laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
pada tahun 2006 Angka Kematian Bayi (AKB) di provinsi sulawesi tengah mencapai 42 jiwa per 1.000<br />
kelahiran hidup. angka ini masih berada di atas angka nasional yang sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup.<br />
sementara itu Angka Kematian Balita (AKBA) di sulawesi tengah pada tahun 2005 mencapai 55 jiwa per<br />
1.000 kelahiran hidup.sedangkan akba provinsi pada tahun 2003 adalah 71 jiwa per 1.000 kelahiran hidup.<br />
akba di sulawesi tengah ini berada di atas angka rata-rata nasional. tingginya akb dan akba ini menunjukkan<br />
masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan dasar bagi bayi dan balita.<br />
terkait dengan tujuan memerangi penyakit menular, jumlah penderita aiDs di provinsi sulawesi tengah pada<br />
tahun 2007 tercatat hanya dua orang. pada tahun yang sama, terjadi kasus malaria yang masih cukup tinggi<br />
yaitu sebesar 5.919 kejadian.<br />
Luas penutupan lahan dalam kawasan hutan sulawesi tengah berdasarkan penafsiran citra satelit Landsat 7<br />
etm+ sampai tahun 2005 adalah sebesar 4,105 juta hektar. Dari luas tersebut, 3,346 juta hektar merupakan<br />
kawasan hutan, 391 ribu hektar kawasan non-hutan, dan 368 ribu hektar lainnya tidak terdata. Luas kawasan<br />
hutan hasil pencitraan satelit ini tidak berbeda jauh dengan luas peruntukan kawasan hutan yang ditentukan<br />
pemerintah yaitu seluas 4,395 juta hektar.<br />
Jumlah rumah tangga yang memiliki akses terhadap air minum non-perpipaan terlindungi di sulawesi tengah<br />
pada tahun 1994 adalah 27,3 persen dan meningkat pada tahun 2006 menjadi 56,6 persen. persentase<br />
tahun 2006 tersebut sedikit berada di bawah angka nasional yang sebesar 57,2 persen. persentase rumah<br />
tangga yang memiliki sanitasi layak di sulawesi tengah masih jauh di bawah angka nasional dan termasuk<br />
berperingkat rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain. tahun 1992, misalnya, hanya 21,1 persen rumah<br />
tangga yang memiliki sanitasi yang layak (peringkat 4 terendah), sementara tahun 2006 jumlah tersebut<br />
meningkat menjadi 56,5 persen (peringkat 9 terendah). meskipun secara umum nilainya masih lebih rendah<br />
dibandingkan angka nasional, proporsi akses rumah tangga terhadap sanitasi layak di sulawesi tengah<br />
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.<br />
23. Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat<br />
sulawesi barat yang merupakan provinsi pemekaran dari sulawesi<br />
selatan, ternyata pada tahun 2006 memiliki jumlah penduduk miskin (po)<br />
sebesar 18,64 persen, sedikit di atas angka nasional. target pengurangan<br />
kemiskinan di daerah ini relatif lebih berat dari pada provinsi induknya<br />
yang jumlah penduduk miskinnya berada di bawah rata-rata nasional.<br />
<strong>pencapaian</strong> target pengurangan kemiskinan sulawesi selatan lebih baik dari sulawesi barat.akan tetapi dalam<br />
target penghapusan kelaparan yang diindikasikan dengan jumlah balita kurang gizi, sulawesi selatan ternyata<br />
memiliki persentase yang lebih besar. pada tahun 2006 jumlah balita kurang gizi provinsi ini ialah sebesar<br />
30,16 persen, sedikit meningkat dibandingkan tahun 2002 yang saat itu mencapai 29,50 persen. angkaangka<br />
ini masih tergolong lebih baik dibandingkan 37,90 persen tahun 1989.<br />
<strong>pencapaian</strong> target pendidikan dasar bagi semua, dengan indikator apm sD/mi dan apm sLtp/mt, bagi<br />
sulawesi selatan sebagai provinsi induk dan sulawesi barat sebagai daerah pemekaran tampaknya masih<br />
memerlukan perbaikan, terutama di tingkat sLtp/mt. pada tahun 2006 aDpm sD/mi di provinsi sulawesi<br />
selatan mencapai 91,1 persen, meningkat dari 89,0 persen pada tahun 2002. sebelumnya, pada tahun<br />
1992, provinsi apm sD/mi sulawesi selatan baru sebesar 80,8 persen. persentase ini selalu berada di<br />
bawah angka nasional, namun senantiasa menunjukkan peningkatan hingga tahun 2006. <strong>pencapaian</strong> apm<br />
sD/mi di atas 90 persen ini sudah cukup menggembirakan. Yang masih memerlukan perhatian adalah apm<br />
sLtp/mt, mengingat masih banyak anak usia sekolah sLtp/mt yang tidak dapat menikmati pendidikan<br />
tersebut. ini tampak dari apm sLtp/mt sulawesi selatan pada tahun 1992 yang besarnya 33,3 persen,<br />
kemudian meningkat menjadi 55,9 persen pada tahun 2002, dan terus meningkat hingga 60,3 persen<br />
pada tahun 2006. peningkatan yang hampir dua kali lipat dibandingkan 14 tahun sebelumnya memang<br />
menggembirakan. akan tetapi data tersebut menunjukkan bahwasanya masih terdapat hampir 40 persen<br />
anak yang tidak dapat menikmati sLtp/mt di usianya.<br />
139