01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

cDR %<br />

100<br />

80<br />

60<br />

40<br />

20<br />

0<br />

1995<br />

1<br />

1996<br />

4<br />

1997<br />

1998<br />

1999<br />

tujuan 6. memerangi Hiv/aiDs, malaria, dan penyakit menular Lainnya<br />

Angka Keberhasilan Pengobatan. pada tahun 2003, sebanyak 87 persen penderita menyelesaikan<br />

pengobatan (pengobatan lengkap dan sembuh). angka ini telah mencapai target global dan nasional sebesar<br />

85 persen pada tahun 2000. pada tahun 2005 angka keberhasilan pengobatan ini terus meningkat menjadi<br />

91 persen.<br />

6.2.3. tANtANGAN DAN UPAYA YANG DIPERLUKAN<br />

7<br />

12<br />

19<br />

2000<br />

MALARIA<br />

Hubungan dengan kemiskinan. Tingginya prevalensi malaria merefleksikan adanya hambatan finansial dan<br />

budaya untuk mencegah dan mengobati malaria secara tepat dan efektif. malaria sangat erat kaitannya dengan<br />

kemiskinan. upaya pencegahan difokuskan untuk meminimalkan jumlah kontak manusia dengan nyamuk<br />

melalui pemakaian kelambu (bed nets) dan penyemprotan rumah. tetapi data menyebutkan, hanya satu dari<br />

tiap tiga anak di bawah lima tahun yang tidur menggunakan kelambu akibat ketidakmampuan keluarga untuk<br />

membeli kelambu. Faktor lain yang berkontribusi pada memburuknya malaria adalah bencana dan tingginya<br />

mobilitas penduduk.<br />

Sumber daya manusia. sejak krisis ekonomi (1997), banyak petugas kesehatan yang pensiun tanpa adanya<br />

penggantian, termasuk di dalamnya Juru malaria Desa (JmD) di Jawa dan bali, yang berperan pada deteksi<br />

dini dan pengobatan malaria.<br />

Resistensi dilaporkan terjadi di seluruh provinsi, baik untuk obat malaria yang tersedia maupun insektisida.<br />

Hal ini disebabkan oleh tingginya ketidakpatuhan terhadap pengobatan serta sering terjadinya pengobatan<br />

yang tidak tepat.<br />

pencegahan malaria diintensifkan melalui pendekatan Roll Back Malaria (rbm) yang dioperasionalkan dalam<br />

gerakan berantas kembali (gebrak) malaria sejak tahun 2000. upaya ini dilakukan dengan strategi deteksi<br />

dini dan pengobatan yang tepat; peran serta aktif masyarakat dalam pencegahan malaria; dan perbaikan<br />

kapasitas personil kesehatan yang terlibat. Yang tak kalah penting adalah pendekatan terintegrasi pembasmian<br />

malaria dengan kegiatan lain seperti manajemen terpadu balita sakit dan promosi kesehatan.<br />

upaya pemberantasan malaria di <strong>indonesia</strong> saat ini terdiri atas delapan kegiatan yaitu: diagnosis awal dan<br />

pengobatan yang tepat; pemakaian kelambu dengan insektisida; penyemprotan; surveilans deteksi aktif<br />

dan pasif; survey demam dan surveilans migran; deteksi dan kontrol epidemik; langkah-langkah lain seperti<br />

larvaciding; dan capacity building. untuk menanggulangi strain (galur) yang resisten terhadap klorokuin,<br />

pengendalian malaria pemerintah pusat dan daerah akan menggunakan obat kombinasi baru turunan<br />

Artemisin untuk memperbaiki kesuksesan pengobatan.<br />

TUBERKULoSIS (TB)<br />

tantangan yang dihadapi dalam pemberantasan tb adalah cara membangun komitmen pemerintah dan<br />

masyarakat, melakukan diagnosis akurat dengan pemeriksaan mikroskopis, kesesuaian Directly observed<br />

20<br />

2001<br />

22<br />

2002<br />

31<br />

38<br />

2003<br />

53<br />

2004<br />

66<br />

2005<br />

76<br />

2006<br />

Gambar 6.7<br />

angka penemuan kasus tb<br />

(cDr), nasional, 1996-2006<br />

sumber:<br />

Departemen kesehatan<br />

(berbagai tahun)<br />

67

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!