laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
air bersih. sementara itu akses rumah tangga terhadap sanitasi yang layak juga meningkat tajam dari 25,1<br />
persen di tahun 1992 menjadi 62,7 persen di tahun 2006.<br />
pekerjaan bagi kaum muda (rentang usia 15-24 tahun) di nanggroe aceh Darussalam tampaknya lebih<br />
banyak dinikmati oleh kelompok laki-laki dibandingkan perempuan. Hingga Februari 2007, terdapat sekitar<br />
52,6 persen pengangguran usia muda kelompok laki-laki, sementara pada kelompok perempuan mencapai<br />
58,2 persen. Jumlah pengangguran usia muda secara akumulatif per Februari 2007 diperkirakan mencapai<br />
493.000 jiwa atau sekitar 54,9 persen. angka kumulatif ini lebih baik dari <strong>pencapaian</strong> nasional per Februari<br />
2007 yang mencapai 57,3 persen.<br />
2. SUMAtERA UtARA<br />
provinsi sumatera utara mencatat awal yang baik dalam target<br />
menanggulangi kemiskinan di tahun 1993 dengan persentase<br />
penduduk miskin sebesar 12,3 persen. angka ini berada di bawah<br />
po nasional (13,7 persen) dan di bawah rata-rata tiap provinsi (14,7<br />
persen). akan tetapi pada tahun 2000 persentase penduduk miskin<br />
ini meningkat menjadi 13,0 persen. Walaupun demikian, angka tersebut masih di bawah po nasional dan<br />
rata-rata tiap provinsi (20,5 persen). perbaikan kualitas kebijakan dan pelaksanaan upaya penanggulangan<br />
kemiskinan dalam waktu lima tahun terakhir tampaknya belum mampu menurunkan persentase penduduk<br />
miskin di sumatera utara yang pada tahun 2006 mencapai 14,3 persen.<br />
prestasi mengurangi kelaparan, yang ditandai oleh indikator kurang gizi, di provinsi ini dari tahun 1989<br />
hingga 2006 secara umum cukup fluktuatif. Pada tahun 1989 jumlah balita kurang gizi di Sumatera Utara<br />
mencapai 37,3 persen, sedikit lebih baik dari angka nasional (37,5 persen). angka gizi buruk pada tahun<br />
1992 menurun hingga 35,4 persen, kemudian turun lagi pada tahun 2000 menjadi 26,5 persen. meskipun<br />
antara tahun 1992 hingga 2000 tersebut tampak adanya kemajuan, akan tetapi ternyata posisinya justru<br />
tidak lebih baik dari angka nasional pada tahun 2000 (24,7 persen). pada tahun 2006 persentase kurang<br />
gizi meningkat menjadi 28,7 persen. angka pada tahun 2006 tersebut sedikit lebih buruk dari persentase<br />
nasional (28,1 persen) dan rata-rata tiap provinsi (27,9 persen).<br />
<strong>pencapaian</strong> berbeda terjadi pada upaya mencapai pendidikan dasar untuk semua, yang berkembang sangat<br />
baik. apm sD/mi sumatera utara pada tahun 1992 mencapai 89,9 persen, lebih tinggi dari apm nasional<br />
(88,7 persen) dan rata-rata tiap provinsi (87,2 persen). pada tahun 2000 apm sD/mi ini meningkat pesat<br />
menjadi 94,2 persen, kemudian sedikit menurun pada tahun 2006 menjadi 94,0 persen. angka ini berada<br />
di bawah apm sD/mi nasional (94,7 persen). sementara itu untuk apm sLtp/mts, prestasi sumatera utara<br />
senantiasa lebih baik dari angka nasional maupun rata-rata tiap provinsi dengan <strong>pencapaian</strong> 56,4 pada<br />
tahun 1992, lalu meningkat menjadi 67,2 pada tahun 2000, dan terus membaik menjadi 73,1 pada tahun<br />
2006. <strong>pencapaian</strong> tahun 2006 ini merupakan yang tertinggi ketiga di <strong>indonesia</strong>.<br />
Kesetaraan gender bidang pendidikan di sumatera utara ditandai oleh rasio apm p/L sD/mi dan rasio<br />
apm p/L sLtp/mts. rasio apm p/L sD/mi antara tahun 1992 hingga 2006 cenderung stagnan, dari 99,5<br />
pada tahun 1992, lalu kembali 99,5 pada tahun 2000, dan 98,5 pada 2006. adapun rasio apm p/L sLtp/<br />
mt antara tahun 1992 sampai 2006 tercatat terus meningkat, dari 99,4 (1992) menjadi 102,3 (2000),<br />
kemudian 103,3 (2002), dan sedikit menurun menjadi 101,3 (2006). perkembangan <strong>pencapaian</strong> yang luar<br />
biasa ini --khususnya di tingkat sLtp/mts-- menggambarkan keadilan gender yang meningkat sebagai dampak<br />
kebijakan yang memberikan peluang luas kepada perempuan untuk memperoleh fasilitas pendidikan. rasio<br />
rata-rata upah per bulan antara perempuan dan laki-laki di provinsi ini masuk dalam kategori sedang yaitu<br />
76,4, sedikit lebih baik dibandingkan dengan angka nasional yang besarnya 74,8.<br />
Dalam hal target menurunkan jumlah kematian, yang dilihat dengan indikator AKB dan akba, provinsi ini<br />
menunjukkan prestasi yang cukup baik. Data akb 1994-2003 menunjukkan angka sebesar 42 jiwa per 1.000<br />
kelahiran, sementara angka nasional saat itu adalah 35 jiwa per 1.000 kelahiran. pada tahun 2005 capaian<br />
indikator AKB mengalami penurunan jumlah yang cukup signifikan yakni sebesar 26 jiwa per 1.000 kelahiran,<br />
sementara angka nasional juga menurun (32 jiwa per 1.000 kelahiran). sementara itu akba tercatat menurun<br />
dari 57 persen antara tahun 1994-2003 menjadi 32 persen pada tahun 2005.<br />
117