01.06.2013 Views

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pokok-pokok kebijakan dari dari pp nomor 2/2006 sendiri adalah: (1) paradigma baru bahwa kebutuhan<br />

pHLn didasarkan pada program rpJm atau country driven dimana program merupakan government interest;<br />

(2) kewenangan melakukan pinjaman dilaksanakan menteri keuangan; (3) kementerian/lembaga dan<br />

pemerintah daerah dilarang melakukan perikatan yang dapat menimbulkan kewajiban pemerintah melakukan<br />

pinjaman luar negeri; (3) kebijakan satu pintu dalam lembaga yang mengusulkan pHLn dimana pengusulan<br />

kegiatan hanya bias dilakukan oleh oleh pimpinan tertinggi (menteri/pimpinan Lembaga/kepala Daerah/<br />

Direksi bumn); dan (4) pembagian fungsi yang jelas antara proses perencanaan dan negosiasi dimana<br />

proses perencanaan dan persiapan dikoordinasikan oleh bappenas (pengusulan kegiatan disampaikan ke<br />

bappenas), dan negosiasi dengan calon penyedia pHLn dikoordinasikan oleh Departemen keuangan.<br />

Dalam rangka pelaksanaan arahan kebijakan tersebut, pemerintah saat ini telah dan sedang melaksanakan<br />

upaya-upaya sebagai berikut:<br />

1. penyusunan strategi pemanfaatan pinjaman luar negeri dalam jangka menengah sebagai turunan dari<br />

rpJmn 2004-2009;<br />

2. penyusunan draf rancangan undang-undang pinjaman dan Hibah Luar negeri (ruu pHLn) serta<br />

penyusunan ketentuan-ketentuan teknis yang diperlukan sebelum ruu pHLn disahkan;<br />

3. penguatan sistem perencanaan pinjaman dan hibah luar negeri serta peningkatan kualitas persiapan<br />

proyek;<br />

4. peningkatan sistem/manajemen risiko, baik berupa risiko pembiayaan kembali (refinancing risk) yakni<br />

risiko kemampuan pembiayaan pinjaman yang jatuh tempo, risiko nilai tukar, maupun risiko tingkat<br />

suku bunga (untuk pinjaman dengan tingkat suku bunga mengambang);<br />

5. peningkatan kapasitas sumber daya manusia (sDm) pengelola dan pengguna pinjaman/hibah luar<br />

negeri; dan<br />

6. peningkatan sistem database pinjaman/hibah luar negeri.<br />

pemerintah <strong>indonesia</strong> juga akan terus meningkatkan efektivitas pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri<br />

sebagaimana yang diamantkan dalam Deklarasi paris tahun 2005 tentang Aid Effectiveness. rasa kepemilikan<br />

(ownership) dan kesesuaian dengan program prioritas nasional akan terus ditingkatkan. pemerintah juga<br />

akan terus mendorong pelaksanaan harmonisasi pemanfaatan pinjaman/hibah luar negeri. pada awal tahun<br />

2007 pemerintah membubarkan forum consultative group on <strong>indonesia</strong> (cgi). upaya ini dilakukan agar<br />

pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri menjadi lebih “country-driven”. pembahasan kerjasama lebih<br />

lanjut dilaksanakan secara bilateral dengan masing-masing kreditor/donor untuk membahas isu-isu yang<br />

lebih spesifik mengenai hal teknis dan upaya perbaikan yang akan dilaksanakan ke depan.<br />

selain upaya-upaya tersebut di atas, pemerintah juga akan terus mengintensifkan pemanfaatan skema-skema<br />

pengurangan beban pinjaman, antara lain melalui debt swap serta optimalisasi pemanfaatan hibah. sumbersumber<br />

pendanaan hibah, terutama yang berkaitan dengan isu lingkungan hidup, penanggulangan kemiskinan,<br />

dan demokratisasi akan lebih dioptimalkan sesuai dengan mekanisme yang berlaku.<br />

tujuan 8. membangun kemitraan global untuk pembangunan<br />

105

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!