laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
12. AKSES tERHADAP SANItASI LAYAK<br />
Dalam rentang waktu selama 14 tahun, yakni dari tahun 1992 – 2006, angka <strong>pencapaian</strong> nasional untuk<br />
indikator persentase penduduk terhadap akses terhadap sanitasi layak tampak meningkat tajam. pada tahun<br />
1992 angka ini tercatat sebesar 30,90 persen, kemudian meningkat pada tahun 2000 menjadi 62,70 persen,<br />
dan terus meningkat pada tahun 2006 menjadi 69,30 persen. akan tetapi bila dilihat dari jumlah provinsi<br />
yang berada di atas <strong>pencapaian</strong> angka nasional, maka jumlahnya relatif sama yakni sekitar 11-12 provinsi<br />
(tidak termasuk provinsi baru hasil pemekaran karena ketiadaan data). termasuk dalam kategori ini ialah Dki<br />
Jakarta yang tetap tercatat sebagai provinsi terbaik dalam hal akses terhadap sanitasi yang layak, dengan<br />
angka <strong>pencapaian</strong> pada tahun 2006 sebesar 93,8 persen.<br />
sementara itu beberapa daerah lainnya, terutama di luar pulau Jawa, merupakan daerah yang <strong>pencapaian</strong>nya<br />
relatif tetap di bawah capaian angka nasional. Dengan kata lain, tidak terdapat perubahan berarti di daerahdaerah<br />
ini dalam upaya mereka meningkatkan lingkungan hidup yang lebih layak dan sehat dari segi akses<br />
dan ketersediaan sanitasi. tidak mengherankan bila kemudian daerah-daerah ini pun ternyata merupakan<br />
daerah potensial endemik malaria. beberapa daerah yang termasuk dalam kategori ini di antaranya adalah<br />
nusa tenggara barat, papua, maluku, nusa tenggara timur, Jambi, dan nanggroe aceh Darussalam di wilayah<br />
sumatera, serta satu provinsi di pulau Jawa yakni provinsi Jawa barat.<br />
13. PENGANGGURAN KAUM MUDA<br />
pengangguran usia muda di hampir semua provinsi dicirikan oleh ketiadaan kesempatan bagi mereka untuk<br />
menikmati pendidikan dan memperoleh pekerjaan layak. rata-rata nasional penganggur muda mencapai 57,33<br />
persen pada tahun 2007 ini dan sebagian besar berada di Dki Jakarta. sementara jika dilihat hubungannya<br />
dengan tingkat apm smp/mts, maka rata-rata nasional tahun 2006 menunjukkan angka sebesar 65,2<br />
persen. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan yang cukup signifikan antara tingkat<br />
pendidikan dan peluang kesempatan kerja di kalangan usia muda.<br />
Hal lain yang menarik tampak di provinsi nusa tenggara timur yang merupakan daerah yang relatif kurang<br />
berkembang. provinsi ini ternyata justru memiliki angka penganggur muda yang paling rendah dibandingkan<br />
semua provinsi yakni sebesar 20,59 persen. Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa tingginya tingkat<br />
industrialisasi suatu daerah, yang dalam hal ini diwakili oleh daerah-daerah perkotaan seperti Dki Jakarta dan<br />
kota-kota di Jawa lainnya, tidak serta merta diiringi dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang tinggi pula,<br />
khususnya tenaga kerja di kalangan usia muda. sebaliknya, daerah dengan tingkat industrialisasi yang relatif<br />
lebih rendah; yang dalam hal ini diwakili oleh daerah perdesaan seperti nusa tenggara timur, nusa tenggara<br />
barat, kalimantan, sulawesi, dan bengkulu; ternyata masih memberikan kesempatan kerja yang lebih baik.<br />
.<br />
149