01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />

130<br />

target <strong>pencapaian</strong> kesetaraan gender, bila dilihat dari perspektif pendidikan, tampak sudah cukup baik. tetapi<br />

di sektor ekonomi riil, dalam hal ini pengupahan, tampak adanya diskriminasi gender. pada tahun 2007,<br />

tingkat rasio p/L rata-rata upah bulanan tercatat sebesar 68,1 persen. ini berarti perempuan hanya menerima<br />

upah sekitar dua pertiga dari laki-laki. angka ini merupakan peringkat ketiga terburuk secara nasional.<br />

Dampak kurang gizi balita di nusa tenggara barat sangat berpengaruh terhadap kehidupan balita. Hal ini<br />

ditambah lagi dengan pola dan gaya hidup yang tidak sehat terutama perawatan masa kehamilan serta pola<br />

asuh dan makan semasa balita. pada tahun 2003 provinsi nusa tenggara barat memiliki Angka Kematian<br />

Bayi (AKB) sebesar 74 jiwa per 1.000 kelahiran, yang turun drastis pada tahun 2005 menjadi 27 jiwa<br />

per 1.000 kelahiran. keberhasilan menekan jumlah akb ternyata tidak diiringi kesuksesan menekan Angka<br />

Kematian Balita (AKBA), yang penanganannnya tergolong masih lamban. provinsi nusa tenggara barat pada<br />

tahun 2005 memiliki akba 93 jiwa meninggal dari 1.000 kelahiran. angka ini dua kali lipat lebih besar dari<br />

angka nasional yang mencapai 40 jiwa per 1.000 kelahiran, meskipun sudah lebih baik dibandingkan dengan<br />

angka tahun 2003 yang mencapai 103 jiwa.<br />

sejak dekade 1990-an provinsi nusa tenggara barat mulai mengembangkan sektor pariwisata. seiring<br />

dengan itu, kasus-kasus Hiv/aiDs mulai dilaporkan terjadi. pada tahun 2007 terdapat 74 kasus aiDs.<br />

kesulitan dalam pengendaliannya terutama muncul dari upaya mencegah penularan yang berasal dari tki/<br />

tkW yang bekerja di luar negeri. adapun untuk penyakit malaria, nusa tenggara barat termasuk daerah yang<br />

potensial terjangkit dengan jumlah insiden malaria pada tahun 2006 sebanyak 10.535 kejadian. Dengan<br />

jumlah sebesar itu, nusa tenggara barat menempati urutan keempat di <strong>indonesia</strong> sebagai daerah endemik<br />

terbesar penyakit malaria.<br />

target <strong>pencapaian</strong> akses sanitasi layak merupakan hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. namun<br />

akses ini di provinsi nusa tenggara barat pada tahun 2006 hanya mencapai 46,2 persen, yang merupakan<br />

persentase terendah secara nasional. sekalipun demikian, angka ini sudah jauh meningkat dibandingkan<br />

tahun 1992 yang baru mencapai 17 persen, dan tahun 2000 yang mencapai 44,20 persen. Data ini<br />

menunjukkan, masih terdapat separuh lebih penduduk nusa tenggara barat yang hidup dalam sanitasi yang<br />

tidak layak.<br />

16. NUSA tENGGARA tIMUR<br />

nusa tenggara timur merupakan daerah yang alamnya sangat tergantung<br />

pada hujan, namun tidak mempunyai sungai. penduduknya sebagian<br />

besar adalah petani, namun lahan mereka termasuk jenis lahan kritis.<br />

akibatnya, sulit bagi mereka untuk meningkatkan kesejahteraan. oleh<br />

karena itu <strong>pencapaian</strong> target pengurangan kemiskinan di daerah ini<br />

terasa lamban dibandingkan dengan daerah-daerah lain.<br />

pada tahun 1993 provinsi ini memiliki jumlah penduduk miskin sekitar 756.400 jiwa atau 21,84 persen.<br />

persentase tersebut kemudian meningkat pada tahun 2000 menjadi 36,29 persen atau 1.206.500 jiwa.<br />

pada tahun 2006 jumlah penduduk miskin di provinsi nusa tenggara timur menurun kembali menjadi 27,99<br />

persen. atau sekitar 11,5 persen lebih tinggi dari angka nasional. Dengan membandingkan angka <strong>pencapaian</strong><br />

dari tahun 1993, 2000, hingga 2006, tampak bahwa <strong>pencapaian</strong> provinsi nusa tenggara timur selalu lebih<br />

di bawah <strong>pencapaian</strong> nasional.<br />

salah satu dampak dari kondisi kemiskinan ini adalah kualitas kesehatan balita yang buruk. pada tahun<br />

1989 prevalensi balita dengan berat badan kurang atau kurang gizi di nusa tenggara timur mencapai 45,41<br />

persen. angka tersebut menurun menjadi 33,60 persen pada tahun 2000, tetapi meningkat kembali pada<br />

tahun 2006 menjadi 41,07 persen. angka ini jauh melampaui angka nasional sebesar 28,05 persen. situasi<br />

ini merupakan dampak buruk dari perubahan iklim seperti el nino dengan kemaraunya yang berkepanjangan<br />

serta kebijakan nasional yang menyebabkan berkurangnya daya beli masyarakat.<br />

<strong>pencapaian</strong> target pendidikan dasar bagi semua dalam mDgs dan program Wajib belajar sembilan tahun<br />

masih menghadapi kendala yang cukup serius di nusa tenggara timur. apm sD/mi provinsi ini berada di<br />

peringkat kedelapan terbawah, sedangkan apm pada tingkat sLtp/mts berada pada peringkat terbawah .

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!