laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
laporan pencapaian millennium development goals indonesia - UNDP
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
sembarangan, pola penggunaan air minum dari sungai, serta lahan perumahan yang tidak teratur.<br />
perilaku tersebut ikut mempengaruhi kualitas dan kuantitas air minum di perkotaan.<br />
y Kelima, masalah kemiskinan yang diderita penduduk turut menjadi penyebab rendahnya<br />
kemampuan penduduk untuk mengakses air minum yang layak. sebaliknya, cakupan penyediaan<br />
air minum layak yang rendah mengakibatkan masyarakat miskin membayar mahal untuk mendapatkan<br />
air minum layak tersebut. masyarakat miskin membayar hingga 20 persen dari pendapatan mereka<br />
untuk mendapatkan air minum layak (studi Waspola, 2006).<br />
y Keenam, lemahnya kemampuan manajerial operator air minum. Hal ini berdampak pada stagnasi<br />
produksi air minum perpipaan dalam kurun waktu 1992-2002, masih tingginya angka kebocoran,<br />
serta kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pelayanan masih di bawah standar air minum yang sehat.<br />
persoalan air minum mempunyai kecenderungan dan tantangan yang kritis. air minum merupakan konsumsi<br />
yang vital bagi kehidupan, namun demikian, permintaannya masih belum seimbang dengan produksi dan<br />
fasilitas penyediaan.<br />
melihat <strong>pencapaian</strong> target mDgs khususnya bidang air minum yang masih stagnan, beberapa upaya harus<br />
dilakukan dengan serius. upaya yang diperlukan ini berlandaskan pada pilar-pilar peningkatan pengetahuan<br />
akan penyediaan air minum, kerjasama para pemangku kepentingan, pengembangan kemampuan masyarakat<br />
lokal dalam penyediaan air minum, serta konservasi sumber air baku.<br />
Penguatan peraturan perundangan serta kebijakan mengenai air minum. saat ini telah diterbitkan uu<br />
nomor 7 tahun 2004 tentang sumber Daya air (sDa). Dalam undang-undang ini dijelaskan pengaturan sumber<br />
daya air dari hulu hingga hilir. sebagai turunan uu sDa ini, dikeluarkan pp nomor 16 tahun 2005 tentang<br />
sistem penyediaan air minum. selanjutnya, dalam pelaksanaannya telah dirumuskan kebijaksanaan nasional<br />
pembangunan air minum dan penyehatan Lingkungan berbasis masyarakat, termasuk di antaranya peraturan<br />
menteri pekerjaan umum no.20/prt/m/2006 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan<br />
sistem penyediaan air minum (ksnp-spam) sebagai rujukan strategis dalam penyediaan air minum yang<br />
efektif dan berkesinambungan. Diharapkan, melalui mekanisme insentif dan disinsentif dalam peraturan<br />
perundangan ini, <strong>pencapaian</strong> tujuan mDgs menjadi lebih terpacu serta laju perusakan atas sumber daya air<br />
menjadi lebih berkurang.<br />
Penguatan kelembagaan penyelenggara penyediaan air minum. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan<br />
kualitas manajemen operator air minum sehingga penyelenggaraannya menjadi lebih efektif dan efisien serta<br />
tepat sasaran kepada masyarakat miskin, sesuai dengan amanat mDgs.<br />
Kerjasama para pemangku kepentingan. Dari sisi pemerintahan, terdapat banyak institusi yang terlibat dalam<br />
penyediaan air minum di masyarakat. selain itu, sifat air yang lintaswilayah menyebabkan pengaturannya pun<br />
menjadi tanggung jawab banyak pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. oleh karena itu,<br />
koordinasi dan kerjasama dalam kesetaraan menjadi kata kunci dalam pelibatan para pemangku kepentingan<br />
tersebut. selanjutnya, peran swasta dalam penyediaan air minum juga perlu ditingkatkan, baik di perkotaan<br />
maupun perdesaan, baik dalam lingkup Corporate Social Responsibility (csr) maupun kemitraan swasta di<br />
sektor publik (Public Private Partnership).<br />
Penguatan sistem informasi manajemen, termasuk di dalamnya adalah pendataan. Hal ini menjadi bagian<br />
tak terpisahkan dalam kegiatan perencanaan hingga monitoring dan evaluasi program. selain itu, pendataan<br />
yang kuat akan mengurangi tumpang tindih antarprogram serta membantu identifikasi wilayah/penduduk yang<br />
kurang akses air minumnya.<br />
Advokasi mengenai penggunaan air minum yang sehat di masyarakat, termasuk di dalamnya adalah cara<br />
penyimpanan, merebus, menyajikan, serta pengolahan untuk kegiatan domestik lainnya. advokasi ini penting<br />
karena penyakit dengan perantaraan air (waterborn disease) tidak hanya disebabkan oleh sumber air minumnya<br />
melainkan juga karena perlakuan terhadap air tersebut di tingkat rumah tangga itu sendiri. oleh karena itu,<br />
advokasi di sini lebih diarahkan pada peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai air minum dan pola<br />
penggunaannya. selain itu, advokasi tentang air minum juga perlu dilakukan terhadap seluruh pemangku<br />
tujuan 7. memastikan kelestarian Lingkungan Hidup<br />
91