi, madrasah ini telah<br />

mengalami perkembangan yang cepat.<br />

MTsN Jambewangi pada awalnya<br />

merupakan filial atau cabang dari MTsN<br />

Jabung di Kecamatan Talun. Gedung<br />

yang digunakan sebagai tempat belajar<br />

mengajar awalnya masih meminjam<br />

gedung madrasah milik MTsS Sunan<br />

Gunung Jati yang beralamat di Desa<br />

Gading Kecamatan Selopuro.<br />

28 Majalah PENATARAN<br />

Pada tahun 1996, berkat kerja keras<br />

pengelola madrasah yang bekerjasama<br />

dengan Komite Madrasah dan<br />

masyarakat akhirnya pihak madrasah<br />

mampu membeli tanah di Desa<br />

Jambewangi yang dalam<br />

perkembangannya mampu berdiri sendiri<br />

dengan nama MTsN Jambewangi.<br />

Diawal berdirinya dulu, kondisi<br />

madrasah ini sangat mengenaskan, salah<br />

satunya dinding ruang kelasnya masih<br />

terbuat dari gedhek (dinding bambu)<br />

sehingga mendapat julukan ‘madrasah<br />

petok’ (petok: bunyi induk ayam betina<br />

setelah bertelur, red.) karena gedhek yang<br />

digunakan itu bekas kandang ayam yang<br />

itupun merupakan sumbangan dari warga<br />

setempat.<br />

Setelah tujuh belas tahun berdiri,<br />

gedung madrasah yang dulunya terbuat<br />

dari gedhek, “Sekarang sudah berubah<br />

menjadi bangunan dua tingkat yang<br />

megah.”, kata Kepala Madrasah bangga.<br />

Madrasah ini didukung oleh 53 tenaga<br />

pendidik, 8 tenaga kependidikan serta 764<br />

peserta didik. Sarana dan prasarana<br />

madrasah yang dulu seadanya, kini sudah<br />

sembilan puluh delapan persen sarana<br />

yang dibutuhkan untuk kegiatan<br />

pembelajaran di MTsN Jambewangi itu<br />

telah tercukupi.<br />

Diantaranya madrasah ini telah<br />

memiliki Laboratorium IPA, Laboratorium<br />

Bahasa, Laboratorium Komputer,<br />

perpustakaan, lapangan bola volly, tenis<br />

meja, lapangan bulu tangkis, lapangan<br />

futsal, aula, mushola, kantin, koperasi,<br />

ruang UKS, dan lain sebagainya.<br />

“Dan bukan hanya sekedar<br />

perkembangan fisik serta penambahan<br />

sarana prasarana, namun yang lebih<br />

membanggakan lagi adalah prestasi


ETOS<br />

PEREMAJAAN<br />

Reputasi <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong><br />

yang dikenal selama ini,<br />

adalah unggul di sektor<br />

pertanian. Namun perubahan dalam tiga<br />

dasa warsa ini, ternyata keunggulan itu<br />

telah tersaingi oleh kemunculan sektor<br />

peternakan. Petani-petani kaya di masa<br />

lalu, kini posisinya telah tergantikan oleh<br />

inovator-inovator di bidang peternakan<br />

seperti Pak Marmin Siswoyo dari<br />

Minggirsari dan Pak Masngut dari<br />

Kerjen.<br />

Saya sering guyon-guyon dengan<br />

para praktisi perbankan. Informasinya<br />

sungguh menakjubkan, bahwa para<br />

milyarder yang tumbuh di <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong>, adalah para pengusaha yang<br />

