28.05.2013 Views

Majalah%20ICT%20No.10-2013

Majalah%20ICT%20No.10-2013

Majalah%20ICT%20No.10-2013

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ICT<br />

All about ICT in Indonesia<br />

Majalah No. 10 • 20 Mei —02 Juni <strong>2013</strong><br />

Shinta Dhanuwardoyo<br />

Cyber Crime<br />

Siaga I<br />

Situs Polisi &<br />

Kemenhan pun<br />

Tumbang<br />

Ponsel Illegal Marak,<br />

Gita Geram<br />

Sosialita TI yang Cinta Batik<br />

E-Magazine|Free www.majalahict.com


2<br />

DARI REDAKSI<br />

Arif Pitoyo<br />

Pemimpin Redaksi<br />

Banyak pencapaian<br />

yang telah kami<br />

peroleh hingga<br />

edisi 10 Majalah<br />

ICT Digital. Diantaranya adalah<br />

terlewatinya sejuta pengunjung pada<br />

pertengahan April, dan tentu saja<br />

itu menandakan bahwa kami telah<br />

mencuri perhatian pembaca dari<br />

kalangan pemerhati telekomunikasi.<br />

Peringkat webnews www.<br />

majalahict.com juga sedikit demi<br />

sedikit merangkak naik di Alexa,<br />

meski masih jauh dari harapan,<br />

mengingat usia kami yang baru<br />

berusia 5 bulan.<br />

Kami juga telah mendapatkan<br />

tempat dari sejumlah pembaca dan<br />

narasumber dari dalam dan luar<br />

negeri, dan dari kebanyakan masukan<br />

pembaca, rubrik profil, hot news, dan<br />

cyber life paling banyak pembacanya.<br />

Kami juga senantiasa membuka<br />

diri bagi pembaca yang ingin<br />

menyumbang tulisan dengan<br />

mengirimkannya ke redaksi@<br />

majalahict.com.<br />

Akhirnya, kami mengucapkan<br />

selamat membaca.<br />

TARIF IKLAN<br />

Cover<br />

184 x 50 mm = Rp10,5 juta/edisi<br />

50 x 50 mm = Rp5,5 juta/edisi<br />

Halaman belakang<br />

Full page = Rp10,5 juta/edisi<br />

Half page = Rp8 juta/edisi<br />

Majalah ICT<br />

No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

FOTO COVER:<br />

Shinta Dhanuwardoyo<br />

DESAIN COVER: F. Tian<br />

Daftar Isi:<br />

Kinerja Menurun, Salah Siapa?.8<br />

Siapkah Indonesia Songsong era<br />

BYOD?.....................................10<br />

AXIS Hadirkan AXIS Live..........15<br />

Saatnya Sharing Sumber<br />

Daya........................................15<br />

Uang Digital Temukan<br />

Momentum.............................20<br />

REDAKSI<br />

Pemimpin Redaksi Arif Pitoyo<br />

Alamat Redaksi: Villa Cemara No. 22<br />

Jl. Sawangan Raya-Depok<br />

Email: redaksi@majalahict.com<br />

IKLAN & PROMOSI<br />

Email: marketing@majalahict.com<br />

Telepon: 081511510000 (arif)<br />

Fax. 021- 7756782<br />

184 x 50 mm = Rp5,5 juta/edisi<br />

50 x 50 mm = Rp2 juta/edisi<br />

Halaman dalam<br />

Full page = Rp8 juta/edisi<br />

Half page =Rp5,5 juta/edisi<br />

184 x 50 mm = Rp3 juta/edisi<br />

50 x 50 mm = Rp1,5 juta/edisi


ETALASE<br />

Smartphone Panasonic Pertama<br />

Panasonic telah merilis ponsel<br />

pintarnya, dan produk perdananya<br />

ini disebut Panasonic P51. Seperti<br />

dikutip dari Uber gizmo, ponsel ini<br />

memiliki layar 5inci dengan desain<br />

yang tipis.<br />

Layar 5inci tersebut didukung<br />

dengan resolusi 1.280x720piksel<br />

dan berjalan dengan chip 1.2GHz<br />

quad-core dari MediaTEK. P51 ini<br />

disemati RAM dengan kapasitas<br />

1GB.<br />

Untuk spesifikasi hardware<br />

BlackBerry Q5<br />

Canon sebagai pemimpin teknologi<br />

printer melengkapi jajaran printer PIXMA<br />

inkjet all-in-one dengan menghadirkan<br />

PIXMA Ink Efficient E510. PIXMA Ink<br />

Efficient E510 juga dibekali teknologi yang<br />

membuat proses mencetak lebih cepat.<br />

Pada PIXMA Ink Efficent E510 kecepatan<br />

cetak dokumen berwarna adalah 5 ipm<br />

(images per minute) dan 8,6 ipm untuk<br />

dokumen hitam-putih.<br />

Sisi efisien dari kedua printer ini<br />

semakin diperkuat dengan konsep desain<br />

FastFront yang membuat peng guna cukup<br />

membuka panel printer bagian depan untuk<br />

memudahkan akses pengisian tinta dan<br />

kertas. (ICT/02)<br />

lainnya, Panasonic P51 ini memiliki<br />

kamera dengan sensor 8MP pada<br />

bagian belakang atau kamera<br />

utama yang mampu merekam<br />

video full HD. Sedangkan kamera<br />

depan memiliki sensor kamera<br />

1,3MP.<br />

Smartphone pertama Panasonic<br />

ini memiliki memori internal 4GB<br />

dan memberikan slot microSD.<br />

Untuk sistem operasinya,<br />

Panasonic memilih menggunakan<br />

jasa Android 4.2 Jelly Bean.(ICT/02)<br />

BlackBerry terus merilis produk anyarnya,<br />

dan kali ini BlackBerry Q5. BlackBerry Q5<br />

adalah ponsel low end berharga miring yang<br />

digarap perusahaan asal Kanada tersebut<br />

untuk menembak pasar kelas bawah.<br />

Akan tetapi beberapa analis menilai<br />

bahwa peluncuran Q5 terkesan sia-sia dan<br />

tidak berguna. Pasalnya, BlackBerry juga<br />

mengumumkan bahwa layanan BlackBerry<br />

Messenger akan dapat diakses melalui<br />

perangkat Android dan iOS.<br />

Hal ini merupakan langkah besar dan berat<br />

yang diambil oleh BlackBerry. Beberapa<br />

