01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

meskipun demikian, pada jenjang<br />

pendidikan dasar (sD/mi dan smp/<br />

mts) rasio apm-nya tetap bertahan di<br />

atas angka 100 persen. Hal ini berarti<br />

tidak terdapat kesenjangan gender dalam<br />

<strong>pencapaian</strong> rasio apm pada tingkat sD/mi<br />

dan smp/mts.<br />

102<br />

102<br />

101<br />

101<br />

100<br />

100<br />

tujuan 3. mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan<br />

Angka melek huruf perempuan/laki-laki 99<br />

(indeks paritas melek huruf gender)<br />

ditunjukkan oleh rasio melek huruf pada<br />

99<br />

kelompok perempuan terhadap laki-laki 98<br />

usia 15–24 tahun. rasio melek huruf 98<br />

97.90<br />

perempuan sepanjang tahun 1992 hingga<br />

1998 menunjukkan kecenderungan<br />

meningkat secara konstan. Jika pada<br />

tahun 1990-1992 rasio ini baru mencapai<br />

97<br />

97,9 persen, maka pada tahun 1998 angka tersebut sudah mencapai 99,5 persen. Dampak krisis ekonomi<br />

pada tahun 1999 sempat menyebabkan hilangnya kesempatan bagi sejumlah perempuan untuk mengakses<br />

pendidikan membaca/menulis sehingga rasionya menurun menjadi 99,4 persen. akan tetapi sejak tahun<br />

2002 rasio tersebut kembali membaik hingga mencapai 99,93 persen pada tahun 2006. ini mengindikasikan<br />

bahwasanya kesenjangan angka melek huruf antara perempuan terhadap laki-laki semakin kecil dari tahun<br />

1990-an ke tahun 2006.<br />

1990<br />

Dari segi pengelompokan usia, situasi berbeda justru tampak pada tahun 2006, yakni dengan semakin<br />

tingginya kesenjangan angka melek huruf antara perempuan terhadap laki-laki dalam kelompok usia yang<br />

lebih tinggi. pada tahun 2006, rasio melek huruf perempuan terhadap laki-laki kelompok usia 25-44 tahun<br />

tercatat hanya 97,4 persen, dan dari kelompok usia 45 tahun ke atas hanya 81,4 persen. Dengan demikian,<br />

peningkatan akses pendidikan khusus baca dan tulis terutama bagi perempuan kelompok usia 25 tahun ke<br />

atas perlu dimasukkan sebagai salah satu prioritas pendidikan nasional.<br />

selanjutnya, ketidaksetaraan gender juga masih terjadi dalam pembangunan ketenagakerjaan, yang antara<br />

lain dapat dilihat dari rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja (tpak) dan tingginya tingkat pengangguran<br />

terbuka (tpt) perempuan dibandingkan mitranya laki-laki. berdasarkan data survey angkatan kerja nasional<br />

(Sakernas), TPAK perempuan mengalami fluktuasi dari 51,78 persen pada Agustus 2001 menjadi 49,23<br />

persen pada agustus 2004, kemudian meningkat kembali menjadi 50,65 persen pada Februari 2005,<br />

dan kembali turun menjadi 49,52 persen pada Februari 2007. tpak perempuan tersebut jauh lebih rendah<br />

dibandingkan tpak laki-laki. Data sakernas menunjukkan, antara agustus 2001 hingga Februari 2007 tpak<br />

perempuan sekitar separuh dari tpak laki-laki.<br />

tingkat pengangguran terbuka (tpt) perempuan juga menunjukkan potret yang kurang menggembirakan. tpt<br />

perempuan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tpt laki-laki. pada agustus 2001, tpt perempuan tercatat<br />

sekitar 10,55 persen, meningkat menjadi 13,6 persen pada Februari 2005, dan mencapai puncaknya pada<br />

november 2005 yaitu 14,71 persen, tetapi kemudian menurun menjadi 11,83 pada Februari 2007.<br />

indikator berikutnya adalah kontribusi perempuan dalam pekerjaan upahan (wage employment). parameter<br />

yang digunakan di sini adalah status pekerjaan, rata-rata upah, dan tingkat pendidikan. Hasil survey angkatan<br />

kerja nasional (sakernas) menunjukkan bahwa pada Februari 2005 jumlah pekerja perempuan yang berstatus<br />

sebagai buruh/karyawan/pegawai sekitar 8,2 juta orang, pekerja bebas di sektor pertanian sekitar 1,9 juta,<br />

dan 0,6 juta orang sebagai pekerja bebas di sektor non-pertanian. Jumlah tersebut mengalami peningkatan<br />

masing-masing menjadi 8,6 juta, 2,3 juta, dan 0,7 juta pada Februari 2007.<br />

sementara itu, meskipun rata-rata upah pekerja perempuan lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata upah<br />

pekerja laki-laki, namun nilainya mengalami peningkatan setiap tahunnya. ketimpangan upah terbesar terjadi<br />

1994<br />

1996<br />

99.50<br />

1998<br />

99.40<br />

2000<br />

99.80<br />

2002<br />

2005<br />

99.93<br />

2010<br />

Gambar 3.2<br />

angka melek Huruf perempuan/<br />

Laki-laki (indeks paritas melek<br />

Huruf gender) kelompok usia<br />

15–24 tahun, nasional, tahun<br />

1992-2006 (dalam %)<br />

sumber:<br />

survey sosial ekonomi nasional<br />

(bps, berbagai tahun)<br />

41

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!