01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />

76<br />

Gambar 7.7<br />

Jumlah konsumsi bpo<br />

(metrik ton)<br />

sumber:<br />

Data 1992-1998 dari Indonesia<br />

Country Programme Update<br />

(kementerian negara Lingkungan<br />

Hidup, 2000); Data 1999-<br />

2005 dari asdep atmosfer dan<br />

perubahan iklim (kementerian<br />

negara Lingkungan Hidup, 2007)<br />

Jumlah konsumsi<br />

12,000<br />

10,000<br />

8,000<br />

6,000<br />

4,000<br />

2,000<br />

0<br />

7,815<br />

6,567<br />

5,211<br />

5,686<br />

7,728<br />

8,005<br />

9,150<br />

9,580<br />

9,275 9,404<br />

8,162<br />

7,976<br />

1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005<br />

konsumsi bahan perusak ozon (ozone Depleting substances) (metrik ton)<br />

potensi perusak ozon (ozone Depleting potential) (metrik ton)<br />

jumlah penggunaan energi dari berbagai jenis (dalam setara barel minyak, SBM). menurut jenis<br />

pembentukannya, energi dibedakan atas dua kelompok energi, yakni non-fosil dan fosil. energi non-fosil<br />

adalah sumber energi yang bukan berasal dari endapan fosil yang terjadi berjuta tahun; meliputi semua<br />

energi yang dapat diperbaharui seperti energi hidro, energi surya, energi angin, panas bumi, biomasa, dan<br />

biogas. sementara kelompok energi fosil meliputi minyak bumi, gas bumi, dan batu bara. adapun menurut<br />

prosesnya, terdapat dua jenis energi. Yang pertama ialah energi primer, yakni energi dari alam yang dapat<br />

langsung digunakan tanpa melalui proses lebih lanjut, misalnya batubara. Kedua ialah energi final, yaitu<br />

energi yang bisa digunakan setelah dilakukan pemrosesan lebih lanjut, seperti bahan bakar minyak (bbm),<br />

liquid petroleum gas (Lpg), dan tenaga listrik.<br />

pengunaan energi total pada tahun 1990 mencapai 479.489.781 sbm dan meningkat sebesar 20,3 persen<br />

pada tahun 1995 menjadi 601.647.280 sbm. penggunaannya terus meningkat sebesar 20,34 persen pada<br />

tahun 2000 menjadi 755.275.333 sbm dan mencapai 863.750.390 sbm pada tahun 2005. ini berarti<br />

terjadi peningkatan sebesar 12,56 persen.<br />

bbm merupakan jenis energi kelompok energi fosil yang paling banyak dipergunakan. Jika pada tahun 1990<br />

penggunaannya hanya mencapai 173,16 juta sbm, maka pada tahun 2005 angka tersebut telah mencapai<br />

347,29 juta sbm. kontribusi terbesar jenis energi fosil setelah bbm adalah gas alam yang dipakai sebesar<br />

43,94 juta sbm pada tahun 1990 dan meningkat menjadi 99,06 juta sbm pada tahun 2005. biomasa<br />

merupakan kelompok energi non-fosil yang paling banyak dipergunakan. pada tahun 1990 sebesar 231,51<br />

juta sbm biomasa dipergunakan dan pada tahun 2005 telah mencapai 270,12 juta sbm.<br />

ketergantungan <strong>indonesia</strong> pada bbm dan biomasa masih sangat besar, yang terlihat dari masih kecilnya<br />

proporsi penggunaan energi jenis lainya terutama listrik, Lpg, dan batubara. gencarnya penggunaan batubara<br />

sebagai sumber energi alternatif dalam dekade 1990-an telah menyebabkan penggunaan batubara meningkat<br />

paling tajam di antara jenis energi lainnya. antara tahun 1990 sampai 2005, penggunaan batubara meningkat<br />

87,04 persen, disusul berturut-turut listrik sebesar 71,38 persen, dan Lpg sebesar 69,92 persen.<br />

Rasio penggunaan energi dari berbagai jenis terhadap Produk Domestik Bruto (%). pemakaian energi<br />

dan pertumbuhan ekonomi di hampir semua negara di dunia merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.<br />

Terdapat fungsi korelasi yang signifikan antara konsumi energi (terutama yang diubah dalam bentuk listrik)<br />

dan tingkat pertumbuhan ekonomi di setiap negara, yang berimplikasi terhadap perlunya kehati-hatian dalam<br />

menerapkan kebijakan energi jika pertumbuhan ekonomi di negara tersebut ingin tetap terjaga (r. Ferguson et<br />

al., 2000). Hubungan antara kebutuhan energi dan keluaran yang dihasilkan dapat dituliskan dalam bentuk<br />

besarnya konsumsi energi final dibandingkan dengan Produk Domestik Bruto (PDB) negara, yang menunjukkan<br />

besarnya konsumsi energi yang dibutuhkan untuk mendapatkan satu satuan pDb. nilai ini juga menunjukkan<br />

seberapa besar kemampuan negara tersebut mengelola penggunaan energinya secara efektif untuk setiap<br />

satuan pDb yang didapatkan.<br />

6,608<br />

6,276<br />

5,836<br />

6,462<br />

8,585<br />

7,998<br />

6,329 5,997 5,557 5,172 5,787 5,120<br />

7,763<br />

4,265<br />

6,544<br />

2,736

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!