orang bahkan akan berpikiran bahwa<br />

membeli Android lebih mudah dan murah<br />

ketimbang membeli BlackBerry yang mahal.<br />

(ICT/02)<br />

Canon PIXMA E510<br />

Majalah ICT No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

3


4<br />

HOT NEWS<br />

Cyber<br />

Crime<br />

Siaga I<br />

Arif Pitoyo<br />

Majalah ICT<br />

No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

Sungguh mencengangkan, data yang<br />

disampaikan Menkominfo Tifatul Sembiring<br />

belum lama ini. Tifatul itu mengungkapkan<br />

setiap tahunnya, ratusan situs pemerintah<br />

berhasil disusupi oleh hacker, dan aksi tersebut<br />

makin meningkat dalam dua tahun terakhir.<br />

Bahkan Menkominfo mengungkapkan, aksi<br />

Wildan, salah seorang anggota Jember Hacker<br />

diketahui telah meretas lebih dari 50.000 situs,<br />

dan bukan hanya situs Presiden Susilo Bambang<br />

Yudhoyono.<br />

Serangan cyber crime akhir-akhir ini memang<br />

meningkat. Polisi Internet Indonesia, atau yang<br />

dikenal dengan Indonesia Security Incident<br />

Response Team on Internet Infrastructure (ID-<br />

SIRTII) mencatat terdapat lebih dari sejuta<br />

serangan cyber setiap harinya, sehingga<br />

membutuhkan peran serta operator dan<br />

penyelenggara jasa Internet (PJI) untuk ikut serta<br />

memblokir situs-situs tersebut.<br />

Sangat wajar bila serangan dari dunia maya<br />

meningkat, mengingat teknologi dan infrastruktur<br />

cenderung kurang bisa mengikuti perkembangan<br />

Internet yang luar biasa, yang mana lalu lintas<br />

trafik meningkat dua kali lipat setiap tahunnya dan<br />

pengguna Internet juga bertambah 20.000 setiap<br />

tahun.<br />

ID-SIRTII selalu kesulitan dalam menghalau


HOT NEWS<br />

”<br />

Total kerugian<br />

masyarakat<br />

akibat kejahatan<br />

cyber dari<br />

2011 hingga<br />

awal Maret<br />

<strong>2013</strong> mencapai<br />

miliaran rupiah.<br />

serangan cyber karena selalu berganti<br />

setiap harinya dan bisa langsung<br />

berganti nama setiap saat.<br />

Kecenderungan ke depan, ancaman<br />

serangan cyber akan mengarah ke<br />

infrastruktur strategis seperti yang<br />

terjadi di negara lain, dan ada kaitannya<br />

dengan cyber terorism. Untuk itulah,<br />

kedaulatan bukan hanya di dunia nyata,<br />

tapi juga di dunia maya.<br />

Kementerian Pertahanan RI<br />

sebenarnya telah mengantisipasinya,<br />

yaitu dengan menyiapkan blue print<br />

cyber defense di Indonesia termasuk rencana<br />

pembangunan satelit komunikasi Indonesia khusus<br />

untuk pertahanan negara.<br />

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro<br />

mengungkapkan pihaknya akan fokus pada serangan<br />

cyber yang membahayakan kedaulatan negara, yaitu<br />

yang bersifat masif dan menyerang infrastruktur<br />

kritis, sedangkan yang hanya bersifat lokal dan<br />

kriminal ditangani kepolisian.<br />

Polda Metro Jaya mencatat total kerugian<br />

masyarakat akibat kejahatan cyber berdasarkan<br />

laporan polisi yang masuk ke Polda Metro Jaya dari<br />

tahun 2011 hingga awal Maret <strong>2013</strong> mencapai<br />

miliaran rupiah.<br />

Pada 2011 kerugian masyarakat mencapai Rp4<br />

miliar dan USD178.876,50, tahun 2012 meningkat<br />

mencapai Rp5 miliar dan USD56.448. Sementara<br />

itu, di awal <strong>2013</strong> sampai dengan pertengahan Maret<br />

<strong>2013</strong> kerugian mencapai Rp800 juta.<br />

Karena begitu massif dan seriusnya serangan cyber<br />

crime, maka perlu adanya dukungan dari semua pihak<br />

untuk menangkalnya.(ICT) Twitter: @arifpitoyo<br />

Majalah ICT No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

5


HOT NEWS<br />

Situs Polisi & Kemenhan<br />

pun Tumbang<br />

Majalah ICT<br />

6 Majalah ICT No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

Serangan dedemit dunia maya makin<br />

menjadi-jadi. Serangannya mulai menyasar<br />

situs-situs penting pemerintah yang<br />

ada kaitannya dengan keamanan dan<br />

pertahanan negara.<br />

Setelah situs Presiden SBY, giliran situs<br />

Kepolisian Republik Indonesia dan Kementerian<br />

Pertahanan yang disatroni hacker.<br />

Tak tanggung-tanggung, dua situs Polri<br />

sekaligus disatroni peretas yang menamakan<br />

dirinya Jember Hacker pada Kamis (16/5)<br />

selama kurang lebih 4,5 jam.<br />

Jangan dilihat waktunya yang cuma sebentar,<br />

namun ini seperti sebuah pesan moral bawa<br />

sistem teknologi informasi Polri berarti masih<br />

bisa ditembus, bahkan sampai ke admin-nya.<br />

Beberapa jam yang lalu, tampilan depan situs<br />

Divhum POLRI berganti rupa dengan gambar<br />

seseorang memakai topeng putih dengan<br />

background hitam. Selain itu, ada pula teks<br />

bergerak di bawahnya yang mengambil dua buah


HOT NEWS<br />

”<br />

Tak hanya<br />

situs<br />

kepolisian,<br />

situs<br />

Kemenhan<br />

juga diserang<br />

dedemit maya<br />

alias hacker.<br />

ayat dari Al-Quran dari Surat Al-Anaam 162-163.<br />

