laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />
Gambar 7.3<br />
perkembangan kawasan Lindung<br />
(Juta ha) dan rasio kawasan<br />
Lindung terhadap Luas Daratan<br />
(%)<br />
sumber:<br />
Departemen kehutanan (2006)<br />
Gambar 7.4<br />
perkembangan kawasan Lindung<br />
perairan (Juta ha) dan rasio<br />
kawasan Lindung perairan<br />
terhadap Luas Daratan (%)<br />
sumber:<br />
Departemen kehutanan (2006)<br />
74<br />
upaya pengurangan emisi grk telah disepakati secara internasional melalui protokol kyoto, dan <strong>indonesia</strong><br />
telah meratifikasi protokol tersebut melalui Undang Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Ratifikasi Protokol<br />
kyoto. meskipun tidak termasuk negara yang wajib menurunkan tingkat emisi grk-nya, <strong>indonesia</strong> memiliki<br />
kepentingan untuk ikut melakukan pengurangan emisi grk. ini mengingat potensi hutan <strong>indonesia</strong> yang<br />
berperan sebagai penyerap karbon (carbon sink) namun sekaligus juga dapat menjadi sumber emisi karbon.<br />
Di samping itu, proses industrialisasi akan menghasilkan lebih banyak lagi gas rumah kaca, bahkan lebih<br />
banyak daripada yang mampu diserap oleh hutan <strong>indonesia</strong>.<br />
56,000<br />
55,500<br />
55,000<br />
54,500<br />
54,000<br />
53,500<br />
53,000<br />
52,500<br />
52,000<br />
51,500<br />
51,000<br />
50,500<br />
25,000<br />
20,000<br />
15,000<br />
27.83%<br />
52,252<br />
27.85%<br />
52,340<br />
29.00%<br />
54,498<br />
2002 2003 2004 2005<br />
total kawasan Lindung (Juta Ha)<br />
persentase kawasan Lindung terhadap Luas Daratan (%)<br />
29.47%<br />
55,381<br />
10.69%<br />
inventarisasi emisi grk di <strong>indonesia</strong><br />
telah dilakukan pada tahun 1999<br />
dan dilaporkan dalam ”komunikasi<br />
nasional <strong>indonesia</strong> pertama”, yang<br />
menginventarisasi semua grk yang<br />
penting, yaitu co2, cH4, n2o, nox ,dan<br />
co. inventarisasi emisi aktual dilakukan<br />
untuk tahun 1990, 1991, 1992, 1993,<br />
dan 1994 diikuti dengan prediksi emisi<br />
untuk tahun 1995, 2000, 2005, 2010,<br />
2015, dan 2020. Laporan kemajuan<br />
<strong>pencapaian</strong> mDgs pertama <strong>indonesia</strong><br />
menggunakan data hasil komunikasi<br />
pertama ini. berdasarkan <strong>laporan</strong><br />
komunikasi ini, emisi co2 <strong>indonesia</strong> pada<br />
tahun 1994 tercatat sebesar 548.353<br />
gg, sedangkan total emisi cH4, n2o, co<br />
dan nox masing-masing sebesar 4.687;<br />
61; 3.545; dan 110 gg. sektor yang<br />
paling berkontribusi terhadap emisi co2<br />
adalah kehutanan dan energi, dengan<br />
kontribusi mencapai 98 persen dari total<br />
emisi co2.<br />
20,081<br />
6%<br />
Di lain pihak, penghitungan emisi co2 juga<br />
dilakukan oleh Departemen energi dan<br />
10,000<br />
sumber Daya mineral melalui inventarisasi<br />
5,000<br />
2.70% 2.54% 2.54%<br />
4%<br />
2%<br />
emisi co2 dari pemakaian energi final<br />
untuk pembakaran, yang dihitung dengan<br />
menggunakan pendekatan inventarisasi<br />
5,068 4,780 4,780<br />
grk Intergovernmental Panel on Climate<br />
-<br />
0% Change (ipcc), 1996. berdasarkan<br />
2002 2003 2004 2005 inventarisasi ini, pada tahun 1990<br />
Hutan konservasi perairan<br />
emisi co2 mencapai 113,72 metrik ton,<br />
persentase kawasan Lindung perairan terhadap Luas Daratan (%)<br />
meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2000 menjadi sebesar 236,36 metrik ton, dan menjadi<br />
293,27 metrik ton pada tahun 2005. emisi ini meningkat dengan angka pertumbuhan rata-rata sebesar 6,58<br />
persen per tahun.<br />
Rasio jumlah emisi karbondioksida (co2) terhadap jumlah penduduk Indonesia (%). Dalam kurun waktu<br />
15 tahun, dari tahun 1990 hingga tahun 2005, emisi co2 per kapita selalu mengalami pertumbuhan rata-rata<br />
sebesar 5,72 persen per tahun.<br />
jumlah konsumsi bahan perusak ozon (BPO) atau ozone depleting Substances (ODS) merupakan salah<br />
satu indikator yang dipantau dalam <strong>pencapaian</strong> target mDgs. indikator ini merupakan satu ukuran yang<br />
ditetapkan dalam kesepakatan internasional untuk menghapuskan konsumsi bahan perusak ozon (bpo) pada<br />
tahun 1987 melalui Protokol Montreal. Protokol Montreal telah diratifikasi Pemerintah Republik Indonesia<br />
30.0%<br />
29.5%<br />
29.0%<br />
28.5%<br />
28.0%<br />
27.5%<br />
27.0%<br />
26.5%<br />
12%<br />
10%<br />
8%