01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />

Gambar 1.10<br />

prevalensi balita kurang gizi<br />

terhadap persentase penduduk<br />

miskin tahun 2005<br />

sumber:<br />

survey sosial ekonomi nasional<br />

(bps, 2005)<br />

20<br />

tantangan berikutnya adalah penetapan sasaran dalam perbaikan gizi. perbaikan gizi perlu dilakukan terutama<br />

kepada ibu hamil, bayi, dan balita, serta lebih utama lagi pada kelompok masyarakat miskin. ibu hamil,<br />

bayi, dan balita adalah golongan yang kerap menderita masalah gizi kurang dan gizi buruk. kendala yang<br />

dihadapi pada pelaksanaan di tingkat masyarakat adalah keterbatasan tenaga (kualitas dan kuantitas) untuk<br />

menjangkau kelompok sasaran.<br />

tantangan yang tak kalah pentingnya ialah kondisi kewilayahan yang beraneka ragam. Hal ini mengakibatkan<br />

budaya kecukupan gizi antara daerah satu dengan daerah lainnya turut berbeda. Walhasil, timbul disparitas<br />

status gizi antarkawasan dan antara perkotaan dan perdesaan, serta akses terhadap fasilitas kesehatan yang<br />

berkualitas bagi masyarakat miskin yang tinggal di daerah terpencil. Faktor ekonomi dan kurangnya pengetahuan<br />

masyarakat akan asupan gizi yang cukup juga turut menyebabkan munculnya masalah kelaparan dan gizi.<br />

Disparitas antarwilayah menjadi faktor penyebab permasalahan yang kompleks. pada tahun 2005, contohnya,<br />

provinsi dengan persentase penduduk miskin dan angka prevalensi kurang gizi di atas rata-rata nasional<br />

adalah gorontalo, papua, nusa tenggara timur, maluku, nusa tenggara barat, sulawesi tengah, dan sulawesi<br />

tenggara (lihat gambar 1.10). tujuh provinsi tersebut perlu mendapatkan perhatian serius dengan langkahlangkah<br />

yang komprehensif.<br />

meskipun demikian, terdapat beberapa provinsi yang persentase penduduk miskin maupun angka prevalensi<br />

kurang gizinya sudah berada di bawah angka nasional. provinsi ini meliputi riau, Jambi, kepulauan bangka<br />

belitung, kepulauan riau, Dki Jakarta, Jawa barat, banten, bali, kalimantan timur, kalimantan tengah, sulawesi<br />

utara, dan maluku utara.<br />

upaya perbaikan status gizi masyarakat, terutama masyarakat miskin, menjadi salah satu prioritas<br />

pembangunan kesehatan. masalah kurang gizi disebabkan oleh berbagai faktor seperti tingkat sosial ekonomi,<br />

tingkat pendidikan dan pengetahuan, status kesehatan, dan perilaku masyarakat. oleh karena itu, upaya<br />

penanggulangan masalah gizi dengan fokus pada kelompok miskin harus dilakukan secara sinergis meliputi<br />

berbagai bidang seperti pertanian, pendidikan, dan ekonomi.<br />

prevalensi balita kurang gizi (%)<br />

45<br />

40<br />

35<br />

30<br />

25<br />

20<br />

15<br />

KUADRAN II<br />

kalsel<br />

bali<br />

kalbar<br />

ntb<br />

sulteng<br />

sumbar sulsel<br />

sultra<br />

sumut<br />

kep riau maluku utara<br />

kalteng<br />

bengkulu<br />

banten<br />

kaltim<br />

kep babel<br />

sumsel<br />

riau<br />

Jambi Jatim<br />

Lampung<br />

sulut<br />

Dki Jakarta<br />

Jateng<br />

Jabar<br />

Di Yogyakarta<br />

gorontalo<br />

ntt<br />

naD<br />

maluku<br />

papua<br />

KUADRAN III<br />

KUADRAN IV<br />

10<br />

0 5 10 15 20 25 30 35 40<br />

presentase penduduk miskin (%)<br />

KUADRAN I

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!