Tidak diketahui apa maksud dari penulisan ayat ini.<br />

Walaupun belum diketahui apa maksud dari<br />

serangannya tersebut, namun peretas ini dengan<br />

‘sukarela’ memberitahukan identitas mereka.<br />

Tidak hanya satu situs saja, ternyata website<br />

Kepolisian Daerah Jawa Timur juga berhasil dibobol<br />

oleh peretas. Dalam serangan di situs ini, peretas<br />

tidak mengganti tampilan depannya, namun<br />

mengganti nama dan domain dari websitenya.<br />

Semula situs Kepolisian Daerah Jawa Timur ini<br />

memiliki nama alamat www.jatim.polri.go.id dan kini<br />

telah berubah menjadi http://polda.masansoft.<br />

com. Meski tak ada perubahan tampilan, tapi ini<br />

menandakan bahwa penyusup bisa menembus celah<br />

keamanan sangat dalam hingga ke level admin.<br />

Ajakan untuk meretas situs kepolisian RI secara<br />

massal (www.polri.go.id) ternyata dikampanyekan<br />

di Facebook oleh akun yang menamakan dirinya<br />

Pembela Tauhid. Tak hanya ajakan, akun tersebut<br />

juga memberikan petunjuknya pada pengguna<br />

Facebook awam sekalipun.<br />

Tak hanya situs kepolisian, situs Kemenhan juga<br />

diserang dedemit maya alias hacker. Adapun situs<br />

yang diganti tampilannya (defacing) adalah situs<br />

Direktorat Jenderal Potensi Pertahanan di www.<br />

pothan.kemhan.go.id.<br />

Dalam website direktorat jenderal yang merupakan<br />

thing tank (tangki pemikir) Kementerian Pertahanan<br />

ini, tampilan berganti dengan warna hitam dan berisi<br />

tulisan “Oops Myanmar HackerWas Here”. Entah<br />

apakah ini dilakukan dari Myanmar langsung atau<br />

hanya sekadar menuliskan nama negara yang ketika<br />

adanya konflik di Rohingya, Indonesia mencoba<br />

membantu konflik di sana.<br />

Selain tulisan tersebut, tulisan lainnya adalah<br />

“Hello Indonesia Goverment, You should be proud<br />

with uneducated Indo script kiddies. coz they<br />

believe (defacing/Ddosing) to the other country<br />

websites is the best solution for them. If you would<br />

sympathize the white programmers/developers of<br />

your country & how they are feeling. you can catch<br />

such script kiddies. coz CVT are ready to provide<br />

those skiddies Informations” tulis sang Hacker.<br />

Pengganti situs ini sendiri memiliki nama inisial<br />

yaitu CVT, yang mungkin berarti Cyber Vampire<br />

Team, sebagaimana juga dicantumkan alamat akun<br />

Facebook dari mereka di http://facebook.com/<br />

cvtteam.<br />

Majalah ICT No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

7


TELEKOMUNIKASI<br />

Kinerja<br />

Menurun,<br />

Salah Siapa?<br />

8<br />

Majalah ICT<br />

Arif Pitoyo<br />

No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

Kinerja operator mengalami penurunan<br />

pada kuartal I/<strong>2013</strong>. Sejumlah operator<br />

mengklaim turunnya kinerja tersebut<br />

karena rugi kurs dan ekonomi global yang<br />

memang belum pulih, tapi tak sedikit juga yang<br />

menyalahkan kurangnya visi pemilik serta kurang<br />

kondusifnya regulasi.<br />

Diantara operator tiga besar, hanya Telkom<br />

yang mencatat kinerja positif, sedangkan XL<br />

mengalami penurunan laba bersih, bahkan Indosat<br />

mengalami peningkatan rugi bersih. Di luar ketiga<br />

operator tersebut, sudah jadi rahasia umum kalau<br />

mereka sudah lama tak<br />

meraup untung, bahkan<br />

sebagian berpendapat<br />

ekstrem, yaitu bahwa<br />

masih bisa hidup pun<br />

sudah bersyukur.<br />

Sejumlah kalangan<br />

menilai pemerintah dan<br />

regulator disalahkan<br />

terhadap turunnya<br />

kinerja keuangan<br />

operator telekomunikasi<br />

yang tercermin dari


TELEKOMUNIKASI<br />

laporan keuangan perusahaan pada kuartal I/<strong>2013</strong><br />

Suara tersebut datang dari Kamar Dagang<br />

dan Industri (Kadin) Indonesia dan Asosiasi<br />

Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), bahwa<br />

regulatory charges berupa pungutan di daerah,<br />

biaya frekuensi, dan biaya lainnya sudah terlalu<br />

tinggi.<br />

Pengusaha minta pemerintah seyogyanya selalu<br />

memberikan insentif pada operator telekomunikasi<br />

untuk membangun, dan bukannya disinsentif.<br />

Regulator juga seharusnya menciptakan iklim<br />

dimana operator tidak saling membunuh soal tarif.<br />

Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi<br />

Indonesia (BRTI) Nonot Harsono mengungkapkan<br />

penyebab turunnya kinerja operator karena<br />

tak siap dalam strategi penarifan seiring<br />

meningkatnya layanan data dari penyedia konten<br />

luar negeri dan menurunnya suara, bukannya<br />

regulasi.<br />

“Kenapa harus menduga-duga atau merajuk<br />

bahwa regulasi tidak mendukung, dijajah diam<br />

saja, maka tunggulah kebaikan hati penjajah<br />

seperti menunggu langit runtuh,” tuturnya.<br />

Regulator menengarai munculnya fenomena<br />

gunting membuat kinerja operator telekomunikasi<br />

memburuk kuartal I/<strong>2013</strong>.Anggota BRTI Nonot<br />

Harsono mengatakan fenomena gunting artinya<br />

