laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />
Gambar 7.11<br />
tabel perbandingan indikator<br />
tujuan 7/ target 9 mDgs 2005<br />
dan mDgs 2007<br />
sumber:<br />
Departemen kehutanan (2006)<br />
80<br />
Di sisi lain, HcFc sebagai bahan pengganti sementara untuk cFc tetap memberikan dampak negatif dalam<br />
perusakan ozon, meskipun oDp-nya jauh lebih kecil. penggunaan HcFc bersifat sementara hingga tahun 2040<br />
sehingga penggunaannya sudah mulai harus dibatasi. Demikian juga untuk bpo metil bromida, berbagai<br />
alternatif pengganti non-bpo untuk kebutuhan pergudangan dan pembasmi hama telah diupayakan, kecuali<br />
untuk keperluan karantina dan pra-pengapalan, mengingat beberapa negara importir masih mewajibkan<br />
fumigasi dengan metil bromida sebelum pengapalan.<br />
peningkatan kerja sama antara semua pihak, termasuk dengan pemerintah daerah dan masyarakat madani,<br />
sangat diperlukan dalam pengawasan impor, peredaran, dan penggunaan bpo. oleh karena itu, upaya<br />
sosialisasi kepada masyarakat luas tetap perlu dilanjutkan.<br />
pengembangan energi alternatif, apapun sumbernya, memerlukan pengaturan dan kajian mendalam sehingga<br />
tidak menimbulkan dampak ikutan yang membuat pengembangannya menjadi tidak efektif. beberapa sumber<br />
energi alternatif yang sudah sangat siap untuk dimanfaatkan adalah panas bumi, biofuel (dengan kebijakan<br />
pemilihan bahan baku yang tepat), serta energi air (hydro energy). Program penghematan dan diversifikasi<br />
energi, sebagai upaya menghadapi isu ketahanan energi, perlu diperkuat melalui penetapan target yang lebih<br />
terukur. evaluasi yang mencakup kuantitatif sebaiknya juga dilakukan agar keberhasilan program penghematan<br />
energi dapat lebih terukur.<br />
MASALAH ENERGI<br />
3.0<br />
2.5<br />
2.0<br />
1.5<br />
1.0<br />
0.5<br />
-<br />
0.48%<br />
0.90<br />
0.96%<br />
1.80<br />
1.51%<br />
2.83<br />
0.63%<br />
1.18<br />
1982-1990 1990-1997 1997-2000 2000-2005<br />
Luas Hutan terdegradasi (Juta ha)<br />
persentase Luas Degradasi Hutan terhadap Luas Daratan (%)<br />
penggunaan energi nasional yang<br />
masih boros dan ketergantungan energi<br />
terhadap energi fosil, terutama minyak<br />
bumi, merupakan dua permasalahan inti<br />
penyediaan energi yang harus diselesaikan.<br />
Dari berbagai jenis sumber energi nonfosil<br />
yang cukup berlimpah, hingga saat<br />
ini porsi pemanfaatannya masih sangat<br />
rendah. tantangannya adalah bagaimana<br />
agar porsi penggunaan energi non-fosil<br />
ini dalam pemenuhan kebutuhan energi<br />
nasional menjadi semakin besar.<br />
khusus mengenai upaya menanggulangi<br />
pemborosan pemanfaatan energi, upaya<br />
menyadarkan masyarakat bahwa energi<br />
yang dikonsumsi adalah tidak murah<br />
merupakan tantangan yang harus dihadapi. selain itu, masih rendahnya harga jual beberapa jenis energi yang<br />
masih disubsidi juga merupakan salah satu penyebab dari pemborosan pemanfaatan energi. oleh karena itu,<br />
tantangan penyediaan energi berikutnya adalah menyediakan energi sesuai dengan harga keekonomiannya.<br />
sektor pemakai bahan bakar minyak terbesar adalah transportasi. karena itu, penghematan pada sektor<br />
transportasi perlu dilaksanakan secara lebih intensif melalui perbaikan sistem transportasi. salah satu<br />
caranya adalah dengan memberi dorongan dan bantuan pemerintah daerah untuk membangun transportasi<br />
massal yang efisien, terutama di kota-kota yang mulai padat lalu lintasnya. Penataan ruang yang efisien juga<br />
akan sangat menghemat penggunaan energi untuk mobilitas masyarakat sehingga diperlukan kebijakan<br />
tegas dan komprehensif dalam penataan dan pemanfaatan ruang perkotaan. upaya lain yang dapat dilakukan<br />
di sektor transportasi adalah mendorong pemanfaatan transportasi pribadi yang lebih hemat energi seperti<br />
mobil hemat energi, atau pembatasan kapasitas mesin kendaraan pribadi.<br />
pemakai energi terbesar lainnya adalah industri. untuk itu, penghematan dapat dilakukan dengan memberi<br />
kemudahan bagi peremajaan mesin-mesin industri yang sudah tua. selain itu, audit energi perlu dilakukan<br />
untuk menentukan alternatif penggunaan energi yang paling hemat.<br />
1.6%<br />
1.4%<br />
1.2%<br />
1.0%<br />
0.8%<br />
0.6%<br />
0.4%<br />
0.2%<br />
0.0%