01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Laporan perkembangan <strong>pencapaian</strong> mDgs inDonesia 2007<br />

Gambar 8.7<br />

persentase rumah tangga yang<br />

memiliki komputer personal<br />

dan mengakses internet melalui<br />

komputer per provinsi, tahun<br />

2005 dan 2006<br />

sumber:<br />

survey sosial ekonomi nasional<br />

(bps, 2005-2006)<br />

110<br />

Wilayah <strong>indonesia</strong> yang luas dan terdiri dari lebih 13.000 pulau menyebabkan infrastruktur menjadi kendala<br />

terbesar bagi pengembangan pemanfaatan tik. meskipun demikian, kendala ini dapat teratasi dengan adanya<br />

inovasi teknologi dan pemakaian komunikasi melalui satelit, suatu teknologi yang telah dimanfaatkan oleh <strong>indonesia</strong><br />

sejak lama. tantangan besar untuk menyediakan layanan telekomunikasi bagi lebih dari 220 juta penduduk sangat<br />

bergantung pada reformasi kebijakan yang memungkinkan kompetisi di sektor ini. ketika lebar pita (bandwidth)<br />

2,4 gHz dideregulasi, terdapat lonjakan jumlah kafe internet yang memanfaatkan akses internet yang menjadi<br />

lebih murah. struktur industri telekomunikasi <strong>indonesia</strong> saat ini tidak memungkinkan terjadinya persaingan yang<br />

optimal di pasar penyediaan layanan telekomunikasi dasar. kondisi ini ditunjukkan dengan penurunan penetrasi<br />

telepon pstn dari 13,1 persen rumah tangga pada tahun 2005 menjadi 11,2 persen pada tahun 2006.<br />

selain itu, terdapat aturan yang membatasi bahwa hanya penyedia jasa internet (isp) lokal yang dapat menguasai<br />

lebar pita internasional. aturan ini menyebabkan harga internet di <strong>indonesia</strong> menjadi salah satu yang termahal di<br />

wilayah asia. Harga akses internet untuk koneksi 20 jam per bulan mencapai 37,6 persen dari pendapatan nasional<br />

bruto per kapita, sementara di thailand hanya 4,2 persen, china 13 persen, dan india 21,9 persen (itu, 2004).<br />

Dki Jakarta<br />

Di Yogyakarta<br />

banten<br />

kalimantan timur<br />

kepulauan riau<br />

bal<br />

riau<br />

Jawa barat<br />

Indonesia<br />

kalimantan selatan<br />

Jawa timur<br />

sulawesi selatan<br />

sumatera barat<br />

kepulauan bangka belitung<br />

sumatera utara<br />

bengkulu<br />

Lampung<br />

sumatera selatan<br />

papua<br />

Jawa tengah<br />

sulawesi utara<br />

gorontalo<br />

kalimantan tengah<br />

kalimantan barat<br />

maluku utara<br />

Jamb<br />

nanggroe aceh Darussalam<br />

maluku<br />

sulawesi tenggara<br />

nusa tenggara barat<br />

sulawesi tengah<br />

nusa tenggara timur<br />

irian Jaya barat<br />

sulawesi barat<br />

komputer 2005<br />

internet 2005<br />

komputer 2006<br />

internet 2006<br />

30 20 10 0 10 20 30 40<br />

pemerintah telah meluncurkan berbagai inisiatif untuk mendorong permintaan dan investasi swasta di sektor<br />

teknologi informasi. pemerintah menerapkan program Universal Service obligation (uso). anggaran uso yang<br />

mencapai sekitar 0,75 persen dari pemasukan (revenue) kegiatan telekomunikasi setiap tahunnya digunakan untuk<br />

menyediakan satu telepon bagi setiap desa di <strong>indonesia</strong>. saat ini terdapat sekitar 70.000 desa yang tidak memiliki<br />

akses telepon. pada tahun 2006 <strong>indonesia</strong> juga telah meluncurkan program Indonesia Goes open Source (igos)<br />

untuk menyediakan perangkat lunak open source kepada seluruh instansi pemerintah dan lembaga pendidikan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!