operator membiarkan saluran dilalui data tanpa<br />

charging.<br />

Karena latah menganut faham Internet is<br />

free, data unlimited, atau tarif yang tak masuk<br />

akal seperti Rp5.000 untuk 6 bulan, nelpon<br />

gratis 7-hari 7-malam, sehingga mereka tinggal<br />

menikmati penderitaan di akhir kuartal I tahun<br />

ini.<br />

Perubahan sumber uang yang bergeser dari pipa<br />

(network) ke konten dan applikasi, membuat<br />

operator terlena dan tidak memperbaiki strategi<br />

penarifan serta tidak membina aliansi strategis<br />

dengan penyedia aplikasi.<br />

Terhadap BlackBerry dan aplikasi over the top<br />

(OTT) lainnya, operator memang tak punya<br />

bargaining position yang kuat, bukannya tidak<br />

unya sama sekali, tapi tidak mau, padahal<br />

Indonesia merupakan pasar telekomunikasi yang<br />

luar biasa dengan 240 juta penetrasi ponsel<br />

hingga saat ini. (ICT/02)<br />

Majalah ICT<br />

No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

9


TEKNOLOGI INFORMASI<br />

Siapkah Indonesia<br />

Songsong era BYOD?<br />

Era digital atau cyber<br />

ternyata benar-benar<br />

membawa perubahan pada<br />

seluruh sektor kehidupan.<br />

Arif Pitoyo<br />

tetap terhubung.<br />

Fenomena BYOD sendiri<br />

bukan hal yang baru di Indonesia,<br />

tren ini mulai menggeliat sejak<br />

Selain orang menjadi melek<br />

2009 lalu dan terus tumbuh<br />

Internet, perkembangan teknologi hingga saat ini dimana karyawan<br />

informasi ternyata juga membawa dan perusahaan mulai merasakan<br />

perubahan pada cara kerja dan budaya keuntungan signifikan dengan memiliki<br />

perusahaan.<br />

akses ke email kantor dari perangkat<br />

Berkembangnya teknologi mobile dan pribadi mereka, seperti smartphone dan<br />

cloud computing disertai tren pekerja tablet PC.<br />

profesional yang mulai membawa<br />

Dalam studi terbaru IDC, ditemukan<br />

perangkat mereka sendiri untuk bekerja bahwa 40% perangkat yang digunakan<br />

dan mengakses aplikasi kantor telah untuk mengakses aplikasi bisnis<br />

mendorong tren Bring Your Own Device merupakan perangkat milik pribadi.<br />

(BYOD) di Indonesia.<br />

Sementara laporan<br />

Arif Tak Pitoyo bisa dipungkiri, kondisi ini<br />

merupakan dampak dari meningkatnya<br />

terbaru dari Gartner<br />

menyebutkan, 80%<br />

tuntutan perusahaan yang tengah perusahaan akan<br />

menghadapi kompetisi bisnis yang kian mendukung karyawan<br />

ketat, serta semakin meningkatnya untuk menggunakan<br />

kebutuhan untuk para tablet di <strong>2013</strong>, dan<br />

pekerja agar<br />

selalu aktif<br />

dan<br />

10 Majalah ICT No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong>


TEKNOLOGI INFORMASI<br />

kalangan enterprise akan menawarkan<br />

dukungan fasilitas email dan kalender<br />

perusahaan sampai ke level perangkat.<br />

Angka ini diperkirakan akan mencapai 90%<br />

di 2014 mendatang.<br />

Perusahaan riset pasar B2B International<br />

bersama Kaspersky Lab juga melansir<br />

bahwa 72% perusahaan yang telah disurvei<br />

akan menerapkan konsep BYOD.<br />

Dan 50% dari perusahaan yang<br />

disurvei itu akan mendorong<br />

karyawannya untuk<br />

menggunakan perangkat<br />

komputasi mereka<br />

sendiri untuk bekerja.<br />

Dua tahun lagi<br />

diperkirakan, satu<br />

pekerja akan memiliki<br />

lebih dari tiga perangkat<br />

yang terhubung, meningkat<br />

cukup signifikan dari rata-rata<br />

2,8 perangkat di <strong>2013</strong> ini. Di sisi lain,<br />

inisiatif mobilitas akan mengambil porsi 20% di<br />

tahun tersebut dibandingkan dengan 17% pada<br />

<strong>2013</strong>, dimana peningkatan anggaran kemungkinan<br />

besar dialokasikan untuk kebijakan BYOD.<br />

Konsep BYOD ini dibilang mampu untuk<br />

meningkatkan produktivitas, karena ruang bekerja<br />

kita tak terpaku hanya di kantor saja, sehingga<br />

memudahkan karyawan untuk tetap terhubung<br />

dengan jaringan perusahaan kapan dan dimana<br />

saja. Namun, dibalik kemudahan tersebut perlu<br />

diwaspadai ancaman terhadap keamanan jaringan<br />

perusahaan itu sendiri.<br />

Pada akhir tahun 2012 sebanyak 38 persen<br />

Direktur Teknologi Informasi (CIO) di Amerika<br />

Serikat mendukung penggunaan BYOD,<br />

selanjutnya dari 82 persen perusahaan yang di<br />

survei bahwa pada tahun <strong>2013</strong> sebagian besar<br />

atau seluruh pekerjanya menggunakan perangkat<br />

sendiri untuk melakukan pekerjaan.<br />

Yang jadi pertanyaan, siapkah masyarakat<br />

Indonesia untuk mengganti budaya kerja<br />

kantoran menjadi di rumah atau mobile, pasalnya<br />

kebanyakan keluarga di Indonesia menganggap<br />

kalau tidak bekerja di kantor berarti menganggur.<br />

Nah! (ICT) Twitter: @arifpitoyo<br />

Majalah ICT<br />

No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

11


PROFIL<br />

12 Majalah ICT No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

Shinta Dhanuwardoyo<br />

Sosialita TI<br />

yang Cinta<br />

Batik<br />

