01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

demikian, data yang sama juga memperlihatkan bahwa terdapat daerah, seperti provinsi Di Yogyakarta, yang<br />

rasio apm p/L sD/mi-nya mencapai 101,9 pada tahun 2000 dan tetap berada di atas angka nasional.<br />

Daerah-daerah seperti ini berhasil mencapai prestasi yang lebih didasarkan atas kemampuan dan daya<br />

dukung lokal yang tidak semata-mata bergantung pada pusat.<br />

6. RASIO APM P/L SLtP/MtS (13-15 tAHUN)<br />

Data rasio apm p/L smp/mts tahun 2006 menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini dikarenakan<br />

provinsi-provinsi yang <strong>pencapaian</strong> mereka terparah --bila ditinjau dari indikator-indikator lain seperti kemiskinan<br />

dan kurang gizi-- ternyata memiliki <strong>pencapaian</strong> rasio apm p/L smp/mts di atas 100 persen. ini berarti akses<br />

perempuan sudah tergolong baik, bahkan partisipasinya lebih tinggi dari laki-laki. begitupun, angka ini belum<br />

menggambarkan realitas sesungguhnya karena bila melihat data mengenai target sebelumnya mengenai apm<br />

smp/mts, maka terlihat bahwasanya tingkat partisipasi nasional pada tahun 2000 baru mencapai rata-rata<br />

60,3 persen pada tahun 2006 sebesar 66,5 persen. Hal ini menunjukkan, masih banyaknya anak usia sekolah<br />

smp/mts yang tidak tertampung di sekolah karena masih terdapat sekitar sepertiga anak yang belum dapat<br />

menuntaskan ”Wajib belajar 9 tahun”. Dengan demikian, hal tersebut tentunya berpengaruh terhadap upayaupaya<br />

memajukan kesetaraan gender.<br />

7. RASIO P/L UPAH BULANAN<br />

rasio upah p/L secara nasional adalah sebesar 74,8 persen, yang berarti masih terdapat perbedaan<br />

upah yang cukup besar berdasarkan perbedaan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. perbedaan rasio ini<br />

mencapai hampir seperempatnya. implikasinya, Hal ini menunjukkan perlunya kehati-hatian dalam menyatakan<br />

bahwasanya telah terjadi kesetaraan gender atau telah tiadanya faktor ketidakadilan gender hanya berdasarkan<br />

pengamatan terhadap data pendidikan. Data rasio upah ini menunjukkan masih terdapatnya masalah dalam<br />

hal kesetaraan gender. selain itu, data terlampir memperlihatkan daerah-daerah yang memiliki rasio upah<br />

p/L di atas 100 persen yaitu nusa tenggara timur, sulawesi utara, dan gorontalo. meskipun demikian, data<br />

ini hendaknya perlu dicermati mengingat daerah-daerah yang memiliki persentase di atas 100 persen justru<br />

dikenal masih kental dengan nilai-nilai tradisional yang oleh banyak pihak dinilai sebagai faktor penghambat<br />

kesetaraan gender.<br />

8. AKB DAN AKBA<br />

Sejak enam belas tahun terakhir ini sesungguhnya terjadi peningkatan signifikan di bidang kesehatan,<br />

khususnya menyangkut penurunan angka kematian bayi, balita, dan ibu sewaktu melahirkan. Dinamika angka<br />

kematian bayi, balita, dan ibu di masing-masing daerah berbeda-beda satu sama lain. angka kematian bayi,<br />

balita, dan ibu di masing-masing daerah amat bervariasi. sebab-sebab kematian utama mereka lebih karena<br />

persoalan keterbatasan ketersediaan dan keterjangkauan layanan kesehatan primer. sebab-sebab kematian<br />

lainnya adalah ketika dalam proses melahirkan, yang 30 persen di antaranya diperkirakan karena pendarahan,<br />

25 persen disebabkan eklamsia, 12 persen karena infeksi, dan 5 persen akibat abortus, sedangkan sisanya<br />

akibat hal-hal lain.<br />

pada tahun 2003 akb <strong>indonesia</strong> mencapai 35 jiwa per 1.000 kelahiran hidup, sementara akba mencapai<br />

40 jiwa per 1.000 kelahiran balita. sedangkan untuk aki, data menunjukkan angka 307 jiwa per 100.000<br />

kelahiran pada tahun 2002-2003 (sDki). <strong>pencapaian</strong> tersebut tergolong cukup baik, lebih-lebih jika mengingat<br />

aki tahun 1994 yang masih mencapai 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup.<br />

terjadi perkembangan yang menarik dalam hal kesehatan bayi, mengacu pada data tahun 2005. bila di masamasa<br />

sebelumnya akb dan akba selalu didominasi oleh kematian bayi, maka data tahun 2005 menunjukkan<br />

hal sebaliknya, justru anak usia satu hingga lima tahunlah (akba) yang menghadapi masa paling rawan. ini<br />

ditunjukkan oleh tingkat penurunan akba yang tidak begitu besar, yakni dari 46 jiwa menjadi 40 jiwa per<br />

1.000 kelahiran. berbeda dengan akb yang semula 35 jiwa menjadi 8 jiwa per 1.000 kelahiran. Jadi, terdapat<br />

pergeseran signifikan antara AKB dalam AKBA.<br />

Dengan memperhatikan dinamika akba di daerah, terdapat variasi <strong>pencapaian</strong> yang berbeda tajam, misalnya<br />

antara nusa tenggara barat (93), gorontalo (67), dan nusa tenggara timur (60). padahal, ketiganya masih<br />

147

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!