laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />
120<br />
ada memperlihatkan bahwa jumlah oDHa penderita Hiv/aiDs mencapai 401 kasus. sementara itu penderita<br />
malaria mencapai 3.680 kejadian.<br />
target penurunan pengangguran kaum muda (15-24 tahun) di kedua provinsi tampaknya masih tergolong<br />
berat, mengingat <strong>pencapaian</strong>nya masih berada di atas angka nasional. Data tahun 2007 memperlihatkan,<br />
meskipun provinsi kepulauan riau dikenal sebagai kawasan industri dengan pulau batam sebagai pusat<br />
pertumbuhannya, akan tetapi perkembangan kawasan ini ternyata masih belum mampu menyerap pasar<br />
tenaga kerja yang tersedia, khususnya tenaga kerja usia muda. Dengan persentase sebesar 87,4 persen,<br />
provinsi kepulauan riau merupakan wilayah dengan tingkat pengangguran usia muda yang tertinggi di<br />
<strong>indonesia</strong>. sementara di provinsi riau sendiri tingkat pengangguran tenaga kerja usia muda menunjukkan<br />
persentase sebesar 63 persen.<br />
5. jAMBI<br />
provinsi Jambi memiliki presentase penduduk miskin sebesar 10 persen<br />
pada tahun 2006. Jumlah penduduk miskin provinsi ini dalam kurun<br />
waktu antara tahun 1993 hingga tahun 2006 memperlihatkan keadaan<br />
yang fluktuatif. Kondisi fluktuatif jumlah penduduk miskin amat tampak<br />
bila kita membandingkan data antara tahun 2000 dengan tahuntahun<br />
sebelumnya (tahun 1993) maupun sesudahnya (tahun 2006). persentase penduduk miskin tahun<br />
1993 tercatat sebesar 13,38 persen dan tahun 2000 meningkat tajam menjadi 21,03 persen, sementara<br />
angka nasional saat itu ialah 18,95 persen. berbeda dengan keadaan penduduk miskin di provinsi riau<br />
yang sebagian besar berada di pulau-pulau kepulauan riau, penduduk miskin di provinsi Jambi merupakan<br />
penduduk yang tinggal di daerah pedalaman atau di area kaki gunung kerinci, atau daerah konservasi hutan<br />
dan di sepanjang sungai dan anak sungai yang banyak terdapat di wilayah ini. suatu komunitas adat yang<br />
dikenal bermukim di pedalaman di wilayah provinsi Jambi adalah suku anak Dalam.<br />
APM SD/MI di provinsi Jambi pada tahun 2006 adalah 94,4 persen. Hal ini meperlihatkan kecenderungan<br />
yang semakin membaik jika merujuk pada <strong>pencapaian</strong> tahun-tahun sebelumnya. pada tahun 1992, tingkat<br />
apm sD/mi Jambi masih sebesar 85,9 persen, sementara pada tahun 2000 tercatat sebesar 92,8 persen.<br />
tetapi bila bila dibandingkan dengan capaian rata-rata angka nasional, maka hanya angka pada tahun<br />
2000 yang menempatkan provinsi ini berada di atas angka nasional yang saat itu berkisar pada angka 92,3<br />
persen.<br />
Rasio APM P/L SD/MI di provinsi Jambi pada tahun 2006 mencapai 98,8 dan termasuk dalam kategori<br />
wilayah yang capaiannya paling buruk di luar Jawa. provinsi ini mengalami penurunan <strong>pencapaian</strong> bila<br />
dibandingkan dengan <strong>pencapaian</strong> tahun-tahun sebelumnya. pada tahun 2000, misalnya, rasio apm p/L sD/<br />
mi Jambi mencapai 100,6 persen, sementara pada tahun 1992 rasio tersebut adalah 101,5 persen. Dengan<br />
capaian yang dihasilkan pada tahun 1992 tersebut, provinsi Jambi masih tergolong sebagai daerah yang<br />
capaiannya di atas angka nasional (100,6 persen). Faktor budaya yang lebih mengedepankan anak lakilaki<br />
dalam meraih pendidikan dan kebiasaan perkawinan usia dini pada anak perempuan diduga menjadi<br />
penyebab terjadinya kekurang setaraan gender di provinsi Jambi.<br />
Jambi merupakan provinsi yang selama 16 tahun terakhir mengalami penurunan jumlah rumah tangga yang<br />
memiliki akses air minum non-perpipaan terlindungi. Jumlah rumah tangga yang memiliki akses pada tahun<br />
1994 tercatat sebesar 39,6 persen, lalu menjadi 46,9 persen pada tahun 2006. sedangkan data tahun<br />
2002 menunjukkan angka 50,3 persen, yang menempatkan Jambi di atas capaian nasional (50,0 persen).<br />
untuk akses terhadap sanitasi layak, provinisi Jambi pada tahun 2006 berada di posisi 11 terburuk dengan<br />
capaian sebesar 60,9 persen. angka ini sesungguhnya lebih baik dari hasil tahun 2000 yang sebesar 55,10<br />
persen maupun <strong>pencapaian</strong> tahun 1992 yang baru mencapai 25 persen. target peningkatan akses terhadap<br />
air minum aman dengan indikator non-perpipaan terlindungi justru mengalami penurunan, sedangkan akses<br />
terhadap sanitasi layak di provinsi ini meningkat dari tahun ke tahun.<br />
terkait target penurunan penderita HIV/AIDS dan Penyakit Menular berbahaya di provinsi Jambi, sampai<br />
tahun 2007 penderita Hiv/aiDs tercatat mencapai 96 kasus, sedangkan insiden malaria yang terjadi sebanyak<br />
4.305 kasus.