Boleh dibilang, Shinta Dhanuwardoyo atau<br />

lebih dikenal sebagai Shinta Bubu merupakan<br />

sosok sosialita di sektor teknologi informasi<br />

dan komunikasi.<br />

Kiprahnya membangun e-commerce untuk dapat<br />

diterima di tengah masyarakat merupakan salah<br />

satu jasanya bagi industri ICT. Pengalamannya di<br />

Plasa.com hingga sekarang di bubu.com membuat<br />

Shinta tau betul bagaimana respon masyarakat<br />

terhadap online shop di Indonesia.<br />

“Sekarang sebenarnya player dari luar pun sudah<br />

banyak yang masuk, ada Rakuten, IB dengan plasa.<br />

com –nya , pemain luar pun sudah melihat di<br />

Indonesia sudah ada perkembangan e-commerce<br />

sendiri, jadi ada kebutuhan. Karena kita tau market<br />

kita bagus dan besar. Tapi perkembangannya<br />

belum dibilang signifikan,” tambahnya.<br />

Menurut dia, butuh waktu lagi untuk mengedukasi<br />

masyarakat, bagaimana membeli di internet, bayar<br />

lewat Internet, nggak semua orang biasa, jadi akan<br />

butuh waktu untuk masa edukasi ini.<br />

Diwaktu luang, Shinta yang mengaku mencintai<br />

batik, selalu rajin mengkoleksi pakaian jenis<br />

itu, sampai-sampai dia memiliki blog namanya<br />

batikantik.com.<br />

“Kemarin sempet ke Jepang untuk membantu<br />

mengurasi batik yang masuk ke beberapa<br />

department store di Jepang. Jadi saya yang supply


PROFIL<br />

batik ke Jepangnya,” kata ibu dengan dua putri<br />

tersebut.<br />

Dengan motto hidup Learning by doing, Shinta<br />

berusaha membuat segala sesuatu itu menjadi<br />

mudah untuk dijalani karena kita belajar dari situ.<br />

“Menurut saya kalo kita mau melakukan satu ya<br />

udah kerjain aja, nanti kita pasti belajar dari situ.<br />

Ada hikmahnya, gak gampang.. semuanya harus<br />

belajar,” katanya.<br />

Bagi Shinta, sukses berarti bisa seimbang antara<br />

kehidupan keluarga, kehidupan kerja, kehidupan<br />

sosial, kehidupan kita beragama, dengan bisnis<br />

juga, itu membuatnya merasa sudah sukses.<br />

“Cuma itu hal yang tersulit kayaknya ya.. membagi<br />

waktu untuk semuanya bisa balance,” tambah<br />

Shinta yang memiliki cita-cita agar Indonesia<br />

mempunyai sebuah perusahaan yang bisa dibilang<br />

world class.<br />

Menurut dia, sebagai entrepreneur juga harus<br />

lebih kreatif, responsible karena punya anak buah,<br />

harus bisa membuat perusahaan jalan terus, jangan<br />

sampe mandek. (ICT)<br />

”<br />

Yang tersulit<br />

kayaknya ya..<br />

membagi waktu<br />

untuk semuanya<br />

bisa balance."<br />

Majalah ICT<br />

No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

13


GALERI<br />

Indosat hadirkan paket Indosat Mentari<br />

Aura—Indosat Mentari Aura merupakan<br />

solusi untuk para wanita Indonesia yang aktif<br />

bersosialisasi, sekaligus selalu ingin dekat<br />

dengan keluarga melalui layanan suara,<br />

SMS, akses data dan sosial media. Dengan<br />

paket Indosat Mentari Aura pelanggan<br />

mendapat Gratis telpon ke 4 nomor keluarga<br />

dan teman 24 Jam Nonstop, Gratis Unlimited<br />

akses Facebook dan Twitter dan Gratis<br />

Unlimited Akses ke website berlaku sampai<br />

dengan 30 hari. Semua kemudahan tersebut<br />

dapat diakses melalui *123*400#.<br />

AXIS merilis<br />

penawaran mobile<br />

advertising—<br />

Layanan baru ini<br />

akan memungkinkan<br />

pelanggan AXIS<br />

untuk memeriksa<br />

sisa pulsa pada<br />

nomor AXIS-nya,<br />

menerima informasi<br />

penawaran terbaru<br />

dari AXIS, dan<br />

mendapatkan<br />

rekomendasi paket data terbaik sesuai<br />

kebutuhan mereka. Semua dapat<br />

dilakukan saat pelanggan sedang<br />

mengakses situs favorit mereka<br />

kapanpun, di manapun. Layanan gratis ini<br />

bertujuan untuk menyediakan informasi<br />

yang sesuai dengan pelanggan, bahkan<br />

saat pelanggan tidak sedang mengakses<br />

website dan portal AXIS.<br />

14 Majalah ICT No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

Telkomsel tawarkan Telkomsel Poin<br />

Dining Experience—Menyambut Ulang<br />

Tahun Telkomsel ke-18, dan untuk<br />

memanjakan penggunanya, Telkomsel<br />

menawarkan program “Telkomsel Poin<br />

Dining Experience, 100% CashBack!”.<br />

Program ini berlaku untuk pembelian<br />

voucher kuliner melalui mekanisne tukar<br />

poin. Program ini berlangsung di 3 mall kota<br />

besar di Indonesia, yaitu Gandaria City Mall<br />

(Jakarta), Tunjungan Plaza 3 (Surabaya)<br />

dan Merdeka Walk (Medan). Progam ini<br />

berlangsung setiap hari hingga 31 Mei <strong>2013</strong>,<br />

kecuali di Jakarta, berlaku pada hari Minggu<br />

- Jumat, pukul 16:00 WIB - 22:00 WIB.<br />

Namun, program ini tidak berlaku di hari<br />

Sabtu dan hari libur nasional.<br />

Nokia merilis Nokia Lumia 925—Nokia<br />

Lumia yang disebut juga dengan versi<br />

“Catwalk” menampilkan bentuk yang<br />

berbeda karena tubuhnya dibuat dari<br />

alumunium untuk frame utama, meski di<br />

bagian belakang masih menggunakan<br />

polikarbonat.


