01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />

70<br />

kotak 6.1<br />

KEjADIAN LUAR BIASA: MUNtABER DI KABUPAtEN tANGERANG<br />

pada 15 Juli 2007, tim bappenas melakukan kunjungan lapangan ke lokasi kejadian Luar biasa (kLb)<br />

muntaber di kecamatan sepatan, kecamatan sepatan timur, dan kecamatan pakuhaji, kabupaten<br />

tangerang. tiga kecamatan ini merupakan daerah yang dihuni oleh penduduk dengan pendapatan<br />

relatif cukup. meskipun demikian, pada bulan Juli 2007, timbul kejadian luar biasa (kLb) muntaber<br />

di daerah tersebut. pada tanggal 12 Juli terdapat 38 penderita yang dirawat di puskesmas dan hari<br />

berikutnya jumlah ini meningkat tajam menjadi 148 penderita. pada hari ketiga tercatat 221 penderita<br />

baru dan pada hari keempat (sampai pukul 15.00) terdapat penambahan 62 penderita. Dari total<br />

penderita tersebut (469 orang), telah meninggal sebanyak satu orang. Jumlah penderita ini bisa lebih<br />

banyak mengingat sebagian dari mereka tidak berobat ke puskesmas tetapi ke bidan, poliklinik, dan<br />

rumah sakit swasta.<br />

kLb muntaber ini menyebar di lima kecamatan yaitu kecamatan sepatan (8 desa dengan 80 penderita),<br />

kecamatan sepatan timur (8 desa dengan 184 penderita), kecamatan pakuhaji (10 desa dengan 192<br />

penderita), kecamatan sukadiri (5 desa dengan 11 penderita), dan kecamatan rajeg (2 desa dengan<br />

2 penderita). tiga kecamatan (sepatan, sepatan timur dan pakuhaji), ditambah kecamatan mauk, juga<br />

pernah mengalami kLb muntaber pada tahun 2005 dengan jumlah penderita saat itu mencapai 1.315<br />

orang (meninggal 19 orang).<br />

penyakit ini ditengarai disebabkan oleh es potong, es osron, dan sejenisnya yang dijual pedagang<br />

keliling, yang mengandung bakteri e-coli dan/atau kolera. sebab lain adalah kondisi ketersediaan air<br />

minum dan fasilitas jamban yang tidak memenuhi syarat. Dari data yang ada, tampak bahwa hanya<br />

42,7 persen rumah tangga di tiga kecamatan dengan kLb muntaber terparah yang memiliki sumber<br />

air minum memenuhi syarat, sementara hanya 29,9 persen rumah tangga yang memiliki jamban<br />

memenuhi syarat. masih banyak penduduk yang menggunakan sumur yang tidak layak dan buang air<br />

besar di kebun, sawah, saluran air, dan sungai. perilaku masyarakat pun masih cenderung tidak mau<br />

mengubah kebiasaan buang air besar sembarangan ini. pemerintah daerah telah berupaya mendorong<br />

perubahan perilaku, namun sejauh ini hasilnya kurang menggembirakan. banyak jamban yang dibangun<br />

pemerintah daerah tidak difungsikan oleh penduduk.<br />

untuk jangka panjang, upaya yang perlu dilakukan adalah (1) mendorong perubahan perilaku masyarakat<br />

melalui pendekatan community-led total sanitation (cLts) agar masyarakat dengan kesadaran sendiri<br />

membangun jamban tanpa subsidi dari pihak lain; (2) melakukan penyuluhan masyarakat yang<br />

dilakukan oleh pemerintah daerah, bekerja sama dengan perguruan tinggi dan organisasi masyarakat;<br />

dan (3) pembinaan terhadap produsen dan pedagang es potong, es osron dan pedagang makanan<br />

lainnya agar mereka memproduksi barang dagangan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!