menggeluti sektor peternakan, terutama<br />

peternakan ayam dan sapi. Deposito dan<br />

tabungan mereka, bahkan beranak-pinak<br />

di seluruh bank di <strong>Blitar</strong>.<br />

M o b i l - m o b i l b a g u s y a n g<br />

berseliweran di jalan-jalan <strong>Blitar</strong>,<br />

kebanyakan adalah milik mereka yang<br />

setiap hari bergulat dengan pakan, dengan<br />

vitamin hewan, membersihkan kotoran di<br />

kandang, dan sebagainya. Adapun mobilmobil<br />

bagus itu dipergunakan untuk<br />

bertemu dengan para relasi, para pembeli<br />

dari luar kota, distributor farmasi, dan<br />

sebagainya. Jangan mengira mobil itu<br />

sekedar untuk gagah-gagahan, untuk<br />

mejeng dan pamer kesuksesan, karena<br />

tanpa pamer pun, orang sudah tahu<br />

mereka memang hidup sukses.<br />

Detik demi detik dipergunakan<br />

secara maksimal semacam itu. Dari hari<br />

ke hari, dari tahun ke tahun, dan bukan<br />

sulap-bukan sihir, tanpa disadari populasi<br />

ternak mereka bertambah dari ratusan<br />

hingga puluhan ribu. Kalau awalnya Pak<br />

Sis dan Pak Masngut yang saya<br />

contohkan itu, membeli pakan dengan<br />

s e pe da , l a m a k e l a m a a n h a ru s<br />

m e n g g u na k a n t r u k - t r u k u n t u k<br />

mengangkut secara besar-besaran.<br />

Kandang yang sempit harus diperlebar<br />

dengan membeli tanah-tanah tetangga<br />

kiri-kanan.<br />

Tidak ada yang kaget, jika kemudian<br />

banyak mobil di garasi pemiliknya.<br />

Tetangganya serba tahu, kekayaan itu<br />

diraih dengan kerja keras yang dilakukan<br />

50 Majalah PENATARAN<br />

sepanjang waktu. Tidak ada LSM,<br />

wartawan, maupun penegak hukum yang<br />

bawel mempertanyakan, darimana mobilmobil<br />

mahal itu diperoleh. Semuanya<br />

sudah maklum. Pengusaha-pengusaha itu,<br />

hidup tenang bersama harta yang<br />

dimilikinya.<br />

Pertanyaan di benak saya,<br />

mengapakah sektor pertanian kok bisa<br />

disalip oleh pengusaha peternakan?<br />

Mari kita lihat perbandingan berikut<br />

ini. Siapa tidak kenal usaha minyak atsiri,<br />

yang sudah puluhan tahun menjadi<br />

trademark petani <strong>Blitar</strong>. Bicara minyak<br />

at siri, se la lu dikai tkan dengan<br />

penyulingan atsiri yang ada di Ponggok,<br />

Srengat, dan sekitarnya. Permintaan<br />

minyak atsiri kepada mereka, tidak saja<br />

dari pasar dalam negeri, bahkan dari<br />

Eropa. Kehebatan minyak atisiri dari<br />

<strong>Blitar</strong> adalah bagus untuk bahan parfum<br />

maupun untuk obat-obatan.<br />

Tapi lihatlah, dari tahun ke tahun,<br />

trend kehidupan pengusaha atsiri, tidak<br />

gemerlap sebagaimana pengusaha ayam.<br />

Mereka selalu berkutat pada kesulitan<br />

permanen, yaitu sukar mendapatkan<br />

kembang kenanga, bahan baku utama<br />

untuk pembuatan minyak atsiri. Problem<br />

ini merupakan kesalahan mereka sendiri,<br />

karena tidak memiliki sense melakukan<br />

peremajaan pohon kenanga.<br />

Andaikata mereka inovatif, berfikir<br />

sejak dini bahwa kelanggengan usaha<br />

mereka adalah bergantung kepada<br />

keberadaan pohon kenanga sebanyakbanyaknya,<br />

barangkali jalan hidup mereka<br />

bisa lain. Seharusnya panen demi panen<br />

dilakukan, dibarengi kegiatan peremajaan<br />

pohon kenanga secara terus-menerus. Biar<br />

saja pohon yang sudah tua mulai<br />

kehilangan produktivitas, karena sudah<br />

diikuti oleh semakin berkembangnya<br />

pohon baru. Sayangnya, hal ini tidak<br />