GALERI<br />

Asus Indonesia meluncurkan Asus Padfone<br />

2. Asus mengumumkan ketersediaan seri<br />

Asus Padfone 2 di Indonesia yang ditandai<br />

dengan dimulainya pemesanan awal (preorder)<br />

perangkat berlayar 4,7 inci ini lewat situs<br />

Erafone (www.erafone.com). Asus Padfone<br />

2 merupakan penerus dari generasi Padfone<br />

sebelumnya. Disebut Padfone karena desain<br />

uniknya yang mengadopsi desain hibrida antara<br />

smartphone 4,7 inci dan tablet 10.1 inci.<br />

Lenovo-MTV CO—LAB umumkan pemenang<br />

dari Indonesia. Para juara itu adalah Fahmy<br />

Arsyad Said, Adhika Prastomo, Zefanya<br />

Dolorosa dan Rahmat Tri Basuki. Dipilih dari<br />

351 proyek terdaftar, keempat pemenang<br />

akhir di tingkat nasional Indonesia merupakan<br />

telenta-talenta yang paling kreatif di Indonesia<br />

dalam empat kategori kreatif: DJ, Vokalis /<br />

instrumentalis, Pembuat Film, dan Seniman<br />

Motion Graphic.<br />

AXIS<br />

menghadirkan<br />

AXIS Live—<br />

‘AXIS Live’<br />

memberikan<br />

pengalaman<br />

terintegrasi<br />

secara<br />

menyeluruh dan<br />

pengelolaan<br />

berbagai<br />

multimedia<br />

pada perangkat<br />

Android, yang<br />

memungkinkan<br />

pelanggan<br />

AXIS untuk<br />

menemukan dan<br />

mengelola konten<br />

digital mereka<br />

secara lebih mudah, serta dapat menikmati<br />

hiburan di mana pun. Aplikasi AXIS Live<br />

tersedia dan dapat diunduh secara GRATIS di<br />

http://axisworld.co.id/live<br />

Fujitsu umumkan Fujitsu Innovation<br />

Challenge—Inisiatif Fujitsu Innovation<br />

Challenge ini, merupakan sebuah kompetisi<br />

yang diadakan bagi para mahasiswa di<br />

Indonesia untuk menciptakan aplikasi inovatif<br />

dengan menggunakan teknologi otentikasi<br />

pembuluh darah terbaru dari Fujitsu,<br />

PalmSecure.<br />

Majalah ICT No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

15


BEDAH GADGET<br />

Ponsel Illegal Marak,<br />

Gita Geram<br />

Majalah ICT<br />

16 Majalah ICT No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

Ponsel hasil selundupan, atau ponsel illegal,<br />

atau lebih keren disebut ponsel Black<br />

Market, ternyata sudah menjadi wabah di<br />

Indonesia. Boleh dibilang, ponsel yang belum<br />

secara resmi diluncurkan vendor di Indonesia pun<br />

sudah bisa ditemukan di pasar BM.<br />

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan<br />

mengungkapkan, banyak perangkat telepon pintar<br />

dan tablet keluaran terbaru yang dijual di berbagai<br />

sentra penjualan gadget di Indonesia ternyata<br />

merupakan barang ilegal.<br />

Tidak main-main, akibat dari hal itu negara<br />

dirugikan triliunan rupiah dari peredaran barang<br />

elektronik ilegal tersebut.<br />

Saat melakukan inspeksi mendadak di pusat<br />

perbelanjaan elektronik ITC Roxy Mas Jakarta,


BEDAH GADGET<br />

Rabu (8/5/13), mendag<br />

bahkan langsung menemukan<br />

pelbagai perangkat telepon<br />

pintar seri terbaru tanpa<br />

dilengkapi kartu garansi, label<br />

izin dari Direktorat Jendral<br />

Pos dan Telekomunikasi<br />

serta tanpa buku panduan<br />

berbahasa Indonesia.<br />

Selain itu, Mendag juga<br />

menemukan beberapa produk<br />

yang dijual dengan kartu<br />

garansi palsu. Bahkan ada satu<br />

gerai yang memproduksi kartu garansinya hasil<br />

jiplakan atau duplikat. Produk-produk elektronik<br />

yang masuk ke Indonesia secara ilegal dan tidak<br />

terdaftar secara resmi tidak diperbolehkan untuk<br />

dijual di Indonesia.<br />

Menanggapi hal itu, Asosiasi Pengusaha dan<br />

Importir Telepon Genggam (Aspiteg) membantah<br />

banyak beredar smartphone Black Market (BM) di<br />

Indonesia, karena yang ada hanyalah perbedaan<br />

antara garansi toko dan garansi ATPM (agen<br />

tunggal pemegang merek) handphone<br />

Boni Angga Budiman, Sekjen Aspiteg,<br />

mengungkapkan antara garansi toko dan ATPM<br />

atau distributor resmi semuanya sama sudah<br />

memenuhi persyaratan dari perdagangan.<br />

Asosiasi itu mengklaim tidak ada ponsel BM,<br />

semuanya sudah mengikuti aturan, baik buku<br />

manual maupun kartu garansi. “Kalau disidak dan<br />

ditemukan penyimpangan, nanti kami akan cek<br />

bentuk kesalahannya,” tuturnya.<br />

Handphone BM maksudnya adalah handphone<br />

yang beredar di pasar tanpa melalui distributor<br />

resmi atau melalui jalur penyelundupan.<br />

Terkait banyaknya smartphone yang ada di pasar<br />

hanya dengan garansi toko, Boni berkilah kalau<br />

keran impor memang sudah dibuka.<br />

Kalangan distributor resmi ponsel menyambut<br />

mengaku tidak tahu persentase ponsel BM di pasar<br />

meski dia mengakui ada banyak ponsel tipe baru<br />

tetapi BM di pasar.<br />

Maraknya ponsel illegal itu membuat kerugian di<br />

pihak distributor karena harga BM tentunya lebih<br />

murah. Harga distributor tak bisa bersaing karena<br />

kita kan masuk resmi dengan bayar PPN. (ICT/03)<br />

Majalah ICT<br />

No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

17


REGULASI<br />

Heru Sutadi<br />

Optimalisasi jaringan<br />

Saatnya Sharing<br />

Sumber Daya<br />

Bisnis telekomunikasi di Indonesia,<br />

di satu sisi menampakan<br />

kemajuan penggunaan teknologi<br />

dan pertumbuhan pengguna<br />

yang sangat signifikan, namun di sisi<br />

lain kompetisi menjadi demikian ketat.<br />

Jumlah pemain yang cukup banyak—<br />

baik itu untuk untuk lisensi fixed<br />

wireless access (FWA), seluler termasuk<br />

broadband wireless access (BWA),<br />

membuat tidak semua penyelenggara<br />

telekomunikasi mendapatkan<br />

pendapatan seperti yang diharapkan.<br />

Seperti yang terjadi dengan PT<br />

Bakrie Telecom (BTEL) Tbk. Selain<br />

pengguna yang berkurang hingga 2<br />

juta pengguna dibanding pada 2011,<br />

dalam laporan keuangan terakhir untuk<br />

2012, BTEL menderita kerugian hingga<br />

18 Majalah ICT No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

mencapai Rp3,13 triliun. Tidak jauh<br />

berbeda dengan BTEL, operator lain<br />

PT SmartFren—yang memiliki lisensi<br />

FWA dan Seluler, mengalami kondisi<br />

yang hampir sama. Sepanjang 2012,<br />

Smartfren merugi hingga Rp1,56 triliun.<br />

Jumlah penyelenggara telekomunikasi<br />

yang saat ini mencapai 10 operator<br />

mengakibatkan persaingan amat ketat.<br />

Sementara itu, unsur utama untuk<br />

memenangkan persaingan atau hanya<br />

sekadar mempertahankan “hidup”, yaitu<br />

tarif dan kualitas, sudah sulit dilakukan.<br />

Tarif yang sudah sangat rendah sulit<br />

untuk dibuat rendah lagi. Sementara,<br />

frekuensi sebagai salah satu komponen<br />

penting dalam penyelenggaraan<br />

telekomunikasi khususnya bergerak<br />

seluler sudah semakin terbatas.


