04.05.2013 Views

Kelas IX_SMP_IPA_Sukis Wariyono.pdf

Kelas IX_SMP_IPA_Sukis Wariyono.pdf

Kelas IX_SMP_IPA_Sukis Wariyono.pdf

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Sumber: Fauna “Mamalia 2”,<br />

2003<br />

Gambar 4.5 Sapi lebih<br />

mudah mencerna makanan<br />

karena dibantu enzim selulase<br />

yang dihasilkan oleh saluran<br />

pencernaannya<br />

56 <strong>IPA</strong>-BIOLOGI 3<br />

2. Adaptasi Fisiologi<br />

Berbeda dengan adaptasi morfologi yang tampak dari luar diri<br />

makhluk hidup, adaptasi fisiologi tidak begitu tampak sehingga sulit<br />

mengenalinya. Hal ini karena berkaitan dengan fungsi organ tubuh<br />

bagian dalam Beberapa contoh adaptasi fisiologi pada makhluk<br />

hidup sebagai berikut.<br />

a. Adaptasi terhadap kadar oksigen<br />

Oksigen merupakan zat yang sangat diperlukan makhluk<br />

hidup untuk pernapasan. Oleh karena itu, perubahan kadar zat<br />

tersebut di lingkungan akan sangat memengaruhi aktivitas organ<br />

tubuh.<br />

Di berbagai tempat dengan ketinggian yang berbeda, kadar<br />

oksigennya akan berbeda. Kadar oksigen di dataran rendah cukup<br />

tinggi. Makin tinggi suatu tempat, kadar oksigennya makin rendah.<br />

Apa yang akan terjadi, jika seseorang berpindah dari dataran rendah<br />

ke dataran tinggi atau sebaliknya? Ingatlah bahwa oksigen dari alat<br />

pernapasan akan diangkut ke sel-sel tubuh oleh sel darah merah<br />

(eritrosit). Di dataran rendah kadar oksigen udara cukup tinggi<br />

sehingga absorbsi oksigen oleh pembuluh kapiler dapat berlangsung<br />

secara efektif dengan jumlah eritrosit yang normal. Apa yang akan<br />

terjadi jika orang yang jumlah eritrositnya normal pindah ke dataran<br />

tinggi yang kadar oksigennya rendah? Karena yang bertugas<br />

mengangkut oksigen di dalam tubuh adalah eritrosit, tubuh akan<br />

beradaptasi secara fisiologis dengan meningkatkan jumlah eritrosit<br />

(sel darah merah). Dengan demikian, pengikatan oksigen di dalam<br />

alat pernapasan dapat berjalan efektif.<br />

b. Adaptasi pada sistem pencernaan<br />

Pernahkah kamu melihat saluran pencernaan herbivora,<br />

misalnya sapi? Saluran pencernaan herbivora panjang dan menghasilkan<br />

enzim selulase yang dapat menguraikan selulosa. Dengan<br />

adanya selulase, pencernaan makanan yang berupa tumbuhan menjadi<br />

lebih mudah. Ingatlah, sel tumbuhan mempunyai dinding yang<br />

kuat, yang sulit untuk dicerna hewan.<br />

Adaptasi fisiologi pada sistem pencernaan juga terjadi pada<br />

cacing Teredo navalis (hewan semacam kerang pengebor). Hewan<br />

ini sering disebut cacing kapal karena perusak kayu galangan kapal.<br />

Teredo navalis muda yang baru menetas mempunyai sepasang<br />

cangkok. Pada tepi cangkok terdapat gigi mirip kikir yang berfungsi<br />

mengebor kayu. Setelah dewasa, Teredo navalis menjadi makhluk<br />

mirip cacing. Pada saluran pencernaannya terdapat kelanjar yang<br />

mampu menghasilkan enzim selulase. Dengan enzim itulah kayukayu<br />

yang telah dilumatkan dengan gigi kikirnya dapat dicernakan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!