01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />

136<br />

persen. pada tahun 2006, apm sD/mi kalimantan selatan tmeningkat hingga 93,3 persen. sementara itu apm<br />

sLtp/mt/mts kalimantan selatan, menunjukkan peningkatan cukup tinggi, meskipun secara umum selalu<br />

berada di bawah angka nasional. tahun 1992 apm sLtp/mt/mts tercatat sebesar 33,3 persen, kemudian<br />

meningkat pada tahun 2000 menjadi 51,8 persen, lalu meningkat lagi i mencapai 62,1 persen.<br />

rasio apm antara murid perempuan terhadap murid laki-laki (p/L) sD/mi dan sLtp/mt merupakan salah<br />

satu indikator yang menunjukkan kesetaraan gender di bidang pendidikan dasar. Di kalimantan selatan,<br />

rasio apm p/L sD/mi tahun 2000 tercatat sebesar 100,7 dan pada tahun 2006 sebesar 100,2. rasio ini<br />

menunjukkan bahwa partisipasi perempuan dalam bidang pendidikan dasar setara dengan partisipasi murid<br />

laki-laki. namun demikian, berlawanan dengan rasio apm p/L sD/mi, rasio apm p/L sLtp/mt tergolong masih<br />

rendah. pada tahun 2006 rasio inihanya sebesar 97,6 dan menempati peringkat 10 terbawah dari seluruh<br />

provinsi yang ada-.<br />

indikator lainnya yang menunjukkan kesetaraan gender adalah rasio upah bulanan pekerja perempuan<br />

terhadap upah pekerja laki-laki. pada bulan Februari 2007, rasio ini adalah sebesar 74,9 yang berada sedikit<br />

di atas angka nasional yakni sebesar 74,8. rasio tersebut menunjukkan masih terjadinya ketimpangan yang<br />

cukup jauh antara upah pekerja perempuan terhadap upah pekerja laki-laki di bidang pekerjaan yang sama.<br />

upah pekerja perempuan hanya sebesar sekitar 75 persen jika dibandingkan dengan upah pekerja laki-laki.<br />

Angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita (AKBA) di provinsi kalimantan selatan tergolong<br />

tinggi. pada tahun 2005, akb kalimantan selatan mencapai 41 per 1.000 kelahiran hidup, sementara akba<br />

mencapai 53 per 1.000 kelahiran hidup. keduanya jauh di atas angka rata-rata nasional untuk akb yang<br />

sebesar 8 per 1.000 kelahiran hidup dan akba yang besarnya 40 per 1.000 kelahiran hidup (akba). adapun<br />

dalam hal memerangi penyakit menular, di kalimantan selatan tercatat hanya 15 kasus aiDs sampai<br />

september 2007, sedangkan insiden malaria mencapai 2.780 kejadian. khusus soal malaria, angka ini jauh<br />

di bawah rata-rata insiden malaria setiap provinsi yang jumlahnya 23.275 kejadian.<br />

Luas penutupan lahan dalam kawasan hutan kalimantan selatan, berdasarkan penafsiran citra satelit<br />

Landsat 7 etm+ sampai tahun 2005, adalah sebesar 1,793 juta hektar. Dari luas tersebut, 986 ribu hektar<br />

di antaranya adalah kawasan hutan, 806 ribu hektar kawasan non-hutan, dan 890 hektar lainnya tidak<br />

terdata. Luas kawasan hutan hasil pencitraan satelit ini lebih rendah dari luas peruntukan kawasan hutan yang<br />

ditentukan pemerintah yaitu 1,839 juta hektar.<br />

Dalam hal akses rumah tangga terhadap air minum non-perpipaan terlindungi dan akses terhadap sanitasi<br />

layak, pada tahun 1994 terdapat 41,5 persen rumah tangga yang memiliki akses terhadap air minum nonperpipaan<br />

terlindungi di kalimantan selatan. angka ini meningkat menjadi 55,7 persen pada tahun 2006,<br />

namun masih berada di bawah angka nasional yang besanya 57,2 persen. Demikian pula dengan jumlah<br />

rumah tangga yang memiliki sanitasi layak ternyata masih berada di bawah angka nasional. pada tahun 1992,<br />

hanya 28 persen rumah tangga yang memiliki sanitasi yang layak, yang kemudian meningkat pada tahun<br />

2006 menjadi 66,4 persen. meskipun lebih rendah dari angka nasional, proporsi akses terhadap sanitasi<br />

layak di Kalimantan Selatan jelas menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan.<br />

21. SULAwESI UtARA DAN GORONtALO<br />

sejak tahun 2000, sulawesi utara telah dimekarkan sehingga menjadi<br />

provinsi sulawesi utara dan provinsi gorontalo. sebelum dimekarkan,<br />

gorontalo merupakan sebuah kabupaten di sulawesi utara.<br />

pada tahun 1993 persentase penduduk miskin di sulawesi utara<br />

mencapai 11,79 persen, di bawah rata-rata nasional yang mencapai 13,67 persen. setelah pemekaran<br />

pada tahun 2000, angka kemiskinan sulawesi utara turun menjadi menjadi 8,28 persen (peringkat ketiga<br />

terbaik). sebaliknya di gorontalo angka penduduk miskin meningkat menjadi 24,04 persen . angka ini<br />

melampaui angka nasional yang sebesar 18,95 persen. tahun 2006, angka kemiskinan sulawesi utara<br />

meningkat menjadi 14,51 persen, sementara angka nasional mencapai 16,58 persen. adapun di gorontalo<br />

jumlah penduduk miskin di tahun 2006 meningkat hingga 31,54 persen, menempati peringkat ketiga dalam<br />

hal jumlah penduduk miskin terbanyak.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!