dilakukan.<br />

Tahun-tahun belakangan ini, kita<br />

malah sering mendengar keluhan<br />

produsen atsiri, yang bingung karena<br />

banyak pohon kenanga tua yang ditebang<br />

karena takut tumbang. Padahal, tidak ada<br />

usaha peremajaan untuk menanam pohon<br />

kenanga lagi. Pengusaha minyak atsiri<br />

lebih suka banting stir, menangani bidang<br />

lain asalkan cukup mencukupi<br />

kebutuhan dapur.<br />

Perilaku petani-petani minyak atsiri<br />

ini, rasanya juga terjadi di komoditaskomoditas<br />

pertanian yang lain. Ini berbeda<br />

dengan peternak yang memiliki<br />

kemampuan merotasi antara pembibitan<br />

dan produksi secara cepat.<br />

Tapi saya juga mulai bergembira.<br />

Beberapa tahun belakangan ini, muncul<br />

inovasi baru di bidang pertanian di<br />

<strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong>, yaitu gerakan sadar<br />

kakao yang diprakarsai Saudara Khalid di<br />

Desa Darungan. Dia dan teman-temannya<br />

pintar menangkap peluang. Memang<br />

produksi kakao di Indonesia menurun<br />

t aj am , da mpak dari banyaknya<br />

perkebunan kakao yang berubah fungsi.<br />

Gerakan reformasi yang berbuntut<br />

perusakan tanaman-tanaman kakao di<br />

Jawa dan Sulawesi. Akibatnya, pasokan<br />

kakao dari Indonesia merosot tajam.<br />

S a u d a r a K h a l i d m e n g a j a k<br />

masyarakat menanam kakao di halamanhalaman<br />

rumahnya. Dalam beberapa<br />

tahun kemudian, tanaman itu mulai<br />

berbuah. Panenannya dikumpulkan di<br />

rumah Khalid, yang kemudian dikirim ke<br />

para eksportir yang sudah menunggu di<br />

pelabuhan-pelabuhan. Tahukah Anda,<br />

rumah Saudara Khalid dalam beberapa<br />

tahun ini sudah berubah menjadi gudang<br />

penimbunan kakao. Jangan tanya berapa<br />

kekayaannya, karena dia sudah memiliki<br />

mobil-mobil baru.<br />

Saya berharap, muncullah Khalid-<br />

Khalid baru di <strong>Kabupaten</strong> <strong>Blitar</strong> di masa<br />

mendatang. Yaitu anak-anak muda yang<br />

ulet dan cerdas, menjadikan potensi<br />

pertanian sebagai ikon reputasi <strong>Kabupaten</strong><br />

<strong>Blitar</strong> yang memiliki lahan yang subur.<br />

B u k a n a n a k - a n a k m u d a y a n g<br />

meninggalkan <strong>Blitar</strong>, karena memilih<br />

menjadi buruh-buruh pabrik di perkotaan,<br />

kenek-kenek angkot di ibukota, dan ceritacerita<br />

pedih karena gagal mengadu nasib<br />

di kota. Padahal, mereka adalah anak-anak<br />

petani yang memiliki ladang-ladang di<br />

desanya.


INTELEK Intermezo lektronik<br />

TUKANG BECAK DAN IBU WARTEG<br />

LANGSUNG KELAS 3<br />

Seorang tukang becak mendatangi sebuah warteg dan bertanya kepada pemiliknya<br />

Tukang Becak : “Bu,kalau makan disini 3000 dapet apa aja ? dapet daging ga?”<br />

Ibu Warteg : “Gak lah 3000 doang mah gak pake daging!”<br />

Si Tukang becak ga punya duit lagi,terpaksa makan deh sambil rada kesel soalnya cuma dikasih<br />

lauk segitu, dibentak2 lagi. Besoknya, pagi-pagi si ibu warteg ketemu sama si tukang becak<br />

sehabis pulang dari pasar,<br />

Ibu Warteg : “Bang ke warteg saya 3000 ya…??”<br />

Tukang Becak : “Ya udah naek aja bu! (masih kesel gara-gara kemarin)<br />

Setelah berjalan sekitar 500 meter, becakpun sampe di salah satu turunan curam, & meluncur<br />

kencang<br />

Ibu Warteg : “BAAAANNNNGGGGGG­ REEEMMMMM BAAAANNGGGGGG!!­!”<br />

(teriak Ibu Warteg karena becaknya melaju kencang dan mau nabrak tiang pembatas jalan)<br />

