laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
dalam <strong>pencapaian</strong> target-target mDgs, <strong>pencapaian</strong> indikator mDgs perlu diintegrasikan sebagai bagian<br />
dari indikator target, keluaran (output), dan hasil (outcome) dari proses perencanaan dan penganggaran di<br />
daerah.<br />
peran kebijakan pemerintah daerah dalam <strong>pencapaian</strong> target mDgs juga dapat bersifat komplementer<br />
terhadap program pemerintah pusat. misalnya, untuk mencapai target pengurangan kemiskinan, pemerintah<br />
daerah dapat mengkombinasikan program-program nasional seperti pnpm atau program keluarga Harapan<br />
(pkH) dengan program pemerintah daerah untuk mengurangi kemiskinan. pemerintah daerah, umpamanya,<br />
dapat memperluas cakupan peserta program atau melaksanakan kegiatan yang bersifat komplementer.<br />
sebagai contoh, jika dalam pnpm dibangun infrastruktur jalan pertanian atau jalan desa, maka pemerintah<br />
daerah dapat berperan dengan memperluas jaringan jalan antardesa atau antarkecamatan agar akses pasar<br />
penduduk miskin dapat diperluas.<br />
selain meningkatkan peran pemerintah, kebijakan lain yang diperlukan dalam rangka <strong>pencapaian</strong> target mDgs<br />
di tingkat daerah adalah memberikan perhatian khusus kepada provinsi-provinsi yang relatif tertinggal, seperti<br />
tercermin dalam peta 4.1 di atas. kecuali papua, daerah-daerah tersebut merupakan daerah yang rendah<br />
sumber daya fiskalnya, sebagaimana tercermin dalam Gambar 9.2 di bawah ini. Tantangan bagi pemerintah<br />
adalah bagaimana mengalokasikan anggaran secara lebih tajam sehingga menguntungkan daerah tertinggal<br />
tersebut, terutama yang memiliki sumber daya fiskal rendah, misalnya dengan mempertajam penargetan<br />
program-program dekonsentrasi.<br />
Juta rp.<br />
6<br />
5<br />
4<br />
3<br />
2<br />
1<br />
0<br />
Dana otonomi khusus 2006 per kapita<br />
Dau 2006 per kapita<br />
pendapatan bagi Hasil pajak per kapita<br />
pendapatan Dana bagi Hasil sDa per kapita<br />
pendapatan asli Daerah per kapita<br />
banten<br />
Jawa barat<br />
Jawa timur<br />
Jawa tengah<br />
Lampung<br />
D i Yogyakarta<br />
sumatra utara<br />
nusa tenggara barat<br />
sumatera selatan<br />
bali<br />
sulawesi selatan<br />
nusa tenggara timur<br />
kalimantan barat<br />
kalimantan selatan<br />
sumatra barat<br />
Jambi<br />
sulawesi utara<br />
gorontalo<br />
bengkulu<br />
kepulauan riau<br />
sulawesi tengah<br />
sulawesi tenggara<br />
kepulauan bangka belitun<br />
riau<br />
nanggroe aceh Darussalam<br />
maluku<br />
maluku utara<br />
kalimantan tengah<br />
kalimantan timu<br />
papua<br />
papua barat<br />
Gambar 9.2<br />
penerimaan Fiskal Daerah per<br />
provinsi, tahun 2006 (termasuk<br />
penerimaan fiskal kabupaten/<br />
kota di provinsi tersebut)<br />
sumber:<br />
Data Dau, diolah/estimasi<br />
(Departemen keuangan, 2006)<br />
157