laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>pencapaian</strong> target mempertahankan kelestarian lingkungan hidup di provinsi ini diindikasikan oleh<br />
perkembangan rasio luas daratan kawasan hutan yang sedikit meningkat dari 60,5 persen pada tahun 2001<br />
menjadi 61,5 persen pada tahun 2005. selain itu <strong>pencapaian</strong> akses air minum non-perpipaan terlindungi<br />
tampak meningkat dari 33,2 persen pada tahun 1994 menjadi 47,0 persen pada tahun 2002, dan terus<br />
membaik menjadi 53,6 persen pada tahun 2006. prestasi sama juga terjadi dalam hal akses rumah tangga<br />
untuk memperoleh sanitasi layak. pada tahun 1992, akses ini tercatat 19,8 persen, kemudian meningkat<br />
pada tahun 2000 menjadi 41,3 persen, dan n terus membaik hingga tahun 2006 menjadi 49,8 persen.<br />
meskipun terjadi peningkatan pada akses air minum dan sanitasi layak, akan tetapi <strong>pencapaian</strong>nya ternyata<br />
masih di bawah angka nasional. ketertinggalan tersebut memacu provinsi ini untuk senantiasa mengejar<br />
ketertinggalannya dari provinsi-provinsi lain.<br />
salah satu barometer <strong>pencapaian</strong> target kemitraan global yang penting adalah tingkat pengangguran usia<br />
muda (rentang usia 15-24 tahun). pengangguran usia muda untuk kelompok laki-laki per Februari 2007<br />
mencapai 50,5 persen, lebih baik dari kondisi nasional yang mencapai 53,0 persen. sementara itu untuk<br />
kelompok perempuan, angka ini per Februari 2007 mencapai 62,4 persen, yang juga lebih baik dari angka<br />
nasional yang mencapai 64,2 persen. secara akumulatif, pengangguran usia muda per Februari 2007 di<br />
sumatera barat hanya 55,0 persen.<br />
4. RIAU DAN KEPULAUAN RIAU<br />
persentase penduduk miskin provinsi riau tahun 2006 berada pada<br />
kisaran 10,48 persen. sedangkan persentase penduduk miskin di<br />
provinsi hasil pemekarannya yakni kepulauan riau memperlihatkan<br />
jumlah yang jauh lebih kecil yaitu sebesar 7,21 persen. Dengan<br />
demikian jumlah penduduk miskin di kedua propvinsi ini berada di<br />
bawah angka nasional yang sebesar 16,58 persen. Dengan persentase jumlah penduduk miskin sebesar<br />
11,20 persen pada tahun 1993, ini berarti selama rentang waktu 13 tahun telah terjadi penurunan jumlah<br />
penduduk miskin sebesar 0,52 persen di provinsi riau dan kepulauan riau. keberadaan penduduk miskin ini<br />
diduga berada di pulau-pulau kawasan kepulauan riau yang memiliki keterbatasan akses ketimbang daerahdaerah<br />
yang terletak di daratan provinsi riau.<br />
pada tahun 1992 dan 2002, rasio apm p/L sLtp/mts provinsi riau masih meliputi daerah yang sekarang<br />
disebut sebagai provinsi kepulauan riau. pada tahun 1992 tersebut, rasio apm p/L sLtp/mts provinsi riau<br />
tercatat baru 82,5 persen. pada tahun 2002, riau dan kepulauan riau memperoleh kemajuan hingga rasio<br />
ini meningkat hingga mencapai 100,8 persen. pada tahun 2006, rasio apm p/L sLtp/mts untuk provinsi<br />
riau saja telah meningkat menjadi 130,0 persen. meskipun demikian, <strong>pencapaian</strong> riau ini masih berada<br />
di bawah angka nasional. sementara itu rasio apm p/L sLtp/mts kepulauan riau saja pada tahun 2006<br />
telah mencapai 129,3 persen. berdasarkan informasi tersebut, bidang pendidikan tingkat sLtp/mts telah<br />
menunjukkan kesetaraan gender.<br />
Rasio P/L Upah bulanan di provinsi riau pada tahun 2007 mencapai 73,4 persen. selain masih berada di<br />
bawah angka nasional (74,8 persen), ini berarti bahwa masalah diskriminasi masih terjadi, terkait dengan<br />
bidang pengupahan yang berlaku bagi kaum perempuan dibandingkan dengan jumlah laki-laki yang menerima<br />
upah bulanan.<br />
Air minum. berkenaan dengan akses rumah tangga ke air minum, khususnya air minum non-perpipaan<br />
terlindungi, <strong>pencapaian</strong> provinsi riau tampak menurun jika dibandingkan dengan data tahun 1992 dan<br />
2006. pada tahun 1992 jumlah rumah tangga dengan air minum non-perpipaan terlindungi di provinsi riau,<br />
termasuk kepulauan riau, mencapai 60,5 persen. pada tahun 2006, jumlah rumah tangga tersebut tercatat<br />
hanya 46,6 persen, khusus untuk provinsi riau. sedangkan untuk kepulauan riau, angka tersebut mencapai<br />
60,1 persen.<br />
target penurunan penderita HIV/AIDS dan penyakit menular malaria pada tahun 2007 di kedua provinsi,<br />
riau dan riau kepulauan, masih tercatat secara tunggal pada provinsi induknya yakni provinsi riau. Data yang<br />
119