laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />
142<br />
tingkat akses terhadap sanitasi yang layak di provinsi sulawesi tenggara pada tahun 2005 tercatat sebesar<br />
68,20 persen dan masih berada di bawah angka nasional.. pada tahun 1992 dan 2000 tingkat akses<br />
tersebut masing-masing adalah 37,10 persen dan 64,20 persen. meskipun persentase keduanya lebih kecil<br />
dari <strong>pencapaian</strong> tahun 2005, akan tetapi angka tersebut pada masanya berada di atas angka rata-rata<br />
nasional.<br />
25, MALUKU DAN MALUKU UtARA<br />
Dalam rangka <strong>pencapaian</strong> tujuan pertama mDgs, pengurangan<br />
kemiskinan dan penghapusan kelaparan di maluku masih memerlukan<br />
peningkatan yang terus-menerus, mengingat <strong>pencapaian</strong>nya yang masih<br />
di bawah <strong>pencapaian</strong> rata-rata nasional. angka penduduk miskinnya<br />
masih cukup tinggi, hampir dua kali rata-rata nasional. pada tahun<br />
1993 maluku yang masih meliputi maluku utara –sebelum pemekaran--memiliki penduduk miskin sebesar<br />
23,93 persen atau sekitar 478.900 jiwa. pada tahun 2000, jumlah ini menjadi 34,8 persen atau 418.000<br />
jiwa. pada tahun 2002, provinsi maluku dimekarkan dan melahirkan provinsi baru, maluku utara. pada tahun<br />
2006 jumlah penduduk miskin menurun menjadi 30,12 persen.<br />
<strong>pencapaian</strong> target penghapusan kelaparan dengan indikator prevalensi balita yang memiliki berat badan<br />
kurang atau gizi kurang di wilayah provinsi maluku tergolong lebih baik dari angka rata-rata nasional.<br />
secara berturut-turut pada tahun 1989 jumlah tersebut tercatat sebesar 34,03 persen, menurun pada<br />
tahun 2000 menjadi 26,04 persen, tetapi meningkat kembali pada tahun 2006 menjadi 33,66 persen. ini<br />
menunjukkanadanya fluktuasi di antara periode pra dan pasca krisis tahun 1997.<br />
baik provinsi maluku maupun maluku utara, dalam upayanya mencapai target pendidikan dasar bagi semua,<br />
<strong>pencapaian</strong>nya masih berada di bawah rata-rata nasional. bahkan pada tahun 2006, untuk APM SD/MI,<br />
maluku sebagai provinsi induk memiliki tingkat <strong>pencapaian</strong> yang lebih rendah dibandingkan maluku utara,<br />
yakni 92,2 persen berbanding 93,1 persen. Hal ini bukan berarti bahwa kinerja provinsi pemekaran lebih baik<br />
ketimbang provinsi induknya, melainkan lebih sebagai pertanda bahwasanya masih banyak penduduk miskin<br />
yang hidup di wilayah provinsi induknya.<br />
tetapi dalam hal APM SLtP/Mt maluku utara jauh tertinggal dibanding maluku. pada tahun 2006 <strong>pencapaian</strong><br />
apm sLtp/mt maluku adalah sebesar 76,9 persen sedangkan maluku utara sebesar 65,3 persen. pada<br />
tahun 1992, saat masih menjadi satu provinsi, angka <strong>pencapaian</strong> apm sLtp/mt maluku tercatat sebesar<br />
41,4 persen.<br />
target mempromosikan keadilan gender, khususnya dengan indikator rasio APM P/L SD/MI dan SLtP/Mt,<br />
di kedua provinsi memiliki <strong>pencapaian</strong> berbeda. pada tingkat sD/mi, provinsi maluku utara memiliki angka<br />
di bawah <strong>pencapaian</strong> nasional.yakni sebesar 97,5 persen pada tahun 2006. angka tersebut menunjukkan<br />
peningkatan <strong>pencapaian</strong> bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yakni sebesar 95,8 persen pada<br />
tahun 2001 dan 2002.<br />
bila capaian rasio apm sD/mi provinsi maluku berada di atas rata-rata nasional dan mendekati kesempurnaan,<br />
tidak demikian halnya dengan rasio apm sLtp/mt-nya yang berada di bawah angka nasional, walaupun telah<br />
melampaui 100 persen. tingkat rasio apm p/L sLtp/mt di maluku menunjukkan adanya kesetaraan gender,<br />
yang tercermin dari rasio tahun 1992 yang mencapai 110,1 persen. pada tahun 2002 rasio ini turun menjadi<br />
104,6 persen, dan meningkat kembali pada tahun 2006 menjadi 122,9 persen. ini menandakan bahwa<br />
jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam pendidikan sesuai jenjang umurnya lebih banyak dibandingkan<br />
laki-laki.<br />
upaya pengurangan kematian anak di provinsi maluku dan maluku utara masih memerlukan kerja keras<br />
karena masih tingginya angka kematian anak-anak di kedua provinsi tersebut dibandingkan dengan rata-rata<br />
nasional. angka kematian anak balita (akba) di maluku masih cukup tinggi yakni 43 jiwa per 1000 kelahiran<br />
pada tahun 2005, tetapi angka ini sudah lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. prestasi yang<br />
menggembirakan ialah dalam hal penurunan akb. pada tahun 2005 akb maluku adalah 34 jiwa per 1000