laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
pada tahun 2005 <strong>indonesia</strong> memiliki kawasan hutan<br />
lindung seluas 31,78 juta ha, kawasan konservasi<br />
daratan 20,08 juta ha, dan kawasan konservasi perairan<br />
3,52 juta ha. Dengan demikian, rasio luas kawasan<br />
lindung daratan terhadap luas daratan adalah sebesar<br />
27,59 persen. apabila kawasan konservasi perairan<br />
diperhitungkan, maka rasio kawasan konservasi daratan<br />
50.5%<br />
50.0%<br />
49.5%<br />
49.0%<br />
48.5%<br />
48.41%<br />
48.94%<br />
49.98% 49.98%<br />
dan perairan menjadi 29,47 persen. rasio luas kawasan 48.0%<br />
lindung terhadap luas daratan mengalami kenaikan dari 47.5%<br />
tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan adanya penetapan<br />
kawasan konservasi baru pada tahun 2005, di<br />
2002 2003 2004 2005<br />
antaranya taman nasional bantimurung-bulusaraung (sulawesi selatan), aketajawe-Lolobata (maluku utara),<br />
kepulauan togean (sulawesi tengah), sebangau (kalimantan tengah), serta gunung ciremai (Jawa barat),<br />
gunung merbabu (Jawa tengah), gunung merapi (Daerah istimewa Yogyakarta), tesso nilo (riau), dan batang<br />
gadis (sumatera utara).<br />
perkembangan <strong>pencapaian</strong> rasio luas kawasan lindung terhadap luas daratan sesungguhnya hanya<br />
memandang aspek luas kawasan dan tidak memberikan gambaran tentang kelestarian ekosistemnya. artinya,<br />
meskipun telah terjadi perluasan kawasan lindung, akan tetapi jika tidak disertai dengan dampak peningkatan<br />
daya dukung kawasan tersebut kepada ekosistem, maka perluasan kawasan lindung tersebut menjadi tidak<br />
bermakna. situasi seperti ini terjadi di tesso nilo dan batang gadis.<br />
Rasio kawasan lindung perairan terhadap<br />
luas daratan (%). kawasan lindung perairan<br />
(marine protected area) merupakan<br />
kawasan hutan yang berada di pesisir.<br />
kawasan lindung perairan memelihara<br />
konservasi fungsi ekosistem kawasan pesisir,<br />
termasuk keanekaragaman biota perairan<br />
di sekitarnya. pada tahun 2002, <strong>indonesia</strong><br />
mempunyai kawasan lindung perairan seluas<br />
5,07 juta ha. Luas kawasan ini meningkat<br />
pada tahun 2005 menjadi 20,08 juta ha.<br />
Dengan demikian, apabila dibandingkan<br />
dengan luas daratan, maka rasio kawasan<br />
lindung perairan terhadap luas daratan dari<br />
tahun 2002 ke tahun 2005 meningkat dari<br />
2,7 persen menjadi 10,69 persen.<br />
130,000<br />
125,000<br />
120,000<br />
115,000<br />
110,000<br />
105,000<br />
100,000<br />
58.56%<br />
109,961<br />
58.52%<br />
109,961<br />
64.05%<br />
120,350<br />
Isu deforestasi. isu deforestasi mengemuka ketika sejumlah data mengenai kawasan lahan berhutan<br />
menginformasikan turunnya rasio lahan berhutan terhadap luas daratan dalam kurun waktu tahun 1990<br />
hingga 2002. bank Dunia dalam analisisnya berjudul Sustaining Economic Growth, Rural Livelihoods, and<br />
Environmental Benefits: Strategic Options for Forest Assistance in Indonesia (bank Dunia, 2006) melaporkan<br />
kecepatan deforestasi antara tahun 1990-2000 mencapai 8,2 persen. upaya konservasi dan pemulihan yang<br />
serius telah dilakukan dan mulai tahun 2002 telah berhasil menghijaukan kembali lahan berhutan. rasio<br />
penutupan lahan berhutan terhadap luas daratan pada tahun 2005 tercatat sudah mencapai 49,98 persen.<br />
Luas kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah sampai tahun 2005 mencapai 126,98 juta ha<br />
dengan sebaran sebagian besar di sulawesi dan kalimantan.<br />
BRoWN INDICAToR<br />
jumlah emisi karbondioksida (cO2) (metrik ton). konsentrasi co2 mengambarkan informasi tentang<br />
perubahan iklim. gas rumah kaca (grk) antara lain co2, metan, dan cFc yang dihasilkan oleh kegiatan<br />
manusia (antropogenik), dalam konsentrasi yang berlebihan di lapisan biosfer memicu terjadinya pemanasan<br />
global dan selanjutnya mengakibatkan perubahan iklim. emisi grk dinyatakan dalam konsentrasi co2 atau<br />
co2-equivalent<br />
tujuan 7. memastikan kelestarian Lingkungan Hidup<br />
67.58%<br />
126,983<br />
2002 2003 2004 2005<br />
perkembangan penetapan kawasan Hutan (Juta Ha)<br />
persentase penetapan kawasan Hutan terhadap Luas Daratan (%)<br />
70%<br />
68%<br />
66%<br />
64%<br />
62%<br />
60%<br />
58%<br />
56%<br />
54%<br />
52%<br />
Gambar 7.1<br />
rasio penutupan Lahan berhutan<br />
terhadap Luas Daratan (%)<br />
menurut citra satelit Landsat<br />
sumber:<br />
Departemen kehutanan (2006)<br />
Gambar 7.2<br />
perkembangan penetapan<br />
kawasan Hutan (Juta ha) dan<br />
persentase penetapan kawasan<br />
Hutan terhadap Luas Daratan<br />
(%)<br />
sumber:<br />
Departemen kehutanan (2006)<br />
73