laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
100<br />
80<br />
60<br />
40<br />
20<br />
0<br />
40,7<br />
47,2<br />
56<br />
49,2<br />
56,3<br />
49,7<br />
70,46 72,41<br />
71,52<br />
66,9<br />
68,4<br />
67,91<br />
63,1 66,6<br />
1990<br />
1991<br />
1992<br />
1993<br />
1994<br />
1995<br />
1996<br />
1997<br />
1998<br />
1999<br />
2000<br />
2001<br />
2002<br />
2003<br />
2004<br />
2005<br />
2006<br />
2007<br />
2008<br />
2009<br />
2010<br />
2011<br />
2012<br />
2013<br />
2014<br />
2015<br />
tiga intervensi utama yang direkomendasikan sebagai upaya paling efektif adalah pelayanan antenatal,<br />
persalinan oleh tenaga kesehatan, dan pelayanan dasar serta komprehensif untuk darurat obstetri. untuk<br />
pelayanan antenatal, selain peningkatan frekuensi kunjungan, peningkatan kualitas pelayanan juga diperlukan,<br />
yang mencakup pemeriksaan kehamilan dan pemberian tablet zat besi dan kapsul vitamin a.<br />
upaya peningkatan persalinan oleh tenaga kesehatan masih belum memadai baik dalam jumlah maupun<br />
distribusinya. pada saat yang sama, kemitraan dengan dukun bayi yang masih sangat berperan sebagai<br />
penolong persalinan perlu dibangun. pelayanan dasar dan komprehensif untuk darurat obstetri juga menjadi<br />
kunci keberhasilan berikutnya apabila fasilitas pelayanannya mudah dijangkau dan dilengkapi dengan tenaga<br />
terampil.<br />
permasalahan tenaga bidan yang belum mencukupi dan belum merata penyebarannya merupakan tantangan<br />
yang perlu dijawab dengan segera. pada daerah-daerah yang relatif terpencil dan tertinggal, masyarakat<br />
mengalami kesulitan mengakses bidan dan oleh karenanya sangat tergantung pada dukun. namun mengingat<br />
keterbatasan keahlian dukun, maka peran dukun perlu diarahkan untuk membantu ibu hamil dalam mengakses<br />
sistem kesehatan formal (bidan).<br />
%<br />
100<br />
80<br />
60<br />
40<br />
20<br />
50,5 53,1 54,2 55,3 55,4 52,5 54,5 56,7 57,9 57,9<br />
54,2 54,2 55,4 54,4 54,2<br />
0<br />
1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007<br />
sementara itu, mengingat bahwa pemakaian alat kontrasepsi pada perempuan kawin usia 15-49 tahun masih<br />
menunjukkan perkembangan yang cukup lambat, pelayanan kb oleh pemerintah memang perlu ditingkatkan,<br />
tidak saja dalam upaya pengendalian pertumbuhan penduduk, melainkan juga karena kb merupakan bagian<br />
dari kesehatan reproduksi yang dapat menurunkan angka kematian ibu.<br />
tantangan lain adalah soal pendataan. Di <strong>indonesia</strong>, sistem registrasi vital yang mencatat penyebab<br />
kematian ibu masih belum memadai. Saat ini Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi<br />
dan kesehatan <strong>indonesia</strong> (sDki) merupakan salah satu sumber utama yang dipakai di <strong>indonesia</strong> untuk<br />
90<br />
tujuan 5. meningkatkan kesehatan ibu<br />
Gambar 5.2<br />
persentase kelahiran yang<br />
dibantu oleh tenaga kesehatan,<br />
nasional, tahun 1990-2006<br />
sumber:<br />
survey sosial dan ekonomi<br />
nasional (bps, berbagai tahun)<br />
Gambar 5.3<br />
proporsi wanita 15-49 tahun<br />
berstatus kawin yang sedang<br />
menggunakan atau memakai<br />
alat keluarga berencana (%),<br />
nasional, tahun 1992-2006<br />
survey sosial dan ekonomi<br />
nasional (bps, berbagai tahun)<br />
57