laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
8. LAMPUNG<br />
provinsi Lampung pada tahun 2006 memiliki jumlah penduduk miskin<br />
sebesar 22,64 persen. Jumlah tersebut menunjukkan penurunan<br />
dibandingkan dengan angka pada tahun 2000 yang mencapai r<br />
30,32 persen atau sekitar 1.650.700 jiwa. bila dicermati , angkaangka<br />
capaian tahun 2000 --yang tidak hanya berlaku bagi provinsi<br />
Lampung--, menunjukkan persentase jumlah penduduk miskin yang tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelum<br />
dan sesudahnya. Data tahun 1993, misalnya, memperlihatkan jumlah penduduk miskin di Lampung masih<br />
sebesar 11,70 persen. Hal ini mengindikasikan bahwasanya krisis moneter pada tahun 1997/1998<br />
yang terjadi di <strong>indonesia</strong> tampaknya telah menimbulkan dampak luar biasa terhadap kehidupan ekonomi<br />
penduduk, khususnya penduduk miskin.<br />
<strong>pencapaian</strong> rasio APM P/L SD/MI pada tahun 2006 di Lampung adalah 98,9. ini tergolong sebagai<br />
<strong>pencapaian</strong> yang buruk di luar Jawa. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, <strong>pencapaian</strong> provinsi ini<br />
mengalami penurunan. tahun 2000, misalnya, rasio apm p/L sD/mi Lampung mencapai 99,2 dan meningkat<br />
pada tahun 1992 menjadi 101,8. meski menunjukkan persentase yang lebih besar, akan tetapi posisinya<br />
berada di atas <strong>pencapaian</strong> nasional. salah satu faktor penyebab semakin berkurangnya proporsi rasio apm<br />
p/L sD/mi di Lampung ini, sebagaimana daerah-daerah lainnya, antara lain adalah fakta bahwa anak masih<br />
dipandang sebagai ’aset’ tenaga kerja produktif yang dapat membantu ekonomi keluarga. sektor pekerjaan<br />
yang fleksibel bagi anak perempuan dalam hal ini adalah sektor domestik, yaitu sebagai pekerja rumah tangga<br />
(prt).<br />
<strong>pencapaian</strong> Lampung dalam rasio APM P/L SLtP/Mts sedikit berbeda dengan <strong>pencapaian</strong> rasio apm p/L<br />
sD/mi-nya. Dari data seri waktu 1992 hingga 2007 terlihat bahwa <strong>pencapaian</strong> keseluruhan Lampung secara<br />
konsisten berada di atas capaian angka nasional. ini tampak dari <strong>pencapaian</strong> tahun 2007 (Februari) yang<br />
tercatat sebesar 78,5 sementara angka nasional sebesar 74,8. pada tahun 2006 rasio Lampung adalah<br />
sebesar 106,2 sementara angka nasionalnya sebesar 100.pada tahun 2000, rasio ini mencapai 108,5<br />
sementara angka nasional sebesar 104,2. adapun pada tahun 1992, rasio tersebut sebesar 106,4 dengan<br />
angka nasional pada saat itu sebesar 101,3. Dari gambaran tersebut, dapat disimpulkan bahwasanya upaya<br />
Lampung dalam bidang pendidikan dasar dengan memajukan kesetaraan gender melalui indikator rasio apm<br />
p/L sLtp/mts ini cukup berhasil.<br />
pengguna air minum non perpipaan terlindungi di provinsi Lampung mengalami peningkatan dari waktu ke<br />
waktu. pada tahun 1994 jumlah pengguna tersebut baru sekitar 18,9 persen, kemudian meningkat menjadi<br />
39,6 persen pada tahun 2002, lalu meningkat lagi hingga 43,9 persen pada tahun 2006. meskipun akses<br />
pengguna air minum perpipaan terlindungi di Lampung ini menunjukan kecenderungan peningkatan, akan<br />
tetapi nilai <strong>pencapaian</strong>nya masih berada di bawah angka rata-rata nasional.<br />
Jumlah kasus AIDS di provinsi Lampung sampai tahun 2007 masih kecil, yakni mencapai 123 orang. ini<br />
bertolak belakang dengan jumlah insiden malaria yang mencapai jumlah 3.025 kejadian, yang menempatkan<br />
Lampung pada urutan keenam sebagai daerah yang paling banyak mengalami kejadian malaria.<br />
mengingat Lampung merupakan wilayah yang terkenal sebagai wilayah habitat gajah, daya dukung kawasan<br />
hutan provinsi ini dianggap telah mencukupi. Faktanya justru agak mengejutkan karena ternyata rasio luas<br />
daratan kawasan hutan di Lampung tergolong rendah dibandingkan dengan rasio nasional. Data tahun<br />
2001, 2003, dan tahun 2005 menunjukkan angka relatif sama yaitu berkisar pada 28,1 – 28,4 persen,<br />
sementara angka nasional berada pada kisaran 54,6 – 64,3 persen.<br />
123