Tukang Becak : 3000 DOANG MAH GA PAKE REM BU!! (teriaknya puas karena udah bisa<br />

“balas dendam”)<br />

Tole baru masuk SD kelas 1, hari pertama dia sudah protes sama ibu guru.. “Bu.. saya seharusnya duduk di kelas 3..”<br />

Bu guru nya heran.. “Kenapa kamu yakin begitu..?” Tole menjawab dengan mantap..”Soalnya saya lebih pintar dari kakak saya<br />

yang sekarang kelas 3..”. Akhirnya bu guru membawa Tole ke ruang Kepala Sekolah. Setelah diceritakan oleh bu guru, pak Kepala<br />

Sekolah mencoba menguji Tole lansung dengan berbagai materi pelajaran murid kelas 3 SD..<br />

Kepsek : Berapa 16 dikali 26?<br />

Tole : 416<br />

Kepsek : Perang Diponegoro ber lsg tahun berapa?<br />

Tole : 1825-1830<br />

Kepsek : Hewan yg memakan daging dan tumbuhan termasuk golongan apa?<br />

Tole : Omnivora<br />

Setelah beberapa pertanyaan, pak Kepsek bilang ke ibu guru”Kelihatan nya Tole memang cerdas, saya rasa bisa masuk dikelas<br />

3..”. Tapi ibu guru masih belum yakin “Coba saya tes lagi pak Kepsek..” kata bu guru.<br />

Ibu guru : “Benda apakah yg huruf pertamanya K.. huruf terakhirnya L.. yg bisa menjadi tegang, bisa lemas.? (mendengar<br />

pertanyaan bu guru pak Kepsek melongo kaget..)<br />

Tole : “Ketapel..”<br />

Ibu guru : “OK, sekarang apakah yg huruf pertamanya M.. huruf terakhir K.. ditengah benda itu ada kacang nya?.. (pak kepsek<br />

makin melongo.. sambil melap keringat di jidatnya..)<br />

Tole : Martabak..”<br />

Ibu guru : “OK, berikut..Kegiatan apa kah yg biasa dilakukan anak remaja dikamar mandi dg gerakan yg ber ulang2.., huruf<br />

pertamanya M, huruf terakhir I..?(pak kepsek makin salah tingkah denger pertanyaan bu guru)<br />

Tole : “Menggosok Gigi”..<br />

Ibu guru : “Kegiatan apakah yg biasa dilakukan pria dan wanita yg lg pacaran dimalam hari, huruf pertamanya N, huruf terakhir T..<br />

(pak kepsek nyaris pingsan denger pertanyaan terakhir..)<br />

Tole : “Nonton Midnight..”<br />

Sebelum bu guru melanjutkan pertanyaan, pak Kepsek memotong… “Ibu guru.. Tole masukin ke universitas aja… saya aja dari<br />

tadi salah terus jawabnya =))????????????????????.<br />

Rp. 50.000,- BISA BUAT SETAHUN<br />

Suami : “Neng, ini abang ada uang 50 ribu, dicukupin ya buat seminggu, syukur-syukur bisa buat sebulan.”<br />

Istri : “Iya bang, buat setahun juga bisa.” ...<br />

Suami : “Duuuh abang beruntung banget ya punya istri kayak si neng, udah baik, cantik, hemat lagi! Dibelikan apa<br />

tuh neng, uang 50 ribu bisa buat setahun?” ...<br />

Istri : “KAAALEEENDDDEER baaang…….”<br />

Suami : #Nelen Sapu#<br />

(dari berbagai sumber)<br />

Majalah PENATARAN<br />

51

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!