REGULASI<br />

Dari kondisi tersebut, walaupun akan<br />

berbeda untuk masing-masing operator,<br />

ini merupakan saat yang tepat untuk<br />

duduk bersama menyusun strategi<br />

bagaimana menyelamatkan industri<br />

telekomunikasi melalui konsolidasi.<br />

Konsolidasi dapat dilakukan dengan<br />

dua metode utama, yaitu antaroperator<br />

melakukan penggabungan atau<br />

akuisisi, serta dengan menggunakan<br />

semua jaringan termasuk sumber daya<br />

frekuensinya secara bersama agar<br />

lebih optimal. Metode penggabungan<br />

atau akuisisi mungkin lebih sulit<br />

dilakukan mengingat masing-masing<br />

operator tetap ingin berusaha sendirisendiri<br />

serta khawatir akan dikaitkan<br />

dengan kepemilikan silang—meski UU<br />

telekomunikasi tidak melarang hal ini<br />

Sehingga, pemanfaatan jaringan mau<br />

tidak mau harus dilakukan. Semisal di<br />

frekuensi 800 MHz, dengan masingmasing<br />

mendapat 5 MHz sesungguhnya<br />

tidak memenuhi kebutuhan untuk<br />

bersaing dalam memberikan layanan<br />

data. Apalagi, teknologi-teknologi<br />

terbaru selalu bersifat bandwidth<br />

hunger, butuh frekuensi lebih besar.<br />

Dan itu tidak hanya di 800 MHz<br />

atau untuk operator yang menghuni<br />

frekuensi tersebut saja, sebab dalam<br />

kenyataannya, alokasi frekuensi<br />

yang ada sekarang ini tidak imbang,<br />

kebutuhan jauh lebih besar dari alokasi<br />

frekuensi yang ada saat ini, termasuk<br />

bagi Telkomsel maupun XL Axiata yang<br />

baru saja mendapatkan blok k-3 3G,<br />

yang tambah lagi belum bisa dipakai<br />

karena penataan yang molor.<br />

Pemanfaatan jaringan<br />

Dengan menggunakan jaringan<br />

bersama, maka jaringan akan lebih<br />

optimal. Frekuensi yang digabungkan<br />

antara satu operator dengan lainnya<br />

juga lebih optimal. Hanya saja, dalam<br />

implementasi harus tetap jelas kewajiban<br />

membayar BHP pita, dimana operator<br />

yang dialokasikan frekuensi lah yang<br />

membayar. Kemudian juga soal lisensi,<br />

penyelenggara jaringan seluler nasional<br />

bisa menggabungkan frekuensi dengan<br />

operator seluler lain yang bersifat<br />

nasional, sementara misalnya FWA bisa<br />

dengan pemegang lisensi FWA lain.<br />

Dan menariknya, implementasi ini<br />

tidak memerlukan perubahan UU, cukup<br />

dengan persetujuan Menteri saja, yang<br />

tentunya dapat dituangkan dalam bentuk<br />

Permenkominfo mengenai pengaturan<br />

penggunaan frekuensi secara bersama<br />

sebagai turunan dari PP No. 53/2000<br />

tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi<br />

Radio dan Orbit Satelit. Dan jika Menteri<br />

Kominfo concern untuk memenuhi<br />

beberapa target seperti MP3EI, WSIS<br />

termasuk ASEAN ICT Masterplan, serta<br />

mewujudkan broadband for all dan ikut<br />

membangun broadband economy, tidak<br />

ada alasan yang kuat untuk menolaknya.<br />

Majalah ICT<br />

No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

19


CYBERLIFE<br />

Arif Pitoyo<br />

20 Majalah ICT No. 10• 20 Mei—02 Juni <strong>2013</strong><br />

Uang Digital<br />

Temukan<br />

Momentum<br />

Kelahiran<br />

uang digital<br />

sebenarnya<br />

sudah lama,<br />

yaitu sejak 2009,<br />

namun kiprahnya<br />

seperti hidup<br />

segan mati tak<br />

mau. Seperti juga<br />

layanan pesan<br />

singkat (SMS)<br />

saat awal-awal<br />

kehadirannya,<br />

juga sepertinya<br />

jauh dari<br />

ekspektasi seperti<br />

perkembangannya saat ini.<br />

Wajar saja, di awal kedatangannya, pengguna<br />

