laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />
128<br />
13. jAwA tIMUR<br />
jumlah penduduk miskin di provinsi Jawa timur pada tahun 2006<br />
ialah sebesar 20,23 persen, yang berarti sekitar seperlima penduduknya<br />
hidup dalam kemiskinan. persentase ini memang relatif kecil, namun<br />
dari sisi jumlah absolut bisa meliputi beberapa provinsi. pada tahun<br />
2000 penduduk miskin di provinsi ini mencapai 22,72 persen atau<br />
lebih dari 7,7 juta jiwa. sedangkan pada tahun 1993 penduduk miskin di Jawa timur mencapai 13,25<br />
persen. bila jumlah penduduk miskin tahun 1993 dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin tahun<br />
2006, maka terdapat perbedaan jumlah yang hampir dua kali lipat besarnya. Dalam satu dekade lebih telah<br />
terjadi pelipatgandaan jumlah orang miskin yang diduga kuat sebagai akibat dari pengaruh krisis ekonomi<br />
pada tahun 1997-1998.<br />
<strong>pencapaian</strong> rasio APM P/L SD/MI di Jawa timur pada tahun 2006 sebesar 99,4 persen menunjukkan<br />
kecenderungan menurun dibandingkan dengan rasio tahun 2000 yang mencapai 100,2 persen dan tahun<br />
1992 yakni 101 persen. adapun rasio apm p/L sD/mi nasional tahun 2006, 2000, dan 1992 tercatat<br />
masing-masing sebesar 99,4 persen, 100,2 persen, dan 101 persen.. semakin menurunnya <strong>pencapaian</strong><br />
rasio apm p/L sD/mi berarti pula bahwasanya partisipasi peserta didik anak perempuan semakin menurun<br />
dibandingkan dengan anak laki-laki dalam hal mengenyam pendidikan dasar tingkat sekolah dasar.<br />
provinsi Jawa timur memiliki rasio APM P/L SLtP/Mts yang terus meningkat dari 97,1 persen pada tahun<br />
1992 menjadi 104,2 persen tahun 2000, yang serupa dengan angka nasional. pada tahun 2006 rasio ini<br />
turun menjadi 101,4 persen, tetapi tetap masih lebih baik dari <strong>pencapaian</strong> angka nasional yang besarnya<br />
100,0 persen.<br />
Di sektor riil, terlihat indikasi adanya diskriminasi pengupahan. Rasio P/L upah bulanan tahun 2007 tercatat<br />
sebesar 74,1 persen. angka ini berada di bawah angka nasional yang besarnya 74,8 persen. Dari data<br />
tersebut dapat disimpulkan bahwasanya terjadi perbedaan jumlah upah yang diterima perempuan dan lakilaki<br />
dalam menerima upah bulanan. Dalam hal ini kaum perempuan menerima upah yang lebih sedikit<br />
daripada laki-laki. kondisi ini mencerminkan adanya perempuan yang bekerja di sektor informal menerima<br />
upah bulanan lebih kecil dibandingkan laki-laki yang notabene banyak bekerja di sektor formal.<br />
adapun <strong>pencapaian</strong> target pengurangan penderita Hiv/aiDs dan penyakit menular berbahaya di Jawa timur<br />
masih cukup rawan. Hal ini dikarenakan tingginya kasus aiDs yang mencapai 1.043 orang pada tahun 2007.<br />
pada tahun yang sama kejadian malaria mencapai 1.822 kasus.<br />
14. BALI<br />
Dengan jumlah persentase penduduk miskin sebesar 6,10 persen di<br />
tahun 2006 provinsi bali merupakan wilayah terbaik kedua setelah Dki<br />
Jakarta dalam upaya mengurangi persentase penduduk miskin yang<br />
terdapat di wilayahnya. persentase jumlah penduduk miskin terbesar<br />
di wilayah ini selama kurun waktu 13 tahun hanya sebesar 9,46<br />
persen, yang terjadi pada tahun 1993. sebagai daerah tujuan wisata, jelas bahwa sektor perekonomian yang<br />
menunjang kegiatan sehari-hari penduduknya adalah sektor industri pariwisata dengan segala turunannya.<br />
bali merupakan provinsi yang dari perspektif nasional <strong>pencapaian</strong> mDgs-nya relatif baik. Hal ini disebabkan<br />
indikator mDgs di bali selalu berada di atas angka nasional, terkecuali dalam tiga hal yakni apm sD/mi dan<br />
rasio apm p/L sD/mi yang masing-masing menempati peringkat 17 dan 11 dari 33 provinsi, serta jumlah<br />
penderita Hiv/aiDs yang terbesar kelima di <strong>indonesia</strong>.<br />
sejak tahun 2002 provinsi bali memiliki apm sD/mi di bawah tingkat rata-rata nasional, dengan <strong>pencapaian</strong><br />
sebesar 92,2 persen. pada tahun 2006 angka ini meningkat menjadi 93,3 persen. Hal berbeda terjadi pada<br />
tahun 1992 ketika persentase apm sD/mi tercatat lebih kecil, yakni sebesar 91,1 persen, namun berada<br />
di atas angka nasional.