laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />
152<br />
LANGKAH KE DEPAN<br />
pembahasan pada bab-bab terdahulu mengenai <strong>pencapaian</strong> target-target mDgs telah menunjukkan<br />
beragamnya <strong>pencapaian</strong> tujuan pembangunan milenium oleh provinsi-provinsi di <strong>indonesia</strong>. pada beberapa<br />
<strong>pencapaian</strong> indikator MDGs, keragaman ini menunjukkan kesenjangan yang signifikan antarprovinsi. Terdapat<br />
beberapa provinsi yang tertinggal laju <strong>pencapaian</strong>nya dibandingkan dengan provinsi-provinsi lain.<br />
<strong>pencapaian</strong> mDgs yang terkait dengan kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan (tujuan 1 sampai 6, kecuali<br />
indikator prevalensi penyakit Hiv/aiDs), serta kesenjangan antarprovinsi yang besar --yang tercermin dari<br />
besarnya statistik variasi (standar deviasi)-- terdapat dalam indikator-indikator angka kemiskinan, angka gizi<br />
buruk (dewasa dan anak-anak), angka partisipasi sekolah murni smp, angka kematian bayi dan balita, dan<br />
angka prevalensi penyakit malaria.<br />
kotak 9.4<br />
GAMBARAN PRAKtEK DAN tANtANGAN DAERAH DALAM UPAYA PENcAPAIAN MDGs<br />
DI BEBERAPA DAERAH DI INDONESIA<br />
gambaran mengenai praktek-praktek yang menarik dan tantangan-tantangan yang dihadapi daerah dalam usaha<br />
<strong>pencapaian</strong> mDgs dapat diuraikan dari hasil kunjungan lapangan proyek kerjasama bappenas-aDb bertema<br />
perencanaan dan penganggaran yang berpihak pada kaum miskin (ta 4762-ino). Daerah-daerah tersebut<br />
meliputi kabupaten sumba barat, kabupaten sumba timur, kabupaten manggarai, kabupaten kupang, kabupaten<br />
Wonosobo, kabupaten purbalingga, kabupaten banjarnegara, kota semarang, kota palembang, kabupaten ogan<br />
komering ilir (oki), dan kabupaten ogan ilir (oi).<br />
PRAKtEK-PRAKtEK YANG MENARIK BAGI PENcAPAIAN MDGS<br />
konsensus mDgs telah diketahui oleh semua daerah yang dikunjungi. pada umumnya pemerintah daerah mengetahui<br />
adanya mDgs sebagai komitmen internasional yang harus dicapai pada tahun 2015. pengetahuan inipun sebenarnya<br />
masih terbatas pada level pejabat kepala dinas ke atas, akademisi, dan media lokal. adapun bagi anggota DprD,<br />
organisasi sosial masyarakat, dan masyarakat pada umumnya, mDgs masih merupakan suatu hal yang baru.<br />
pada dasarnya indikator-indikator mDgs seperti angka kemiskinan, angka partisipasi sD/mi dan smp, buta huruf<br />
usia 15 sampai 24 tahun, tingkat kematian bayi dan balita, angka kematian ibu, persentase kelahiran yang dibantu<br />
tenaga medis, serta akses terhadap air bersih dan sanitasi telah disebutkan oleh sebagian besar kabupaten/kota<br />
tersebut dalam dokumen perencanaan jangka menengah (rpJmD) mereka. adapun istilah mDgs itu sendiri tidak<br />
secara eksplisit disebutkan.<br />
untuk tahun anggaran 2008, yang proses perencanaan dan penganggarannya dimulai pada tahun 2007, hampir<br />
seluruh daerah tersebut telah menyatakan beberapa tujuan mDgs seperti penanggulangan kemiskinan dan<br />
kelaparan, serta peningkatan akses pendidikan dan kesehatan, sebagai prioritas utama komitmen yang harus dicapai<br />
pada tahun anggaran 2007 dan 2008. sebagai contoh, kabupaten oki telah mengarahkan proses musyawarah<br />
perencanaan pembangunan (musrenbang) dengan himbauan agar alokasi belanja langsung pada tahun 2007 dan<br />
2008 untuk penanggulangan kemiskinan, pengurangan pengangguran, dan keterisolasian daerah menjadi tema<br />
pembangunan yang memiliki persentase alokasi apbD terbesar dibandingkan 3 (tiga) tema pembangunan yang<br />
ada. adapun istilah mDgs itu sendiri; oleh kabupaten oki, kabupaten Wonosobo, kota semarang, dan kabupaten<br />
manggarai; telah disebutkan pada dokumen rkpD 2007 mereka masing-masing.<br />
apbD tahun 2003-2006 untuk daerah-daerah di atas telah mengalokasikan rata-rata 26,63 persen anggaran<br />
untuk sektor pendidikan, 18,6 persen untuk sektor infrastruktur, 6,91 persen untuk sektor kesehatan, 3,28<br />
persen untuk sektor pertanian, dan sisanya tersebar pada sektor-sektor lainnya. Dari rincian ini dapat disimpulkan<br />
bahwasanya kabupaten/kota tersebut telah mengarahkan pembangunannya pada <strong>pencapaian</strong> mDgs, walaupun<br />
untuk mengetahui tingkat keberhasilan terhadap sasaran penerima manfaatnya diperlukan analisis lebih lanjut.<br />
tANtANGAN PENcAPAIAN MDGS<br />
y terbatasnya pengetahuan mDgs yang dimiliki aparat pemerintah daerah, terutama pada level atau<br />
tingkatan di bawah kepala dinas. keadaan yang sama juga berlaku pada kalangan sebagian besar<br />
anggota DprD, organisasi masyarakat sipil dan masyarakat pada umumnya.