01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

sedangkan provinsi dengan akb terbaik adalah Dki Jakarta (18), sulawesi utara (19), dan kepulauan riau<br />

(19). provinsi dengan <strong>pencapaian</strong> terbaik ini memiliki akb hampir empat kali lebih rendah dari provinsi dengan<br />

akb terburuk. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan antarwilayah dengan berbagai penyebab yang bersifat<br />

unik di setiap daerah.<br />

nusa tenggara barat<br />

gorontalo<br />

nusa tenggara timur<br />

sulawesi tengah<br />

kalimantan selatan<br />

maluku utara<br />

nanggroe aceh Darussalam<br />

sulawesi tenggara<br />

Jawa barat<br />

bengkulu<br />

sulawesi selatan<br />

banten<br />

maluku<br />

Indonesia<br />

Jambi<br />

Jawa timur<br />

sumatera barat<br />

kalimantan barat<br />

sumatera selatan<br />

papua<br />

Lampung<br />

kalimantan timur<br />

sumatera utara<br />

bali<br />

bangka belitung<br />

Jawa tengah<br />

riau<br />

kalimantan tengah<br />

Daerah istimewa Yogyakarta<br />

kepulauan riau<br />

sulawesi utara<br />

Dki Jakarta<br />

66<br />

50<br />

46<br />

42<br />

41<br />

40<br />

39<br />

38<br />

37<br />

36<br />

36<br />

35<br />

34<br />

32<br />

32<br />

32<br />

32<br />

30<br />

30<br />

29<br />

28<br />

26<br />

26<br />

25<br />

24<br />

24<br />

22<br />

21<br />

19<br />

19<br />

19<br />

18<br />

Imunisasi campak. cakupan imunisasi campak terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. akan tetapi<br />

cakupan di daerah perdesaan cenderung tertinggal dibandingkan dengan di daerah perkotaan. variasi cakupan<br />

antarprovinsi juga masih tinggi, dengan cakupan tertinggi di Di Yogyakarta (91,1 persen). angka ini dua kali<br />

lebih tinggi dari banten (44,0 persen) yang merupakan provinsi dengan cakupan terendah. pada tahun 2005,<br />

menurut catatan Departemen Kesehatan (Profil Kesehatan 2005) cakupan imunisasi campak mencapai 86,7<br />

persen dan angka drop-out yang menurun dari tahun-tahun sebelumnya, menjadi 1,5 persen.<br />

4.1.3. tANtANGAN DAN UPAYA YANG DIPERLUKAN<br />

Sebab kematian pada anak. terdapat tiga penyebab utama kematian bayi yang masih menjadi tantangan<br />

besar untuk diatasi. ketiga hal tersebut adalah infeksi saluran pernafasan akut (ispa), komplikasi perinatal,<br />

dan diare. gabungan ketiga penyebab ini memberi andil bagi 75 persen kematian bayi. pola penyebab utama<br />

kematian balita juga hampir sama, yaitu penyakit saluran pernafasan, diare, penyakit syaraf—termasuk<br />

meningitis dan encephalitis—dan tifus.<br />

Kesehatan neonatal dan maternal. tingginya kematian anak pada usia hingga satu tahun menunjukkan masih<br />

rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir; rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu<br />

dan anak; serta perilaku ibu hamil, keluarga, serta masyarakat yang belum mendukung perilaku hidup bersih<br />

dan sehat. Dua per tiga dari kematian bayi merupakan kematian neonatal (kematian pada usia bayi 0-28<br />

hari). penurunan neonatal ini relatif lebih lambat dibanding kematian bayi secara keseluruhan. oleh karena<br />

itu, upaya untuk menurunkan kematian neonatal merupakan kunci utama dalam keberhasilan penurunan<br />

kematian bayi.<br />

tujuan 4. menurunkan kematian anak<br />

Gambar 4.3<br />

persebaran angka kematian bayi<br />

(akb) menurut provinsi tahun<br />

2005<br />

sumber:<br />

survey penduduk antar-sensus<br />

(supas) (2005), tidak termasuk<br />

provinsi sulawesi barat dan irian<br />

Jaya barat<br />

51

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!