hanya bisa melakukan SMS antar sesama operator,<br />

sehingga gregetnya kurang. Namun, setelah<br />

layanan tersebut bisa diakses lintas operator,<br />

perkembangan SMS bak jamur di musim hujan.<br />

Demikian halnya dengan uang digital, setelah<br />

ketiga operator sepakat bekerja sama bisa<br />

melakukan transfer uang lintas operator, maka<br />

perkembangannya diprediksi akan pesat, terutama<br />

bila mengutip ungkapan Menkominfo Tifatul<br />

Sembiring, bahwa ke depan, uang akan selalu<br />

dalam genggaman, yaitu dalam sebuah ponsel.<br />

Tak tanggung-tanggung, Tifatul langsung<br />

memasang target jumlah pengguna uang digital<br />

di Indonesia sebanyak 50 juta orang pada akhir<br />

tahun ini seiring dengan adanya kerja sama<br />

transfer uang lintas operator.<br />

Berdasarkan data Asosiasi Telekomunikasi Seluler


CYBERLIFE<br />

”<br />

Kolaborasi<br />

antara industri<br />

telekomunikasi<br />

dan bank<br />

diharapkan bisa<br />

mempercepat<br />

terwujudnya<br />

masyarakat<br />

nontunai.<br />

Indonesia (ATSI), jumlah pengguna uang digital<br />

di Indonesia hanya 2,6 juta orang meliputi Tcash<br />

2 juta orang, sedangkan XL TUnai dan Dompetku<br />

Indosat masing-masing 330.000 orang dan<br />

300.000 orang.<br />

Awalnya, kemampuan operator dalam<br />

menjalankan bisnis yang biasanya dilakukan<br />

oleh perbankan menimbulkan kecemburuan dan<br />

kekhawatiran perbankan mendapatkan saingan.<br />

Namun, sebenarnya hal itu tidak harus terjadi.<br />

industri perbankan memiliki keunggulan layanan<br />

jasa keuangan tapi terkendala jangkauan geografis.<br />

Jangkauan geografis dan jangkauan strata<br />

penghasilan menjadi keunggulan industri<br />

telekomunikasi dengan 120% penetrasi pengguna<br />

seluler dan mencakup 95% wilayah geografis.<br />

Kolaborasi antara industri telekomunikasi dan<br />

bank diharapkan bisa mempercepat terwujudnya<br />

masyarakat nontunai yang sebenarnya sudah<br />

dimulai 2007 dengan dilincurkannya e-money dan<br />

pengiriman uang 2008 oleh 3 operator.<br />

Dengan adanya layanan pengiriman uang<br />

elektronik lintas operator, seluruh pelanggan tiga<br />

operator yang berjumlah 230 juta pelanggan<br />

dapat melakukan transaksi pengiriman uang,<br />

contohnya pelanggan Tcash (Telkomsel) dapat<br />

melakukan transaksi transfer ke pelanggan XL<br />

Tunai (XL) maupun ke pelanggan Dompetku<br />

(Indosat) demikian juga sebaliknya.<br />

Gubernur Bank Indonesia Darwin Nasution<br />

mengungkapkan ke depan, diharapkan semakin<br />

banyak operator seluler dan bank yang mengikuti<br />

jejak berinovasi sehingga memberikan nilai tambah<br />

bagi kemajuan industri<br />

sistem pembayaran dan<br />

perbankan.<br />

Bila operator sudah<br />

mampu melakukan<br />

aktivitas perbankan,<br />

maka bisa saja suatu<br />

saat operator memiliki<br />

anak usaha sebuah<br />

bank. Dan bila itu<br />

terjadi, pasti industri<br />

less cash money bisa<br />

makin bertumbuh.(ICT)<br />

Twitter: @arifpitoyo<br />

Majalah ICT<br />

No. 08• 6—19 Mei <strong>2013</strong><br />

21


Diterbitkan oleh:<br />

Indonesia ICT Institute<br />

ALAMAT REDAKSI &<br />

KOMERSIAL:<br />

VILLA CEMARA NO. 22<br />

JL. SAWANGAN RAYA-DEPOK<br />

TELP: 021-7750301,<br />

FAX: 0217756782, HP:<br />

081511510000<br />

EMAIL: REDAKSI@<br />

MAJALAHICT.COM<br />

WWW.MAJALAHICT.COM<br />

Majalah ICT<br />

All about ICT in Indonesia<br />

Telah<br />

Hadir

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!