01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

monopoli dan oligopoli. selain itu, dibuatnya berbagai produk ”fancy” yang pada umumnya didesain untuk<br />

mereka yang berpenghasilan tinggi kadang menyebabkan harga produk tik menjadi tidak terjangkau.<br />

pemerintah berkomitmen untuk mengejar target mDgs yang terkait dengan tik dan mencapai tujuan yang<br />

telah disetujui oleh World summit for information society. tujuan tersebut termasuk: (1) penyediaan layanan<br />

telepon dasar untuk seluruh penduduk (pelayanan universal); dan (2) sebanyak 50 persen penduduk mampu<br />

mengakses internet pada tahun 2015.<br />

berdasarkan data susenas 2006, persentase rumah tangga yang memiliki telepon public switched telephone<br />

network (pstn) mencapai 11,2 persen dan yang memiliki akses internet sekitar 2 persen. angka-angka ini<br />

menunjukkan bahwa <strong>indonesia</strong> memiliki pijakan untuk mencapai target pada tahun 2015. pertumbuhan<br />

telepon seluler menunjukkan kenaikan yang cukup besar. sekitar 25 persen rumah tangga <strong>indonesia</strong> saat<br />

ini memiliki telepon seluler. sementara itu, jika dilihat dari sisi akses (akses oleh rumah tangga dan akses<br />

bersama di warnet atau kafe internet), asosiasi penyelenggara Jasa internet <strong>indonesia</strong> (apJii) memperkirakan<br />

persentase penduduk yang dapat mengakses internet mencapai 9 persen. Jika dibandingkan dengan kondisi<br />

pada tahun 2001 (kurang dari 1 persen), keadaan ini tentu saja menunjukkan pesatnya pertumbuhan pemakai<br />

internet. Meskipun demikian, laju pertumbuhan ini masih berada di bawah rata-rata wilayah Asia Pasifik yang<br />

meningkat sebesar 8,6 persen pada tahun 2004.<br />

Dki Jakarta<br />

kepulauan riau<br />

banten<br />

kalimantan timur<br />

bali<br />

sulawesi utara<br />

Jawa timur<br />

Jawa barat<br />

sumatera barat<br />

Di Yogyakarta<br />

Indonesia<br />

sumatera utara<br />

sulawesi selatan<br />

papua<br />

maluku<br />

kalimantan selatan<br />

riau<br />

sumatera selatan<br />

kalimantan tengah<br />

maluku utara<br />

kalimantan barat<br />

Jambi<br />

kepulauan bangka belitung<br />

bengkulu<br />

Lampung<br />

Jawa tengah<br />

nanggroe aceh Darussalam<br />

gorontalo<br />

sulawesi tenggara<br />

sulawesi tengah<br />

nusa tenggara barat<br />

nusa tenggara timur<br />

irian Jaya barat<br />

sulawesi barat<br />

120 100 80 60 40 20 0 20 40 60 80 100<br />

8.4.3. tANtANGAN DAN UPAYA YANG DIPERLUKAN<br />

angka statistik menunjukkan hubungan kuat antara pemanfaatan tik, ketersediaan teknologi, wilayah perkotaan<br />

atau perdesaan, dan infrastruktur yang tersedia. seluruh provinsi yang memiliki angka partisipasi di atas rata-rata<br />

nasional memiliki lebih banyak pusat kota (city centers), infrastruktur yang lebih baik, dan juga penduduk yang<br />

tinggal lebih terkonsentrasi. kondisi ini mengakibatkan pihak swasta menjadi lebih tertarik untuk berinvestasi pada<br />

penyediaan jasa layanan tik. sementara itu dari sisi permintaan, tingkat kesejahteraan masih menjadi kendala<br />

utama yang menyebabkan rendahnya pemanfaatan tik, terutama mereka yang berdomisili di wilayah-wilayah<br />

terpencil.<br />

tujuan 8. membangun kemitraan global untuk pembangunan<br />

telepon 2005<br />

telepon 2006<br />

telepon selular 2005<br />

telepon selular 2006<br />

Gambar 8.6<br />

persentase rumah tangga yang<br />

memiliki telepon dan telepon<br />

selular per provinsi, tahun 2005<br />

dan 2006<br />

sumber:<br />

survey sosial ekonomi nasional<br />

(bps, 2006), diolah.<br />

109

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!