01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />

Gambar 9.1<br />

proporsi penduduk miskin per<br />

provinsi, 2003 dan 2006<br />

sumber:<br />

survey sosial ekonomi nasional<br />

(bps, 2003 dan 2006)<br />

156<br />

studi bank Dunia (2006) menunjukkan bahwa elastisitas kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi tidak<br />

sama di masing-masing daerah. elastisitas kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi di provinsi-provinsi<br />

yang berada pada kuintil terendah yaitu papua, nusa tenggara, dan maluku lebih rendah daripada di Jawa<br />

dan sumatera. implikasinya, jika pengurangan kemiskinan hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi tanpa<br />

program yang bertujuan melakukan intervensi, maka pengurangan kemiskinan akan berjalan lebih lambat di<br />

daerah-daerah di atas.<br />

indikator lain yang perlu diperhatikan dalam hal kesenjangan antardaerah adalah angka partisipasi murni<br />

untuk smp/mts. sementara angka partisipasi sD/mi sudah berada di atas 90 persen untuk hampir semua<br />

provinsi (kecuali papua dan irian Jaya barat), apm smp/mts berada pada tingkat 66,5 dan masih jauh dari<br />

target <strong>pencapaian</strong> pendidikan dasar untuk semua dalam mDgs maupun target rpJm pada tahun 2009.<br />

adapun papua dan irian Jaya barat masih memiliki apm smp/mts di bawah 50 persen.<br />

sulawesi barat<br />

kepulauan riau<br />

irian Jaya barat<br />

papua<br />

maluku<br />

nanggroe aceh<br />

gorontalo<br />

nusa tenggara timur<br />

nusa tenggara barat<br />

sulawesi tengah<br />

sulawesi tenggara<br />

bengkulu<br />

Lampung<br />

Jawa tengah<br />

sumatera selatan<br />

Jawa timur<br />

Di Yogyakarta<br />

sumatera utara<br />

sulawesi selatan<br />

kalimantan barat<br />

maluku utara<br />

r i a u<br />

Jawa barat<br />

J a m b i<br />

kalimantan timur<br />

kalimantan tengah<br />

sumatera barat<br />

bangka belitung<br />

banten<br />

sulawesi utara<br />

kalimantan selatan<br />

b a l i<br />

Dki Jakarta<br />

2003 2006<br />

50 40 30 20 10 0 10 20 30 40 50<br />

IMPLIKASI KEBIjAKAN<br />

seiring dengan berjalannya desentralisasi, peran pemerintah daerah dalam menyediakan pelayanan publik<br />

yang secara langsung mempengaruhi <strong>pencapaian</strong> mDgs menjadi semakin besar. ini sejalan dengan sumber<br />

daya anggaran yang dikuasainya, yang saat ini telah mencapai 36 persen. Hal ini terlihat dari studi bank<br />

Dunia berjudul Spending for Development: Making Most of Indonesia’s New Opportunities (2007). sebagai<br />

implikasinya, peran kebijakan dan anggaran daerah dalam <strong>pencapaian</strong> mDgs perlu diperluas.<br />

peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah,<br />

pemerintah Daerah provinsi, dan pemerintah Daerah kabupaten/kota memberikan kerangka umum tentang<br />

peranan yang dapat dilaksakan oleh pemerintah daerah. Di bidang pendidikan, pp tersebut mengatur bahwa<br />

penyelenggaraan perencanaan, penyediaan biaya penyelenggaraan pendidikan, serta pengadaan sarana dan<br />

prasarana pendidikan dasar merupakan urusan pemerintah daerah. Di bidang kesehatan, penyelenggaraan<br />

penanggulangan gizi buruk dan pencegahan penyakit menular juga merupakan urusan pemerintah daerah.<br />

Hal-hal di atas merupakan bidang kebijakan yang sangat terkait dengan <strong>pencapaian</strong> target-target mDgs dan<br />

dilaksanakan oleh pemerintah daerah selaku aktor utama. melihat pentingnya peranan pemerintah daerah

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!