laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
6. SUMAtERA SELAtAN DAN BANGKA BELItUNG<br />
pada tahun 2006, jumlah penduduk miskin di Sumatera Selatan<br />
mencapai 18,17 persen, lebih tinggi dari angka nasional. sebelumnya,<br />
pada tahun 1993, angka kemiskinan di sumatera selatan (termasuk<br />
bangka belitung) tercatat masih 14,89 persen atau sekitar 1.023.900<br />
jiwa. sedangkan pada tahun 2000, persentase penduduk miskinnya<br />
mencapai 17,58 persen, yang menempatkan provinsi sumatera selatan pada kurun waktu itu di bawah ratarata<br />
angka nasional (18,95 persen). kendala infrastruktur, seperti yang dicerminkan oleh kondisi jalur lintas<br />
timur sumatera yang membelah daerah ini --seperti yang kerap dilaporkan media massa, merupakan salah<br />
satu kendala yang menyebabkan semakin buruknya situasi penduduk miskin di wilayah ini.<br />
APM SD/MI di wilayah provinsi Bangka Belitung pada tahun 2006 mencapai nilai 91,5 persen. sedangkan<br />
data apm sD/mi dan sLtp/mts tahun 1992 dan 2000 sebagai pembanding tidak tersedia, mengingat<br />
bangka belitung saat itu masih menginduk pada provinsi sumatera selatan. untuk Sumatera Selatan sendiri,<br />
<strong>pencapaian</strong> apm sD/mi-nya pada tahun 1992 tercatat sebesar 87 persen, sedikit di bawah capaian angka<br />
nasional waktu itu, yakni 88,7 persen. Dari tahun ke tahun, capaian provinsi sumatera selatan tampak<br />
semakin membaik. ini terlihat pada tahun 2000 yang menunjukkan angka apm sD/mi sebesar 92,3 persen<br />
dan tahun 2006 sebesar 93,0 persen. adapun apm sLtp/mts yang diperoleh bangka belitung pada tahun<br />
2006 berada pada kisaran 93,0 persen.<br />
Rasio P/L SD/MI. <strong>pencapaian</strong> provinsi bangka belitung dalam hal rasio kepesertaan pendidikan pada<br />
tingkat dasar, yang merujuk pada perbandingan perempuan dan laki-laki ini, menunjukkan gambaran yang<br />
cukup baik. rasio p/L sD/mi di bangka belitung pada tahun 2006 mencapai 99,0. angka ini berada di<br />
atas Dki Jakarta (96,5) dan kota-kota besar lainnya seperti Yogyakarta (97,9) dan Jawa tengah (98,2) serta<br />
serupa dengan hasil yang dicapai oleh Jawa timur (99,0). sebagai sebuah provinsi baru, keadaan ini tentu<br />
amat kondusif bagi perkembangan bangka belitung ke depan, khususnya dalam mempersiapkan sumber<br />
daya manusia yang berkualitas dengan semangat kesetaraan gender.<br />
APM P/L SLtP/Mts provinsi sumatera selatan pada tahun 1992 tercatat sebesar 40,2 persen. pada tahun<br />
2000, angka ini meningkat menjadi 59,6 persen. Walaupun pada tahun 2000 tersebut <strong>pencapaian</strong>nya<br />
membaik, akan tetapi dibandingkan dengan angka nasional (60,3 persen), sumatera selatan masih<br />
menempati posisi terburuk dalam hal apm/pL sLtp/mts. barulah kemudian pada tahun 2006, <strong>pencapaian</strong><br />
sebesar 68,0 persen menempatkan provinsi ini berada di atas angka nasional (66,5 persen).<br />
rasio p/L upah bulanan baik di provinsi sumatera selatan maupun bangka belitung pada tahun 2007<br />
masih berada di bawah rata-rata nasional. Hal ini mencerminkan kondisi masih berlangsungnya diskriminasi<br />
yang berbasiskan jenis kelamin. Dalam kaitan ini, kaum perempuan pekerja usia muda yang menerima upah<br />
bulanan di wilayah provinsi sumatera selatan berada pada rasio upah 70,7. sedangkan di bangka belitung,<br />
rasio tersebut tercatat 69,8 persen. Dengan demikian, <strong>pencapaian</strong> kedua provinsi ini pada tahun 2007 (bulan<br />
Februari) dalam hal rasio p/L upah bulanan masih berada di bawah level nasional yang sebesar 74,8 persen<br />
per Februari 2007.<br />
terkait dengan penderita HIV/AIDS dan penyakit menular di sumatera selatan, sampai tahun 2007 di<br />
provinsi ini terdapat 124 kasus aiDs dan 2.246 kasus kejadian malaria. sedangkan di provinsi bangka<br />
belitung, sampai tahun 2007 kasus aiDs mencapai 64 kasus dan kejadian malaria tercatat 5.378 kasus.<br />
Air minum. rumah tangga yang memiliki akses air minum non-perpipaan terlindungi pada tahun 1994 di<br />
provinsi sumatera selatan, termasuk bangka belitung, mencapai 32,1 persen. <strong>pencapaian</strong> angka nasional<br />
saat itu masih sebesar 16,2 persen. pada tahun 2006, akses air minum non-perpipaan terlindungi di bangka<br />
belitung telah mencapai 33,9 persen. tetapi <strong>pencapaian</strong> ini masih berada di bawah <strong>pencapaian</strong> nasional<br />
yang saat itu sudah mencapai 57,2 persen. sedangkan ketersediaan sumber air minum non-perpipaan<br />
terlindungi di sumatera selatan pada tahun 2006 berada pada level 50,6 persen. <strong>pencapaian</strong> ini juga<br />
masih menempatkan sumatera selatan di bawah angka <strong>pencapaian</strong> nasional, tetapi jauh lebih baik jika<br />
dibandingkan dengan <strong>pencapaian</strong> tahun 2000 (41,3 persen).<br />
121